Teknik Analisis Data
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. 65 Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk
mengukur apa yang hendak di ukur. Menurut Riduwan, koefisien korelasi dalam uji validitas dapat dilakukan dengan rumus pearson, 66 yang dalam
penghitungannya menggunakan aplikasi SPSS. Uji validitas ini akan melibatkan 30 orang responden dengan signifikansi 5%, maka nilai df=n-2, df=30-2=28 sehingga tabel r product moment pada signifikansi 5%, didapatkan angka r tabel= 0,361. Selanjutnya dengan membandingkan nilai r yang didapat dari tabel r
64 Hamzah H.B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2010, h. 70. 65 Ibid, h. 352.
66 Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfabeta, 2004, h. 110.
dengan r hasil perhitungan, jika r tabel < r hasil hitung, maka item dinyatakan valid. Apabila dalam uji coba pertama belum valid, maka akan dilakukan uji coba kedua dengan memperbaiki instrumen uji coba yang tidak valid hingga instrumen dinyatakan valid semua.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang berupa kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Uji
Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach, 67 dengan bantuan aplikasi SPSS dengan nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah lebih
dari 0,7 dan dinyatakan cukup baik dan jika nilai lebih dari 0,8 maka dinyatakan baik.
3. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, dependent variable dan independent variable keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. 68
Mendeteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumb diagonal dari grafik normal P-P Plot. Dasar pengambilan keputusan:
67 Ibid, h. 125. 68 Triton, SPSS 13.0 Terapan. ANDI : Jogjakarta, 2005, h.79
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dari hasil analisis SPSS terlihat bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas yang digambarkan pada:
a. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
b. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0.
c. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
5. Uji Hipotesis
Untuk uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan teknik statistik regresi sederhana; regresi ganda; korelasi sederhana dan korelasi ganda dengan menggunakan SPSS.
a. Persamaan regresi sederhana digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi/ dirubah-rubah atau dinaik-turunkan, sehingga hasil dari analisis regresi ini bermanfaat untuk membuat keputusan a. Persamaan regresi sederhana digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi/ dirubah-rubah atau dinaik-turunkan, sehingga hasil dari analisis regresi ini bermanfaat untuk membuat keputusan
b. Persamaan regresi ganda digunakan dengan maksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik
turunkan nilainya). 70
c. Rumus korelasi Pearson Product Moment (PPM): Korelasi PPM ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel. Korelasi PPM dilambangkan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (- 1≤ r ≤ 1) apabila nilai r = -1, artinya korelasinya sangat negatif sempurna, r = 0 artinya dan tidak ada korelasi , dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan harga akan ditunjukan dengan tabel berikut:
Interval koefesien korelasi Interval Koefesien
Tingkat hubungan
Sangat kuat
Cukup kuat
Sangat rendah
Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan Variable X terhadap Y dapat ditentukan dengan koefesien determinan.
69 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2010, h. 260. 70 Ibid, h. 275.
Pengujian lanjutan adalah uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variable X terhadapY. maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan bantuan SPSS,
Distribusi (table t ) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (df = n-1) dengan kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti signifikan dan t hitung < t tabel berarti tidak signifikan.
Analisis korelasi berganda digunakan untuk menguji hipotesis ke 3 dengan bantuan SPSS, yaitu ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi terhadap kinerja guru.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi korelasi berganda dicari dulu F hitung dengan bantuan SPSS, kemudian dibandingkan dengan F tabel.
F hitung ≥ F tabel (terima Ha) berarti signifikan dan apabila
Kaidah pengujian signifikansi adalah jika
F hitung ≤ F tabel berarti tidak signifikan (tolak Ha ). Mencari nilal F tabel mengunakan tabel F dengan
taraf signifikan α = 0,5.