Studi Alokasi Penggunaan Lahan untuk Tujuan Optimasi Pelestarian Lingkungan dengan lntegrasi Penggunaan Model Hidrologi, SIG, dan Pendinderaan Jauh
SWUDI ALOKASI PEPlGGUrXAAAl LAHAN
UNTUK OPTIMASX PELESTARXAN LXNGKUNGAN
DENGAN INTEGRASI PENGGUNAAN MODEL HIDROLOGX,
StG, DAN PENGINDERAAN 3AUH
Oiefr:
FABtOtA BABY SARUINSONG
Nrp P325UUU07
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANXAN BUGOR
2002
ABSTRAK
FABIOLA BABY SAROINSOMG. Studi AXokasi Penggunaan Lafian untu k
Qptimasi Pelesbrian Lingkungan dengan Integrasi Penggunaan Modef
Efidrolugi, SIG, dan Penglinderaan Jau h, Studf Kasus DAS Cianjur, Kabupatthn
Clanjur.
Dibimbing aleh HAD1 SUSlLQ ARtElN dan KOMARSA
GANDASASMITA.
Penetitian ini dilakukan dengan tujuan: (1 ) menganafisis pola spasial
sumberdaya fahan dan penggunaan M a n , serta (2) rnernbuat zonasi alokasi
penggunaan latran yang b a s i s agru-ekufogis, Mengingat pertirnbangan mutti
kriteria dalam pemecahan mssaleh dan pemonasian berimplikasi pada
kekompleksan pernbangkitan data dan analisis, maka dimanfaatkan slstem infarmasi
geografis f SIG) dan model pengambilan keputusan.
Sedangkan infarmasi
mengenai penutupan latran dan penggurtaan lahan aktual dipemleh dengan teknik
penginderaanjauh &lam ha1 ini khsifikasi penutupan lahan dari citra Landsat f M.
Penelitian dilakukan di DAS Cianjur, Kabupaten Cianjur Jawa Barat yang
rnerupakan daerah tangkapan air dan sahh satu mntw produksi prtanian. Luas
DAS adalah 5935.42 ha dengan kefinggian krvariasi mulai 275 m sampai 2862.5 rn
dpl. Lokasi geografis rnenunrt zona UTM 48 adatah 0252608 sampai 9242753 m U
rjan 719529 sampai 754764 rn T. Terdapat 25 desa pada 6 kearnatan berbada
dafam DAS ini. Xtik akhir DAS ditentukan di bagian barat, tepainya pada 9244998
m U,745731 m T, yaitu sebelum Sungai Ciartjur krgabung dengan Sungai Cilaku.
Citra Landsat TM tahun 2000, peta tanah (diterbitkan oteh PUSLIPANAK
tahun 19841, peta-peta rupa bumi (diterbitkan aleh BAKQSURTANAL tahun in ZOUQ),
GPS, perangkat lunak SIE dan pendukungnya (Arc View 3.2, Errnapper 6.0, Map
Info 5.1, Microsoff Acces, dan Microsaft Excel), rnerupakan bahan dan alat yang
digurtakan dalam penelitian.
Secara umum kegiatan penetitiafl dibedakan atas: (1) pngumpulan data
DAS berbasis SIG dengan struktur data vektor, (2)analisis pala spasial sumberdaya
lahan dan penggunaan lahan, serta (3) pembangunan dan aplikasi model sedertrana
untuk rnembantu alokasi fahan secara ago-ekologis.
Penutupan lahan diturunkan dari citra Landsat TM dengan menggunakan
metode klasifikasi terbirnbing ateu supemBed-maximum likelihaod classiTtation
me#&.
Kmiringan lereng diturunkan dari pata konfur dijital. Analisis kesesuaian
Lahan menggunakan met& evatuasi dari FAO.
Pengtlkuran keberlanjutan penggunaan khan dalarn penelitian ini
-
yang
mana rnengarnbil bagian dirnensi tingkungan dari perencanaan integratif - diiakukan
meblui W k s i indiicator dampak lingkungan dalarn fraf itli erosi bnah. Jumlah erosi
tanah dihitung dangan rumus USLE yang ditetapkan Wischmeier dan Smith parhrna
kal pada tahun 1978 ddan dittandingkern dengan TSL.
Sedangkan batasan
ketayakn sushi akonarni penggunaan hhan ditentukan oleh penerirnaan dan
kamarnpuan pengsbtaan masyarnkat seternpat serta rasio BIC.
Pula spasial surnberdaya tahan dan penggunaan bhan secara urnurn edalah
sebagai beriirut. Daerah-daerah datar (0%)
dan landai (34%) umurnnya diternui di
datatan rendah dan b i k untuk banyak penggunaan M a n , tetapi karma alasan
priw&as bbih dipenrntukkan bagi penggunaan lahan sawah dan perrnuirimn.
Daerafidaerah ini sangat optimal untuk padi sawah dilihat dari suhu, kelernbaban,
dan aksesibiliias terhadap surnber air. Sementam di daerah-daerah bergunung dan
brfrukit (>25%) umurnnya tersebar di dataran tinggi dalam ha1 ini Gunung Gede
Pangrango dan perbukitcxri Geulis, Anak-anak sungai dijurnpai daiam jurntah b s a r
tetapi aksesibilitasnya rendah. Curah hujan juga tinggi, tetapi tidak ada apliirasi
pengelolaan untuk rnenyirnpan air dalam waktu lama. Tegalan sayuran dataran
tinggi banyak ditemui. Faktar pernbatssnya teruhrna kerniringan lereng yang
rnernbutuhkan aplikasi pengefolaan khusus.
Daerahdaerah yang terletak di antara 750-1250 m d.p.1. rnerupakan
pnggunaan terluas karena semua penggunaan khan pertartian ditemukan di sini.
TMak diternui perkclaan propofsi ekstrirn kmali perkebunan teh, terutama pada
elevasi 750-1000 m d.p.1. Dapat dibtakan bahwa daerah ini mwupakan daerah
fransisi. Sementara dasmbdatmrah yaw terleiak pada slevasi 3 1 750 rn d.p.1.
digunakan untuk pertanian paling sedikit. Hal ini terkait dengan kareakteristikkarakteristik tahannya yang tidak begitu cx>cok clan layak untuk pertanian intensif,
juga dengan adanya kenyaban bahwa sebagian besar dirnilih oleh Perhutani atau
difungsikan sebagai hutan lintlung.
Teh memiliki toieransi dengan interval sarnpit untuk perturnbuhan &n
produbi, apa1agi perkebunan rnemitiki pengeklaan dan kepemilikan khusus.
Karma it# perkcbunan teh tidak terdistribusi s e a m luas. Tegelan, kebun
campuran, dan talun ditemukan di semua bnis tanah meskipun kadang-kadang
dalarn pruporsi yang kecil. Hal ini karena jenis tanaman yang dapat dibudidayahn
&lam ketiga penggunaan lahafi peftanian itli sangat bervariasi, Oengan demikian
rnereka msrniliki intervat toleransi yang t&ih labar terhadap eiavasi, kernkingan
lahan, dan jenis tanah. Hutan sebnamya memiiiki karakterrstik yam sama &&pi
distribusinya dibatasi oieh rendahnya daya tarik ekonomi.
Pola spsial psnggunsan lahan menurut tiga W H a k t l k pnting
surnberdaya lahan yaitu kerniringan tereng, alevasi dan enis tanah adalah sebagai
brikut. Sernakin tajam iremiringan tereng, %makin kecii proparsi samrlx dan
pemukirnan, sefraliknya semakin tr-r
proporsi hutan, irebun campumn dan talun,
Pa& daerah datar (0-3%), pmposi sawah r n w p a i 66%, a e m t a m huian
diternui hanya Q,3%. Pada d a ~ a h
sangat wram (>45%), pr+
hutan menwpai
88.5%, sedangkan sawah sama sekali tidak clitemukan. Tegalan rnerniliki proporxi
t W r (48.5%) pada daerah dengrsn kerniringan sedang, Semakin tinggl eiwasl,
sernakin kecil propursi sawah. Haf sebaiiknya h h k u untuk hutan yang &irkan
menwpai 100% pa& elevasi
m cf.p.1. Semua jenis penggunaan lahan
ditemui pada daerah yang mrniliki etevasi 75U-I250 rn dpl dangan propmi yang
hampir berimbang atau tanpa nihi ekstrirn kecuaIi untuk pekebunan teh. Sehingga
dapat dikatakan daemh ini rnmpakan daerah yang paling luas psnggtinaannya,
atau mmpakan d a w h tranaisi.
Setiap penggunaan Lahan terdiWbusi pada
jenis(-jenis) tanah tertentu yang memenuhi persyamtan fisik dan kirnia tanah.
Sebagai contoh, distribusi sawah l&ih terkowntrasi pada daerabdaerah dexlgan
drainase buruk.
Meskipun bnis tanah behitan dengan distribusi spasial
penggunaan lahan, namun pengaruhrtya terfradap proses pengambilan keputusan
petmi fidak M r a fangsung. Petani rneiihat jenis tanah hanya dalam kaitan
pefturnbuhan dan produksi tanaman.
Model atokasi penggunaan lahen agro-ekalogis dibangun dsngan basis data
yang rneliputi karakteristik surnberdaya lahan dan penggunaan lahan, kandisi umum
sasial ekunami, serta kebijakan psrnerintah.
Tiga analisis utama yang tercakup
datarn model ini sdalah kesesuaian lahan, ketayakan sosial akonomi, dan tentunya
bahaya erosi. Uetuaran model atokasi lahan agreekotagis adalatr sebagai berikut:
4 . Prazonasi:
a. Karakteristik sumberdaya fahan berdasarkan analisis sarnua pata ternatik.
b. Deliniasi satuan lahan alarni dan satuan lahan hornogen pengamatan.
c. Putensi dan kendalal faktor pernbatas dalam penggunaan lahan.
d. Kondisi umum sosiaf ekunami dan kebijabn pernwintatr.
e. Peta bahaya erosi DAS Cianjur.
f.
Peta kesesuaian lahan untuk 15 komoditas penting di DAS Cianjur.
g. Analisis usaha tani dan perhitungan rasio 81C.
2. Zonasi :
a. Tipe-tipe penggunaan lahan (land utlIization type) #tau TPL yang potensial
atau rnampu bertahan secara agwekologis.
b. Zonasi alahsi penggunaan lahan agr+e)rologis.
c. Deliniasi ;tuna-xona berdasarkan pengebmpokan ubng satuan-satuan lahan
yang dipadukan dengan hasil analisis bioftsik dan sosiet ekanami.
zona abkasi penggunaan hhan agra-akologis di DAS Cianjur.
Kelima zona tersebut adalah zona lahan basnhlsawah seluas 3004.95 ha, zona
lahan irering dataran tinggi seluas 903.63 ha, zuna lahafx kering dabran
menengah seluas 356.08 ha, zana pwkebunan seluas 517.14 ha, dart mna
hutan seluas 1153.62 ha. Perkebunart dipisahkan dari latran kering karma
Terdapat lima
kekhususan bentuk, kapernilikan, dan pengelotaannya.
3. Pascazonasi: akernatif skenario dan konseptlya mengenai penggunaan laban di
maw yang akan datang.
Lima alternatif skenario yang dihasifkan yaau EXIST, INTENSE, TREND,
GREEN, and COMBINE, masing-masing dengan konsep dan orientasi
pencapaian tujuan yang berbede. Skenario-skenario lain dapat ditarnbahkan bila
diperlukan.
Kesirnputan dan saran yang diperulefr dari hasil penelitian ini adalah:
1. Analsis spasiaf lebih lanjut dari karakteristik sumberdaya lahan dan penggunaan
iahan menunjukkan bahwa bagaimana karakteristik sumberdaya lehan menjadi
faktor penentu dalern keputusan penggunaan lahan.
2.
Terdapat lima zona alokasi penggunaan lahan agro-ekalogis di DAS Cianjur
yaitu zuna Iahan basahlsawah (30U4.95ha),
zuna tahan kering dataran tinggi
(903.83 ha), zona lahan kering dataran menengah (356.08ha), zona perkabunan
(517.14 ha), dan
zona hutan (262.44 ha). Sedangkan lima skenaria yang
dihasilkan yaitu EXIST, INTENSE, TREND, GREEN, and COMBINE,
3. Sirnulasi TPL claIarn penelitian ini rnasih terbatas jurnlahnya dan dapat diperkaya
dengan iebih banyak allernatif TPL. Model alokasi iahan agro-ekologis dalam
pnelitian ini dapat diaplikasikan untuk kepentingan yang Lebih luas terkait
dengan penggunaan lahan. Model ini dapat ditingkatkan dengan rnelakukan uji
verifikasi di lapang, juga dapat dikembangkan dengan memasukkan lebih
banyak kriteria urttuk pengambilan keputusan.
Saya rnenyatakan dangan sabenar-benamya bahwa segala pernyataan daiam
tesis saya yang bejudul:
STUDI ALOKASI PENGGUMAAN LAHAN
UMTUK OPTlMASf PELESTARIAN LiNGKUNGAAI
DENGAN INTEGRASI PENGGUNAAN MODEL HiDROLQGI, SIG, DAN
PEMElNDERAAN JAUH
merupakan gagasan atau hasil penslitian tesis saya sendiri dengan
pernbirnbingan Kornisi Pernbirnbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan
rujukannya. Tesis ini belurn pernah ctiajnjukan untuk mernperoleh gelar pada
program sejenis di perguruan tinggi lain.
Sernua sumber data dan informasi yang digunakan tehh dinyatakan secara jelas
dan dapat diperiksa keknarannya.
Nrp.
STUDt ALOKASI PENGCUMAAN LAHAN
UNTUK QPTlMAS1 PELESTARIAN LXNGKUNGAPI
DENGAN fNTEGRASI PEPIGGUNAAN MODEL HIDROLQCI,
S1G, DAM PENGINDERAAN JAUH
Qlah:
FABlOLA BABY SAROINSONG
Diajukan Ssbagai Salah Satu Syarat
Untuk Mernperoleh Gelar MAGISTER SAINS
Pada Program Studi Arsitelrtur Lanskap
Program Pascasarjana tnstitut Pertaniian Bogar
PROGRAM PASCASARSANA
lNSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002
: Studf Alobsi Penggunaan k h a n unbk TuJuan
Owmasi P e W - n tlngkungan dengan lrttegrssi
Penggunaan Mudel Hidmtogi, SIG, dan
Pengindemn Jsuh
Judul
I
Name
NRP
: Fabtolar Baby Sarolnsong
Pfogmm Studi
: Aisitektur Lanskap
: P325WW7
Dr, It. Hadi Suslto AMn, MS.
Ketua
Dr. lr, K o m s a G;andara;srn&a,M S G .
Angguta
Prugrarn Studi Affiitektur Lanskap
4
Dr. Ir, Hadi §uslo AMn, MS.
a M ~ u w o W MSG.
,
4
I
Fabiala &by Saroinsong; lehir di Manada, Sulawesi Utara, pada tanggal
11 November 1974, rnerupakan anak keempat dari empat bewudara pasangan
Dm. G.A.M. Sarainsong dan S.E. Merungan. Penulis maxrikah pada tanggal
4
Oktobw 1997 dangan Recky Hamid EIby Sendouw dan sarnpai saat ini telah
dikaruniai seofang anak bemama Kevin leanardo Efrairn Sandauw.
PenulIs rnemufai pcandiclikan di SD Negeri "7 Manado dan lulus pada tahun
t886. Pada tahun yang sama genulis melanjutkan ke SMP Negeri 4 Manado dan
pada tahun 1989 ke SMA Nggeri 1 Manado. Tga tahun kmudiart penulis
meneruskan pendidikan di instaut Pertanian Bogor melalui jalur USMI di frogram
Sfudi Arsitektur Lanskap Jurusan Budidaya Pertanian Fakukas Partanian dan lulus
pada tahun 1997. Pada tahun 2000 pgnulis sebagai salah satu staf pengajar
Universitas Sam Ratulangi Manado rnemperoleh ijin untuk melaksanakan tugas
betajar dan rnemprokh beasiswa BPPS untuk pendidikan $2 di Program Studi
Arsitektur Lanskap, Jurusan Budidaya PeFtanian, Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bugor.
Penuiis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil {PNS) pada tahun 2000 dan
menjadi staf pengajaf di Jurusan 8udidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sam Ratulangi hingga saat ini,
Puji syukur penuli panjatkan kehadirat Tuhan Alhh yang Maha Bemr, stas
segaia pertolungan dan &&at
yang difimpahkan-Nya sehingga penulis clapat
menyebsaiican iculiah, penelitin dan tesis hi.
Tesis ini betjudul STUD1 ALUKASI PENGGUNAAN
LAHAN UNTUK
TUJUAN OPTIMA51 PELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN INTEGRASI
PENGGUNAAN MODEL. HIDRQLOGt, SG, DAN PENGIPIDERAAM JAUH dan
rnenrpakan hasil penelitian sebegai sakh satu syarat untuk rnemproleh gelar
Magister Sains cia# Junrsan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, lnstitut
Pertanian Bogur. Penelitian ini rnerupakan bagian dad rangkaian penelitian cialam
proyek kerjasarna anbra iP8-Indonesia dan Universitas Tukydepang (the core
UniversifyPmgrarn in Appfied Bios&nms, The Japan Sock@for the Pmrnotbn of
ScienceiJSPS) Tahun 1998-2007. Sebagian pmdanaan penemitian didukung oleh
DIKTI tlan Yayasan TOYOTA & ASTRA
Banyak bantuan yang tehh diterirna penutis selama pnefitian dan
penyelesaian tesis, sehingga tulisan ini disertai okh penyampaian ucapan terirna
kasih yang sebesar-besarnya dari penulis kepada behagai pihafr di bawah ini:
1.
Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS. sekgai Ketua Kornisi Pembimbing dan Dr. If.
Kornafsa Gandasamita, MSc. sebagai Anggota Komisi Pernbimbing yang
senantiasa membrikan arahan, safan, dan motivasi bagi penulis %lama
pelaksanaan penetitian dan penyelesaian studi.
2. Pmf. Dr. Ir. M. A. Chozin, MAgr. sebagai dosen penguji tuar atas segala
masukan dan saran yang membangun.
3.
Ir. Barnbang ffisasongko, MSi. yang banyak rnembagi ilmu clan pengalaman
yang sangat berharga, Kepala Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kaftografi,
Junrsan Tanah, Dr. ir. Uup Syafei Wiradisastra, MSG. dan Staf, atas bantuan
dan inforrnasi yang diberikan selarna pnelitian, Bapak Sidiq, Manijo, dan Hisan,
atas waktu dan bantuan yang benllang kali diberikan.
4. Keluarga atas sagala do#, kasih sayang, dan perhatian sarnpai mat ini.
5. Aik, Ary, Bu Meny, Fad, Verin, Nina, Yusi, ternan-ternan seperjuangan di
Arsitektur Lanskap, atas kebersamaan, persahaktan dan kenangan yang baik.
6. DIKTI dan Yayasan TOYQTA & ASTRA atas bantuan dana penelaian yang
mendukung kelancamn pehksenaan pnelitian dan pnyusunan tesis.
Panulis bemarap tesis ini dapat rnernberi manfaat setidaknya irrfomasi yang
berarti bagi sernua pihak yang membutuhkan sebagaimana yang telah penulis pe4ik
selama panalitbn dan psnulisan, meskipun tentunya mas& ada kekumngankekurangan yang pertu dikaji ltabih (anjut. Untuk itu saran dan kritik yang
rnernbangun akan diterima psnulis dengan tangan terbuka.
4.1.2.6. Penggunaan Lahan Aktual .......................................
4.1.2.7.
DisWusi Psnggunaan Lahan menuntf Kerniringan
Lereng. Elevasi. dan Jenis Tanah ............................
4.1.2.8. Tipe Penggunaan Lahan Akfuaf ..............................
.............................
4.1.2.10. Kebijakn Penggu naan Lahan .................................
Deliniasi Satuan Lahan ............................................................
Potensi dan Kendala Penggunaan Lahan ...............................
4.1 -4.1. Sungai dan Ketersediaan Air ....................................
4.1.4 .2 . fitfim dan Eievasi.......................................................
4.1.4.3, Kemiringan dan Psnjang Lereng ..............................
4.1.4.4. ErosiTanah...............................................................
4.1.2.9. Keragaan Masyam kat Seternpat
4.1.3.
4.1.4.
4 .-I
.4.5. Faktor-faktor Pernicu Penrbahan Penggunaan
k h a n .........................................................................
4.1 .4.6. Proses Pengambilan Keputusan ...............................
4.1.5.
Kesesuaian Lahan Komoditas Pilaan ....................................
4.1.6.
Anafisis Uasio Keuntungan temadap Biaya ...........................
4.2. Zonasi ...................................................................................................
4.2.1. Analisis Akhir ............................................................................
4.2.2. Zonasi Alakasi Lahan s-ra
Agru-ekolagis ...........................
.
BA8 V KESIMPULAPI DAN SARAN
5.2. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................
xiii
7.
Analisis Usahtt Tani Tg2 ....................
.......... .
,
..................................
117
8.
Analisis Usaha Tani Tg3 ........................................................................
118
9.
Anafisis Usaha Tani Pt,.........,.............,...,...*...,.......................................
119
l a.
1 1.
12.
13.
Analisis Usaha Tani Kc1 ........................................................................
120
Analisis Usaha Tani Kc2 .........................................
I21
,
.
.............................
Analisis Usaha Teni Tal ........................................................................
Analisis Usaha Tani Ta2 ........................................................................
122
122
DAFTAR GAMSAR
Konsep "Input-Qutpuf-frnpacf (Stevenson dan Lee. 2001) ...................
10
Peta Lokasi Peneiitian ............................................................................ 19
................... 21
23
Skerna Kegiatan Klasifikasi Citra ............................................................
25
Metode EvafuasiLahan ofeh F A 0 (FAO, 1990).....................................
Model Atokasi Lahan Agru-ekolagis ...................................................... 31
Peta Tanah DAS Cianjur.........................................................................35
Peta Kelas EIevasi DAS Cianjur .............................................................38
Peta Kerniringan Lereng DAS Cianjur ....................................................40
Peta Penggunaan Lahan DAS Cianjur ................................................... 42
Kerangka Kerja Penelitian ..............................................
Representasi Penggunaan Lahan Mengikuti Kerniringan tereng .........
46
47
Pola Distribusi Penggunaafi Penggunaan k h a n berdasarttafx
Kerniringan Lahan ...................................................................................
Pola Distribusi Penggunaan Penggunaan Lahan krdasarkan
EIevasi .....................................................................................................
48
49
Pola Distribusi Penggunaan Penggunaan k h a n berdasarkan Jenis
Tanah ......................................................................................................
50
Peta Tipe Penggunaan Lahan Aktual DAS Cianjur...........................
Terasering dan Tanaman pada Pematang di Desa Cugenang ............. 52
53
Penanaman Sayuran Searah atau Harnpir Searah Lereng di
Pegunungan Geulis .................................................................................
Sawah yang Ditanami Padi Sepanjang Tahun di Desa Cibeureurn ..... 58
58
Sawah yang Ditanarni Kedelai pada Musirn Kernarau di Desa
Tanjungsari ..............................................................................................
Toreban-torehan yang Dalarn pada Gunung Gede Pangrango............. 59
61
Tatun cfengan lntroduksi Minimal Pisang dan Talas; Struktur Talun
Relatif Masih Oipertahankan...................................................................
Talun yang Dibuka Sebagian ..................................................................
61
Sebagian Hutan yang Suclah Dikanversi Menjadi Tqaian .................... 61
24 .
Peta Bahaya, Erosi DAS Cianjur .......................................................... 67
25 .
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Padi ............................................ 72
26 .
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Jagung ........................................ 73
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Singkong ....................
.
.
..........
Pefa Kesesuaian Lahan Aktual untuk Kedefal .................... ,.,................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Wortef .........................................
?eta Kesesuaian Lahan Aktual untuk KubEs ...................,....
.................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Brokoli ......................................
Peta Kesesuaian Lahan AMuaI untuk Krisan .........................................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Teh .............................................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Pisang ........................................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Kelapa ............................
.
.
.
...
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Rambutan...................................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Matroni........................................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual unfuk Nangka .......................................
Peta Kesesuaian Lahan AIctual untuk Kayu Afrika .................................
Peta Zonasi Alokasi Lahan Agreekotugis DAS Cianjur ........................
Beberaga Alternatif Skenario ApIikasi Aiokasi Lahan Agro-ekolqis .....
BAB t
PENDAHULUAN
Dalam pmenuhan kebutuhannya, manusia tergantung pada sumkrdaya
ahm (SDA) - termasuk di dalarnnya sumkrtfaya fakn - rneiaiui penggunaan
lahan urrfuk utilitas t&entu f Mather, 1986). Sehaliknya, k e M a n sumbwdaya
lahan tergantung pada
aMivitas penggunaan lahan tarsabut. Bahkan
pnggunaan lahan dalam berbagai skda dan rlsang dikenal sebagai f M w utama
yang mernpengaruhi surnberdaya lahan s&a kmtiiasnya. Proses ini dinamis
dan umurnnya dikatalisasi deh perturnbuhan penduduk yang =pat dan tindakan
pengelofaan yang ketiru (Shahab, 2001; Stein, Stein dan Nix, 2002).
Ada
banyak faktar
pnggunaan lahan.
yaw rnempengsruhi atau mmbatasi pda
Narnun yang penting untuk diketahui adalah manusia
rnerupakan titik sentral dan msnjadi komponsn aktctif penentu pewdolaan
surntmdaya iahan metalui keputusannya dalam pnggunaan lahan (Bockstaef,
1996; Mitig, 1997).
Pramikitan yang rasionat rnengenai manfaatan SDA,
Bdanya budaya dan kernampuan mngelub yang baik sertEi penegakan trukum,
rnisatnya, mndukung penggunaan lahan yang tepat w u a i daya dukungnya.
Sebalihya, adanya tekanan-tekanan ekummi seperti yang terjadi k k r a p a
tahun terakhir di Indonesia dan pernaharnan yang keliru rnengenai pemMakuan
Qtanami Daerah, menyebabkan penguatan terhaciap masalsh yaw sudah &a
yaitu lernahnya peraturan dan penegakan hukurn, pertamkhan poputasi yang
=pat, pndidikan dan kernarnpuan rnengelala yang masih rendah. frnplikasinya
adalah suatu perubahan penggunaan lahan yang tidak terkonfrof yang urnumnya
dalam bntuk defurestasi dan konversi dari fahan prtanian ke nun pertartian
(FAO, 1990, Jenerette dan Jianguo, 2001).
Penggunaan surnbrdaya fahan yang melampaui kemarnpuan lahan akan
krdampak negatif seperti peningkatan erosi-sedirnentasi dan flukfuasi debit
aliran permukaan, serb penurunan kesuburan tanah f Bellot et a!., 2001). Hal
tersebut kemudian rnengakibatkan makin rnenurunnya produktivitas prtanian
dan perikanan, terjadinya banjir dan kekeringan, pendangkafan dan penurunan
kualitas air waduk, ptsningkatan areal-areal krZfis baik airtual maupun patensiaf,
sarta pengaruh mgatifnya terhadap kuaiitas fingkungan hidup swcara
umum
sehingga tetjacfi ketidakberlanjutan pnggunaan lahan dan kerniskinan.
Femmna di atas twjadi juga di DAS Cianjur. fkiimnya yang sejuk,
pemandangan yang indah serta adanya pningkatan aksesibiiitas menyebabkan
lahan dari masyarakt seternpat ke
pendatang yang umurnnya diikuti penrbahan pnggunaan lahan dari pertanian ke
terjadinya penitlgkatan pengalihan
non pertanian. Terlebih, kepmilikan lahan yaw sebagian b a r adabh 4 . 5 ha
(92%) sarmgat rentan ferhadap tekanan tersebut. Sistam pewarisan yang ada
pun menyebabkan perwpabn fragrnefitasi )atran yang wnurnnya diikuti
prubahan penggunaan fahan, selain karma pertumbuhan penduduk. Penduduk
Kabugaten Cianjur berjumlah 1.386.705 pada Tatrun 1981, 1.662,U67 pada
Tahun 1990, dan rnenjadi 1,864,801 peda Tahun 2000.
Adanya tekanawtekanan tersebut menyebabkan meningkatnya desakan
penggunaan lahan bahkan di kawasan yang dilinclungi (hutan, lahan
berkemitingan tinggi). Sistem pertanian yang sudah krakar yaitu agrdormtri
yang menurut Narain et al. (1997) a n Craswll et al. (1997)Wnarnya sangat
iepi untuk kondisi yang topografinya mukit-bukit, berkeferengan tajam
(>25%), serta memiliki CM tinggi, j q a rnulai digantikan sistem mnokultur
terutama dengan tanaman wmlrsirn. Terjadinya prubahan penggunaan lahan
smra =pat brdampak negatif twhadap berjalannya fungsi-furmgsi pnting di
antaranya fungsi penyeditaan pangan serta fungsi hidraiagi. Hal ini berhitan
dengan statusnya sebagai bagian dari sentra prudukst produk-pfuduk pefianian
dan kawasan hutan lindung dan resapan air (berdasarkan Keppres 79/1985 dan
4811989 serta Perda Kabupaten Dati I I CianjUP No. 1 Tahun 1997).
Permasalahan penggunaan lahan harus dijawab dengan upaya
pengelolaan yang
few, mlalui perencanaan pnggunaan tatran yang sesuai
brsarnaan dangan upaya-upaya lainnya yaitu
pengembangan partisipasi masyarakat, penggerakan institusi, dan penegakn
hukurn terutama untuk rnendukung pelaksanaan kebijakan dan perduran tata
ruang yang sudatr ditetapkan (Yu dan W a q , 1998). Sesuai bidang ilmu yang
didafami pnulis, pnelitian ini rnengarnbil safah satu bagian yaitu perencawan
penggunaan fahan. f ujuan peremnaan penggunan lahan adalah rnencapai
kernamguan
lahan,
penggunaan yaw terbaik dari lahan suatu kawasan mgialui aptimasi &siensi,
ekuitas, dan lingkungan (FAO, 4989; FAO, 1990; Hermanides dan Nijicamp,
2000; Miranda, 2001). PeneMian ini merupakan salah satu m i a n dari
perencanaan integratif yaitu dimensi ekanorni. Karma dalam perencanan
inlegratif setiap bagian tidak bisa dipisahkan m r a mutlak, maka analisis
dimenst sasial ekunomi tetap difakukan wafaupun sebatas observasi dtsplorasi
(Franco, ef al. 2003).
Mengingat tuntutan akan adanya perttmbangan mutti kriteria dalam
pmecahan masalah dan pengarnbilan keputusan penggunaan fahan (Bellmann,
2000;Miranda, 2001), maka dalam rnengantisipi kakmpleksan pmbangkitan
data dan analisis, dimanfaatkan sisfEtm infurmasi geografis (SIG),pengindefaan
jauh, dan model prediksi.
2
Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bermaksud rnengambil bqian dalam upaya menjawab
pernasalahan penggunaan lahan
mehlui
penyusunan xonasi
alokasi
penggunaan lahan yaw optimal dari sisl peldadan s u m h r daya f a k n dan
pertirnbangafi sosial &ommi.
Tujuan penefitiian ini dirumwkan sebagai berikut:
1. Menganalisis @a spasial surnberdsys lahan dan penggunaan lahan.
2. Mernbuat zonasi alokasi pranggunaan fahan yang berbasis agreekdagis.
Secara umum, hasil akhir dari pnelitian ini dapat menjadi basis data atau
masukan dalam studi-stud# mengsnai pengddaan sumberdaya lahan dan
permbangunan daerah seternpat. Bagi pnentu icebijakan seternpat, hasif
penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam prencanaan arah kebijakan tata ruang
yang tidak menimbutkan degdasi lahan, perencanan infrasfruktur pnunjang
pertanian, serta penyusunan program pengembangan pertanian daarah
setempat yang krkelanjutan.
Sedangkan, prases pnditian s m r a keseluruhan juga diharapkan dapat
menjadi sumbangan bagi bidang ifmu arsiteMur lanskap mengenai bagaimna
pemanfaatan sistem informasi gwgrafis (SIG) datarn pngelolaan lamitap, juga
kgaimana penyusunan sistarn pengarnbilan keputusan penggunaan lanskap
yang kuantiatif, aplikatif, juge integratif untuk tujuan konservasi iingkungan s&a
kelayakan susial dan ekonomi.
2.1.
Prarencanaan Penggunaan Lahan
Penfingnya perencanaan pnggunaan lahan did~lsarhnpa& pemahaman
bahwa dalarn gerubahan kebutuhan dan tekanan, terjacfi irompetisi bebrapa
penggunaan untuk lahan yang sama (Heil$, 1897; B e l l ~ n n2WSO).
,
Perencanaan
penggunaan lafran atau setidaknya penghlaan sumbwdaya latran bhkan telah
menjsdi salah satu masalah penting dalam prnbangunan kawastan perdesaan
(Antoine et at., 2000).
fujuan-tujuan perencanaan penggunaan lahan s e a m garis besar adalah
penggunaan terbaik dad lahan. Dalam konsep berkelanjutan (susfainabik'jl),
ha1 ini
lebih dispesifikkan tagi sebagai suatu situasi kemimbangan atau intqrasi antara
efisiensi, ekuitas, dan keberlanjutan panggunaan SDA (Harmanides dan Nijkamp,
2UW; Miranda, 2001).
Dengan dernikian ket3erfartjutan pxlggunaan lahan
rnerupairan integrasi 3 dimensi yaitu ekanami, sosial, dan lingkungan, baik sekarang
rnaupun masa yang akan datang, yang akan dijabarkan sebagai berikut.
1.
Oimensi ekanomi yang brhubungan dewan rnasafah-masalah efisiensi dan
kssejaMeraan seperti pendapatan, produksi, iwestasi pengembangan pasar,
dan formasi harga. Penggunaan lahan harus layak secara ekonoml Warn arti
memkrikan kauntungan yang optimal. Dengan kata lain, penggunaan lahan
barus diamhkan pada aktivitas yang efisien dan produktif.
2. Dirnensi sosial yang rnemperhatikan rnasalah-rnasalah ekuitas atau masatah
distribusi dan keadilan, seperti distnbusi pendapatan, akses ke pasar, dan
tingkat kesejahteraan hidup antar kefornpok.
Dengan kata lain hams dikaji
dalam konteks pnirtgkatan kesejahtewan masyarakat yang dirnaksud.
3.
Oimensi lingkungan yang rnengacu pada masafah-masatah keiasiarian alam
seperti pafusi, keragaman lanskap, kualitas kehidupan, ketangkaan sumber
daya, dan variabel-variabel lingkungan yang terkait dengan kernanuslaan.
Penggunaan lahan dilakukan secara berkehnjubn yaitu yang dapat memenuhi
kebutuhan saat ini sekaligus mengawetkan sumhrdaya tersebut untuk
gemrasi yang akan dahng. Hal ini rnernerfukan kornbinasi antara produksi dan
konservasi.
Penggunaan lahan yang berkelanjutan menurut Beflrnann (ZUOO), Nardini
(2000)dan Miranda (2001) menuntut adanya perencanaan yang rnenggunakan
pendekatan rnulti krlteria dalarn pengambilan keputusan atau dimbut juga
perencaman yang integratif, mrta merniliki ciri-dri: fa) identifikasi kelebihan
kekurangan, atau pengenalan mengenai patensi dan kendala, (b) penihiart dampak,
(c) pelibatan rnasyarakat clan proses pengambifan keputusan yang dinamis, (d)
prnbuatan skenariu-skenario clan pernhndingan biaya dan manfaat terlradap
bebrapa afternatif yang baik, serta (e) adanya negosiasi semua pnentu iceputusan
dalarn rnenangani konflik. Pendekatan sepefti di atas teruiama berkernbang setelah
dike1uar)tannya Agenda 21 khususnya rnenganai Pendekatan lntegratif dafam
Perencanaan dan Pengelolaan Sumberdaya Alam fBab 10) pada Earn Summit
Tahun 1992.
Serdasarkan kegiatan perenmnaan serta produknya secara rnendasar,
prencanaan penggunaan fahan dapat dibedakan afas 3 jenis (FAO, 1976; FAQ,
1989; Antaine et al., 2000):
1.
Penranasian (zoning) atau
prencanaan
normatif,
yang
rnentpakan
perencanaan kebijakan dan artlhan rnenganai panggunaan !atran. Produknya
adatah zonasi alokasi lahan untuk tip-tipe petlggunaan lahan yang berbeda.
2.
Perenmnaan insentif dan disinsentif yang terkait dengan penggunaan lahan.
Procluknya adalah kuurdinasi kwja antar setrtor-sektw yang terkait dengan
pnggunaan lahan terutama mengenai kebijakan insentif dan disinsentif.
3.
Perencanaan aplikatif, y sing sewfa larigsung menentukan penggunaan lahan.
Produk yang dihasilkan adalah rencana yang lebih terperinci brupa spesifikasi
standar-standar dan rnasukan-masukan pengelalaan.
Penelitian ini mengarah pada pnronasian (perenanam normatif) untuk
menghasilkan zanasi alokasi lshan pertanian yang kernudian dapat dijadikan dasar
perencaman insenfif-disinsentif yang terltait dengan penggunaan lahan.
22,
Alakasi Lahan Pertaninn
Penggunaan iahan pertanian menjadi masafah yang paling d i i o t i tenttama
&lam dua dekade tmkhir ini.
Hal ini dbbabkan icarene tekanan tertradap
kawasan budidaya pertanian dengan adanya tarikan berbagai kepentingan lain-
sernakin rneningkat dengan #pat tetapi di lain pihak permintaan terhadap produk
m a n i a n juga sernakin k s a r (Heilig, 1897; Knux, 2Q01; Miranda, 2001; Shahab,
2001). Alakasi $ahan dengan tujuan penggunaan taban bmkelanjutan terdiri &ri 4
proses berikut (Antoins ei ab, 2000; Thomas, 2002): (a) pnentuan skala
perenCanaan datarn kaitannya dengan ident#kasi cakupan pemsalahan yang
dijadikan fokus utarna serta pitrak krkepentingan/pengambiI keputusan yang
berwewenang, (b) penentuan indikator keberlanjutan dan aplikasinya dalam proses
perencanaan, (c) pendekatan rnulti kriteria yang diikuti kornpilasi basis data yang
rnemerdai dan anafisis hofistik, dan (4) formulasi madel pngarnbilan keputusan yang
tepat. Keempatnya aka# dijabarkan berikut ini.
2.2,1, Skab Perencanttorn
Skala ahu cakupan perencanaan dan pertnasalahan penggunaan lahan
manurut FA0 adaiah seperti pada Takf I.
Tabl 1. Tingkat Analisis, Sltata, dan Pwrnasakttran Panggunaan Lahan
Tingkat Anatisis
Permasatahan
SkalafResolusi
Spasla!
Lahadunit produksi
(Spesrfik taptik)
I kmrti
sebaliknya (mamperoleh kauntungan).
3. Nilai bersih saat ini atau net present vaiue (NPV) dari setiap tipe penggunaan
lahan yang diusahahn per hektar.
Fa)rtor-faktor yang rnempengaruhi efisiensi usaha tani B/C rash adalah:
1. Herga jual produksi.
Efisiensi akan bartarnbah bila harga jual prwjuksi meningkat.
2. Biaya produksi.
Dalarn ha1 ini twdiri dad 2 kornponen yaitu biaya modal tetap yang urnumnya
terkait dsngan skah usaha teknis, &n
biaya bahan baku. Efisiensi akan lebih
tinggi bifabiaya produksi lebih rendah, bsgitujuga sebaliknya.
Pentingnya pernhrdayaan dan pdiktan masyarakat dalarn pwencanaan
s h l u m prayek diputuskan makin disadari (Nardini, 2000; Bellmann, 2000; Franco,
Penggunaan lahan harus direncanattan untuk dan dengan rnelibatkan
rnasyarakat, febih Wlusus Iagi prnilikpernitik lrihan (Kelly dan Becker, 2000).
2001).
Bwbagai istilah dengan arti yang tidak jauh btarbeda seperti bottom up planning,
community pfanning, community Based-planning, pubtic invdvemnt a negofiafion
approach, parWipatory planning approach, dikenal dan diaplikasikan dalarn tahapan
perencanaan atas dasat keymkinan bahwa kat>arhasihn suatu proyek dipengamhi
kuat oteh pelibatan dan penerimaan masyarskat.
Masyarakat dapat berirorttrbusi dengan baik dalarn identiftkaai dan
pnikian darnwk-clampak, rnernbentuk alternw-alfmatif penggunaan lahan
(Bellmann, 2000; Franco, 2001). Harus diingat, evaluasi dari brbagai allernatif
yang b h d a tidak &pas dati kurtflik. kepentingan. Dafarn ha! ini, pelibatan
masyarakat harus dilakukan sacara terorganisasi dan tujuan perewnaan harus
rnempertirnbangkan berbagai kqentingan pihak-pihak yang terlibat.
2.3.
Aplikasi SIG, Model dan Penginderaan Jauh dalarn Perencanaan
Penggunaan Lahan
Pecan SIG semakin besar datam kajian surnberdaya ekoiogi termasuk
perencarraan pnggunaan lahan (Stow, 1993; ETSU, 1999; liaubirntseva dan
Defuurny, 1989). Secara urnurn SIG sangat bermanfaat baik untuk pemetaan,
evaluasi surnberdaya lahan, pernodelan aiau aplikasi model. Sedangkan peran SIG
secara lebiti spesifik adalafr sebagai berikut:
1. Menyediakan struktur data untuk penyirnpanan dan pengefolaan data yang lebih
efisien terrnesuk untuk luasan yang besar.
2. Memungkinkan pengumpulan atau pemisahan data dengan skala yang berbeda.
3. Mendukung anatisis statistik spasial dari distiribusi akologi.
4. Menyediakan masukan datdparameter dafarn pernodelan atau aplikasi model.
5. MeningkaWn kernampuan ekstraksi informasi dari m i n d m a n jauh. Ada ha!
lain mngenai pran ini, yaitu adanya umpan batik dari penginderaan jauh
irarena suafu basis data GIs kttususnya yang twkait dengan pnutupan lahan
dapat d i p d h a r u i dan ditingmkn okh pengincieraarr jauh (Lmubmtseva clan
Defourny, 1999).
Basar kantribusi dan spesifikasi SIG tergantuq pada tipe struktur
datafkonsep representasi yang digunakan, apakah dalam bentuk rastertgufd atau
vektor. Salanjutnya, penggunaan masing-rnadng sfruktur data akan berimpiikesi
pada kebutuhan metode-matode analisis yang haws digunakan. Pernbandingan
UNTUK OPTIMASX PELESTARXAN LXNGKUNGAN
DENGAN INTEGRASI PENGGUNAAN MODEL HIDROLOGX,
StG, DAN PENGINDERAAN 3AUH
Oiefr:
FABtOtA BABY SARUINSONG
Nrp P325UUU07
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANXAN BUGOR
2002
ABSTRAK
FABIOLA BABY SAROINSOMG. Studi AXokasi Penggunaan Lafian untu k
Qptimasi Pelesbrian Lingkungan dengan Integrasi Penggunaan Modef
Efidrolugi, SIG, dan Penglinderaan Jau h, Studf Kasus DAS Cianjur, Kabupatthn
Clanjur.
Dibimbing aleh HAD1 SUSlLQ ARtElN dan KOMARSA
GANDASASMITA.
Penetitian ini dilakukan dengan tujuan: (1 ) menganafisis pola spasial
sumberdaya fahan dan penggunaan M a n , serta (2) rnernbuat zonasi alokasi
penggunaan latran yang b a s i s agru-ekufogis, Mengingat pertirnbangan mutti
kriteria dalam pemecahan mssaleh dan pemonasian berimplikasi pada
kekompleksan pernbangkitan data dan analisis, maka dimanfaatkan slstem infarmasi
geografis f SIG) dan model pengambilan keputusan.
Sedangkan infarmasi
mengenai penutupan latran dan penggurtaan lahan aktual dipemleh dengan teknik
penginderaanjauh &lam ha1 ini khsifikasi penutupan lahan dari citra Landsat f M.
Penelitian dilakukan di DAS Cianjur, Kabupaten Cianjur Jawa Barat yang
rnerupakan daerah tangkapan air dan sahh satu mntw produksi prtanian. Luas
DAS adalah 5935.42 ha dengan kefinggian krvariasi mulai 275 m sampai 2862.5 rn
dpl. Lokasi geografis rnenunrt zona UTM 48 adatah 0252608 sampai 9242753 m U
rjan 719529 sampai 754764 rn T. Terdapat 25 desa pada 6 kearnatan berbada
dafam DAS ini. Xtik akhir DAS ditentukan di bagian barat, tepainya pada 9244998
m U,745731 m T, yaitu sebelum Sungai Ciartjur krgabung dengan Sungai Cilaku.
Citra Landsat TM tahun 2000, peta tanah (diterbitkan oteh PUSLIPANAK
tahun 19841, peta-peta rupa bumi (diterbitkan aleh BAKQSURTANAL tahun in ZOUQ),
GPS, perangkat lunak SIE dan pendukungnya (Arc View 3.2, Errnapper 6.0, Map
Info 5.1, Microsoff Acces, dan Microsaft Excel), rnerupakan bahan dan alat yang
digurtakan dalam penelitian.
Secara umum kegiatan penetitiafl dibedakan atas: (1) pngumpulan data
DAS berbasis SIG dengan struktur data vektor, (2)analisis pala spasial sumberdaya
lahan dan penggunaan lahan, serta (3) pembangunan dan aplikasi model sedertrana
untuk rnembantu alokasi fahan secara ago-ekologis.
Penutupan lahan diturunkan dari citra Landsat TM dengan menggunakan
metode klasifikasi terbirnbing ateu supemBed-maximum likelihaod classiTtation
me#&.
Kmiringan lereng diturunkan dari pata konfur dijital. Analisis kesesuaian
Lahan menggunakan met& evatuasi dari FAO.
Pengtlkuran keberlanjutan penggunaan khan dalarn penelitian ini
-
yang
mana rnengarnbil bagian dirnensi tingkungan dari perencanaan integratif - diiakukan
meblui W k s i indiicator dampak lingkungan dalarn fraf itli erosi bnah. Jumlah erosi
tanah dihitung dangan rumus USLE yang ditetapkan Wischmeier dan Smith parhrna
kal pada tahun 1978 ddan dittandingkern dengan TSL.
Sedangkan batasan
ketayakn sushi akonarni penggunaan hhan ditentukan oleh penerirnaan dan
kamarnpuan pengsbtaan masyarnkat seternpat serta rasio BIC.
Pula spasial surnberdaya tahan dan penggunaan bhan secara urnurn edalah
sebagai beriirut. Daerah-daerah datar (0%)
dan landai (34%) umurnnya diternui di
datatan rendah dan b i k untuk banyak penggunaan M a n , tetapi karma alasan
priw&as bbih dipenrntukkan bagi penggunaan lahan sawah dan perrnuirimn.
Daerafidaerah ini sangat optimal untuk padi sawah dilihat dari suhu, kelernbaban,
dan aksesibiliias terhadap surnber air. Sementam di daerah-daerah bergunung dan
brfrukit (>25%) umurnnya tersebar di dataran tinggi dalam ha1 ini Gunung Gede
Pangrango dan perbukitcxri Geulis, Anak-anak sungai dijurnpai daiam jurntah b s a r
tetapi aksesibilitasnya rendah. Curah hujan juga tinggi, tetapi tidak ada apliirasi
pengelolaan untuk rnenyirnpan air dalam waktu lama. Tegalan sayuran dataran
tinggi banyak ditemui. Faktar pernbatssnya teruhrna kerniringan lereng yang
rnernbutuhkan aplikasi pengefolaan khusus.
Daerahdaerah yang terletak di antara 750-1250 m d.p.1. rnerupakan
pnggunaan terluas karena semua penggunaan khan pertartian ditemukan di sini.
TMak diternui perkclaan propofsi ekstrirn kmali perkebunan teh, terutama pada
elevasi 750-1000 m d.p.1. Dapat dibtakan bahwa daerah ini mwupakan daerah
fransisi. Sementara dasmbdatmrah yaw terleiak pada slevasi 3 1 750 rn d.p.1.
digunakan untuk pertanian paling sedikit. Hal ini terkait dengan kareakteristikkarakteristik tahannya yang tidak begitu cx>cok clan layak untuk pertanian intensif,
juga dengan adanya kenyaban bahwa sebagian besar dirnilih oleh Perhutani atau
difungsikan sebagai hutan lintlung.
Teh memiliki toieransi dengan interval sarnpit untuk perturnbuhan &n
produbi, apa1agi perkebunan rnemitiki pengeklaan dan kepemilikan khusus.
Karma it# perkcbunan teh tidak terdistribusi s e a m luas. Tegelan, kebun
campuran, dan talun ditemukan di semua bnis tanah meskipun kadang-kadang
dalarn pruporsi yang kecil. Hal ini karena jenis tanaman yang dapat dibudidayahn
&lam ketiga penggunaan lahafi peftanian itli sangat bervariasi, Oengan demikian
rnereka msrniliki intervat toleransi yang t&ih labar terhadap eiavasi, kernkingan
lahan, dan jenis tanah. Hutan sebnamya memiiiki karakterrstik yam sama &&pi
distribusinya dibatasi oieh rendahnya daya tarik ekonomi.
Pola spsial psnggunsan lahan menurut tiga W H a k t l k pnting
surnberdaya lahan yaitu kerniringan tereng, alevasi dan enis tanah adalah sebagai
brikut. Sernakin tajam iremiringan tereng, %makin kecii proparsi samrlx dan
pemukirnan, sefraliknya semakin tr-r
proporsi hutan, irebun campumn dan talun,
Pa& daerah datar (0-3%), pmposi sawah r n w p a i 66%, a e m t a m huian
diternui hanya Q,3%. Pada d a ~ a h
sangat wram (>45%), pr+
hutan menwpai
88.5%, sedangkan sawah sama sekali tidak clitemukan. Tegalan rnerniliki proporxi
t W r (48.5%) pada daerah dengrsn kerniringan sedang, Semakin tinggl eiwasl,
sernakin kecil propursi sawah. Haf sebaiiknya h h k u untuk hutan yang &irkan
menwpai 100% pa& elevasi
m cf.p.1. Semua jenis penggunaan lahan
ditemui pada daerah yang mrniliki etevasi 75U-I250 rn dpl dangan propmi yang
hampir berimbang atau tanpa nihi ekstrirn kecuaIi untuk pekebunan teh. Sehingga
dapat dikatakan daemh ini rnmpakan daerah yang paling luas psnggtinaannya,
atau mmpakan d a w h tranaisi.
Setiap penggunaan Lahan terdiWbusi pada
jenis(-jenis) tanah tertentu yang memenuhi persyamtan fisik dan kirnia tanah.
Sebagai contoh, distribusi sawah l&ih terkowntrasi pada daerabdaerah dexlgan
drainase buruk.
Meskipun bnis tanah behitan dengan distribusi spasial
penggunaan lahan, namun pengaruhrtya terfradap proses pengambilan keputusan
petmi fidak M r a fangsung. Petani rneiihat jenis tanah hanya dalam kaitan
pefturnbuhan dan produksi tanaman.
Model atokasi penggunaan lahen agro-ekalogis dibangun dsngan basis data
yang rneliputi karakteristik surnberdaya lahan dan penggunaan lahan, kandisi umum
sasial ekunami, serta kebijakan psrnerintah.
Tiga analisis utama yang tercakup
datarn model ini sdalah kesesuaian lahan, ketayakan sosial akonomi, dan tentunya
bahaya erosi. Uetuaran model atokasi lahan agreekotagis adalatr sebagai berikut:
4 . Prazonasi:
a. Karakteristik sumberdaya fahan berdasarkan analisis sarnua pata ternatik.
b. Deliniasi satuan lahan alarni dan satuan lahan hornogen pengamatan.
c. Putensi dan kendalal faktor pernbatas dalam penggunaan lahan.
d. Kondisi umum sosiaf ekunami dan kebijabn pernwintatr.
e. Peta bahaya erosi DAS Cianjur.
f.
Peta kesesuaian lahan untuk 15 komoditas penting di DAS Cianjur.
g. Analisis usaha tani dan perhitungan rasio 81C.
2. Zonasi :
a. Tipe-tipe penggunaan lahan (land utlIization type) #tau TPL yang potensial
atau rnampu bertahan secara agwekologis.
b. Zonasi alahsi penggunaan lahan agr+e)rologis.
c. Deliniasi ;tuna-xona berdasarkan pengebmpokan ubng satuan-satuan lahan
yang dipadukan dengan hasil analisis bioftsik dan sosiet ekanami.
zona abkasi penggunaan hhan agra-akologis di DAS Cianjur.
Kelima zona tersebut adalah zona lahan basnhlsawah seluas 3004.95 ha, zona
lahan irering dataran tinggi seluas 903.63 ha, zuna lahafx kering dabran
menengah seluas 356.08 ha, zana pwkebunan seluas 517.14 ha, dart mna
hutan seluas 1153.62 ha. Perkebunart dipisahkan dari latran kering karma
Terdapat lima
kekhususan bentuk, kapernilikan, dan pengelotaannya.
3. Pascazonasi: akernatif skenario dan konseptlya mengenai penggunaan laban di
maw yang akan datang.
Lima alternatif skenario yang dihasifkan yaau EXIST, INTENSE, TREND,
GREEN, and COMBINE, masing-masing dengan konsep dan orientasi
pencapaian tujuan yang berbede. Skenario-skenario lain dapat ditarnbahkan bila
diperlukan.
Kesirnputan dan saran yang diperulefr dari hasil penelitian ini adalah:
1. Analsis spasiaf lebih lanjut dari karakteristik sumberdaya lahan dan penggunaan
iahan menunjukkan bahwa bagaimana karakteristik sumberdaya lehan menjadi
faktor penentu dalern keputusan penggunaan lahan.
2.
Terdapat lima zona alokasi penggunaan lahan agro-ekalogis di DAS Cianjur
yaitu zuna Iahan basahlsawah (30U4.95ha),
zuna tahan kering dataran tinggi
(903.83 ha), zona lahan kering dataran menengah (356.08ha), zona perkabunan
(517.14 ha), dan
zona hutan (262.44 ha). Sedangkan lima skenaria yang
dihasilkan yaitu EXIST, INTENSE, TREND, GREEN, and COMBINE,
3. Sirnulasi TPL claIarn penelitian ini rnasih terbatas jurnlahnya dan dapat diperkaya
dengan iebih banyak allernatif TPL. Model alokasi iahan agro-ekologis dalam
pnelitian ini dapat diaplikasikan untuk kepentingan yang Lebih luas terkait
dengan penggunaan lahan. Model ini dapat ditingkatkan dengan rnelakukan uji
verifikasi di lapang, juga dapat dikembangkan dengan memasukkan lebih
banyak kriteria urttuk pengambilan keputusan.
Saya rnenyatakan dangan sabenar-benamya bahwa segala pernyataan daiam
tesis saya yang bejudul:
STUDI ALOKASI PENGGUMAAN LAHAN
UMTUK OPTlMASf PELESTARIAN LiNGKUNGAAI
DENGAN INTEGRASI PENGGUNAAN MODEL HiDROLQGI, SIG, DAN
PEMElNDERAAN JAUH
merupakan gagasan atau hasil penslitian tesis saya sendiri dengan
pernbirnbingan Kornisi Pernbirnbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan
rujukannya. Tesis ini belurn pernah ctiajnjukan untuk mernperoleh gelar pada
program sejenis di perguruan tinggi lain.
Sernua sumber data dan informasi yang digunakan tehh dinyatakan secara jelas
dan dapat diperiksa keknarannya.
Nrp.
STUDt ALOKASI PENGCUMAAN LAHAN
UNTUK QPTlMAS1 PELESTARIAN LXNGKUNGAPI
DENGAN fNTEGRASI PEPIGGUNAAN MODEL HIDROLQCI,
S1G, DAM PENGINDERAAN JAUH
Qlah:
FABlOLA BABY SAROINSONG
Diajukan Ssbagai Salah Satu Syarat
Untuk Mernperoleh Gelar MAGISTER SAINS
Pada Program Studi Arsitelrtur Lanskap
Program Pascasarjana tnstitut Pertaniian Bogar
PROGRAM PASCASARSANA
lNSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002
: Studf Alobsi Penggunaan k h a n unbk TuJuan
Owmasi P e W - n tlngkungan dengan lrttegrssi
Penggunaan Mudel Hidmtogi, SIG, dan
Pengindemn Jsuh
Judul
I
Name
NRP
: Fabtolar Baby Sarolnsong
Pfogmm Studi
: Aisitektur Lanskap
: P325WW7
Dr, It. Hadi Suslto AMn, MS.
Ketua
Dr. lr, K o m s a G;andara;srn&a,M S G .
Angguta
Prugrarn Studi Affiitektur Lanskap
4
Dr. Ir, Hadi §uslo AMn, MS.
a M ~ u w o W MSG.
,
4
I
Fabiala &by Saroinsong; lehir di Manada, Sulawesi Utara, pada tanggal
11 November 1974, rnerupakan anak keempat dari empat bewudara pasangan
Dm. G.A.M. Sarainsong dan S.E. Merungan. Penulis maxrikah pada tanggal
4
Oktobw 1997 dangan Recky Hamid EIby Sendouw dan sarnpai saat ini telah
dikaruniai seofang anak bemama Kevin leanardo Efrairn Sandauw.
PenulIs rnemufai pcandiclikan di SD Negeri "7 Manado dan lulus pada tahun
t886. Pada tahun yang sama genulis melanjutkan ke SMP Negeri 4 Manado dan
pada tahun 1989 ke SMA Nggeri 1 Manado. Tga tahun kmudiart penulis
meneruskan pendidikan di instaut Pertanian Bogor melalui jalur USMI di frogram
Sfudi Arsitektur Lanskap Jurusan Budidaya Pertanian Fakukas Partanian dan lulus
pada tahun 1997. Pada tahun 2000 pgnulis sebagai salah satu staf pengajar
Universitas Sam Ratulangi Manado rnemperoleh ijin untuk melaksanakan tugas
betajar dan rnemprokh beasiswa BPPS untuk pendidikan $2 di Program Studi
Arsitektur Lanskap, Jurusan Budidaya PeFtanian, Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bugor.
Penuiis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil {PNS) pada tahun 2000 dan
menjadi staf pengajaf di Jurusan 8udidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sam Ratulangi hingga saat ini,
Puji syukur penuli panjatkan kehadirat Tuhan Alhh yang Maha Bemr, stas
segaia pertolungan dan &&at
yang difimpahkan-Nya sehingga penulis clapat
menyebsaiican iculiah, penelitin dan tesis hi.
Tesis ini betjudul STUD1 ALUKASI PENGGUNAAN
LAHAN UNTUK
TUJUAN OPTIMA51 PELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN INTEGRASI
PENGGUNAAN MODEL. HIDRQLOGt, SG, DAN PENGIPIDERAAM JAUH dan
rnenrpakan hasil penelitian sebegai sakh satu syarat untuk rnemproleh gelar
Magister Sains cia# Junrsan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, lnstitut
Pertanian Bogur. Penelitian ini rnerupakan bagian dad rangkaian penelitian cialam
proyek kerjasarna anbra iP8-Indonesia dan Universitas Tukydepang (the core
UniversifyPmgrarn in Appfied Bios&nms, The Japan Sock@for the Pmrnotbn of
ScienceiJSPS) Tahun 1998-2007. Sebagian pmdanaan penemitian didukung oleh
DIKTI tlan Yayasan TOYOTA & ASTRA
Banyak bantuan yang tehh diterirna penutis selama pnefitian dan
penyelesaian tesis, sehingga tulisan ini disertai okh penyampaian ucapan terirna
kasih yang sebesar-besarnya dari penulis kepada behagai pihafr di bawah ini:
1.
Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS. sekgai Ketua Kornisi Pembimbing dan Dr. If.
Kornafsa Gandasamita, MSc. sebagai Anggota Komisi Pernbimbing yang
senantiasa membrikan arahan, safan, dan motivasi bagi penulis %lama
pelaksanaan penetitian dan penyelesaian studi.
2. Pmf. Dr. Ir. M. A. Chozin, MAgr. sebagai dosen penguji tuar atas segala
masukan dan saran yang membangun.
3.
Ir. Barnbang ffisasongko, MSi. yang banyak rnembagi ilmu clan pengalaman
yang sangat berharga, Kepala Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kaftografi,
Junrsan Tanah, Dr. ir. Uup Syafei Wiradisastra, MSG. dan Staf, atas bantuan
dan inforrnasi yang diberikan selarna pnelitian, Bapak Sidiq, Manijo, dan Hisan,
atas waktu dan bantuan yang benllang kali diberikan.
4. Keluarga atas sagala do#, kasih sayang, dan perhatian sarnpai mat ini.
5. Aik, Ary, Bu Meny, Fad, Verin, Nina, Yusi, ternan-ternan seperjuangan di
Arsitektur Lanskap, atas kebersamaan, persahaktan dan kenangan yang baik.
6. DIKTI dan Yayasan TOYQTA & ASTRA atas bantuan dana penelaian yang
mendukung kelancamn pehksenaan pnelitian dan pnyusunan tesis.
Panulis bemarap tesis ini dapat rnernberi manfaat setidaknya irrfomasi yang
berarti bagi sernua pihak yang membutuhkan sebagaimana yang telah penulis pe4ik
selama panalitbn dan psnulisan, meskipun tentunya mas& ada kekumngankekurangan yang pertu dikaji ltabih (anjut. Untuk itu saran dan kritik yang
rnernbangun akan diterima psnulis dengan tangan terbuka.
4.1.2.6. Penggunaan Lahan Aktual .......................................
4.1.2.7.
DisWusi Psnggunaan Lahan menuntf Kerniringan
Lereng. Elevasi. dan Jenis Tanah ............................
4.1.2.8. Tipe Penggunaan Lahan Akfuaf ..............................
.............................
4.1.2.10. Kebijakn Penggu naan Lahan .................................
Deliniasi Satuan Lahan ............................................................
Potensi dan Kendala Penggunaan Lahan ...............................
4.1 -4.1. Sungai dan Ketersediaan Air ....................................
4.1.4 .2 . fitfim dan Eievasi.......................................................
4.1.4.3, Kemiringan dan Psnjang Lereng ..............................
4.1.4.4. ErosiTanah...............................................................
4.1.2.9. Keragaan Masyam kat Seternpat
4.1.3.
4.1.4.
4 .-I
.4.5. Faktor-faktor Pernicu Penrbahan Penggunaan
k h a n .........................................................................
4.1 .4.6. Proses Pengambilan Keputusan ...............................
4.1.5.
Kesesuaian Lahan Komoditas Pilaan ....................................
4.1.6.
Anafisis Uasio Keuntungan temadap Biaya ...........................
4.2. Zonasi ...................................................................................................
4.2.1. Analisis Akhir ............................................................................
4.2.2. Zonasi Alakasi Lahan s-ra
Agru-ekolagis ...........................
.
BA8 V KESIMPULAPI DAN SARAN
5.2. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................
xiii
7.
Analisis Usahtt Tani Tg2 ....................
.......... .
,
..................................
117
8.
Analisis Usaha Tani Tg3 ........................................................................
118
9.
Anafisis Usaha Tani Pt,.........,.............,...,...*...,.......................................
119
l a.
1 1.
12.
13.
Analisis Usaha Tani Kc1 ........................................................................
120
Analisis Usaha Tani Kc2 .........................................
I21
,
.
.............................
Analisis Usaha Teni Tal ........................................................................
Analisis Usaha Tani Ta2 ........................................................................
122
122
DAFTAR GAMSAR
Konsep "Input-Qutpuf-frnpacf (Stevenson dan Lee. 2001) ...................
10
Peta Lokasi Peneiitian ............................................................................ 19
................... 21
23
Skerna Kegiatan Klasifikasi Citra ............................................................
25
Metode EvafuasiLahan ofeh F A 0 (FAO, 1990).....................................
Model Atokasi Lahan Agru-ekolagis ...................................................... 31
Peta Tanah DAS Cianjur.........................................................................35
Peta Kelas EIevasi DAS Cianjur .............................................................38
Peta Kerniringan Lereng DAS Cianjur ....................................................40
Peta Penggunaan Lahan DAS Cianjur ................................................... 42
Kerangka Kerja Penelitian ..............................................
Representasi Penggunaan Lahan Mengikuti Kerniringan tereng .........
46
47
Pola Distribusi Penggunaafi Penggunaan k h a n berdasarttafx
Kerniringan Lahan ...................................................................................
Pola Distribusi Penggunaan Penggunaan Lahan krdasarkan
EIevasi .....................................................................................................
48
49
Pola Distribusi Penggunaan Penggunaan k h a n berdasarkan Jenis
Tanah ......................................................................................................
50
Peta Tipe Penggunaan Lahan Aktual DAS Cianjur...........................
Terasering dan Tanaman pada Pematang di Desa Cugenang ............. 52
53
Penanaman Sayuran Searah atau Harnpir Searah Lereng di
Pegunungan Geulis .................................................................................
Sawah yang Ditanami Padi Sepanjang Tahun di Desa Cibeureurn ..... 58
58
Sawah yang Ditanarni Kedelai pada Musirn Kernarau di Desa
Tanjungsari ..............................................................................................
Toreban-torehan yang Dalarn pada Gunung Gede Pangrango............. 59
61
Tatun cfengan lntroduksi Minimal Pisang dan Talas; Struktur Talun
Relatif Masih Oipertahankan...................................................................
Talun yang Dibuka Sebagian ..................................................................
61
Sebagian Hutan yang Suclah Dikanversi Menjadi Tqaian .................... 61
24 .
Peta Bahaya, Erosi DAS Cianjur .......................................................... 67
25 .
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Padi ............................................ 72
26 .
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Jagung ........................................ 73
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Singkong ....................
.
.
..........
Pefa Kesesuaian Lahan Aktual untuk Kedefal .................... ,.,................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Wortef .........................................
?eta Kesesuaian Lahan Aktual untuk KubEs ...................,....
.................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Brokoli ......................................
Peta Kesesuaian Lahan AMuaI untuk Krisan .........................................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Teh .............................................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Pisang ........................................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Kelapa ............................
.
.
.
...
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Rambutan...................................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Matroni........................................
Peta Kesesuaian Lahan Aktual unfuk Nangka .......................................
Peta Kesesuaian Lahan AIctual untuk Kayu Afrika .................................
Peta Zonasi Alokasi Lahan Agreekotugis DAS Cianjur ........................
Beberaga Alternatif Skenario ApIikasi Aiokasi Lahan Agro-ekolqis .....
BAB t
PENDAHULUAN
Dalam pmenuhan kebutuhannya, manusia tergantung pada sumkrdaya
ahm (SDA) - termasuk di dalarnnya sumkrtfaya fakn - rneiaiui penggunaan
lahan urrfuk utilitas t&entu f Mather, 1986). Sehaliknya, k e M a n sumbwdaya
lahan tergantung pada
aMivitas penggunaan lahan tarsabut. Bahkan
pnggunaan lahan dalam berbagai skda dan rlsang dikenal sebagai f M w utama
yang mernpengaruhi surnberdaya lahan s&a kmtiiasnya. Proses ini dinamis
dan umurnnya dikatalisasi deh perturnbuhan penduduk yang =pat dan tindakan
pengelofaan yang ketiru (Shahab, 2001; Stein, Stein dan Nix, 2002).
Ada
banyak faktar
pnggunaan lahan.
yaw rnempengsruhi atau mmbatasi pda
Narnun yang penting untuk diketahui adalah manusia
rnerupakan titik sentral dan msnjadi komponsn aktctif penentu pewdolaan
surntmdaya iahan metalui keputusannya dalam pnggunaan lahan (Bockstaef,
1996; Mitig, 1997).
Pramikitan yang rasionat rnengenai manfaatan SDA,
Bdanya budaya dan kernampuan mngelub yang baik sertEi penegakan trukum,
rnisatnya, mndukung penggunaan lahan yang tepat w u a i daya dukungnya.
Sebalihya, adanya tekanan-tekanan ekummi seperti yang terjadi k k r a p a
tahun terakhir di Indonesia dan pernaharnan yang keliru rnengenai pemMakuan
Qtanami Daerah, menyebabkan penguatan terhaciap masalsh yaw sudah &a
yaitu lernahnya peraturan dan penegakan hukurn, pertamkhan poputasi yang
=pat, pndidikan dan kernarnpuan rnengelala yang masih rendah. frnplikasinya
adalah suatu perubahan penggunaan lahan yang tidak terkonfrof yang urnumnya
dalam bntuk defurestasi dan konversi dari fahan prtanian ke nun pertartian
(FAO, 1990, Jenerette dan Jianguo, 2001).
Penggunaan surnbrdaya fahan yang melampaui kemarnpuan lahan akan
krdampak negatif seperti peningkatan erosi-sedirnentasi dan flukfuasi debit
aliran permukaan, serb penurunan kesuburan tanah f Bellot et a!., 2001). Hal
tersebut kemudian rnengakibatkan makin rnenurunnya produktivitas prtanian
dan perikanan, terjadinya banjir dan kekeringan, pendangkafan dan penurunan
kualitas air waduk, ptsningkatan areal-areal krZfis baik airtual maupun patensiaf,
sarta pengaruh mgatifnya terhadap kuaiitas fingkungan hidup swcara
umum
sehingga tetjacfi ketidakberlanjutan pnggunaan lahan dan kerniskinan.
Femmna di atas twjadi juga di DAS Cianjur. fkiimnya yang sejuk,
pemandangan yang indah serta adanya pningkatan aksesibiiitas menyebabkan
lahan dari masyarakt seternpat ke
pendatang yang umurnnya diikuti penrbahan pnggunaan lahan dari pertanian ke
terjadinya penitlgkatan pengalihan
non pertanian. Terlebih, kepmilikan lahan yaw sebagian b a r adabh 4 . 5 ha
(92%) sarmgat rentan ferhadap tekanan tersebut. Sistam pewarisan yang ada
pun menyebabkan perwpabn fragrnefitasi )atran yang wnurnnya diikuti
prubahan penggunaan fahan, selain karma pertumbuhan penduduk. Penduduk
Kabugaten Cianjur berjumlah 1.386.705 pada Tatrun 1981, 1.662,U67 pada
Tahun 1990, dan rnenjadi 1,864,801 peda Tahun 2000.
Adanya tekanawtekanan tersebut menyebabkan meningkatnya desakan
penggunaan lahan bahkan di kawasan yang dilinclungi (hutan, lahan
berkemitingan tinggi). Sistem pertanian yang sudah krakar yaitu agrdormtri
yang menurut Narain et al. (1997) a n Craswll et al. (1997)Wnarnya sangat
iepi untuk kondisi yang topografinya mukit-bukit, berkeferengan tajam
(>25%), serta memiliki CM tinggi, j q a rnulai digantikan sistem mnokultur
terutama dengan tanaman wmlrsirn. Terjadinya prubahan penggunaan lahan
smra =pat brdampak negatif twhadap berjalannya fungsi-furmgsi pnting di
antaranya fungsi penyeditaan pangan serta fungsi hidraiagi. Hal ini berhitan
dengan statusnya sebagai bagian dari sentra prudukst produk-pfuduk pefianian
dan kawasan hutan lindung dan resapan air (berdasarkan Keppres 79/1985 dan
4811989 serta Perda Kabupaten Dati I I CianjUP No. 1 Tahun 1997).
Permasalahan penggunaan lahan harus dijawab dengan upaya
pengelolaan yang
few, mlalui perencanaan pnggunaan tatran yang sesuai
brsarnaan dangan upaya-upaya lainnya yaitu
pengembangan partisipasi masyarakat, penggerakan institusi, dan penegakn
hukurn terutama untuk rnendukung pelaksanaan kebijakan dan perduran tata
ruang yang sudatr ditetapkan (Yu dan W a q , 1998). Sesuai bidang ilmu yang
didafami pnulis, pnelitian ini rnengarnbil safah satu bagian yaitu perencawan
penggunaan fahan. f ujuan peremnaan penggunan lahan adalah rnencapai
kernamguan
lahan,
penggunaan yaw terbaik dari lahan suatu kawasan mgialui aptimasi &siensi,
ekuitas, dan lingkungan (FAO, 4989; FAO, 1990; Hermanides dan Nijicamp,
2000; Miranda, 2001). PeneMian ini merupakan salah satu m i a n dari
perencanaan integratif yaitu dimensi ekanorni. Karma dalam perencanan
inlegratif setiap bagian tidak bisa dipisahkan m r a mutlak, maka analisis
dimenst sasial ekunomi tetap difakukan wafaupun sebatas observasi dtsplorasi
(Franco, ef al. 2003).
Mengingat tuntutan akan adanya perttmbangan mutti kriteria dalam
pmecahan masalah dan pengarnbilan keputusan penggunaan fahan (Bellmann,
2000;Miranda, 2001), maka dalam rnengantisipi kakmpleksan pmbangkitan
data dan analisis, dimanfaatkan sisfEtm infurmasi geografis (SIG),pengindefaan
jauh, dan model prediksi.
2
Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bermaksud rnengambil bqian dalam upaya menjawab
pernasalahan penggunaan lahan
mehlui
penyusunan xonasi
alokasi
penggunaan lahan yaw optimal dari sisl peldadan s u m h r daya f a k n dan
pertirnbangafi sosial &ommi.
Tujuan penefitiian ini dirumwkan sebagai berikut:
1. Menganalisis @a spasial surnberdsys lahan dan penggunaan lahan.
2. Mernbuat zonasi alokasi pranggunaan fahan yang berbasis agreekdagis.
Secara umum, hasil akhir dari pnelitian ini dapat menjadi basis data atau
masukan dalam studi-stud# mengsnai pengddaan sumberdaya lahan dan
permbangunan daerah seternpat. Bagi pnentu icebijakan seternpat, hasif
penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam prencanaan arah kebijakan tata ruang
yang tidak menimbutkan degdasi lahan, perencanan infrasfruktur pnunjang
pertanian, serta penyusunan program pengembangan pertanian daarah
setempat yang krkelanjutan.
Sedangkan, prases pnditian s m r a keseluruhan juga diharapkan dapat
menjadi sumbangan bagi bidang ifmu arsiteMur lanskap mengenai bagaimna
pemanfaatan sistem informasi gwgrafis (SIG) datarn pngelolaan lamitap, juga
kgaimana penyusunan sistarn pengarnbilan keputusan penggunaan lanskap
yang kuantiatif, aplikatif, juge integratif untuk tujuan konservasi iingkungan s&a
kelayakan susial dan ekonomi.
2.1.
Prarencanaan Penggunaan Lahan
Penfingnya perencanaan pnggunaan lahan did~lsarhnpa& pemahaman
bahwa dalarn gerubahan kebutuhan dan tekanan, terjacfi irompetisi bebrapa
penggunaan untuk lahan yang sama (Heil$, 1897; B e l l ~ n n2WSO).
,
Perencanaan
penggunaan lafran atau setidaknya penghlaan sumbwdaya latran bhkan telah
menjsdi salah satu masalah penting dalam prnbangunan kawastan perdesaan
(Antoine et at., 2000).
fujuan-tujuan perencanaan penggunaan lahan s e a m garis besar adalah
penggunaan terbaik dad lahan. Dalam konsep berkelanjutan (susfainabik'jl),
ha1 ini
lebih dispesifikkan tagi sebagai suatu situasi kemimbangan atau intqrasi antara
efisiensi, ekuitas, dan keberlanjutan panggunaan SDA (Harmanides dan Nijkamp,
2UW; Miranda, 2001).
Dengan dernikian ket3erfartjutan pxlggunaan lahan
rnerupairan integrasi 3 dimensi yaitu ekanami, sosial, dan lingkungan, baik sekarang
rnaupun masa yang akan datang, yang akan dijabarkan sebagai berikut.
1.
Oimensi ekanomi yang brhubungan dewan rnasafah-masalah efisiensi dan
kssejaMeraan seperti pendapatan, produksi, iwestasi pengembangan pasar,
dan formasi harga. Penggunaan lahan harus layak secara ekonoml Warn arti
memkrikan kauntungan yang optimal. Dengan kata lain, penggunaan lahan
barus diamhkan pada aktivitas yang efisien dan produktif.
2. Dirnensi sosial yang rnemperhatikan rnasalah-rnasalah ekuitas atau masatah
distribusi dan keadilan, seperti distnbusi pendapatan, akses ke pasar, dan
tingkat kesejahteraan hidup antar kefornpok.
Dengan kata lain hams dikaji
dalam konteks pnirtgkatan kesejahtewan masyarakat yang dirnaksud.
3.
Oimensi lingkungan yang rnengacu pada masafah-masatah keiasiarian alam
seperti pafusi, keragaman lanskap, kualitas kehidupan, ketangkaan sumber
daya, dan variabel-variabel lingkungan yang terkait dengan kernanuslaan.
Penggunaan lahan dilakukan secara berkehnjubn yaitu yang dapat memenuhi
kebutuhan saat ini sekaligus mengawetkan sumhrdaya tersebut untuk
gemrasi yang akan dahng. Hal ini rnernerfukan kornbinasi antara produksi dan
konservasi.
Penggunaan lahan yang berkelanjutan menurut Beflrnann (ZUOO), Nardini
(2000)dan Miranda (2001) menuntut adanya perencanaan yang rnenggunakan
pendekatan rnulti krlteria dalarn pengambilan keputusan atau dimbut juga
perencaman yang integratif, mrta merniliki ciri-dri: fa) identifikasi kelebihan
kekurangan, atau pengenalan mengenai patensi dan kendala, (b) penihiart dampak,
(c) pelibatan rnasyarakat clan proses pengambifan keputusan yang dinamis, (d)
prnbuatan skenariu-skenario clan pernhndingan biaya dan manfaat terlradap
bebrapa afternatif yang baik, serta (e) adanya negosiasi semua pnentu iceputusan
dalarn rnenangani konflik. Pendekatan sepefti di atas teruiama berkernbang setelah
dike1uar)tannya Agenda 21 khususnya rnenganai Pendekatan lntegratif dafam
Perencanaan dan Pengelolaan Sumberdaya Alam fBab 10) pada Earn Summit
Tahun 1992.
Serdasarkan kegiatan perenmnaan serta produknya secara rnendasar,
prencanaan penggunaan fahan dapat dibedakan afas 3 jenis (FAO, 1976; FAQ,
1989; Antaine et al., 2000):
1.
Penranasian (zoning) atau
prencanaan
normatif,
yang
rnentpakan
perencanaan kebijakan dan artlhan rnenganai panggunaan !atran. Produknya
adatah zonasi alokasi lahan untuk tip-tipe petlggunaan lahan yang berbeda.
2.
Perenmnaan insentif dan disinsentif yang terkait dengan penggunaan lahan.
Procluknya adalah kuurdinasi kwja antar setrtor-sektw yang terkait dengan
pnggunaan lahan terutama mengenai kebijakan insentif dan disinsentif.
3.
Perencanaan aplikatif, y sing sewfa larigsung menentukan penggunaan lahan.
Produk yang dihasilkan adalah rencana yang lebih terperinci brupa spesifikasi
standar-standar dan rnasukan-masukan pengelalaan.
Penelitian ini mengarah pada pnronasian (perenanam normatif) untuk
menghasilkan zanasi alokasi lshan pertanian yang kernudian dapat dijadikan dasar
perencaman insenfif-disinsentif yang terltait dengan penggunaan lahan.
22,
Alakasi Lahan Pertaninn
Penggunaan iahan pertanian menjadi masafah yang paling d i i o t i tenttama
&lam dua dekade tmkhir ini.
Hal ini dbbabkan icarene tekanan tertradap
kawasan budidaya pertanian dengan adanya tarikan berbagai kepentingan lain-
sernakin rneningkat dengan #pat tetapi di lain pihak permintaan terhadap produk
m a n i a n juga sernakin k s a r (Heilig, 1897; Knux, 2Q01; Miranda, 2001; Shahab,
2001). Alakasi $ahan dengan tujuan penggunaan taban bmkelanjutan terdiri &ri 4
proses berikut (Antoins ei ab, 2000; Thomas, 2002): (a) pnentuan skala
perenCanaan datarn kaitannya dengan ident#kasi cakupan pemsalahan yang
dijadikan fokus utarna serta pitrak krkepentingan/pengambiI keputusan yang
berwewenang, (b) penentuan indikator keberlanjutan dan aplikasinya dalam proses
perencanaan, (c) pendekatan rnulti kriteria yang diikuti kornpilasi basis data yang
rnemerdai dan anafisis hofistik, dan (4) formulasi madel pngarnbilan keputusan yang
tepat. Keempatnya aka# dijabarkan berikut ini.
2.2,1, Skab Perencanttorn
Skala ahu cakupan perencanaan dan pertnasalahan penggunaan lahan
manurut FA0 adaiah seperti pada Takf I.
Tabl 1. Tingkat Analisis, Sltata, dan Pwrnasakttran Panggunaan Lahan
Tingkat Anatisis
Permasatahan
SkalafResolusi
Spasla!
Lahadunit produksi
(Spesrfik taptik)
I kmrti
sebaliknya (mamperoleh kauntungan).
3. Nilai bersih saat ini atau net present vaiue (NPV) dari setiap tipe penggunaan
lahan yang diusahahn per hektar.
Fa)rtor-faktor yang rnempengaruhi efisiensi usaha tani B/C rash adalah:
1. Herga jual produksi.
Efisiensi akan bartarnbah bila harga jual prwjuksi meningkat.
2. Biaya produksi.
Dalarn ha1 ini twdiri dad 2 kornponen yaitu biaya modal tetap yang urnumnya
terkait dsngan skah usaha teknis, &n
biaya bahan baku. Efisiensi akan lebih
tinggi bifabiaya produksi lebih rendah, bsgitujuga sebaliknya.
Pentingnya pernhrdayaan dan pdiktan masyarakat dalarn pwencanaan
s h l u m prayek diputuskan makin disadari (Nardini, 2000; Bellmann, 2000; Franco,
Penggunaan lahan harus direncanattan untuk dan dengan rnelibatkan
rnasyarakat, febih Wlusus Iagi prnilikpernitik lrihan (Kelly dan Becker, 2000).
2001).
Bwbagai istilah dengan arti yang tidak jauh btarbeda seperti bottom up planning,
community pfanning, community Based-planning, pubtic invdvemnt a negofiafion
approach, parWipatory planning approach, dikenal dan diaplikasikan dalarn tahapan
perencanaan atas dasat keymkinan bahwa kat>arhasihn suatu proyek dipengamhi
kuat oteh pelibatan dan penerimaan masyarskat.
Masyarakat dapat berirorttrbusi dengan baik dalarn identiftkaai dan
pnikian darnwk-clampak, rnernbentuk alternw-alfmatif penggunaan lahan
(Bellmann, 2000; Franco, 2001). Harus diingat, evaluasi dari brbagai allernatif
yang b h d a tidak &pas dati kurtflik. kepentingan. Dafarn ha! ini, pelibatan
masyarakat harus dilakukan sacara terorganisasi dan tujuan perewnaan harus
rnempertirnbangkan berbagai kqentingan pihak-pihak yang terlibat.
2.3.
Aplikasi SIG, Model dan Penginderaan Jauh dalarn Perencanaan
Penggunaan Lahan
Pecan SIG semakin besar datam kajian surnberdaya ekoiogi termasuk
perencarraan pnggunaan lahan (Stow, 1993; ETSU, 1999; liaubirntseva dan
Defuurny, 1989). Secara urnurn SIG sangat bermanfaat baik untuk pemetaan,
evaluasi surnberdaya lahan, pernodelan aiau aplikasi model. Sedangkan peran SIG
secara lebiti spesifik adalafr sebagai berikut:
1. Menyediakan struktur data untuk penyirnpanan dan pengefolaan data yang lebih
efisien terrnesuk untuk luasan yang besar.
2. Memungkinkan pengumpulan atau pemisahan data dengan skala yang berbeda.
3. Mendukung anatisis statistik spasial dari distiribusi akologi.
4. Menyediakan masukan datdparameter dafarn pernodelan atau aplikasi model.
5. MeningkaWn kernampuan ekstraksi informasi dari m i n d m a n jauh. Ada ha!
lain mngenai pran ini, yaitu adanya umpan batik dari penginderaan jauh
irarena suafu basis data GIs kttususnya yang twkait dengan pnutupan lahan
dapat d i p d h a r u i dan ditingmkn okh pengincieraarr jauh (Lmubmtseva clan
Defourny, 1999).
Basar kantribusi dan spesifikasi SIG tergantuq pada tipe struktur
datafkonsep representasi yang digunakan, apakah dalam bentuk rastertgufd atau
vektor. Salanjutnya, penggunaan masing-rnadng sfruktur data akan berimpiikesi
pada kebutuhan metode-matode analisis yang haws digunakan. Pernbandingan