Estimasi Nilai Ekonomi Dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Lombang Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur.

ESTIMASI NILAI EKONOMI DAN DAYA DUKUNG
KAWASAN WISATA PANTAI LOMBANG KABUPATEN
SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR

NORITA VIBRIYANTO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Estimasi Nilai Ekonomi
dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Lombang Kabupaten Sumenep
Provinsi Jawa Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015

Norita Vibriyanto
NIM H351114011

iv

v

RINGKASAN
NORITA VIBRIYANTO. Estimasi Nilai Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan
Wisata Pantai Lombang Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. Dibimbing
oleh AHYAR ISMAIL dan METI EKAYANI.
Indonesia memiliki banyak kawasan wisata alam pantai salah satunya
adalah wisata Pantai Lombang yang terletak di Kabupaten Sumenep Provinsi

Jawa Timur. Pantai Lombang selain memiliki potensi wisata yang dapat
memberikan manfaat ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat, juga memiliki
manfaat ekologis dari cemara udang yang berada di sepanjang bibir Pantai
Lombang. Manfaat ekonomi bagi pemerintah berupa perolehan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) diperoleh dari retribusi tiket wisata, sedangkan manfaat bagi
masyarakat antara lain berupa perolehan pendapatan dan kesempatan kerja.
Jika dibandingkan dengan dua objek wisata lain yang dikelola oleh
Pemerintah Kabupaten Sumenep, Pantai Lombang memberikan kontribusi
terbesar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumenep. Kontribusi
yang tinggi ini disebabkan jumlah pengunjung Pantai Lombang yang meningkat
tiap tahunnya. Mengingat distribusi pengunjung yang tidak merata dimana jumlah
pengunjung pada saat peak season berpotensi mengakibatkan over carrying
capacity yang berdampak negatif terhadap lingkungan maka tujuan penelitian ini
adalah: (1) mengestimasi nilai ekonomi wisata Pantai Lombang; (2) mengestimasi
manfaat ekonomi wisata Pantai Lombang; (3) mengestimasi daya dukung
kawasan wisata Pantai Lombang; (4) mengestimasi harga tiket pada peak season
dan; (5) mengestimasi PAD jika segmentasi harga berdasarkan musim kunjungan
diterapkan. Metode yang digunakan adalah Individual Travel Cost Method
(ITCM) untuk estimasi nilai ekonomi, share pendapatan wisata terhadap total
pendapatan untuk menghitung manfaat ekonomi, analisis daya dukung kawasan

untuk menghitung daya dukung kawasan pantai Lombang, Willingness to Pay
(WTP) untuk estimasi harga tiket peak season dan Autoregressive Integrated
Moving Average (ARIMA) untuk peramalan jumlah pengunjung wisata Pantai
Lombang yang akan digunakan pada estimasi PAD. Data yang digunakan
meliputi data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Lombang memiliki nilai dan
manfaat ekonomi yang tinggi, yang mengindisikan bahwa objek wisata Pantai
Lombang memiliki arti penting sebagai penyedia jasa wisata dimana jika
ekosistem rusak maka manfaat ekonomi tersebut akan hilang. Manfaat ekonomi
dari adanya objek wisata Pantai Lombang yaitu memberikan kontribusi (share)
94,45% dari total pendapatan unit usaha reguler dan sebesar 18,75% dari total
pendapatan unit usaha occasional. Total tenaga kerja yang terserap di bidang
formal 14 orang dan informal 28 orang. Adapun daya dukung kawasan Pantai
Lombang untuk kegiatan rekreasi pantai adalah 200 orang/ hari atau 6.000 orang/
bulan atau 72.000 orang/tahun. Objek wisata Pantai Lombang selama kurun
waktu 1 tahun belum mengalami over carrying capacity akan tetapi pada bulan
dan hari tertentu mengalami over carrying capacity yaitu pada bulan Juni dan
Desember serta hari Natal dan Tahun Baru. Harga tiket yang sebaiknya diterapkan
pada saat peak season Rp 4.000 berdasarkan hasil WTP pengunjung sedangkan
untuk harga tiket pada low season adalah harga tiket yang berlaku saat ini yaitu


vi

Rp 2.000. Adanya segmentasi harga tiket meningkatkan PAD dari Pantai
Lombang sebesar 43,34% yaitu dari Rp 75.380.000 menjadi Rp 108.052.000.
Tambahan PAD ini dapat digunakan untuk pembiayaan konservasi cemara udang,
perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana Pantai Lombang.

Kata kunci: daya dukung, manfaat ekonomi wisata, nilai ekonomi wisata, wisata
Pantai Lombang

vii

SUMMARY
NORITA VIBRIYANTO. Economic Value Estimation and Carrying Capacity of
Lombang Beach Tourism, Sumenep District, East Java Province . Supervised by
AHYAR ISMAIL and METI EKAYANI
Indonesia has a lot of natural coastal tourism, one of them is Lombang
beach which is located in Sumenep district, East Java Province. Besides having
potential tourism that can provide economic benefit for the government and

society, Lombang beach also has ecological benefit derived from the presence of
Casuarina equisetifolia along the shoreline. The economic benefits for the
government such as Regional Own Revenue (PAD) is generated from ticket
retribution while benefits for society are among others: income and employment.
If we compare with two other attractions managed by the Government of
Sumenep, Lombang beach has largest contribution to PAD of Sumenep Distric.
The high contribution due to the number of visitors that increased. Given the
uneven distribution of visitors and the number of visitors during the peak season
could make potentially over carrying capacity which has a negative impact on the
environment, so the purposes of this study are: (1) to estimate economic value of
Lombang beach tourism; (2) to estimate economic benefits of Lombang beach
tourism; (3) to estimate carrying capacity of Lombang beach tourism; (4) to assess
ticket price on peak season and; (5) to estimate Regional Own Revenue (PAD) if
segmentation of ticket price based visiting season are applied. This research
applied Individual Travel Cost Method (ITCM) to estimate the economic value,
share of tourism income to total income for estimate the economic benefit of
Lombang beach tourism, carrying capacity analysis to estimate the carrying
capacity of Lombang beach tourism, Willingness to Pay (WTP) for ticket
estimation on peak season and Autoregressive Integrated Moving Average
(ARIMA) to forecasting the number of visitors that will be used at PAD

estimation. Data used at this research include primary and secondary data.
The results showed that Lombang beach has high economic value and
economic benefits which is indicate the attraction of Lombang beach has
significance as a tourism service provider. If the ecosystem is damage, the
economic benefits will be lost. The economic benefits of Lombang beach
contribute to 94,45% of the total income of regular business unit and amounted to
18,75% of total income of occasional business unit. Total employer absorbed at
Lombang beach consist of 14 people for formal unit and 28 people for informal
unit. Carrying capacity of Lombang beach for recreational activities is 200 people
/day or 6.000 people /month or 72.000 people /year. Although on specific months
(i.e June and December) Lombang beach showed over carrying capacity, in
average within the period of one year it is still under carrying capacity. Ticket
price which should be applied at peak season Rp 4.000 is based on WTP of
visitor. So the estimated PAD by ticket segmentation has increased of PAD that
is 43.34% from 75.380.000 into 108.052.000. The additional PAD could be used
to conservation fund of Casuarina equisetifolia, amelioration and addition of
facilities and infrastructure Lombang beach.
Keyword: carrying capacity, economic benefit of tourism, economic value of
tourism, Lombang beach tourism


viii

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

ix

ESTIMASI NILAI EKONOMI DAN DAYA DUKUNG
KAWASAN WISATA PANTAI LOMBANG KABUPATEN
SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR

NORITA VIBRIYANTO


Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

x

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Fifi Diana Thamrin SP,M.Si

xii

xiii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga saya bisa menyelesaikan penyusunan tesis ini yang berjudul:
Estimasi Nilai Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Lombang
Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr dan Dr.
Meti Ekayani, S.Hut. M,Sc selaku pembimbing yang bersedia meluangkan waktu
untuk memberikan arahan dan bimbingan. Penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak Anwar selaku Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pantai Lombang,
Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep atas data
dan informasinya. Ungkapan terima kasih disampaikan kepada kedua orang tua
tercinta Bapak Sunarto Akhmad dan Ibu Sri Wahyuni, suami tercinta Askur
Rahman, S.TP, MP, putra tersayang Shofa Ali Riza, kedua adik saya Wiwin
Hindayati dan Awenda Trisnadiningtias untuk dukungan dan doa selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

Norita Vibriyanto

xiv


xv

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR

iii

DAFTAR LAMPIRAN

iv

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

1
1
2
4
4
5

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pariwisata
Segmentasi Wisata
Wisata Alam Pantai
Fungsi Cemara Udang
Nilai Ekonomi
Manfaat Ekonomi
Klasifikasi Pendapatan
Daya Dukung (Carrying Capacity)
Analisis Biaya Perjalanan (Tavel Cost Methode/TCM)
Willingness To Pay (WTP)
Dichotomous Choice CVM
Penelitian Terdahulu

6
6
6
7
8
8
10
10
10
11
12
13
13

3 KERANGKA PEMIKIRAN

16

4 METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Metode Pengambilan Sampel
Jenis Data dan Sumber Data
Metode Pengolahan dan Anlisis Data

18
18
18
19
19

5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
26
Karakteristik Responden Pengunjung Objek Wisata Pantai Lombang
26
Karakteristik Responden Objek Wisata Pantai Lombang Berdasarkan
Kendaraan yang Digunakan
28
Karakteristik Responden Objek Wisata Pantai Lombang Berdasarkan Cara
Memperoleh Informasi Objek Wisata Pantai Lombang.
28
6 HASIL DAN PEMBAHASAN
30
Estimasi Nilai Ekonomi Wisata Pantai Lombang
30
Manfaat Ekonomi yang Diperoleh Masyarakat Sekitar dari Wisata Pantai
Lombang
31

ii
xvi

Analisis Daya Dukung Kawasan Pantai Lombang
33
WTP Pengunjung Terhadap Segmentasi Harga Tiket saat Peak dan Low
Season
36
Estimasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Peak dan Low Season Jika
Segmentasi Harga Tiket Berdasarkan WTP Pengunjung Diterapkan
37
7 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

40
40
40

DAFTAR PUSTAKA

41

LAMPIRAN

45

RIWAYAT HIDUP

62

iii
xvii

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Kontribusi objek wisata terhadap PAD Kabupaten Sumenep tahun
2012-2013
Klasifikasi pendapatan
Penetitian terdahulu tentang daya dukung
Penelitian terdahulu tentang nilai ekonomi wisata
Matrik penelitian
Definisi dan skala pengukuran
Bid dan jumlah responden yang diwawancarai untuk penentuan tarif
peak season
Estimasi PAD tanpa segmentasi dan dengan segmentasi harga tiket
Karakteristik responden berdasarkan faktor demografi
Karakteristik responden objek wisata Pantai Lombang berdasarkan
kendaraan yang digunakan
Karakteristik responden Pantai Lombang berdasarkan cara memperoleh
informasi tentang Pantai Lombang
Nilai ekonomi wisata Pantai Lombang
Kontribusi (share) pendapatan unit usaha di Pantai Lombang terhadap
total pendapatan
Sebaran pekerjaan pedagang reguler selain bekerja di Pantai Lombang
Jenis profesi pedagang occasional selain memiliki unit usaha di dalam
kawasan Pantai Lombang
Penyerapan tenaga kerja lokal di wisata Pantai Lombang
Perhitungan Daya Dukung Kawasan
Jumlah wisatawan Pantai Lombang Tahun 2014
Jumlah pengunjung Natal 2014 dan Tahun Baru 2015
Jumlah pengunjung peak dan low season
Penentuan harga tiket yang sebaiknya diterapkan di Pantai Lombang
pada peak season
Keragaan wisatawan
Estimasi PAD dari Pantai Lombang tanpa segmentasi dan dengan
segmentasi harga tiket
Estimasi PAD sembilan tahun mendatang
Peramalan jumlah pengunjung Panatai Lombang
Estimasi PAD dari Pantai Lombang

2
10
14
15
19
21
23
25
27
28
29
30
31
32
32
32
33
34
35
35
36
37
38
39
57
58

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Perolehan devisa pariwisata Indonesia tahun 2000-2009
Jumlah kunjungan Pantai Lombang tahun 2011-2013
Kerangka wisata pantai dan laut
Kerangka pemikiran
Foto yang digunakan peneliti menjelaskan pasar hipotetis

1
3
7
17
24

ivxviii

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Fungsi permintaan wisata dan nilai ekonomi wisata
Rekapitulasi pendapatan pedagang reguler dan occasional
Sumber daya manusia yang dimiliki UPT Pantai Lombang
Upah minimum Kabupaten/ Kota di Jawa Timur tahun 2014 dan tahun
2015
5 Perhitungan daya dukung kawasan (DDK) Pantai Lombang
6 Estimasi jumlah pengunjung dan PAD dari Pantai Lombang
7 Kodisi lokasi wisata Pantai Lombang

45
50
52
53
55
57
59

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pariwisata dikatakan sebagai sesuatu yang dapat mempercepat
pembangunan, karena dapat memberikan dampak ekonomi bagi daerah tujuan
wisata (DTW) yang memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi penduduk
setempat, dimana pariwisata itu dikembangkan (Yoeti 2008; Ekayani dan Nuva
2014; Ekayani et al. 2014a, 2014b). Salah satu manfaat pariwisata adalah
penghasil devisa (Kemenbudpar 2011; Ekayani dan Nuva 2013). Dari tahun 1999
hingga 2010 perolehan devisa pariwisata yang mengalami fluktuasi tetapi secara
rata-rata cenderung menunjukkan peningkatan (Gambar 1). Hal ini menunjukkan
bahwa pariwisata merupakan pilihan usaha yang dapat terus dikembangkan.

Sumber : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2011)

Gambar 1 Perolehan devisa pariwisata Indonesia tahun 2000-2009
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki garis pantai terpanjang
kedua di dunia dengan panjang 81.000 km (Muchlisin et al. 2011). Berdasarkan
kondisi tersebut memungkinkan Indonesia untuk memiliki potensi industri wisata
yang potensial khususnya wisata pantai. Kusumastanto (2003) menyatakan
pariwisata bahari merupakan sektor yang memiliki masa depan yang menjanjikan
dimana salah satu obyek utama yang menjadi potensi pariwisata bahari adalah
wisata pantai. Salah satu wisata pantai yang memiliki pesona daya tarik untuk
dikembangkan adalah Pantai Lombang terletak di Kabupaten Sumenep,
Kepulauan Madura, Provinsi Jawa Timur. Menurut Dinas Budaya Pariwisata
Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Kabupaten Sumenep (2014) Pantai
Lombang merupakan salah satu objek wisata andalan yang dimiliki oleh
Kabupaten Sumenep yang berjarak 30 km dari kota Sumenep. Hamparan pasir
putih yang luas dan cemara udang merupakan ciri khas wisata Pantai Lombang.
Pantai Lombang selain memiliki potensi wisata yang dapat memberikan
manfaat ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat, juga memiliki fungsi ekologis
yang dimiliki oleh hamparan cemara udang yang berada di sepanjang bibir Pantai

2
Lombang. Cemara udang (Casuarina equisetifolia) merupakan spesies pesisir
yang memiliki manfaat ekologis yang penting bagi lingkungan diantaranya
melindungi tanaman palawija milik petani dari tiupan angin pantai. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Syahbudin et al. (2012) dan Ganesan (2005)
dalam De Zoysa (2008) bahwa cemara udang berfungsi sebagai wind break.
Pantai Lombang yang merupakan kawasan pantai yang berhubungan langsung
dengan Laut Jawa memiliki berpotensi terkena tsunami dari gunung laut terdekat
seperti dari Laut Maluku ataupun Laut Banda sehingga keberadaan cemara laut
dapat berfungsi untuk mengurangi dampak gelombang tsunami (Ganesan 2005
dalam De Zoysa 2008; Thuy et al. 2012).
Adanya manfaat ekonomi dan ekologi dari sumberdaya alam dan
lingkungan (SDAL) merupakan cerminan dari SDAL yang memiliki nilai
ekonomi. Nilai ekonomi mencerminkan kemampuan suatu sumberdaya alam dan
lingkungan untuk memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan manusia (Fauzi
2014). Jadi ketika suatu sumberdaya alam dan lingkungan rusak maka nilai
ekonomi dari SDAL tersebut akan hilang. Sedangkan manfaat ekonomi
merupakan nilai jasa lingkungan yang dapat secara riil dirasakan oleh manusia.
Dalam penelitian ini manfaat ekonomi yang dimaksud adalah manfaat yang
didapat oleh pemerintah daerah dan masyarakat dari belanja wisatawan.
Perumusan Masalah
Berlakunya Undang-Undang (UU) tentang otonomi daerah yaitu UU No.32
Tahun 2004 yang merupakan perubahan dari UU No.22 Tahun 1999
mengharuskan daerah otonom menggali sumber-sumber keuangan sendiri untuk
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pariwisata merupakan sektor yang
menjanjikan untuk meningkatkan PAD. Kabupaten Sumenep merupakan satu dari
empat kabupaten yang ada di pulau Madura yang dikenal dengan pariwisatanya,
telah menjadikan pariwisata sebagai salah satu sumber pemasukan PAD. Terdapat
3 objek andalan wisata di kabupaten Sumenep, yaitu Museum daerah, Pantai
Lombang dan pantai Slopeng yang memberikan kontribusi kepada PAD
Kabupaten Sumenep (Disbubparpora 2014).
Tabel 1 Kontribusi objek wisata terhadap PAD Kabupaten Sumenep tahun 20122013
Tempat wisata
Museum daerah
Pantai Lombang
Pantai Slopeng

PAD 2012 (Rp)
52.609.000
56.900.000
20.061.000

PAD 2013 (Rp)
58.310.000
70.450.000
26.784.000

Sumber: Disbudparpora Kabupaten Sumenep (2014)

Berdasarkan Tabel 1, objek wisata Pantai Lombang memiliki kontribusi
terbesar terhadap PAD Kabupaten Sumenep pada tahun 2012-2013. Kontribusi
yang tinggi tersebut seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan wisata Pantai
Lombang (Gambar 2). Selain berdampak positif, peningkatan jumlah wisatawan
dapat berdampak negatif pada kerusakan fisik lingkungan wisata atau degradasi

3
lingkungan (Sunaryo 2013). Salah satu faktor penyebab terjadinya degradasi
lingkungan wisata adalah peningkatan jumlah wisatawan yang melebihi
kapasitas daya dukung wisata dapat berpengaruh negatif pada lingkungan
wisata. Wisata alam merupakan wisata yang rentan terhadap kerusakan
lingkungan (Soemarwoto 2004; Scepkova 2011) sedangkan lingkungan
merupakan faktor penting dalam pariwisata sehingga
baik buruknya
lingkungan wisata (kualitas lingkungan) sangat menentukan keberlangsungan
industri wisata (Ekayani dan Nuva 2014; Ekayani et al. 2014b).

Sumber: Disbudparpora Kabupaten Sumenep (2014)

Gambar 2 Jumlah kunjungan Pantai Lombang tahun 2011-2013
Pantai Lombang merupakan wisata alam yang memiliki daya tarik wisata
berupa pasir putih dan hamparan cemara udang sepanjang bibir pantai. Cemara
udang memiliki manfaat ekologis bagi masyarakat diantaranya sebagai wind break
(Syahbudin et al. 2012; Ganesan 2005 dalam De Zoysa 2008) dan untuk
mengurangi dampak gelombang tsunami (Ganesan 2005 dalam De Zoysa 2008;
Thuy et al. 2012). Apabila kegiatan wisata melebihi daya dukung dan
mengakibatkan rusaknya tanaman cemara udang di Pantai Lombang maka dapat
berimplikasi pada hilangnya manfaat ekologis dan manfaat ekonomi. Manfaat
ekonomi dapat berkurang bahkan hilang karena minat wisatawan kemungkinan
akan beralih untuk berwisata ke tempat wisata lain sehingga pendapatan pengelola
dan pelaku usaha yang berasal dari belanja pengunjung di dalam lokasi wisata
akan menurun. Jadi kerusakan ekosistem cemara udang dapat berpengaruh pada
menurunnya atau bahkan hilangnya manfaat ekologis maupun ekonomi.
Beberapa aktivitas wisatawan maupun pelaku usaha di Pantai Lombang
yang dapat mengancam kerusakan ekosistem cemara udang adalah aktivitas
vandalisme yang berupa memaku pohon, memotong bagian dahan atau ranting
pohon untuk kayu bakar atau penyangga bangunan perlu upaya perlindungan
ekosistem pantai yang dapat meminimalisir dampak negatif lingkungan,
diantaranya mengatur jumlah kunjungan sesuai daya dukung. Oleh karena itu
diperlukan menghitung daya dukung (carrying capacity) wisata sangat penting.
Hal ini sejalan dengan Vanhove (2005) yang menyatakan bahwa pengetahuan
tentang daya dukung lingkungan dapat menolong untuk meminimalisasi dampak
terhadap lingkungan.

4
Mengingat tingginya jumlah kunjungan saat hari libur (peak season)
dibandingkan hari biasa (low season) yang juga berpotensi mengakibatkan over
carrying capacity yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, maka
kajian terhadap segmentasi harga perlu dilakukan. Segmentasi harga wisata
dimaksudkan untuk memecah jumlah pengunjung saat peak season dan low
season, diharapkan pengunjung yang tidak mau membayar tinggi saat peak season
dapat berwisata pada saat low season dengan harga lebih rendah. Segmentasi
wisata memiliki manfaat berupa menjaga lingkungan dan untuk keberlanjutan
wisata alam (Zografos dan Allcroft 2007; Park dan Yoon 2009), selain itu
segmentasi harga pada wisata adalah cara yang efektif untuk meningkatkan
penerimaan (Steele 1995)
Berdasarkan uraian permasalahan maka, pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Berapa nilai ekonomi wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep?
2. Berapa besar manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat sekitar dari wisata
Pantai Lombang?
3. Berapa daya dukung kawasan Pantai Lombang agar kegiatan wisata tidak
mengganggu ekosistem Pantai Lombang?
4. Berapa harga tiket yang sebaiknya diterapkan di Pantai Lombang pada saat
peak season?
5. Berapa besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Pantai Lombang pada saat
low season dan peak season jika segmentasi harga tiket berdasarkan WTP
pengunjung diterapkan?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah mengkaji pengelolaan wisata Pantai
Lombang di Kabupaten Sumenep sebagai wisata pantai yang berkelanjutan secara
ekologi maupun ekonomi. Oleh karena itu, maka tujuan khusus penelitian ini
adalah:
1. Mengestimasi nilai ekonomi wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep.
2. Menghitung manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat sekitar dari wisata
Pantai Lombang.
3. Menghitung daya dukung kawasan Pantai Lombang agar kegiatan wisata tidak
mengganggu ekosistem Pantai Lombang
4. Merekomendasikan harga tiket yang sebaiknya diterapkan di Pantai Lombang
pada saat peak season.
5. Mengestimasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Pantai Lombang pada saat
low season dan peak season jika segmentasi harga tiket berdasarkan WTP
pengunjung diterapkan.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi awal yang
bermanfaat untuk melakukan penelitian selanjutnya serta menjadi bahan masukan
bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pantai Lombang maupun pemerintah
Kabupaten Sumenep dalam pengelolaan wisata Pantai Lombang.

5
Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini dilakukan di wisata Pantai Lombang, Kabupaten Sumenep, Jawa
Timur.
2. Nilai ekonomi dalam penelitian ini adalah nilai ekonomi wisata yang di dapat
dari total biaya perjalanan tiap wisatawan Pantai Lombang.
3. Manfaat ekonomi yang dihitung meliputi manfaat ekonomi bagi masyarakat
dan pemerintah daerah.
a. Manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar berupa perolehan pendapatan
bagi masyarakat lokal dan keterserapan tenaga kerja. Pendapatan bagi
masyarakat lokal yang dimaksud adalah pendapatan pelaku usaha yang ada
di dalam kawasan Pantai Lombang dan pendapatan tenaga kerja lokal di
UPT Pantai Lombang. Jumlah tenaga kerja yang terserap merupakan
jumlah keseluruhan masyarakat lokal yang memiliki pekerjaan akibat
keberadaan wisata Pantai Lombang.
b. Manfaat ekonomi bagi Pemerintah Daerah, wisata Pantai Lombang
merupakan salah satu sumber penerimaan PAD. Dalam penelitian ini akan
mengestimasi PAD dari Pantai Lombang yang akan diperoleh Pemerintah
Daerah jika segmentasi dilakukan.
4. Daya dukung yang dihitung adalah daya dukung fisik, yaitu jumlah maksimum
pengunjung yang dapat ditampung untuk kegiatan wisata.

6

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pariwisata
Menurut Spillane (1994) pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan
dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,
memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas dan
berziarah. Cooper et al. (1993) mengemukakan pariwisata adalah serangkaian
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh perorangan atau keluarga atau kelompok
dari tempat tinggal asalnya ke berbagai tempat lain dengan tujuan melakukan
kunjungan wisata dan bukan untuk bekerja atau mencari penghasilan ditempat
tujuan. Kunjungan dimaksud bersifat sementara (1 hari, 1 minggu, 1 bulan) dan
pada waktunya akan kembali ke tempat tinggal semula. Terdapat dua elemen
penting wisata yaitu: perjalanannya itu sendiri dan tinggal sementara di tempat
tujuan dengan berbagai aktivitas wisatanya. Menurut Spillane (1994) pariwisata
dibagi atas enam jenis khusus, yaitu:
1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan, dilakukan untuk berlibur, mencari
udara segar, memenuhi keingintahuan, mengendorkan ketegangan saraf,
melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam dan mendapatkan
kedamaian.
2. Pariwisata untuk rekreasi, dilakukan sebagai pemanfaatan hari-hari libur
untuk beristirahat, memulihkan kesegaran jasmani dan rohani dan
menyegarkan keletihan.
3. Pariwisata untuk kebudayaan, ditandai serangkaian motivasi seperti keinginan
belajar di pusat riset, mempelajari adat-istiadat, mengunjungi monumen
prasejarah dan peninggalan purbakala dan ikut festival seni musik.
4. Pariwisata untuk olahraga, dibagi menjadi dua katagori yakni pariwisata
olahraga besar seperti Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games serta bagi
mereka yang ingin berlatih atau mempraktekkan sendiri, seperti mendaki
gunung, panjat tebing, berkuda, berburu, rafting dan memancing.
5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang, umumnya dilakukan para pengusaha
antara lain mencakup kunjungan ke pameran dan instalasi teknis.
6. Pariwisata untuk konservasi, berhubungan dengan konferensi, simposium,
sidang dan seminar Internasional.
Segmentasi Wisata
Segmentasi pasar adalah proses pengklasifikasian pasar berdasarkan
perilaku konsumen yang terdapat di dalam pasar. Segmentasi pasar harus
dibedakan dengan pengertian segmen pasar, dimana segmen pasar adalah bagian
dari pasar yang terdiri dari kelompok orang yang memiliki kebutuhan
(needs), keinginan (wants) dan harapan (expectation) yang relatif sama
(Yoeti 2006). Pengertian segmentasi pasar sangat luas, sehingga bisa diterapkan
dalam wisata. Penerapan segmentasi wisata merupakan salah satu strategi
pengembangan pariwisata yang dapat memenuhi kebutuhan pengunjung,
melindungi lingkungan (konservasi) dan mengembangkan masyarakat, oleh
karena itu, segmentasi wisata dapat sebagai strategi penting dalam konservasi

7
sumberdaya alam sebagai upaya mencapai wisata yang berkelanjutan (Ekayani
dan Nuva 2013; Zografos dan Allcroft 2007).
Penentuan harga di sektor wisata dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
single pricing dan price discrimination, dimana Price discrimination dapat
menguntungkan lebih besar dibandingkan single pricing (Vanhove 2005).
Menentukan segmentasi pasar dapat dilakukan dengan empat kategori, yaitu:
(1) secara geografi, (2) demografi, (3) psikografi dan (4) perilaku (Dewi 2011;
Yoeti 2006).
1. Segmentasi geografi dapat membagi pasar seperti asal negara, provinsi,
kota, atau wilayah tertentu.
2. Segmentasi demografi membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan umur,
jenis kelamin, siklus hidup, pendapatan, pekerjaan, tingkat pendidikan, agama
dan kelompok etnis.
3. Segmentasi psikografi membagi pasar berdasarkan kelompok sosial,
karakteristik kepribadian dan cara hidup. Segmentasi perilaku membagi
pasar berdasarkan kesamaan pengetahuan, sikap, tingkat penggunaan dan
respon terhadap suatu produk.
4. Segmentasi juga perlu diterapkan pada sektor wisata, dimana segmentasi
ini diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap lokasi wisata. Sehingga
tempat wisata tersebut diharapkan tidak rusak khususnya untuk kegiatan
wisata di kawasan konservasi
Wisata Alam Pantai
Hall (2001) menyebutkan bahwa konsep pariwisata pesisir (coastal tourism)
atau pariwisata bahari (marine tourism) meliputi hal-hal yang terkait dengan
kegiatan wisata, leisure dan rekreasi yang dilakukan di wilayah pesisir dan
perairan laut (pariwisata pesisir dan laut; PPL). Obyek-obyek utama yang menjadi
potensi pariwisata bahari adalah wisata pantai(seaside tourism), wisata alam
(pantai), wisata budaya (cultural tourism), wisata pesiar (cruise tourism), wisata
alam (ecotourism), dan wisata olahraga (sport tourism), wisata bisnis (bisnis
tourism) (Kusumastanto 2003). Sementara itu, Orams (1999) dalam Adrianto
(2006) memberikan definisi wisata bahari sebagai kegiatan rekreasi yang
melakukan perjalanan dari tempat tinggal menuju tempat yang memiliki
lingkungan laut. Dengan menggunakan definisi ini maka kerangka wisata pantai
dan bahari dapat digambarkan secara diagram seperti yang disajikan pada Gambar
3 berikut.
Shore-based
activities
Wisata dan Bahari

Water-based
activities

- Land-based whale
watching
- Beach tourism
- Reef walking
- etc
-

Diving
Yachting
Snorkling
etc

Sumber: Andrianto 2006 dalam Banapon 2008

Gambar 3 Kerangka wisata pantai dan laut

8
Menurut Hidayat (2000) bahwa wisata bahari adalah meliputi berbagai
aktifitas wisata yang menyangkut kelautan. Aktifitas wisata bahari tersebut
diantaranya adalah santai di pantai/menikmati alam sekitar, berenang, tour
keliling, boat tour, cruising, extended boat tour, surfing, snorkeling, diving, water
ski, dan sailing. Pendayagunaan laut sebagai medium wisata memerlukan
persyaratan tertentu, antara lain (1) keadaan musim/cuaca yang cukup baik
sepanjang tahun; (2) lingkungan laut yang bersih, bebas pencemaran; (3) keadaan
pantai yang bersih dan alami, yang disertai pengaturan-pengaturan tertentu akan
bangunan dan macam kegiatan; (4) keadaan dasar laut yang masih alami,
misalnya taman laut yang merupakan habitat dari berbagai fauna dan flora; (5)
gelombang dan arus yang relatif tidak terlalu besar serta aksesibilitas yang tinggi.
Fungsi Cemara Udang
Casuarina equisetifolia merupakan nama ilmiah dari cemara udang atau
cemara laut. Dommergues (1995) menggambarkan keberadaan cemara laut
sebagai tanaman yang mempunyai potensi sebagai tanaman campuran dengan
jenis tanaman hutan lainnya. Cemara udang merupakan tanaman yang tahan
terhadap angin sehingga cemara laut digunakan secara luas untuk menstabilkan
bukit pasir di pantai, serta penahan angin untuk melindungi perkebunan. Pada
beberapa sistem agroforestry dataran rendah di daerah tropis, cemara laut ditanam
di perkebunan bersama tanaman kopi, jambu mete, kelapa, kacang tanah, wijen
dan legume berbiji lainnya. Selain itu Casuarina equisetifolia sering digunakan
sebagai tanaman hias untuk mempercantik daerah perkotaan, taman dan tempat
peristirahatan di tepi laut.
Cemara laut dapat dikatagorikan sebagai jenis pohon serbaguna atau Multi
Purpose Tree Species. Multi purpose tree species adalah jenis pohon yang
ditanam untuk memenuhi lebih dari satu manfaat (fungsi) pada suatu areal.
Contoh, petani dapat memanfaatkan baik kayu maupun non kayu dari satu pohon
yang sama. Manfaat utama jenis ini berupa kayu yang sangat tinggi kualitasnya
sebagai bahan bakar (arang), kayu gelondongan untuk pancang, tonggak dan
pagar. Cemara laut mempunyai potensi yang baik sebagai bahan kayu terbaik di
dunia. Namun di daerah-daerah yang sangat kekurangan kayu seperti Cina bagian
tenggara, menurut Dommerques 1983 kayu dari pohon cemara dapat digunakan
untuk tiang rumah dan perabotan sederhana. Selain itu cemara laut bisa
dimanfaatkan untuk konservasi tanah dan rehabilitasi lahan, jalur hijau penahan
angin dan kayu konstruksi (Syamsuwida 2005).
Nilai Ekonomi
Nilai (value) merupakan persepsi seseorang yang menunjukkan harga yang
diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Pada kenyataannya, tidak semua barang mempunyai nilai pasar, yaitu tidak
dinyatakan dalam satuan mata uang (harga). Oleh karena itu, untuk barangbarang yang tidak memiliki nilai pasar dilakukan penilaian ekonomi.
Barang-barang tersebut merupakan barang-barang yang dihasilkan sumber
daya alam dan lingkungan, seperti suatu objek wisata (Adrianto 2006).

9
Nilai ekonomi didefenisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum
seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang
dan jasa yang diinginkan. Hal ini sulit jika diterapkan pada barang dan jasa
yang dihasilkan sumber daya alam dan lingkungan yang tidak memiliki
harga pasar seperti wisata alam. Salah satu cara yang relatif mudah dan bisa
dijadikan persepsi bersama berbagai disiplin ilmu adalah pemberian harga pada
barang dan jasa yang dihasilkan sumber daya alam dan lingkungan (Fauzi 2006).
Valuasi nilai ekonomi wisata alam perlu dilakukan untuk melihat nilai dari
keberadaan sebuah wisata alam yang terkadang dinilai under value. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur nilai ekonomi suatu
kawasan wisata adalah Travel Cost Method (TCM). Menurut Fauzi (2006)
TCM merupakan metode yang digunakan untuk mengukur nilai ekonomi sumber
daya alam secara tidak langsung. Metode ini pada umumnya digunakan
untuk menganalisis atau mengkaji biaya yang digunakan oleh setiap individu pada
saat melakukan kegiatan rekreasi di suatu daerah wisata dan mengkaji nilai
yang diberikan konsumen kepada sumber daya alam dan lingkungan.
Penilaian ekonomi suatu sumber daya alam dan jasa lingkungan sangat
diperlukan. Salah satu jasa lingkungan adalah wisata alam. Kegiatan wisata alam
merupakan suatu kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
mengekstrak sumber daya alam, tetapi hanya memanfaatkan keindahan alamnya.
Penilaian ekonomi wisata perlu dilakukan untuk memberikan nilai yang
sebenarnya terhadap lingkungan sebagai pemberi jasa. Dengan mengetahui
besarnya nilai ekonomi wisata, maka ada dasar untuk memelihara
lingkungan tersebut agar tetap lestari, karena lingkungan tersebut memiliki nilai
yang tinggi.
Penilaian ekonomi berdasarkan preferensi dibedakan menjadi dua, yaitu
revealed preferences dan direct preferences yang menggunakan pendekatan
secara langsung, salah satunya dengan willingness to pay. Penilaian ekonomi
untuk aktivitas wisata dilakukan dengan menggunakan revealed preferences.
Teknik yang digunakan untuk penilaian wisata ini adalah dengan travel cost
method yang diperoleh dengan mengetahui pola pengeluaran konsumen untuk
mengunjungi suatu objek wisata. Nilai ekonomi wisata dihitung
menggunakan surplus konsumen yang diestimasi menggunakan preferensi
individual dengan metode biaya perjalanan (Freeman III 2003 dalam Mendes dan
Proenca 2005).
Nilai tempat wisata, menyangkut waktu dan biaya yang dikorbankan
oleh para wisatawan dalam menuju dan meninggalkan tempat wisata tersebut.
Semakin jauh jarak wisatawan ke tempat wisata, akan semakin rendah
permintaannya terhadap tempat wisata tersebut. Para wisatawan yang lebih dekat
dengan lokasi wisata tentu akan lebih sering berkunjung ke tempat wisata
tersebut dengan adanya biaya yang lebih murah yang tercermin pada biaya
perjalanan yang dikeluarkannya. Dengan begitu, wisatawan yang berasal dari
tempat yang jauh dengan biaya perjalanan yang besar akan mendapatkan
surplus konsumen yang rendah, begitu pun sebaliknya (Igunawati 2010).

10
Manfaat Ekonomi
Pariwisata merupakan kegiatan wisatawan yang secara langsung
melibatkan masyarakat sehingga memberi dampak bagi masyarakat setempat
(Ismayanti 2010). Salah satu dampak yang yang dihasilkan dari adanya
kegiatan wisata adalah dampak ekonomi. Belanja pengunjung di daerah
wisata akan meningkatkan pendapatan pada masyarakat setempat baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui dampak berganda (multiflier effect)
(Suwantoro 2004).
Menurut Stynes and Sun (2000) dampak ekonomi adanya wisata
terhadap suatu wilayah terdiri dari dampak langsung (direct effects), dampak
tidak langsung (indirect effects) dan dampak ikutan (induced effects). Dampak
langsung lebih dikenal sebagai dampak primer, sedangkan dampak tidak
langsung dan ikutan disebut dengan dampak sekunder.
1. Dampak primer adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan,
pekerjaan, dan penerimaan pada usaha akibat pembelanjaan pengunjung.
2. Dampak tidak langsung adalah perubahan jumlah pengeluaran unit usaha
dan upah tenaga kerja di sekitar lokasi wisata.
3. Dampak lanjutan adalah sejumlah pengeluaran dari beberapa tenaga kerja
yang terlibat kegiatan wisata. Dalam penelitian ini manfaat ekonomi yang akan
dikaji adalah manfaat ekonomi langsung yang diperoleh pemilik unit usaha
yang terdapat di dalam kawasan Pantai Lombang.
Klasifikasi Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan dengan pengeluaran. Tinggi
rendahnya besaran pendapatan seseorang dari suatu usaha dapat mengindikasikan
pendapatan tersebut ke dalam pendapatan pokok atau sambilan. Klasifikasi
pendapatan yang diadopsi dari Soehandji (1995) disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Klasifikasi pendapatan
Kriteria share pendapatan
Tingkat ekonomi usaha