Koleksi Hymenoptera Parasitoid dengan Kombinasi Jaring Serangga dan Separator

KOLEKSI HYMENOPTERA PARASITOID DENGAN
KOMBINASI JARING SERANGGA DAN SEPARATOR

AGUSTIN IRIANI

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Koleksi Hymenoptera
Parasitoid dengan Kombinasi Jaring Serangga dan Separator adalah benar karya
saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Agustin Iriani
NIM A34070010

ABSTRAK
AGUSTIN IRIANI. Koleksi Hymenoptera Parasitoid dengan Kombinasi Jaring
Serangga dan Separator. Dibimbing oleh NINA MARYANA.
Ordo Hymenoptera memiliki peran penting di bidang pertanian sebagai
musuh alami yaitu serangga parasitoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengoleksi
Hymenoptera parasitoid dengan jaring serangga dan separator. Pengambilan
serangga dilakukan di dua lokasi, yaitu areal tegakan kayu yang terdapat di
lingkungan kampus IPB Dramaga dan areal sawah di daerah Cangkurawok,
Kabupaten Bogor. Pada setiap lokasi diambil sampel sebanyak tiga kali, pada
setiap pengambilan dilakukan sweeping pada tiga tempat yang berbeda. Pada
masing-masing tempat dilakukan sweeping dengan jaring serangga sebanyak 360
ayunan ganda. Serangga yang tertangkap di jaring serangga dimasukkan ke dalam
separator. Setiap serangga Ordo Hymenoptera diidentifikasi hingga tingkat famili.
Identifikasi dilakukan di Laboratorium Biositematika Serangga, Departemen
Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dua Ordo

serangga yang dominan dikoleksi adalah Ordo Diptera dan Hymenoptera. Hasil
koleksi serangga Hymenoptera di areal tegakan kayu dan sawah sebanyak 1 556
dan 2 133 individu, dengan total 21 famili serangga Hymenoptera parasitoid.
Serangga parasitoid berukuran kecil seperti Mymarommatidae, Trichogrammatidae, Mymaridae, dan Scelionidae juga dapat dikoleksi dengan separator
ini.
Kata kunci: Hymenoptera, parasitoid, sawah, separator, tegakan kayu.

ABSTRACT
AGUSTIN IRIANI. Collecting hymenopteran parasitoid with sweeping net and
separator. Supervised by NINA MARYANA.
Hymenoptera Order have an important role in agriculture as natural enemies
or parasitoid insects. This study aims to collect hymenopteran parasitoid with
insect net and separator. Insects were collected from two different sites, i.e. the
forest stand area in IPB Dramaga campus and the rice field area at Cangkurawok,
Bogor Regency. The sample was collected in three times-sampling at different
spot. In each location, the insect were collected at three different site. At each site,
360 double sweep using sweep net were performed. The insects caught in the
sweep net poured into the separator. Furthermore, each Hymenoptera Order insect
was identified to family level in the Insects Biositematics Laboratory, Department
of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University. Two

dominant insect order collected were Diptera and Hymenoptera. The number of
Hymenoptera insects collected in the forest stand area and rice field were 1 556
and 2 133 respectively with a total of 21 families of hymenopteran parasitoid
insects. Small size parasitoid insects such as Mymarommatidae, Trichogrammatidae, Mymaridae, and Scelionidae were also collected.

Keywords: forest stand, Hymenoptera, parasitoids, rice field, separator.

KOLEKSI HYMENOPTERA PARASITOID DENGAN
KOMBINASI JARING SERANGGA DAN SEPARATOR

AGUSTIN IRIANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Koleksi Hymenoptera Parasitoid dengan Kombinasi Jaring
Serangga dan Separator
Nama
: Agustin Iriani
NIM
: A34070010

Disetujui oleh

Dr. Ir. Nina Maryana, M.Si.
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si.
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan
pada November 2012 sampai Juni 2013, dengan judul Koleksi Hymenoptera
Parasitoid dengan kombinasi Jaring Serangga dan Separator.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Papa
Mama tercinta yang dengan tulus dan penuh kasih sayang selalu mendoakan dan
memberikan dukungan, Dr. Ir Nina Maryana, M.Si sebagai dosen pembimbing
akademik dan pembimbing tugas akhir atas bimbingan dan perhatiannya, Adikku
tercinta Dwi Fitrianto yang selalu memberikan semangat selama ini, Oma terkasih
yang selalu memberikan doa dan dukungan hingga saat terakhir, serta keluarga
yang selalu mendoakan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan laboratorium
Biosistematika Serangga yang tidak dapat disebutkan satu persatu serta Ibu
Aisyah yang selalu membantu dan juga Mbak Atiek. Penghargaan penulis berikan

kepada teman-teman HPT 44 yang selama ini berjuang bersama serta memberikan
semangat dukungan dalam mengerjakan penelitian yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu. Kepada sahabat-sahabat yang selalu ada saat suka maupun duka,
Heny, Yana, Annisa, Santi, Mia, Anik, Indah, Ana, Wulan, Kak Majek, Vivi,
Risty, terimakasih untuk semuanya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Agustin Iriani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

BAHAN DAN METODE

3

Tempat dan Waktu

3

Jaring Serangga dan Separator


3

Metode Penelitian

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Keadaan Lahan Pengamatan

5

Serangga Hasil Koleksi

5

Serangga Ordo Hymenoptera


6

Kelebihan Alat Separator

9

SIMPULAN

11

DAFTAR PUSTAKA

12

LAMPIRAN

14

RIWAYAT HIDUP


17

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Beberapa jenis tanaman yang ada di areal pengamatan
Jumlah famili dan individu serangga yang dikoleksi selama penelitian
Famili dalam ordo Hymenoptera yang dikoleksi selama penelitian
Serangga yang masih keluar dari separator di laboratorium dari tegakan
kayu dan sawah
5 Hymenoptera parasitoid yang masih keluar dari separator di laboratorium
dari tegakan kayu dan sawah
6 Kelebihan penggunaan separator untuk membantu koleksi serangga
dengan jaring serangga

5

6
7
8
9
10

DAFTAR GAMBAR
1 Separator yang digunakan dalam penelitian
2 Beberapa famili serangga Hymenoptera parasitoid yang ditemukan

3
7

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ordo Hymenoptera merupakan salah satu ordo serangga yang bermanfaat
dalam polinasi tanaman, menghasilkan madu dan lilin, dan dapat membunuh
serangga pengganggu tanaman (hama). Ordo Hymenoptera dibagi menjadi dua
subordo, yaitu subordo Symphyta dan Apocrita (Pedigo & Rice 2006). Subordo
Symphyta merupakan kerawai daun dan tidak banyak yang menjadi hama bagi
tanaman di Indonesia. Subordo Apocrita sebagian besar merupakan jenis
parasitoid (Kalshoven 1981).
Tingkat parasitisasi oleh parasitoid dapat berpengaruh terhadap jumlah hama
dan dapat menurunkan penurunan jumlah hama. Pelepasan parasitoid di lapang
dapat menghilangkan jeda waktu yang dibutuhkan parasitoid di lapang untuk
bertambah jumlahnya dan menurunkan jumlah hama, sehingga membuat
parasitoid sebagai agen hayati lebih efektif (Heuppelsheuser 2000). Banyak studi
dan penelitian telah dilakukan untuk mempelajari Hymenoptera parasitoid dan
inangnya. Dalam teori, pola penyebaran inang dapat berguna dalam memprediksi
habitat parasitoid (Ulyshen et al. 2011). Penelitian yang dilakukan antara lain
dengan memperbanyak parasitoid di laboratorium atau mengoleksi langsung dari
lapang (Rizali et al. 2002; Meilin et al. 2012).
Alat koleksi yang sering digunakan untuk mengoleksi serangga ordo
Hymenoptera adalah jaring serangga, nampan kuning, farmcop, dan perangkap
malaise (Mazón & Bordera 2008; Yaherwandi 2009; Herlina et al. 2011).
Perangkap Malaise juga digunakan untuk monitoring serangga parasitoid (Fraser
et al. 2008). Selain metode tersebut alat separator juga dapat dimanfaatkan untuk
membantu mengoleksi serangga Hymenoptera. Separator digunakan bersamaan
dengan penggunaan jaring serangga sebagai alat koleksi. Pemilihan jaring
serangga tergantung jenis serangga yang ingin dikoleksi. Cara menggunakan
jaring adalah dengan cara mengayunkan jaring ke berbagai arah dengan kecepatan
tertentu (Borror et al. 1996; Schauff 1997). Serangga yang tertangkap kemudian
dimasukkan ke dalam separator yang sudah dipasang botol plastik berisi alkohol.
Separator merupakan alat yang dirancang untuk memisahkan spesimen
hidup dari bahan-bahan lain di tempat dimana spesimen tersebut ditemukan
seperti daun, ranting, sisa-sisa bahan, dan kotoran hewan. Separator biasanya
mengandalkan faktor lain seperti cahaya, panas, atau kekeringan yang mendorong
serangga untuk keluar dan meninggalkan bahan-bahan lainnya, sehingga lebih
mudah memisahkan serangga yang tertangkap. Contoh separator yang paling
sederhana adalah sweeping separator. Sweeping separator merupakan kotak karton
atau kayu yang rapat. Botol kaca ditempatkan pada salah satu sisi dekat bagian
atas kotak. Material dan serangga dari dalam jaring serangga dimasukkan ke
dalam kotak dan langsung ditutup rapat. Serangga yang berada di ruang yang
gelap kemudian akan tertarik dengan cahaya yang berasal dari botol kaca. Saat
semua serangga sudah masuk ke dalam botol, botol diambil dan serangga
kemudian dipindahkan ke dalam botol pembunuh (Schauff 1997). Pemanfaatan
separator untuk membantu mengoleksi serangga khususnya Hymenoptera masih
belum banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang
memanfaatkan penggunaan separator ini.

2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil koleksi serangga
Hymenoptera parasitoid dengan menggunakan jaring serangga dan separator.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biositematika Serangga,
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pengambilan sampel dilakukan di dua jenis areal, yaitu tegakan kayu dan
persawahan. Pengamatan areal tegakan kayu dilakukan di Hutan Rektorat yang
terletak di dalam kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor; dan areal sawah
dilakukan di Desa Cangkurawok, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
Penelitian ini dimulai pada bulan November 2012 sampai Juni 2013.

Jaring Serangga dan Separator
Jaring serangga yang digunakan pada saat sweeping dalam penelitian terbuat
dari kain organdi dengan ukuran lubang 0.5 mm x 0.5 mm. Panjang tongkat jaring
adalah 90 cm. Diameter jaring serangga 40 cm.
Alat separator yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kotak persegi
panjang yang dengan mudah dapat dibawa-bawa. Alat separator terdiri atas dua
bahan yaitu kerangka besi dan kain hitam. Kerangka besi berbentuk kotak persegi
panjang dengan ukuran panjang empat sisi samping 26.5 cm, tinggi dan lebar sisi
bagian depan 17.5 cm dan 18 cm, serta tinggi dan lebar sisi belakang 16 cm dan
16.5 cm. Kerangka besi tersebut kemudian diberi kain hitam sebagai penutup
(Gambar 1). Sisi depan kain hitam agak panjang untuk memasukan serangga hasil
sweeping ke dalam separator. Sisi belakang tertutup kain hitam dan pada bagian
tengahnya diberi lubang tempat meletakan botol plastik berisi alkohol 70%.
Separator diberi tali sepanjang 65 cm untuk mempermudah saat dibawa.

Gambar 1 Separator yang digunakan dalam penelitian

Metode Penelitian
Pengambilan Sampel
Pengambilan serangga dilakukan di dua lokasi, yaitu tegakan kayu dan
sawah. Pengambilan serangga pada dua lokasi tersebut masing-masing dilakukan

4
sebanyak tiga kali di spot yang berbeda dengan rentang waktu kurang lebih satu
minggu. Dalam setiap pengambilan dilakukan sweeping sebanyak 360 ayunan
ganda menggunakan jaring serangga pada tiga titik yang berbeda selama 1 jam.
Oleh karena itu, satu pengambilan dilakukan sweeping sebanyak 3 x 360 ayunan
ganda. Pada saat sweeping, jaring serangga diayunkan sambil berjalan dengan
lebar langkah 30 cm. Sweeping di areal tegakan kayu dilakukan dengan masuk ke
dalam hutan tempat pengambilan serangga lalu berjalan menyisir setiap titik. Di
areal sawah sweeping dilakukan dengan berjalan pada pematang sawah dan
mengayunkan jaring serangga pada tanaman padi di sawah.
Serangga hasil sweeping dimasukkan ke dalam separator dengan bagian
ujung diberi botol plastik berisi alkohol 70%. Serangga yang tertangkap akan
menuju botol karena bagian botol terang sedangkan bagian kain hitam dan gelap.
Selama pengambilan sampel di lapang, botol plastik yang berada pada ujung
separator diganti sebanyak tiga kali sesuai pengambilan dengan sweeping. Hal ini
dilakukan untuk mencegah serangga dan alkohol terguncang sehingga serangga
tertuang ke dalam kain hitam selama melakukan sweeping. Serangga yang
terkumpul di dalam botol dipindahkan ke botol lain kemudian diberi label dan
dibawa ke laboratorium untuk disortir dan diidentifikasi.
Untuk mengetahui berapa jumlah serangga yang mungkin masih berada di
dalam separator, maka setelah kembali ke laboratorium pada separator dipasang
satu botol berisi 70% alkohol dan didiamkan selama satu malam di laboratorium.
Pada ujung seperator diberi lampu agar serangga keluar dari separator menuju
botol. Pada keesokan hari botol kemudian dilepas dan serangga diambil.
Pengamatan jumlah serangga yang masih keluar dari separator di laboratorium ini
dilakukan pada pengambilan sampel ke-satu baik dari areal tegakan kayu maupun
areal sawah.
Identifikasi Serangga
Serangga hasil koleksi dari lapang disortir berdasarkan ordo sesuai dengan
waktu dan tempat pengambilan. Setiap serangga ordo Hymenoptera diidentifikasi
hingga tingkat famili dengan acuan beberapa kunci identifikasi. Serangga selain
ordo Hymenoptera diidentifikasi hingga tingkat ordo lalu dihitung jumlah
familinya. Identifikasi serangga dilakukan dengan kunci identifikasi yang disusun
oleh Finnamore dan Brothers (1993); Gibson (1993); Manser (1993 a, b, c);
Ritchie (1993); Wahl dan Sharkey (1993); serta Borror et al. (1996).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Lahan Pengamatan
Pada areal tegakan kayu yang digunakan sebagai lahan pengamatan terdapat
berbagai jenis tanaman (Tabel 1). Tanaman yang dominan adalah karet. Selain itu,
ada beberapa tumbuhan seperti bambu dan alang-alang. Di antara pohon karet
tersebut juga tumbuh bibit tanaman karet, tanaman kopi, dan petai cina. Tanaman
yang ada di areal tegakan kayu lebih beragam dibandingkan dengan di areal
sawah. Tanaman yang dominan di areal sawah adalah tanaman padi. Di sekitar
sawah terdapat pohon pisang, singkong, dan pertanaman jagung. Pada kedua areal
tersebut tumbuh berbagai jenis gulma.
Tabel 1 Beberapa jenis tanaman yang ada di areal pengamatan
Jenis lahan
Famili
Nama umum
Tegakan kayu
Euphorbiaceae
Karet
Euphorbiaceae
Bibit tanaman karet
Poaceae
Bambu
Poaceae
Alang-alang
Acanthaceae
Pecah beling
Arecaceae
Salak
Rubiaceae
Kopi
Oxalidaceae
Belimbing
Mimosaceae
Petai cina
Sapindaceae
Rambutan
Bombacaceae
Durian
Anacardiaceae
Mangga
Sawah
Poaceae
Padi
Poaceae
Jagung
Musaceae
Pisang
Euphorbiaceae
Singkong
Serangga Hasil Koleksi
Jumlah serangga yang dikoleksi selama penelitian sebanyak 12 529 individu
yang terdiri atas 13 ordo (Tabel 2). Jumlah individu serangga yang banyak
tertangkap berasal dari Ordo Diptera yaitu sebanyak 6 387 individu (50.98%),
Ordo Hymenoptera sebanyak 3 689 individu (29.44%) dan Hemiptera sebanyak
1 374 individu (10.97%). Jumlah total serangga yang diperoleh di areal tegakan
kayu dan sawah tidak banyak berbeda.
Ordo dengan jumlah famili yang banyak tertangkap adalah Diptera,
Coleoptera, Hemiptera, Lepidoptera, dan Hymenoptera. Jumlah famili yang
diperoleh pada pengambilan di areal tegakan kayu lebih banyak dibandingkan
dengan pengambilan di areal sawah. Akan tetapi, berbeda dengan ordo-ordo
lainnya jumlah famili dari Ordo Hymenoptera yang diperoleh di areal tegakan
kayu tidak berbeda jauh dengan yang diperoleh di areal sawah.

6
Tabel 2 Jumlah famili dan individu serangga yang dikoleksi selama penelitian
Tegakan kayu
Ordo
Blattodea
Coleoptera
Collembola
Diptera
Ephemeroptera
Hemiptera
Hymenoptera
Lepidoptera
Mantodea
Odonata
Orthoptera
Trichoptera
Thysanoptera
Total

Jumlah
famili
1
28
1
31
0
23
21
23
1
1
5
3
3
141

Jumlah
individu
1
233
1
3 125
0
817
1 556
94
1
3
405
6
10
6 252

Sawah
Jumlah
famili
0
6
0
35
1
10
20
4
0
2
6
0
3
87

Jumlah
individu
0
103
0
3 262
1
557
2 133
5
0
43
154
0
19
6 277

Total
individu
10
336
1
6 387
1
1 374
3 689
99
1
46
559
6
29
12 529

%
0.010
2.68
0.01
50.98
0.01
10.97
29.44
0.79
0.01
0.37
4.46
0.05
0.23
100

Di areal tegakan kayu jumlah ordo yang tertangkap sebanyak 12 ordo dan di
areal sawah sebanyak 9 ordo serangga. Serangga yang dikoleksi dari areal tegakan
kayu adalah 6 252 individu, setelah diidentifikasi serangga terdiri dari 141 famili.
Serangga dari areal sawah terdiri atas 87 famili dan 6 277 individu. Jumlah
individu serangga yang tertangkap di areal sawah lebih banyak dibandingkan
dengan di areal tegakan kayu. Akan tetapi, jumlah ordo dan famili di areal sawah
lebih sedikit. Hal ini disebabkan jenis tanaman di areal sawah lebih sedikit dari
pada di areal tegakan kayu sehingga keanekaragaman famili di areal tegakan kayu
lebih tinggi dibandingkan dengan di areal sawah.

Serangga Ordo Hymenoptera
Serangga Ordo Hymenoptera yang dikoleksi selama penelitian (3 689
individu) terdiri atas 22 famili, masing-masing dari areal tegakan kayu sebanyak
1 556 individu dan areal sawah sebanyak 2 133 individu (Tabel 3). Peran Ordo
Hymenoptera yang dikoleksi meliputi serangga parasitoid dan predator. Serangga
Hymenoptera parasitoid jauh lebih banyak dibandingkan serangga lainnya, yaitu
21 famili. Serangga Hymenoptera predator hanya 1 famili yaitu Formicidae. Di
areal tegakan kayu jumlah famili Ordo Hymenoptera parasitoid yang diperoleh
sebanyak 20 famili dan di areal sawah sebanyak 19 famili. Contoh-contoh
serangga Hymenoptera parasitoid yang dikoleksi selama penelitian dapat dilihat
pada lampiran 1.
Sebagian besar famili Ordo Hymenoptera yang dikoleksi selama penelitian,
ditemukan baik di areal tegakan kayu maupun di areal sawah. Ada beberapa famili
yang hanya ditemukan di areal tegakan kayu saja atau di areal sawah saja. Ada
tiga famili yang hanya diperoleh pada saat pengambilan di areal tegakan kayu,
yaitu Torymidae, Mymarommatidae, dan Eupelmidae (Gambar 2). Famili yang
hanya diperoleh di areal sawah adalah famili Signiphoridae.
Ovipositor pada serangga betina Famili Torymidae sangat panjang, bahkan
melebihi panjang abdomen (Gambar 2 a). Sebagian besar famili Torymidae
merupakan ektoparasitoid pada serangga pembuat puru atau merupakan fitofag di

7
Tabel 3 Famili dalam ordo Hymenoptera yang dikoleksi selama penelitian
Famili
Aphelinidae
Bethylidae
Braconidae
Ceraphronidae
Chalcididae
Diapriidae
Elasmidae
Encyrtidae
Eucoilidae
Eulophidae
Eupelmidae
Eurytomidae
Formicidae
Ichneumonidae
Mymaridae
Mymarommatidae
Platygastridae
Pteromalidae
Scelionidae
Signiphoridae
Torymidae
Trichogrammatidae
Total

Tegakan kayu
Pengambilan keJumlah
1
2
3
1
0
0
1
6
2
4
12
54
46
32
132
28
27
34
89
2
1
9
12
13
33
15
61
0
0
2
2
12
20
22
54
16
29
35
80
67
52
45
164
3
0
1
4
6
10
25
41
78
321
51
450
20
23
4
47
11
9
18
38
0
0
1
1
33
52
48
133
10
1
1
12
81
50
62
193
0
0
0
0
4
1
2
7
4
17
2
23
449
694
413
1 556

%
0.06
0.77
8.48
5.72
0.77
3.92
0.13
3.47
5.14
10.54
0.26
2.64
28.92
3.02
2.44
0.06
8.55
0.77
12.40
0
0.45
1.48
100

Sawah
Pengambilan keJumlah
%
1
2
3
0
0
3
3
0.14
1
1
1
3
0.14
3
16
13
32
1.50
4
16
7
27
1.27
0
0
1
1
0.05
0
1
1
2
0.09
4
0
0
4
0.19
24
7
5
36
1.69
3
4
7
14
0.66
49
59
35
143
6.70
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0.09
4
16
2
22
1.03
2
12
7
21
0.99
23
31
18
72
3.38
0
0
0
0
0
14
25
20
59
2.77
1
2
8
11
0.51
259
897
179
1 335 62.59
2
0
0
2
0.09
0
0
0
0
0
70
158
116
344 16.13
463
1 247
423
2 133 100

Gambar 2 Beberapa famili serangga Hymenoptera parasitoid yang ditemukan, (a)
Famili Torymidae, (b) Famili Mymarommatidae, (c) Famili Eupelmidae
dalam puru. Beberapa Torymidae merupakan parasitoid atau hiperparasitoid pada
beberapa jenis serangga holometabola atau Superfamili Coccoidea dalam Ordo
Hemiptera (Gibson 1993). Oleh karena itu, famili Torymidae ditemukan di areal
tegakan kayu dengan variasi tumbuhan dan pepohon yang lebih beragam
dibandingkan dengan areal sawah.
Selain Torymidae, famili Mymarommatidae juga hanya diperoleh pada
pengambilan di areal tegakan kayu (Gambar 2 b). Jumlah serangga yang didapat
hanya satu individu dari tiga kali pengambilan. Mymarommatidae sangat jarang
dikoleksi, salah satu alasannya adalah karena ukurannya yang sangat kecil
(Gibson et al. 2007). Ukuran tubuh serangga famili ini relatif kecil, panjangnya
kurang dari 1 mm, berwarna kuning kecoklatan. Sayap depan berbentuk spatulate
(bentuk sendok), dengan pola pada membran seperti jaring atau ruang dan seta
marginal yang panjang muncul dari membran. Dengan ukuran tubuh yang sangat
kecil, Mymarommatidae jarang dapat dikoleksi hanya dengan menggunakan
jaring serangga saja.
Jumlah famili Hymenoptera yang tertangkap di areal sawah sebanyak 19
famili, terdiri atas 18 famili serangga parasitoid dan 1 famili serangga predator.

8
Hymenoptera parasitoid yang banyak tertangkap di areal sawah yaitu Scelionidae
sebanyak 1 335 individu, Trichogrammatidae sebanyak 344 individu, dan
Eulophidae sebanyak 143 individu.
Scelionidae merupakan endoparasitoid telur soliter pada serangga dan labalaba. Jumlah Scelionidae yang paling banyak tertangkap dari tiga kali
pengambilan di sawah adalah pada pengambilan ke-dua, yaitu sebanyak 897
individu. Pada waktu pengambilan yang sama, jumlah laba-laba yang merupakan
salah satu inang parasitoid ini juga cukup banyak, yaitu 434 individu. Dengan
ketersediaan jumlah inang yang banyak, maka Scelionidae juga banyak jumlahnya.
Selain itu, imago Scelionidae lebih banyak ditemukan di tempat terbuka dan
habitat yang banyak terkena sinar matahari. Oleh karena itu, jumlah famili
Scelionidae yang tertangkap di sawah relatif lebih banyak dari pada di tegakan
kayu.
Jumlah Hymenoptera di areal sawah pada pengambilan pertama sebanyak
463 individu, kedua sebanyak 1 247 individu, dan ketiga sebanyak 423 individu.
Pada pengambilan pertama dan ketiga, tanaman padi yang ada di lahan tempat
sweeping masih berada pada fase vegetatif. Pada pengambilan kedua, tanaman
padi yang ada di lahan tempat sweeping sudah memasuki masa generatif dan
menguning. Serangga yang ditemukan pada tanaman padi fase generatif tersebut
relatif lebih banyak. Dengan banyaknya ketersediaan inang maka parasitoid juga
akan berkembang dengan baik.
Dari pengambilan ke-satu di areal tegakan kayu dan sawah, serangga yang
keluar dari separator di laboratorium dari masing-masing areal adalah 6 ordo
(Tabel 4). Untuk areal tegakan kayu sebanyak 57 famili dan 347 individu,
sedangkan sawah sebanyak 25 famili dan 155 individu. Jumlah tersebut jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan jumlah serangga yang langsung keluar pada saat
pengumpulan di lapangan. Untuk pengambilan di areal sawah hanya 9.59%
serangga yang keluar di laboratorium dan dari tegakan kayu sebanyak 14.85%.
Tabel 4 Serangga yang masih keluar dari separator di laboratorium dari tegakan
kayu dan sawah
Ordo
Coleoptera
Diptera
Hemiptera
Hymenoptera
Lepidoptera
Odonata
Orthoptera
Trichoptera
Thysanoptera
Total
%

Tegakan kayu
Lapangan
Laboratorium
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
famili
individu
famili
individu
6
16
17
54
27
1 237
11
83
23
132
11
92
19
449
14
108
8
19
3
8
1
3
0
0
4
132
0
0
1
1
0
0
0
0
1
2
89
1 989
57
347
85.15
14.85

Sawah
Lapangan
Laboratorium
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
famili
individu
famili
individu
2
3
2
2
19
807
9
41
10
177
2
46
15
463
10
63
0
0
0
0
1
2
1
1
1
3
0
0
0
0
0
0
2
6
1
2
50
1 461
25
155
90.41
9.59

Ada sejumlah serangga Hymenoptera parasitoid yang masih keluar setelah
separator didiamkan selama satu malam di laboratorium (Tabel 5). Akan tetapi
parasitoid yang keluar di laboratorium jumlahnya tidak sebanyak parasitoid yang
langsung keluar di lapangan. Pada pengambilan di areal tegakan kayu, parasitoid
yang keluar selama satu malam sebanyak 108 individu atau 22.55% dari total
yang dikoleksi. Pada areal sawah, jumlah parasitoid yang keluar di laboratorium

9
Tabel 5 Hymenoptera parasitoid yang masih keluar dari separator di laboratorium
dari tegakan kayu dan sawah
Famili
Aphelinidae
Bethylidae
Braconidae
Ceraphronidae
Chalcididae
Diapriidae
Elasmidae
Encyrtidae
Eucoilidae
Eulophidae
Eupelmidae
Eurytomidae
Ichneumonidae
Mymaridae
Mymarommatidae
Platygastridae
Pteromalidae
Scelionidae
Signiphoridae
Torymidae
Trichogrammatidae
Total
%

Jumlah individu pada pengambilan ke-1
Tegakan kayu
Sawah
Lapangan
Laboratorium
Lapangan
Laboratorium
1
0
0
0
6
3
1
0
54
5
3
0
28
19
4
2
2
0
0
0
13
15
0
1
0
1
4
0
12
5
24
11
16
7
3
1
67
17
49
9
3
0
0
0
6
0
0
0
20
3
2
0
11
4
23
5
0
0
0
0
33
10
14
4
10
3
1
2
81
8
259
25
0
0
2
0
4
0
0
0
4
8
70
3
371
108
459
63
77.45
22.55
87.93
12.07

adalah 63 individu atau hanya 12.07%.
Serangga yang keluar dari separator selama di lapangan baik serangga secara
umum (Tabel 4) maupun serangga parasitoid (Tabel 5), lebih banyak dari areal
sawah. Diduga hal ini disebabkan oleh cahaya di luar separator di areal sawah
jauh lebih banyak dari pada di areal tegakan kayu, sehingga serangga lebih cepat
tertarik keluar dari separator. Di areal tegakan kayu cahaya jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan di areal sawah. Oleh karena itu, pengambilan serangga
dengan separator di areal yang terang cukup dilakukan di lapangan saja tanpa
harus melakukannya di laboratorium.

Kelebihan Alat Separator
Koleksi serangga Hymenoptera parasitoid dengan menggunakan separator
untuk mengumpulkan serangga yang tertangkap memiliki beberapa kelebihan
(Tabel 6). Dengan menggunakan separator, koleksi serangga dapat dilakukan
lebih mudah dan jumlah serangga yang tertangkap lebih banyak. Apabila
mengoleksi serangga hanya menggunakan jaring serangga saja, maka akan lebih
sulit dan membutuhkan waktu lebih banyak karena serangga diambil satu persatu
dari jaring serangga. Atau apabila serangga dimasukkan ke dalam kantung plastik
atau kantung lain, maka sortasi akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Serangga-serangga yang ukurannya sangat kecil akan sulit diambil dan
dibutuhkan ketelitian pada saat pengambilan dari jaring serangga. Dengan
menggunakan separator, serangga yang tertangkap di jaring serangga dapat

10
Tabel 6 Kelebihan penggunaan separator untuk membantu koleksi serangga
dengan jaring serangga
Parameter
Jaring serangga dan separator
Jaring serangga
Jumlah tangkapan
lebih banyak
lebih sedikit
Waktu
lebih cepat
lebih lama
Ukuran serangga kecil
banyak tertangkap
sedikit tertangkap
Kebersihan tangkapan
lebih bersih
kurang bersih
langsung dimasukkan ke dalam separator. Serangga-serangga tersebut kemudian
akan bergerak ke arah cahaya di lubang pada salah satu sisi separator yang telah
dipasang botol berisi alkohol untuk mengumpulkan serangga yang tertangkap.
Dengan demikian serangga-serangga tersebut tidak perlu dikumpulkan satu
persatu.

SIMPULAN
Dua ordo serangga yang dominan dari hasil koleksi menggunakan jaring
serangga dan separator adalah Ordo Diptera dan Ordo Hymenoptera. Jumlah
serangga Hymenoptera di areal tegakan kayu dan sawah sebanyak 1 556 dan
2 133 individu, dengan total 21 famili serangga Hymenoptera parasitoid.
Pemanfaatan alat separator dalam koleksi Hymenoptera parasitoid memiliki
kelebihan, yaitu memudahkan dalam mengumpulkan serangga dan jumlah
serangga yang tertangkap banyak. Serangga parasitoid yang berukuran relatif
kecil seperti Mymarommatidae, Trichogrammatidae, Mymaridae, dan Scelionidae
juga dapat dikoleksi dengan bantuan alat separator. Sebagian besar serangga yang
tertangkap akan langsung keluar dari separator dan langsung masuk ke dalam
botol berisi alkohol pada saat sweeping di lapangan. Pengambilan serangga dari
separator di areal yang cukup terang dapat dilakukan selama di lapangan saja.

DAFTAR PUSTAKA
Borror JD, Triplehorn CH, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Ed ke-6. Soetiyono P, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Press. Terjemahan dari: An introduction to The Study of Insects.
Finnamore AT, Brothers DJ. 1993. Superfamily Chrysidoidea. Di dalam: Goulet
H, Huber JT, editor. Hymenoptera of The World: An Identification Guide to
Families. Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm
130-159.
Fraser SEM, Dytham C, Mayhew PJ. 2008. The effectiveness and optimal use of
malaise traps for monitoring parasitoid wasps. Insect Conserv Divers.
[Internet] [diunduh 2014 April 15]; 1:22-31. doi:10.1111/j.17524598.2007.00003.x
Gibson GAP. 1993. Superfamilies Mymarommatoidea and Chalcidoidea. Di
dalam: Goulet H, Huber JT, editor. Hymenoptera of the World: An
Identification Guide to Families. Ottawa (CA): Canada Communication
Group Publishing. hlm 570-655.
Gibson GAP, Read J, Huber JT. 2007. Diversity, classification and higher
relationships of Mymarommatoidea (Hymenoptera). J Hymenopt Resear.
[Internet] [diunduh 2014 Maret 17]; 16:51-146.
Herlina N, Rizali A, Moerfiah, Sahari B, Buchori D. 2011. Pengaruh habitat
sekitar lahan persawahan dan umur tanaman padi terhadap keanekaragaman
hymenoptera parasitika. J Entomol Indones. 8(1):17-26.
Hueppelsheuser TK. 2000. The use of Trichogramma, an egg parasitoid, as a
biological control agent for management of oblique banded leafroller in
raspberry [tesis]. Ottawa (CA): Simon Fraser University.
Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. van der Laan PA,
penerjemah. Jakarta (ID): PT Ichtiar Baru – van Hoeve. Terjemahan dari: De
Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesië.
Manser L. 1993a. Superfamily Proctotrupoidea. Di dalam: Goulet H, Huber JT,
editor. Hymenoptera of the World: An Identification Guide to Families.
Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 537-557.
Manser L. 1993b. Superfamily Platygastroidea. Di dalam Goulet: H, Huber JT,
editor. Hymenoptera of the World: An Identification Guide to Families.
Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 558-565.
Manser L. 1993c. Superfamily Ceraphronoidea. Di dalam: Goulet H, Huber JT,
editor. Hymenoptera of The World: An Identification Guide to Families.
Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 566-569.
Mazón M, Bordera S. 2008. Effectiveness of two sampling methods used for
collecting Ichneumonidae (Hymenoptera) in Cabañeros National Park
(Spain). Eur J Entomol. [Internet] [diunduh 2014 Maret 24]; 105:879–888.
Meilin A, Trisyono YA, Martono E, Buchori D. 2012. Teknik perbanyakan
massal parasitoid Anagrus nilaparvatae (Pang et Wang) (Hymenoptera:
Mymaridae) dengan kotak plastik. J Entomol Indones. [Internet] [diunduh
2015 April 5] 9(1):7-3. doi: 10.5994/jei.9.1.7

13
Pedigo LP, Rice ME. 2006. Entomology and Pest Management. Ed ke-5. Ohio
(US): Pearson Prentice Hall.
Ritchie AJ. 1993. Superfamily Cynipoidea. Di dalam: Goulet H, Huber JT, editor.
Hymenoptera of The World: An Identification Guide to Families. Ottawa
(CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 521-536.
Rizali A, Buchori D, Triwidodo H. 2002. Keanekaragaman serangga pada lahan
persawahan-tepian hutan: Indikator untuk kesehatan lingkungan. Hayati.
9(2):41-48.
Schauff ME. 1997. Collecting and Preserving Insects and Mites: Techniques and
Tools. Washington DC (US): USDA.
Ulyshen MD, Pucci TM, Hanula JL. 2011. The importance of forest type, tree
species and wood posture to saproxylic wasp (Hymenoptera) communities in
the southeastern United States. J Insect Conserv. [Internet] [diunduh 2014
Maret 19]; 15:539-546. doi 10.1007/s10841-010-9348-5.
Wahl DB, Sharkey MJ. 1993. Superfamily Ichneumonoidea. Di dalam: Goulet H,
Huber JT, editor. Hymenoptera of the World: An Identification Guide to
Families. Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm
358-509.
Yaherwandi. 2009. Struktur komunitas Hymenoptera parasitoid pada berbagai
lanskap pertanian di Sumatra Barat. J Entomol Indones. 6(1):1-14.

LAMPIRAN
Lampiran 1 Famili Hymenoptera parasitoid yang dikoleksi selama penelitian, (a)
Diapriidae, (b) Chalcididae, (c) Ceraphronidae, (d) Bethylidae, (e)
Encyrtidae, (f) Elasmidae, (g) Eucoilidae, (h) Aphelinidae, (i)
Eulophidae, (j) Ichneumonidaee, (k) Eurytomidae, (l) Mymaridae,
(m) Scelionidae, (n) Pteromalidae, (o) Braconidae, (p) Platygastridae

a

b

d

c

e

f

g

h

15
Lampiran 1 Lanjutan

j

i

k

m

o

l

n

p

16

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Biak pada tanggal 13 Agustus 1990. Penulis adalah
putri pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Suhada, S.ST dan Ibu M. Y.
Diana Lekatompessy.
Tahun 2001 penulis menamatkan sekolah di SD Inpres Dernafi, kemudian
pada tahun 2004 penulis menamatkan sekolah di SMP Negeri 2 Biak Utara.
Tahun 2007 penulis menamatkan Sekolah di SMA Negeri 1 Biak Kota dan pada
tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI
(Undangan Seleksi Masuk IPB). Penulis memilih Departemen Proteksi Tanaman,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.