Kajian Awal Model Bisnis Kulit Samoa (Chamois Leather)
KAJIAN AWAL MODEL BISNIS KULIT SAMOA
(CHAMOIS LEATHER)
MUHAMMAD NASSA RIDWANSYAH
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kajian Awal Model
Bisnis Kulit Samoa (Chamois Leather)” adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Muhammad Nassa Ridwansyah
NIM F34080118
ABSTRAK
MUHAMMAD NASSA RIDWANSYAH. Kajian Awal Model Bisnis Kulit Samoa
(Chamois Leather). Dibimbing oleh SUKARDI dan ONO SUPARNO.
Kulit samoa (chamois leather) merupakan kulit ternak kecil yang disamak
dengan minyak dan diamplas bagian daging dan rajahnya. Kulit ini memiliki fungsi
spesifik sebagai filter minyak bermutu tinggi, alat pembersih optik, pembersih
jendela, badan mobil, kacamata dan penggunaan lainnya. Model bisnis adalah
gambaran bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan
menangkap nilai-nilai, seperti ekonomi, sosial dan lainnya nilai-nilai. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendesain model bisnis yang tepat untuk produk
industri kulit samoa sehingga produk ini dapat dikembangkan, dikenal, dan
memiliki nilai pasar. Metode penelitian ini adalah memetakan model bisnis awal,
membandingkannya dengan industri sejenis, membuat alternatif dengan
menggunakan pertanyaan, dan memilih model bisnis yang akan digunakan.
Alternatif model yang dipilih adalah model bisnis yang menggabungkan penjualan
produknya ke konsumen akhir dan industri kulit lainnya.
Kata kunci: kulit samoa, model bisnis, model bisnis kanvas
ABSTRACT
MUHAMMAD NASSA RIDWANSYAH. Preliminary Study on Business Model
of Chamois Leather. Supervised by SUKARDI and ONO SUPARNO.
Chamois leather has a specific function as a high quality oil filters, optical
cleaning tools, window cleaners, car bodies, eyeglasses and other uses. Business
model is an idea of how an organization creates, delivers, and captures the values,
like economic, social and other values. The term of business model is used for the
broad scope of formal and informal context to show the core aspects of the business,
including covering the intent and purpose, what is offered, strategy, infrastructure,
organizational structures, trading practices, as well as policy and operational
processes. The objective of this research was to design the right business model for
samoa leather industry product so these products can be developed, known, and has
a market value. The method of this research was analyses of several variables such
as customer segment, value proposition, customer relationship, channels, revenue
streams, key resources, key partners, key activity, and cost required to create
alternatives to the business model of chamois leather industry. The chosen business
model was business model combining the sale of products to the final consumer
and other leather industries.
Keywords: chamois leather, business model, business model canvas
KAJIAN AWAL MODEL BISNIS KULIT SAMOA
(CHAMOIS LEATHER)
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015 RIDWANSYAH
MUHAMMAD NASSA
Judul Skripsi : Kajian Awal Model Bisnis Kulit Samoa (Chamois Leather)
Nama
: Muhammad Nassa Ridwansyah
NIM
: F34080118
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Sukardi, MM
Pembimbing I
Prof Dr Ono Suparno, STP, MT
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indastri
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini ialah
model bisnis, dengan judul “Kajian Awal Model Bisnis Kulit Samoa (Chamois
Leather)”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Sukardi, MM dan
Bapak Prof Dr Ono Suparno, STP, MT selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama masa studi penulis hingga selesainya
tugas akhir ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta
seluruh keluarga, dan teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, April 2015
Muhammad Nassa Ridwansyah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
METODE
2
Jenis Data
2
Teknik Pengambilan Data
2
Teknik Analisis Data
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
3
27
Simpulan
27
Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN
29
RIWAYAT HIDUP
30
DAFTAR TABEL
1 Pendapatan rata-rata penduduk sebulan menurut provinsi tahun 2010
2 Persentase kepemilikan kendaraan motor dalam rumah tangga Menurut
provinsi
3 Perbandingan alternatif-alternatif kanvas model bisnis industri kulit
samoa
5
6
23
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
Bagan prosedur analisis data
Produk kulit samoa
Kanvas model bisnis awal industri kulit samoa
Produk-produk Meguiar's Indonesia
Kanvas model bisnis industri kompetitor
Kanvas model bisnis alternatif pertama
Kanvas model bisnis alternatif kedua
2
3
7
13
14
17
22
DAFTAR LAMPIRAN
1 Daftar pertanyaan dan hasil wawancara semi terstruktur antara peneliti
dan marketing officer Meguiar’s Indonesia
27
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanfaatan kulit mentah dalam proses produksi kulit samoa merupakan salah
satu upaya memanfaatkan hasil samping industri peternakan. Hal ini dapat
memberikan nilai tambah karena produk olahannya memiliki nilai jual yang tinggi
dapat meningkatkan devisa negara, dan dari tahun ke tahun mencapai peningkatan
pemanfaatan produksi kulit mentah tersebut. Kulit samoa merupakan artikel kulit yang
populer dalam perdagangan (Sharpouse 1995). Hasil olahan kulit samoa dimanfaatkan
sebagai pembersih jendela, mainan anak-anak, badan kendaraan, kacamata, dan
sebagainya. Kulit samoa juga memiliki kegunaan khusus dalam penyaringan minyak
bumi bermutu tinggi (Suparno et al 2009; Suparno et al 2013).
Bisnis adalah proses transaksi sebuah produk, baik barang maupun jasa, dalam
sebuah pasar dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Dalam dunia bisnis, terdapat
ada tiga faktor yang memengaruhi kinerja bisnis yaitu lingkungan, perubahan, dan
model bisnis. Lingkungan adalah pintu masuk bagi perusahaan untuk memperoleh
keuntungan. Perubahan merupakan faktor selanjutnya yang selalu menjadi ancaman
perusahaan, sedangkan model bisnis adalah prototipe yang dikembangkan oleh
perusahaan dalam rangka menjelaskan bagaimana proses bisnis sebuah perusahaan
dan bagaimana proses penciptaan nilai bagi stakeholders dalam perusahaan.
Kesalahan terbesar yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yang tidak mampu
menghadapi persaingan pasar adalah terfokusnya pada faktor lingkungan dan faktor
perubahan, dengan mengabaikan pentingnya membangun sebuah model bisnis yang
handal. Model bisnis suatu perusahaan dapat memenangkan persaingan di pasar karena
akan memberikan pandangan kepada perusahaan mengenai apa saja nilai yang
ditawarkan oleh perusahaan tersebut, bagaimana respon pasar terhadap produk yang
dimiliki, dan melemahkan daya saing perusahaan kompetitor (Osterwalder dan
Pigneur 2010). Selain itu, model bisnis juga bermanfaat untuk melihat bisnis
perusahaan sendiri secara utuh dan keseluruhan sehingga para pengambil keputusan
dapat mengetahui elemen bisnis yang kurang optimal dan hubungannya dengan
elemen-elemen lain.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model bisnis yang tepat untuk
produk kulit samoa, sehingga produk ini dapat berkembang, dikenal, dan terjual di
pasaran.
.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh industri yang membuat
produk dari kulit samoa untuk menjual produknya agar dapat diterima pasar melalui
alternatif model bisnis yang tersedia.
2
METODE
Prosedur Analisis Data
Prosedur yang dilakukan untuk mendesain kanvas model bisnis kulit samoa
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan prosedur analisis data
Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer
didapatkan dengan wawancara di perusahaan kompetitor, sedangkan data sekunder
diperoleh dari literatur dan kepustakaan.
Teknik Pengambilan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi, gambaran dan
keterangan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian, yaitu analisis
komponen model bisnis industri kulit samoa. Data tersebut diharapkan dapat
digunakan untuk penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah wawancara
pada perushaan kompetitor dan survei kondisi pasar. Wawancara pada perusahaan
kompetitor, yaitu Meguiar’s Indonesia, dilakukan pada bulan April 2014 dengan
3
responden Bapak Darwis selaku Marketing Officer Meguiar’s Indonesia.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka dan mencatat data yang
telah tersedia pada instansi-instansi yang ada hubungannya dengan studi ini. Data
sekunder diperoleh melalui jurnal, buku, data-data statistik dari Badan Pusat Statistik
(BPS) dan internet.
Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah secara kualitatif. Data dari hasil penelitian ini
akan dianalisis secara kualitatif dengan melakukan beberapa tahapan, antara lain:
1. Reduksi Data
Langkah awal dalam menganalisis data adalah dengan merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan ke hal-hal yang penting sampai
mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan tajam tentang hasil pengamatan
untuk mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah membuat
rangkuman temuan penelitian berdasarkan pada aspek-aspek yang diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Industri Kulit Samoa
Identifikasi Awal Industri Kulit Samoa
Identifikasi Elemen-Elemen Model Bisnis Awal
Industri kulit samoa potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Saat ini,
produk yang berasal dari kulit samoa belum terlalu banyak ditemui di pasaran. Salah
satu contoh produk kulit samoa yang dihasilkan dari penelitian Suparno et al (2007);
Suparno et al (2009), dan Suparno et al (2012) dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Produk kulit samoa
4
Pemodelan bisnis yang akan digunakan untuk industri ini adalah model bisnis
kanvas. Pada model bisnis kanvas terdapat sembilan blok elemen-elemen dasar. Hasil
identifikasi elemen-elemen model bisnis kanvas, sesuai dengan penelitian terdahulu
dilakukan oleh Sulistiorini (2011), sebagai berikut:
1. Customer Segment
Customer segments adalah kelompok orang atau organisasi yang dituju oleh
perusahaan untuk dilayani. Konsumen industri kulit samoa dikelompokkan
berdasarkan umur, pekerjaan, dan tingkat ekonomi. Pengelompokkan ini berdasarkan
pendekatan demogratif (peubah usia, pekerjaan, dan pedapatan) dan geografis. Tipe
segmentasi berdasarkan model bisnis kanvas Industri Kulit Samoa adalah pasar
tersegmentasi (segmented) dimana organisasi mengelompokkan pelanggan dalam
berbagai segmen yang memiliki kesamaan dan kebutuhan yang berbeda. Pada
segmentasi geografis pemasaran kulit samoa akan dititik beratkan pada beberapa
wilayah di Indonesia karena kulit samoa ini akan dipasarkan di dalam negeri. Wilayah
yang dipilih adalah wilayah yang memerlukan kulit samoa dalam jumlah yang besar
seperti perkotaan dan kawasan industri. Pertimbangan tersebut diambil karena produk
kulit samoa saat ini masih dalam fase pengenalan. Namun, seiring berjalannya waktu
pemasaran kulit samoa akan terus meningkat dan menjangkau seluruh Indonesia.
Berdasarkan analisis segmentasi demogratif pemasaran kulit samoa (chamois leather)
dispesifikasikan pada masyarakat dengan tingkatan ekonomi menengah ke atas. Hal
ini dilakukan karena kulit samoa memiliki harga yang relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan samoa sintetis. Samoa sintetis diperdagangkan dengan harga Rp
6-80 ribu. Bagi konsumen menengah ke atas harga kulit samoa ini cukup terjangkau.
Berdasarkan publikasi BPS pada bulan Desember 2010, jumlah penduduk Indonesia
dari hasil sensus adalah 237.641.326 jiwa, dengan proporsi 40% penduduk
berpendapatan rendah, 40% penduduk berpendapatan sedang, dan 20% penduduk
berpendapatan tinggi. Pendapatan rata-rata penduduk setiap provinsi dapat dilihat pada
Tabel 1.
5
Tabel 1. Pendapatan rata-rata penduduk sebulan menurut provinsi tahun 2010
No Provinsi
Pendapatan (Rp)
1 Aceh
1.256.780
2 Sumatera Utara
1.344.045
3 Sumatera Barat
1.488.135
4 Riau
1.422.766
5 Kep. Riau
1.897.900
6 Jambi
1.300.541
7 Sumatera Selatan
1.222.406
8 Kep. Bangka Belitung
1.247.103
49 Bengkulu
1.441.785
10 Lampung
1.077.290
11 DKI Jakarta
1.925.662
12 Jawa Barat
1.361.182
13 Banten
1.564.443
14 Jawa Tengah
981.047
15 DI Yogyakarta
1.216.090
16 Jawa Timur
1.046.363
17 Bali
1.460.283
18 Nusa Tenggara Barat
1.346.708
19 Nusa Tenggara Timur
1.466.074
20 Kalimantan Barat
1.227.337
21 Kalimantan Tengah
1.371.985
22 Kalimantan Selatan
1.348.762
23 Kalimantan Timur
2.155.991
24 Sulawesi Utara
1.348.762
25 Gorontalo
1.260.240
26 Sulawesi Tengah
1.283.669
27 Sulawesi Selatan
1.271.087
28 Sulawesi Barat
1.217.854
29 Sulawesi Tenggara
1.358.730
30 Maluku
1.575.696
31 Maluku Utara
1.584.550
32 Papua
2.164.784
33 Papua Barat
1.950.837
Indonesia
1.337.753
Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)
Pemilihan wilayah perkotaan sebagai target karena jumlah kendaraan dan
barang-barang berharga (berlian, emas, batu mulia, laptop, dan kamera) di kota lebih
banyak mengingat kegunaan kulit samoa yang diproduksi digunakan untuk lap
pembersih barang mewah dan barang dengan permukaan sensitif. Pendapatan rata-rata
di perkotaan besar sehingga tingkat konsumsi masyarakat perkotaan lebih besar
daripada masyarakat pedesaan. Selain pendapatan, jumlah kendaraan bermotor juga
menjadi pertimbangan karena produk samoa yang dihasilkan sebagian besar akan
berupa pembersih badan kendaraan bermotor. Tabel 2 menyajikan persentase
kepemilikan kendaraan bermotor menurut provinsi di Indonesia.
6
Tabel 2. Persentase kepemilikan kendaraan motor dalam rumah tangga menurut
provinsi
Provinsi
Tidak
Memiliki Kendaraan Bermotor (%)
Memiliki
Kendaraan
Sepeda
Mobil Sepeda Motor dan
Bermotor
Motor
Mobil
Total
Aceh
23,35
68,79
0,34
7,52
76,65
Sumatera Utara
29,24
63,65
0,58
6,54
70,76
Sumatera Barat
25,88
62,60
0,97
10,55
74,12
Riau
13,08
75,75
0,72
10,45
86,92
Jambi
14,11
75,05
0,31
10,53
85,89
Sumatera Selatan
23,64
66,02
0,71
9,63
76,36
Bengkulu
17,86
70,88
0,25
11,01
82,14
Lampung
20,63
71,99
0,71
6,67
79,37
Bangka Belitung
8,11
74,72
0,82
16,36
91,89
Kepulauan Riau
10,66
67,96
4,20
17,17
89,34
DKI Jakarta
18,82
65,41
3,22
12,54
81,18
Jawa Barat
37,02
54,94
0,56
7,48
62,98
Jawa Tengah
28,83
63,13
0,26
7,78
71,17
DI Yogyakarta
19,21
67,94
0,26
12,59
80,79
Jawa Timur
24,28
68,18
0,24
7,30
75,72
Banten
25,19
64,43
1,52
8,85
74,81
Bali
11,10
71,95
0,47
16,49
88,90
Nusa Tenggara Barat
51,97
43,39
0,13
4,51
48,03
NTB
66,08
29,90
0,71
3,31
33,92
Kalimantan Barat
21,63
72,31
0,28
5,78
78,37
Kalimantan Tengah
22,39
69,73
0,40
7,48
77,61
Kalimantan Selatan
15,43
76,37
0,20
8,00
84,57
Kalimantan Timur
9,44
77,95
0,48
12,12
90,56
Sulawesi Utara
44,55
42,24
3,64
9,58
55,45
Sulawesi Tengah
29,85
63,09
0,16
6,89
70,15
Sulawesi Selatan
32,49
56,15
1,02
10,34
67,51
Sulawesi Tenggara
35,21
57,65
0,36
6,77
64,79
Gorontalo
44,04
50,45
0,61
4,90
55,96
Sulawesi Barat
37,44
56,82
0,51
5,24
62,56
Maluku
61,78
34,07
1,89
2,27
38,22
Maluku Utara
52,88
43,98
0,23
2,90
47,12
Papua Barat
43,24
49,49
1,07
6,20
56,76
Papua
74,97
20,71
0,63
3,68
25,03
Indonesia
28,92
62,22
0,67
8,19
71,08
Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)
7
Wilayah perkotaan yang akan menjadi target juga dibatasi mengingat jumlah
penduduk Indonesia yang cukup besar sehingga industri kulit samoa ini belum mampu
untuk memenuhi semua permintaan di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah pemasaran
yang dipilih adalah wilayah perkotaan di DKI Jakarta dan wilayah di Pulau Jawa
lainnya (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta).
Keseluruh wilayah ini memiliki rata-rata pendapatan yang cukup besar dan memiliki
persentase kepemilikan kendaraan yang cukup tinggi, meskipun beberapa wilayah di
Sumatera dan Kalimantan persentase kepemilikan kendaraan bermotor ada yang lebih
besar.
2. Value Proposition
Pada Industri Kulit Samoa, nilai tambah yang diberikan pada pelanggan meliputi
newness dan performance. Nilai tambah newness diberikan dengan cara menggunakan
bahan baku produk yang baru yaitu dengan menggunakan kulit samoa. Selama ini,
produk kulit identik dengan sepatu, tas, jaket, dompet, dan lain-lain. Sementara itu
untuk produk kulit sebagai pembersih, konsumen masih sangat akrab dengan produk
kulit sintetis. Perbedaan kualitan antara kulit samoa dengan sintetis inilah yang akan
coba ditawarkan pada konsumen. Dengan demikian kemungkinan Industri Kulit
Samoa mendapatkan pelanggan baru sangat besar.
Nilai tambah performance diberikan dengan cara meningkatkan mutu produk yang
dihasilkan. Kulit samoa adalah produk samoa yang terbuat dari kulit asli dengan
tingkat kelembutan tinggi, tahan lama, dan daya serap air yang besar membuat produk
ini cocok digunakan sebagai lap pembersih barang mewah dan barang dengan
permukaan sensitif. Dengan kelembutan yang tinggi, kulit samoa tidak akan
menyebabkan goresan-goresan tipis yang biasanya terjadi pada samoa sintetis. Kulit
samoa yang akan diproduksi adalah lap serbaguna yang dapat digunakan untuk
membersihkan mobil, emas, berlian, batu mulia, layar laptop, lensa, kamera, layar tv
dan sebagainya.
3. Channels
Saluran yang digunakan untuk berhubungan dengan para pelanggan menggunakan
saluran milik perusahaan sendiri (owned channels) dan saluran milik partner (partner
channels) sehingga margin laba yang diterima oleh perusahaan tinggi karena
jangkauan pasar yang semakin luas namun juga seringkali boros dalam pembiayaan
karena harus berbagi keuntungan dengan mitra.
Saluran yang digunakan pada owned channel adalah toko sendiri yang menjual
langsung produk yang dihasilkan. Promosi yang digunakan meliputi media cetak
seperti pamflet, flyer, dan lain lain. Penggunaan media cetak sebagai channels
terutama dalam promo produk terbaru dengan pemberian potongan diskon, maka flyer
disebarkan dan itu cukup efektif dalam menarik pelanggan untuk melakukan transaksi.
Partner channel meliputi pasar-pasar modern yang digunakan pada jaringan
kerjasama perusahaan sehingga perusahaan dapat mengirimkan nilai tambah kepada
pelanggan. Melalui penjualan disini, Industri Kulit Samoa mendapatkan keuntungan
lebih kecil dari hasil penjualan produk dibandingkan dijual sendiri, tetapi produk dapat
lebih tersebar dan dikenal di pasaran. Tempat penjualan merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli suatu produk.
Strategi tersebut dilakukan agar konsumen yang mememerlukan kulit samoa dapat
mendapatkannya dengan mudah. Target kulit samoa mencakup beberapa wilayah dan
jaraknya cukup jauh dari lokasi pabrik, untuk itu kulit samoa disalurkan melalui
distributor.
8
4. Customer Relationships
Pada Industri Kulit Samoa, customer relationships yang digunakan adalah promosi
dan demonstrasi produk. Promosi dilakukan untuk menunjang pemasaran produk. Hal
ini diperlukan karena kulit samoa dengan bahan penyamak minyak biji karet
merupakan produk baru. Langkah-langkah yang direncanakan untuk memasarkan kulit
samoa adalah dengan melakukan pre-marketing yaitu memasarkan produk yang sama
dengan produk yang akan dihasilkan sebelum pabrik beroperasi secara komersial. Hal
ini dilakukan untuk mengenalkan produk yang dihasilkan kepada konsumen sehingga
pemasaran kulit samoa akan lebih mudah ketika pabrik telah beroperasi. Selain itu,
akan dibuat brosur yang mengenalkan kelebihan-kelebihan produk dan dilakukan
demonstrasi produk di tempat penjualan kulit samoa.
5. Revenue Streams
Pada model bisnis Industri Kulit Samoa, aliran pendapatan yang masuk ke dalam
perusahaan adalah melalui penjualan produk dan hasil pembagian laba yang didapat
pada kerjasama konsinyasi. Penjualan produk dalam outlet sendiri adalah aliran
pendapatan utama yang didapat oleh Industri Kulit Samoa. Sedangkan aliran
pendapatan yang didapatkan Industri Kulit Samoa dari produk konsinyasi yaitu hasil
pembagian laba dari produk milik Industri Kulit Samoa yang dijual di outlet mitra
sebagai produk konsinyasi dimana Industri Kulit Samoa mendapatkan 20% dari total
keuntungan.
Harga produk ditetapkan berdasarkan volume yaitu harga berdasarkan pada jumlah
produk yang dihasilkan berdasar fungsi perhitungan tertentu. Harga samoa di pasaran
berbeda-beda tergantung dari mutu dan merk. Berdasarkan hasil survey harga samoa
berkisar antara Rp 6000 - Rp 80.000. Harga kulit samoa ditentukan berdasarkan
metode penetapan harga mark up (mark up pricing). Dengan menggunakan strategi ini
perhitungan penentuan harga dilakukan dengan menghitung biaya ditambah dengan
markup yang diinginkan perusahaan. Markup yang ingin diraih oleh industri kulit
samoa ini adalah 14% dari biaya produksi. Mark up yang diambil hanya 14% karena
kulit samoa ini merupakan produk baru, jadi untuk menarik perhatian konsumen maka
harga yang ditetapkan tidak terlalu tinggi. Setelah konsumen mencoba dan melihat
hasilnya maka diharapkan konsumen tersebut menjadi pelanggan setia. Harga akhir
samoa dalam satu unit adalah :
Harga pokok per unit
(1-laba yang diinginkan)
.
=
− ,
= 9.
Harga dengan mark up =
6. Key Resources
Key resources yang diterapkan dalam Industri Kulit Samoa untuk memberikan nilai
tambah dengan baik meliputi hardware, software, dan humanware. Hardware yang
menjadi key resources meliputi peralatan industri dan bahan baku kulit samoa bermutu.
Bahan baku dan peralatan industri yang baik dapat memaksimalkan kerja karyawan
dalam membuat poduk. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku, maka Industri Kulit
Samoa bekerjasama dengan beberapa pemasok bahan baku utama antara lain kulit
samoa dan minyak biji untuk proses penyamakan. Software yang menjadi key
resources adalah teknologi penyamakan. Humanware yang menjadi key resources
9
adalah SDM yang terampil dalam mengolah kulit samak karena prosesnya harus
memlalui penyamakan yang baik agar produk yang dihasilkan bermutu.
7. Key Activities
Pada Industri Kulit Samoa, aktivitas utama yang dijalankan untuk mendapatkan
nilai tambah adalah penyamakan kulit, penjualan dan pemasaran produk. Dengan
adanya produksi kulit samak yang baik maka dapat mengirimkan value proposition
atau nilai tambah untuk pelanggan berupa produk kulit samoa yang bermutu. Selain
itu aktivitas lainnya adalah mengembangkan pemasaran dan penjualan dengan key
partnership sehingga jangkauan pasar Industri Kulit Samoa semakin luas. Selain itu
aktivitas pemasaran lainnya diluar kerjasama konsinyasi antara lain membuat kupon
diskon untuk promosi produk terbaru dan direct selling di dalam outlet dan dalam
acara-acara tertentu.
8. Key Partnership
Mitra utama dalam bisnis industri kulit samoa meliputi hubungan antara supplierbuyer dan aliansi strategis antara perusahaan bukan pesaing. Key partnership Industri
Kulit Samoa adalah dengan pemasok bahan baku yaitu pemasok kulit dan minyak biji
karet. Key partnership lainnya adalah konsinyasi dengan pasar-pasar modern dimana
industri kulit samoa berperan sebagai pengamanat yaitu menitipkan produk kepada
mitra-mitra tersebut. Pengamanat adalah pemilik barang yang menitipkan barang
sedangkan komisoner adalah instansi yang dititipi barang oleh pengamanat.
Motivasi industri kulit samoa menjalin hubungan dengan pemasok adalah untuk
mengoptimalkan alokasi sumberdaya karena perusahaan tidak mungkin melakukan
setiap kegiatannya sendirian. Pemasok dalam industri kulit samoa adalah pemasok
sumber bahan baku utama yaitu kulit dan minyak ikan. Sedangkan motivasi Industri
Kulit Samoa menjalin hubungan atau aliansi dengan perusahaan bukan pesaing adalah
untuk mengurangi risiko dalam lingkungan yang kompetitif.
9. Cost Structure
Dalam Industri Kulit Samoa, biaya yang dikeluarkan untuk model bisnis ini adalah
biaya produksi dan tagihan konsinyasi. Biaya produksi merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menggunakan faktor-faktor produksi untuk
menghasilkan produk. Biaya lain yang dikeluarkan adalah tagihan konsinyasi dengan
membayar sebesar 20% dari hasil penjualan produk konsinyasi kepada mitra yang
menitipkan produknya di outlet industri kulit samoa.
Kanvas awal model bisnis kulit samoa saat ini dapat dilihat pada Gambar 3.
10
Key Partner
Key Activities
Value Proposition
Customer
Relationship
Customer Segment
Penyamakan kulit
Pemasok bahan baku
kulit dan minyak biji
karet
Mitra industri
Pembuatan produk
Pemasaran produk
Key Resources
Kulit samoa
bermutu
Promosi
Newest ; Diversifikasi
produk
Demonstrasi
Produk
Performance ;
Memiliki sifat-sifat
yang istimewa, yaitu
daya serap air tinggi,
lembut, nyaman, dan
berat jenisnnya rendah
Channels
Konsumen menengah
ke atas; pengguna
alat-alat optik,
pengguna kendaraan
bermotor, dan
pemilik barang
mewah
Outlet sendiri
Penjualan di Pasar
Modern
Teknologi
penyamakan
SDM
Cost Structure
Biaya Produksi
Revenue Stream
Biaya Promosi
Penjualan produk secara langsung di outlet
Penjualan di pasar modern (keuntungan bersama dengan mitra usaha)
Gambar 3. Kanvas awal model bisnis kulit samoa
11
Analisis SWOT
Menilai integritas elemen-elemen model bisnis sangatlah penting, tetapi melihat
semua komponennya secara detail juga dapat mengungkapkan jalan menarik untuk
inovasi dan pembaruan. Analisis SWOT adalah analisis tentang kekuatan (strenght),
kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Kekuatan
adalah keunggulan yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan kompetitor.
Kelemahan adalah kekurangan yang terdapat dalam perusahaan. Peluang adalah
kesempatan yang dapat digunakan perusahaan untuk mengungguli kompetitor.
Ancaman adalah tantangan dan hambatan yang perlu diatasi.
Analisis SWOT memberikan empat perspektif untuk menilai elemen-elemen
suatu model bisnis, sedangkan Kanvas Model Bisnis memberikan fokus yang
diperlukan untuk sebuah diskusi terstruktur. Analisis ini merupakan alat bantu yang
atraktif karena kesederhanaannya.
Dari hasil identifikasi elemen-elemen model bisnis awal Industri Kulit Samoa,
maka masing-masing elemen dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasil dari
analisis SWOT ini dapat digunakan untuk menyempurnakan atau memperbaharui
model bisnis yang ada sehingga bisnis semakin berkembang.
1. Customer Segment
Berdasarkan analisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman
secara kualitatif didapatkan hasil sebagai berikut: kelebihan dari model
customer segment yang ada sekarang pada Industri Kulit Samoa adalah
banyak kalangan ekonomi menengah ke atas yang membutuhkan produk kulit
dengan mutu premium, bukan mutu biasa saja seperti yang ada di pasaran saat
ini. Kekurangan dari model customer segment ini adalah tidak terlalu banyak
konsumen yang dapat diakuisisi karena harga yang kurang bisa bersaing
dengan produk kulit lain seperti sintetis. Peluang dari model customer
segment ini adalah meningkatnya kesadaran perusahaan untuk menjangkau
segmen-segmen menengah ke bawah dengan promosi tentang kelebihankelebihan yang dimiliki produk kulit samoa ini, sehingga konsumen dapat
beralih ke produk kulit samoa walaupun harganya relatif lebih mahal
dibandingkan dengan produk kulit sintetis. Ancaman dari model customer
segment ini adalah pesaing atau kompetitor baru yang mulai masuk dalam
pasar kulit samoa.
2. Value Proposition
Berdasarkan hasil analisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan
ancaman secara kualitatif dari value propositions Industri Kulit Samoa
didapatkan hasil sebagai berikut: kelebihan dari nilai tambah yang diberikan
Industri Kulit Samoa kepada pelanggan adalah terpenuhinya kebutuhan
konsumen yang mengininkan produk kulit dengan kelebihan-kelebihan
seperti daya serap tinggi, lembut, nyaman, serta berat jenisnya rendah.
Kelebihan sepaerti inilah yang tidak didapat dari produk kulit lainnya.
Kekurangan dari value propositions yang diberikan Industri Kulit Samoa
kepada pelanggan adalah nilai tambah yang diberikan tidak disesuaikan untuk
masing-masing segmen sehingga terkesan kurang tajam dan eksplisit untuk
segmen tertentu. Peluang dari value propositions yang diberikan Industri
Kulit Samoa kepada pelanggan adalah segmen-segmen tertentu yang
memiliki kebutuhan khas dan hal ini dapat dimanfaatkan Industri Kulit Samoa
untuk menambahkan atau meningkatkan value propositions yang diberikan
12
kepada pelanggan tertentu yang berkaitan. Ancaman dari penerapan value
propositions yang diberikan Industri Kulit Samoa kepada pelanggan adalah
bahan baku yang dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing sehingga pesaing
dapat mendirikan usaha kulit samoa yang memiliki value propositions serupa.
3. Channels
Dalam elemen channels, peneliti juga menganalisis kelebihan,
kekurangan, peluang, dan ancaman dari elemen ini secara kualitatif dalam
bisnis Industri Kulit Samoa. Kelebihan penerapan elemen channels dalam
bisnis Industri Kulit Samoa adalah jangkauan pasar yang luas sehingga dapat
meningkatkan margin laba perusahaan karena Industri Kulit Samoa juga
bekerjasama dengan mitra. Kekurangan dari channels yang diterapkan adalah
channels tidak spesifik dialamatkan ke segmen-segmen yang ditetapkan.
Pendirian toko sendiri yang menjual produk yang baru seperti ini juga
berpotensi sepi pengunjung karena ketidaktahuan konsumen akan produk ini.
Peluang dari adanya penerapan channels dalam model bisnis Industri Kulit
Samoa adalah Industri Kulit Samoa dapat mengoptimalkan penggunaan
media lain yang ada untuk diterapkan sebagai channels dalam pengembangan
bisnis Industri Kulit Samoa. Ancaman dari elemen channels yang diterapkan
oleh Industri Kulit Samoa adalah pesaing lebih cepat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola channels.
4. Customer Relationships
Dalam penerapan customer relationships di Industri Kulit Samoa,
peneliti juga menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari
elemen ini dalam model bisnis Industri Kulit Samoa. Kelebihan penerapan
customer relationships Industri Kulit Samoa adalah promosi dapat
mengenalkan produk kepada konsumen karenan produk ini masih tergolong
baru. Kekurangan dari customer relationships ini adalah program yang
kurang dikembangkan untuk menjangkau masing-masing segmen pelanggan.
Peluang dari customer relationships yang diterapkan adalah penggunaan
berbagai media yang ada untuk mengoptimalkan customer relationships
masing-masing segmen. Ancaman dari elemen ini adalah kompetitor
menerapkan program customer relationships yang lebih baik dari Industri
Kulit Samoa.
5. Revenue Streams
Dari hasil analisis mengenai revenue stream ini, peneliti juga meneliti
kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari elemen revenue stream
yang diterapkan oleh Industri Kulit Samoa selama ini. Kelebihan yang ada
dari revenue stream ini adalah keuntungan dari penjualan di toko sendiri dan
pembayaran setiap transaksi dari penjualan produk pada pasar modern mitra
industri dalam kerjasama konsinyasi. Kelemahan dari revenue stream ini
yaitu transaksi hanya bersifat transaksional yaitu sekali transaksi. Peluang
dari revenue stream ini adalah Industri Kulit Samoa dapat eksistensi Industri
Kulit Samoa dapat menarik perhatian mitra-mitra bisnis lainnya sehingga
menambah pendapatan. Ancaman dari penerapan revenue stream ini adalah
mitra bisnis kurang berminat dalam bekerjasama dengan Industri Kulit Samoa.
13
6. Key Resources
Pada elemen ini, peneliti juga meneliti tentang kelebihan, kekurangan,
peluang, dan ancaman dalam penerapan elemen key resources dalam model
bisnis Industri Kulit Samoa. Kelebihan dari key resources yang dimiliki
Industri Kulit Samoa adalah hardware dan software dari key resources yang
tersedia. Kekurangan dari key resources yang diterapkan dalam Industri Kulit
Samoa adalah tidak adanya cadangan pemasok bahan baku utama. Peluang
dari key resources dalam model bisnis Industri Kulit Samoa adalah teknologi
informasi memungkinkan Industri Kulit Samoa untuk belajar
mengembangkan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang
dimilikinya. Ancaman yang didapatkan dari key resources yang ada adalah
kompetitor lebih mengembangkan key resources yang dimiliki sehingga
mampu menandingi key resources yang dimiliki Industri Kulit Samoa. Selain
itu, peluang untuk bekerja di industri lain dapat mengurangi jumlah
humanware yang potensial.
7. Key Activities
Pada elemen key activities, peneliti juga meneliti kelebihan, kekurangan,
peluang, dan ancaman dari elemen ini. Kelebihan dari elemen key activities
ini adalah proses produksi yang berbeda dengan produk lainnya dan penjualan
produk yang bekerjasama dengan mitra dapat meningkatkan margin laba.
Kekurangan dari key activities pada Industri Kulit Samoa adalah manajemen
produksi belum diimplementasikan sepenuhnya. Peluang dari key activities
ini adalah perusahaan dapat belajar manajemen produksi dari berbagai
sumber dan diimplementasikan dalam usahanya. Ancaman dari key activities
ini adalah kompetitor dengan mudah meniru key activities Industri Kulit
Samoa dengan cepat.
8. Key Partnership
Pada elemen ini, analisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman
didapatkan hasil sebagai berikut: kelebihan dari key partnership yang dikelola
oleh Industri Kulit Samoa adalah hubungan baik dangan pemasok bahan baku
utama serta mitra industri. Kekurangan yang ada adalah hanya sedikit mitra
yang memiliki value propositions yang sama dengan Industri Kulit Samoa.
Peluang yang didapatkan adalah kemudahan bekerjasama dengan key partner
karena citra perusahaan yang baik. Ancaman dari elemen ini adalah
perusahaan dapat menjadi ketergantungan pada mitra bisnis.
9. Cost Structure
Pada elemen ini, peneliti juga menganalisis kelebihan, kekurangan,
peluang, dan ancaman elemen cost structure. Kelebihan dari elemen ini
adalah biaya untuk memperbesar jangkauan pasar dapat berkurang karena
adanya kerjasama konsinyasi dengan mitra. Kekurangan dari elemen ini
adalah biaya operasional tidak stabil karena kerjasama dengan pemasok
bahan baku. Peluang yang dapat dimanfaatkan Industri Kulit Samoa untuk
elemen ini adalah pemanfaatan teknologi dan memperluas jaringan kerjasama
untuk mengurangi biaya operasional. Ancaman dari elemen ini adalah biaya
bahan baku yang meningkat akibat kebijakan ekonomi pemerintah.
Dalam pembuatan model bisnis kanvas Industri Kulit Samoa di atas,
maka dapat dilihat kinerja dari perusahaan sesuai dengan keterkaitan antara
elemen-elemen model bisnis dan hasil dari analisis swot secara kualitatif dari
14
masing-masing elemen. Dengan segmentasi kalangan ekonomoni menengah
ke atas, nilai tambah yang diberikan hanya sedikit sehingga perusahaan
kurang dapat menjalin relasi yang dekat dengan pelanggan (customer
relationships) karena value propositions yang diberikan tidak tajam untuk
masing-masing segmen. Selain itu, perusahaan memiliki banyak media untuk
berhubungan dengan pelanggan namun customer relationship yang dipakai
hanya berupa personal assistant dalam outlet.
Membandingkan Model Bisnis Dengan Model Bisnis Kompetitor
Industri kulit samoa saat ini masih dalam tahap baru akan didirikan. Oleh karena
itu penting untuk mengetahui kondisi pasar yang ada saat ini. Salah satu cara untuk
mengetahui kondisi pasar yang ada saat ini adalah dengan mengetahui model bisnis
apa yang diterapkan perusahaan kompetitor. Hal ini merupakan salah satu cara umum
dalam berbisnis atau dengan kata lain proses ini adalah proses benchmarking.
Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau
umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan
membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa yang sejenis baik
secara internal maupun ekternal (Camp, 1989). Dalam penelitian ini perbandingan
dilakukan dengan perusahaan Meguiar’s Indonesia. Perusahaan ini merupakan nama
besar dalam industri pembersih kendaraan. Salah satu produk industri kulit samoa yang
akan diproduksi nanti adalah pembersih kendaraan. Hal ini membuat perbandingan
dapat dilakukan, mengingat Meguiar’s Indonesia sudah lama menjalankan bisnis ini
dan tentu hal – hal yang membuat perusahaan ini sukses bisa menjadi referensi bisnis
industri kulit samoa nanti. Produk perusahaan ini yang akan dibandingkan adalah
Ultimate Microfiber. Produk ini digunakan sebagai pembersih kendaraan bermotor
yang berbahan dasar serat halus yang sangat mudah dibersihkan dan dapat mongering
secara cepat. Beberapa produk yang dihasilkan oleh Meguiar’s Indonesia dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Produk-produk Meguiar’s Indonesia
Untuk mencari pola bisnis apa yang dilakukan oleh perusahaan Meguiar’s
Indonesia, dilakukan wawancara dengan Maketing Officer Meguiar’s Indonesia yang
hasilnya dapat dilihat dalam Lampiran 1. Hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan
dalam model bisnis kanvas pada Gambar 5.
Key Partner
Key Activities
Value Proposition
Customer
Relationship
Customer Segment
Import produk
Pembuatan produk
Newnest ;
Diversifikasi produk
Membership
Seminar Car
Clinic
Point of Distribution
Semua Pengguna
Kendaraan Bermotor
Pemasaran produk
Ultimate Salon
Key Resources
Performance ; Mudah
Dibersihkan, daya
serap tinggi, mudah
dikeringkan
Channels
Penjualan di Pasar
Modern
Teknisi
Biaya Produksi
Fanatik Mobil
Outlet sendiri
Trainer
Cost Structure
Project Contract
Revenue Stream
Biaya Promosi
Penjualan produk secara langsung di outlet
Keuntungan Kerjasama Project Contract
Salon Mobil
Gambar 5. Kanvas model bisnis industri kompetitor
15
16
Pembuatan Alternatif Model Bisnis Industri Kulit Samoa
Membuat alternatif model bisnis terdapat berbagai cara, salah satunya dengan
menggunakan metode ideation yaitu dengan cara pembentukan ide sehingga
mendapakan ide model bisnis yang terbaik. Dalam hal ini menggunakan pertanyaan
“What if” atau “Bagaimana jika”. Hal ini dikarenakan seringkali ide-ide dalam
pembuatan model bisnis datang begitu saja ketika mengajukan pertanyaan seperti
“Bagaimana jika perusahaan melakukan strategi A yang sedang banyak digunakan
oleh perusahaan – perusahaan yang telah sukses?” dan pertanyaan “Bagaimana jika”
yang lainnya. Pertanyaan – pertanyaan ini membuat kita mencari model bisnis seperti
apa untuk mewujudkannya.
Dalam pembuatan alternatif model bisnis ini, inovasi model bisnis dapat
ditemukan dengan melihat bagaimana keadaan selera pasar saat ini, apa saja yang
diinginkan atau dibutuhkan konsumen saat ini, keadaan sumber daya yang ada, model
penerimaan apa yang banyak digunakan saat ini, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dari sembilan blok yang ada dalam kanvas model bisnis, kita dapat memfokuskan pada
satu atau titik sebagai acuan untuk membuat alternatif – alternatif model bisnis yang
akan dibuat (Osterwalder, 2010).
Pertanyaan yang akan dikembangkan dalam pembuatan industri kulit samoa
ini antara lain, “Bagaimana jika industri kulit samoa hanya membuat produk untuk
industri lainnya yang memerlukan produk kulit samoa?” dan “Bagaimana jika industri
kulit samoa mejualnya sendiri produknya ke konsumen akhir dan industri lainnya?”.
Kedua konsep ini selanjutnya akan dijabarkan melalui kanvas model bisnis.
Alternatif 1 : “Bagaimana jika industri kulit samoa hanya membuat produk
untuk industri lainnya yang memerlukan produk kulit samoa?”
Konsep ini dibuat berdasarkan fokus kepada customer segments yang akan
dituju oleh industri. Studi kasus dilakukan pada produk pembersih kanebo. Pada saat
ini, kita melihat produk kulit sintetik yang beradar di pasaran kebayakan bersaing
langsung dalam pasar modern atau swalayan. Samoa sintetik yang ada dipasarkan
cukup banyak jenis dan merknya, berdasarkan hasil survey merk samoa sintetik yang
ada dipasaran adalah aion plas chamois, kain synthetic cloth, flash synthetic, ruv
chamois cloth, 3M, kenma synthetic chamois, tugachi, Aisana PVA chamois, keano,
oshiwa, dan chammy chamois, dan sebagainya. Berdasarkan hasil pengumpulan data
dan survey yang dilakukan di Giant Botani Square dan Giant Yasmin menunjukkan
bahwa samoa yang biasa dibeli oleh konsumen adalah merk aion, walaupun produk ini
harganya lebih mahal dari produk sejenisnya, namun konsumen lebih menyukai
membeli produk ini. Walaupun memiliki karakteristik berbeda dari produk sintetik,
produk kulit samoa asli dapat melihat peluang untuk tidak bersaing langsung di
pasaran, tetapi berfokus pada melayani kebutuhan industri lain yang memerlukan
produk kulit samoa. Sebagai contoh pada industri kendaraan bermotor, kaca mata, atau
peralatan rumah tangga. Hal ini dapat saling menguntungkan karena secara tidak
langsung produk langsung dijual pada konsumen khusus yang berkaitan. Produk
seperti kanebo dijual pada industri kendaraan bermotor, produk pembersih kaca mata
dijual pada industri kaca mata, dan yang lainnya. Secara khusus konsep model ini akan
diuraikan dalam kanvas model bisnis berikut :
17
1. Customer Segment
Customer segments adalah kelompok orang atau organisasi yang dituju
oleh perusahaan untuk dilayani. Konsumen industri kulit samoa dalam
konsep ini adalah industri lain yang membutuhkan produk kulit samoa
sebagai komplementer dari produk utamanya. Dalam hal ini industri yang
dituju adalah industri kendaraan bermotor, industri kaca mata, industri
penyulingan minyak, dan industri pembuatan sarung tangan kulit. Industri
kulit samoa pada nantinya tidak mejual langsung kepada konsumen tapi
menjualnya pada mitra industri. Produk yang nantinya akan dibuat untuk
industri nantinya tidak memilik merek dagang sendiri, melainkan bergatung
pada mitra industri yang akan menjualnya.
2. Value Propotion
Pada Industri Kulit Samoa, nilai tambah yang diberikan pada pelanggan
meliputi performance dan custominzation. Nilai tambah performance seperti
yang sudah dijabarkan dalam model bisnis awal diberikan dengan cara
meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Kulit samoa adalah produk
samoa yang terbuat dari kulit asli dengan tingkat kelembutan tinggi, tahan
lama, dan daya serap air yang besar membuat produk ini cocok digunakan
sebagai lap pembersih alat-alat optik, kendaraan bermotor, penyaring miyak,
barang mewah dan barang dengan permukaan sensitif. Nilai tambah
customization diberikan diberikan dengan berbagai produk yang dibuat akan
berdasarkan pada permintaan industri. Dalam hal ini industri kulit samoa
akan memproduksi produk jadi tanpa merek dagang dan langsung diberikan
pada pihak mitra industri
3. Channel
Saluran yang digunakan untuk model ini adalah jasa pengiriman ke
industri. Untuk menjangkau mitra industri digunakan menggunak alat
transportasi milik sendiri untuk menghemat biaya dan terjaminnya keamanan
produk. Komukasi yang tergaja dengan mitra indsutri akan membuat
distribusi produk akan terartur.
4. Customer Relationship
Pada Industri Kulit Samoa, customer relationships yang digunakan
adalah promosi dan kemitraan. Promosi dilakukan untuk menunjang
pemasaran produk. Hal ini diperlukan untuk menarik minat industri yang
akan menggunakan produk kulit samoa. Kemitraan dilakukan untuk menjaga
hubungan konsumen, yang dalam hal ini adalah mitra industri. Kerja sama
dengan partner bekerja memang sangat diperlukan untuk kelancaran
berbisnis.
5. Revenue Stream
Pada model bisnis industri kulit samoa, aliran pendapatan yang masuk
ke dalam perusahaan adalah melalui penjualan produk dengan mitra industri.
6. Key Resources
Key resources yang diterapkan dalam Industri Kulit Samoa untuk
memberikan nilai tambah dengan baik meliputi hardware, software, dan
humanware. Hardware yang menjadi key resources meliputi peralatan
industri dan bahan baku kulit samoa bermutu. Bahan baku dan peralatan
industri yang baik dapat memaksimalkan kerja karyawan dalam membuat
poduk. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku, maka Industri Kulit Samoa
18
bekerjasama dengan beberapa pemasok bahan baku utama antara lain tepung
singkong, telur, dan kemasan. Software yang menjadi key resources adalah
teknologi penyamakan. Humanware yang menjadi key resources adalah
SDM yang terampil dalam mengolah kulit samak karena prosesnya harus
memlalui penyamakan yang baik agar produk yang dihasilkan bermutu.
7. Key Activities
Pada Industri Kulit Samoa, aktivitas utama yang dijalankan untuk
mendapatkan nilai tambah adalah penyamakan kulit, penjualan dan
pemasaran produk. Dengan adanya produksi kulit samak maka dapat
mengirimkan value proposition atau nilai tambah untuk pelanggan. Selain
itu aktivitas lainnya adalah mengembangkan pemasaran dan penjualan
dengan key partnership sehingga jangkauan pasar Industri Kulit Samoa
semakin luas. Selain itu aktivitas pemasaran lainnya diluar kerjasama
konsinyasi antara lain membuat kupon diskon untuk promosi produk terbaru
dan direct selling di dalam outlet dan dalam acara-acara tertentu.
8. Key Partner
Mitra utama dalam bisnis Industri Kulit Samoa meliputi hubungan
antara supplier-buyer dan aliansi strategis antara perusahaan bukan pesaing.
Key partnership Industri Kulit Samoa adalah dengan pemasok bahan baku
yaitu pemasok kulit dan minyak biji karet. Key partnership lainnya adalah
konsinyasi dengan pasar-pasar modern dimana Industri Kulit Samoa
berperan sebagai pengamanat yaitu menitipkan produk kepada mitra-mitra
tersebut. Pengamanat adalah pemilik barang yang menitipkan barang
sedangkan komisoner adalah instansi yang dititipi barang oleh pengamanat.
Motivasi Industri Kulit Samoa menjalin hubungan dengan pemasok
adalah untuk mengoptimalkan alokasi sumberdaya karena perusahaan tidak
mungkin melakukan setiap kegiatannya sendirian. Pemasok dalam Industri
Kulit Samoa adalah pemasok sumber bahan baku utama yaitu kulit dan
minyak ikan. Motivasi Industri Kulit Samoa menjalin hubungan atau aliansi
dengan perusahaan bukan pesaing adalah untuk mengurangi risiko dalam
lingkungan yang kompetitif.
9. Cost Structure
Dalam Industri Kulit Samoa, biaya yang dikeluarkan untuk model bisnis
ini adalah biaya produksi dan tagihan konsinyasi. Biaya produksi merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menggunakan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan produk. Biaya lain yang dikeluarkan adalah
tagihan konsinyasi dengan membayar sebesar 20% dari hasil penjualan
produk konsinyasi kepada mitra yang menitipkan produknya di outlet
Industri Kulit Samoa.
Kanvas model bisnis ini bisa dilihat pada Gambar 6.
Key Partner
Key Activities
Value Proposition
Customer
Relationship
Customer Segment
Penyamakan kulit
Pemasok bahan baku
kulit dan minyak biji
karet
Layanan Customer
Service
Newest ; Diversifikasi
produk
Pembuatan produk
Key Resources
Kulit samoa
bermutu
Performance ;
Memiliki sifat-sifat
yang istimewa, yaitu
daya serap air tinggi,
lembut, nyaman, dan
berat jenisnnya rendah
Channels
Outlet sendiri dan
mitra
Website sekaligus toko
online
Teknologi
penyamakan
Industri alat-alat optik
Industri kendaraan
bermotor
Pengirman ke seluruh
dunia
SDM
Cost Structure
Biaya Produksi
Konsumen menengah
ke atas; pengguna alatalat optik, pengguna
kendaraan bermotor,
dan pemilik barang
mewah
Revenue Stream
Biaya Operasional
Penjualan produk secara langsung
Keuntungan dari kerjasama dengan mitra industri
Gambar 6. Kanvas model bisnis alternatif pertama
19
20
Alternatif 2 : “Bagaimana jika industri kulit samoa mejualnya sendiri produknya
ke konsumen akhir dan industri lainnya?”
Konsep ini dibuat berdasarkan perbaikan pada setiap lini komponen kanvas
model bisnis Industri Kulit Samoa. Fokus konsep ini adalah diversifikasi customer
segments yang akan dituju oleh industri, value proposition yang berbeda untuk setiap
segmen, dan channel yang akan digunakan untuk menjangkau konsumen. Pada model
ini industri mebuat produk untuk dijual sendiri maupun produk setengah jadi untuk
industri lain. Kelebihan yang akan ditonjolkan adalah penggunaan transaksi online
untuk menjangkau pasar yang luas, tak hanya di Indonesia namun juga seluruh dunia.
1. Customer Segment
Custumer segments yang dituju pada konsep ini adalah tebagi dalam
beberapa segmen. Hal ini karenakan diversifikasi produk yang dimiliki pada
indsutri kulit samoa. Segmen pertama adalah pasar terbuka. Pada segmen ini
tidak memiliki kelompok-kelompok khusus, yang artinya bisa semua orang
dapat menjadi konsumennya. Berbagai variasi produk yang akan dibuat
nantinya akan memenuhi kebutuhan semua golongan umur maupun ekonomi.
Selanjutnya adalah industri yang memerlukan kulit samoa, baik berupa
produk jadi maupun produk setengah jadi. Banyak indsutri yang memang
memerlukan kulit samoa sebagai bahan komplementer produknya. Segmen
terakhir adalah toko optik dan salon kendaraan bermotor ternama di Indonesia.
Mengapa hanya ini yang dapat dijadikan konsumen? Hal ini dikarenakan
kedua tempat inilah yang paling umum kita temukan produk kulit yang
digunakan sebagai pembersih. Pada toko optik ternama indsutri kulit samoa
bisa bekerjasama dalan hal pembersih kacamata pada setiap produk yang
dibeli. Pemasaran pada salon kendaraan mobil berupa produk pembersih juga
dinilai berpotensi untuk mendapatkan pendapatan lebih.
2. Value Proposition
Pada Industri Kulit Samoa, nilai tambah yang diberikan pada pelanggan
meliputi newness, performance, dan Customization. Nilai tambah newness
diberikan dengan cara diversifikasi bahan baku produk yaitu dengan
menggunakan kulit samak bermutu. Selama ini, produk kulit identik dengan
sepatu, tas, jaket, dompet, dan lain-lain. Sementara itu untuk produk kulit
sebagai pembersih, konsumen masih sangat a
(CHAMOIS LEATHER)
MUHAMMAD NASSA RIDWANSYAH
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kajian Awal Model
Bisnis Kulit Samoa (Chamois Leather)” adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Muhammad Nassa Ridwansyah
NIM F34080118
ABSTRAK
MUHAMMAD NASSA RIDWANSYAH. Kajian Awal Model Bisnis Kulit Samoa
(Chamois Leather). Dibimbing oleh SUKARDI dan ONO SUPARNO.
Kulit samoa (chamois leather) merupakan kulit ternak kecil yang disamak
dengan minyak dan diamplas bagian daging dan rajahnya. Kulit ini memiliki fungsi
spesifik sebagai filter minyak bermutu tinggi, alat pembersih optik, pembersih
jendela, badan mobil, kacamata dan penggunaan lainnya. Model bisnis adalah
gambaran bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan
menangkap nilai-nilai, seperti ekonomi, sosial dan lainnya nilai-nilai. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendesain model bisnis yang tepat untuk produk
industri kulit samoa sehingga produk ini dapat dikembangkan, dikenal, dan
memiliki nilai pasar. Metode penelitian ini adalah memetakan model bisnis awal,
membandingkannya dengan industri sejenis, membuat alternatif dengan
menggunakan pertanyaan, dan memilih model bisnis yang akan digunakan.
Alternatif model yang dipilih adalah model bisnis yang menggabungkan penjualan
produknya ke konsumen akhir dan industri kulit lainnya.
Kata kunci: kulit samoa, model bisnis, model bisnis kanvas
ABSTRACT
MUHAMMAD NASSA RIDWANSYAH. Preliminary Study on Business Model
of Chamois Leather. Supervised by SUKARDI and ONO SUPARNO.
Chamois leather has a specific function as a high quality oil filters, optical
cleaning tools, window cleaners, car bodies, eyeglasses and other uses. Business
model is an idea of how an organization creates, delivers, and captures the values,
like economic, social and other values. The term of business model is used for the
broad scope of formal and informal context to show the core aspects of the business,
including covering the intent and purpose, what is offered, strategy, infrastructure,
organizational structures, trading practices, as well as policy and operational
processes. The objective of this research was to design the right business model for
samoa leather industry product so these products can be developed, known, and has
a market value. The method of this research was analyses of several variables such
as customer segment, value proposition, customer relationship, channels, revenue
streams, key resources, key partners, key activity, and cost required to create
alternatives to the business model of chamois leather industry. The chosen business
model was business model combining the sale of products to the final consumer
and other leather industries.
Keywords: chamois leather, business model, business model canvas
KAJIAN AWAL MODEL BISNIS KULIT SAMOA
(CHAMOIS LEATHER)
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015 RIDWANSYAH
MUHAMMAD NASSA
Judul Skripsi : Kajian Awal Model Bisnis Kulit Samoa (Chamois Leather)
Nama
: Muhammad Nassa Ridwansyah
NIM
: F34080118
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Sukardi, MM
Pembimbing I
Prof Dr Ono Suparno, STP, MT
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indastri
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini ialah
model bisnis, dengan judul “Kajian Awal Model Bisnis Kulit Samoa (Chamois
Leather)”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Sukardi, MM dan
Bapak Prof Dr Ono Suparno, STP, MT selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama masa studi penulis hingga selesainya
tugas akhir ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta
seluruh keluarga, dan teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, April 2015
Muhammad Nassa Ridwansyah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
METODE
2
Jenis Data
2
Teknik Pengambilan Data
2
Teknik Analisis Data
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
3
27
Simpulan
27
Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN
29
RIWAYAT HIDUP
30
DAFTAR TABEL
1 Pendapatan rata-rata penduduk sebulan menurut provinsi tahun 2010
2 Persentase kepemilikan kendaraan motor dalam rumah tangga Menurut
provinsi
3 Perbandingan alternatif-alternatif kanvas model bisnis industri kulit
samoa
5
6
23
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
Bagan prosedur analisis data
Produk kulit samoa
Kanvas model bisnis awal industri kulit samoa
Produk-produk Meguiar's Indonesia
Kanvas model bisnis industri kompetitor
Kanvas model bisnis alternatif pertama
Kanvas model bisnis alternatif kedua
2
3
7
13
14
17
22
DAFTAR LAMPIRAN
1 Daftar pertanyaan dan hasil wawancara semi terstruktur antara peneliti
dan marketing officer Meguiar’s Indonesia
27
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanfaatan kulit mentah dalam proses produksi kulit samoa merupakan salah
satu upaya memanfaatkan hasil samping industri peternakan. Hal ini dapat
memberikan nilai tambah karena produk olahannya memiliki nilai jual yang tinggi
dapat meningkatkan devisa negara, dan dari tahun ke tahun mencapai peningkatan
pemanfaatan produksi kulit mentah tersebut. Kulit samoa merupakan artikel kulit yang
populer dalam perdagangan (Sharpouse 1995). Hasil olahan kulit samoa dimanfaatkan
sebagai pembersih jendela, mainan anak-anak, badan kendaraan, kacamata, dan
sebagainya. Kulit samoa juga memiliki kegunaan khusus dalam penyaringan minyak
bumi bermutu tinggi (Suparno et al 2009; Suparno et al 2013).
Bisnis adalah proses transaksi sebuah produk, baik barang maupun jasa, dalam
sebuah pasar dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Dalam dunia bisnis, terdapat
ada tiga faktor yang memengaruhi kinerja bisnis yaitu lingkungan, perubahan, dan
model bisnis. Lingkungan adalah pintu masuk bagi perusahaan untuk memperoleh
keuntungan. Perubahan merupakan faktor selanjutnya yang selalu menjadi ancaman
perusahaan, sedangkan model bisnis adalah prototipe yang dikembangkan oleh
perusahaan dalam rangka menjelaskan bagaimana proses bisnis sebuah perusahaan
dan bagaimana proses penciptaan nilai bagi stakeholders dalam perusahaan.
Kesalahan terbesar yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yang tidak mampu
menghadapi persaingan pasar adalah terfokusnya pada faktor lingkungan dan faktor
perubahan, dengan mengabaikan pentingnya membangun sebuah model bisnis yang
handal. Model bisnis suatu perusahaan dapat memenangkan persaingan di pasar karena
akan memberikan pandangan kepada perusahaan mengenai apa saja nilai yang
ditawarkan oleh perusahaan tersebut, bagaimana respon pasar terhadap produk yang
dimiliki, dan melemahkan daya saing perusahaan kompetitor (Osterwalder dan
Pigneur 2010). Selain itu, model bisnis juga bermanfaat untuk melihat bisnis
perusahaan sendiri secara utuh dan keseluruhan sehingga para pengambil keputusan
dapat mengetahui elemen bisnis yang kurang optimal dan hubungannya dengan
elemen-elemen lain.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model bisnis yang tepat untuk
produk kulit samoa, sehingga produk ini dapat berkembang, dikenal, dan terjual di
pasaran.
.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh industri yang membuat
produk dari kulit samoa untuk menjual produknya agar dapat diterima pasar melalui
alternatif model bisnis yang tersedia.
2
METODE
Prosedur Analisis Data
Prosedur yang dilakukan untuk mendesain kanvas model bisnis kulit samoa
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan prosedur analisis data
Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer
didapatkan dengan wawancara di perusahaan kompetitor, sedangkan data sekunder
diperoleh dari literatur dan kepustakaan.
Teknik Pengambilan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi, gambaran dan
keterangan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian, yaitu analisis
komponen model bisnis industri kulit samoa. Data tersebut diharapkan dapat
digunakan untuk penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah wawancara
pada perushaan kompetitor dan survei kondisi pasar. Wawancara pada perusahaan
kompetitor, yaitu Meguiar’s Indonesia, dilakukan pada bulan April 2014 dengan
3
responden Bapak Darwis selaku Marketing Officer Meguiar’s Indonesia.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka dan mencatat data yang
telah tersedia pada instansi-instansi yang ada hubungannya dengan studi ini. Data
sekunder diperoleh melalui jurnal, buku, data-data statistik dari Badan Pusat Statistik
(BPS) dan internet.
Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah secara kualitatif. Data dari hasil penelitian ini
akan dianalisis secara kualitatif dengan melakukan beberapa tahapan, antara lain:
1. Reduksi Data
Langkah awal dalam menganalisis data adalah dengan merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan ke hal-hal yang penting sampai
mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan tajam tentang hasil pengamatan
untuk mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah membuat
rangkuman temuan penelitian berdasarkan pada aspek-aspek yang diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Industri Kulit Samoa
Identifikasi Awal Industri Kulit Samoa
Identifikasi Elemen-Elemen Model Bisnis Awal
Industri kulit samoa potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Saat ini,
produk yang berasal dari kulit samoa belum terlalu banyak ditemui di pasaran. Salah
satu contoh produk kulit samoa yang dihasilkan dari penelitian Suparno et al (2007);
Suparno et al (2009), dan Suparno et al (2012) dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Produk kulit samoa
4
Pemodelan bisnis yang akan digunakan untuk industri ini adalah model bisnis
kanvas. Pada model bisnis kanvas terdapat sembilan blok elemen-elemen dasar. Hasil
identifikasi elemen-elemen model bisnis kanvas, sesuai dengan penelitian terdahulu
dilakukan oleh Sulistiorini (2011), sebagai berikut:
1. Customer Segment
Customer segments adalah kelompok orang atau organisasi yang dituju oleh
perusahaan untuk dilayani. Konsumen industri kulit samoa dikelompokkan
berdasarkan umur, pekerjaan, dan tingkat ekonomi. Pengelompokkan ini berdasarkan
pendekatan demogratif (peubah usia, pekerjaan, dan pedapatan) dan geografis. Tipe
segmentasi berdasarkan model bisnis kanvas Industri Kulit Samoa adalah pasar
tersegmentasi (segmented) dimana organisasi mengelompokkan pelanggan dalam
berbagai segmen yang memiliki kesamaan dan kebutuhan yang berbeda. Pada
segmentasi geografis pemasaran kulit samoa akan dititik beratkan pada beberapa
wilayah di Indonesia karena kulit samoa ini akan dipasarkan di dalam negeri. Wilayah
yang dipilih adalah wilayah yang memerlukan kulit samoa dalam jumlah yang besar
seperti perkotaan dan kawasan industri. Pertimbangan tersebut diambil karena produk
kulit samoa saat ini masih dalam fase pengenalan. Namun, seiring berjalannya waktu
pemasaran kulit samoa akan terus meningkat dan menjangkau seluruh Indonesia.
Berdasarkan analisis segmentasi demogratif pemasaran kulit samoa (chamois leather)
dispesifikasikan pada masyarakat dengan tingkatan ekonomi menengah ke atas. Hal
ini dilakukan karena kulit samoa memiliki harga yang relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan samoa sintetis. Samoa sintetis diperdagangkan dengan harga Rp
6-80 ribu. Bagi konsumen menengah ke atas harga kulit samoa ini cukup terjangkau.
Berdasarkan publikasi BPS pada bulan Desember 2010, jumlah penduduk Indonesia
dari hasil sensus adalah 237.641.326 jiwa, dengan proporsi 40% penduduk
berpendapatan rendah, 40% penduduk berpendapatan sedang, dan 20% penduduk
berpendapatan tinggi. Pendapatan rata-rata penduduk setiap provinsi dapat dilihat pada
Tabel 1.
5
Tabel 1. Pendapatan rata-rata penduduk sebulan menurut provinsi tahun 2010
No Provinsi
Pendapatan (Rp)
1 Aceh
1.256.780
2 Sumatera Utara
1.344.045
3 Sumatera Barat
1.488.135
4 Riau
1.422.766
5 Kep. Riau
1.897.900
6 Jambi
1.300.541
7 Sumatera Selatan
1.222.406
8 Kep. Bangka Belitung
1.247.103
49 Bengkulu
1.441.785
10 Lampung
1.077.290
11 DKI Jakarta
1.925.662
12 Jawa Barat
1.361.182
13 Banten
1.564.443
14 Jawa Tengah
981.047
15 DI Yogyakarta
1.216.090
16 Jawa Timur
1.046.363
17 Bali
1.460.283
18 Nusa Tenggara Barat
1.346.708
19 Nusa Tenggara Timur
1.466.074
20 Kalimantan Barat
1.227.337
21 Kalimantan Tengah
1.371.985
22 Kalimantan Selatan
1.348.762
23 Kalimantan Timur
2.155.991
24 Sulawesi Utara
1.348.762
25 Gorontalo
1.260.240
26 Sulawesi Tengah
1.283.669
27 Sulawesi Selatan
1.271.087
28 Sulawesi Barat
1.217.854
29 Sulawesi Tenggara
1.358.730
30 Maluku
1.575.696
31 Maluku Utara
1.584.550
32 Papua
2.164.784
33 Papua Barat
1.950.837
Indonesia
1.337.753
Sumber : Badan Pusat Statistik (2010)
Pemilihan wilayah perkotaan sebagai target karena jumlah kendaraan dan
barang-barang berharga (berlian, emas, batu mulia, laptop, dan kamera) di kota lebih
banyak mengingat kegunaan kulit samoa yang diproduksi digunakan untuk lap
pembersih barang mewah dan barang dengan permukaan sensitif. Pendapatan rata-rata
di perkotaan besar sehingga tingkat konsumsi masyarakat perkotaan lebih besar
daripada masyarakat pedesaan. Selain pendapatan, jumlah kendaraan bermotor juga
menjadi pertimbangan karena produk samoa yang dihasilkan sebagian besar akan
berupa pembersih badan kendaraan bermotor. Tabel 2 menyajikan persentase
kepemilikan kendaraan bermotor menurut provinsi di Indonesia.
6
Tabel 2. Persentase kepemilikan kendaraan motor dalam rumah tangga menurut
provinsi
Provinsi
Tidak
Memiliki Kendaraan Bermotor (%)
Memiliki
Kendaraan
Sepeda
Mobil Sepeda Motor dan
Bermotor
Motor
Mobil
Total
Aceh
23,35
68,79
0,34
7,52
76,65
Sumatera Utara
29,24
63,65
0,58
6,54
70,76
Sumatera Barat
25,88
62,60
0,97
10,55
74,12
Riau
13,08
75,75
0,72
10,45
86,92
Jambi
14,11
75,05
0,31
10,53
85,89
Sumatera Selatan
23,64
66,02
0,71
9,63
76,36
Bengkulu
17,86
70,88
0,25
11,01
82,14
Lampung
20,63
71,99
0,71
6,67
79,37
Bangka Belitung
8,11
74,72
0,82
16,36
91,89
Kepulauan Riau
10,66
67,96
4,20
17,17
89,34
DKI Jakarta
18,82
65,41
3,22
12,54
81,18
Jawa Barat
37,02
54,94
0,56
7,48
62,98
Jawa Tengah
28,83
63,13
0,26
7,78
71,17
DI Yogyakarta
19,21
67,94
0,26
12,59
80,79
Jawa Timur
24,28
68,18
0,24
7,30
75,72
Banten
25,19
64,43
1,52
8,85
74,81
Bali
11,10
71,95
0,47
16,49
88,90
Nusa Tenggara Barat
51,97
43,39
0,13
4,51
48,03
NTB
66,08
29,90
0,71
3,31
33,92
Kalimantan Barat
21,63
72,31
0,28
5,78
78,37
Kalimantan Tengah
22,39
69,73
0,40
7,48
77,61
Kalimantan Selatan
15,43
76,37
0,20
8,00
84,57
Kalimantan Timur
9,44
77,95
0,48
12,12
90,56
Sulawesi Utara
44,55
42,24
3,64
9,58
55,45
Sulawesi Tengah
29,85
63,09
0,16
6,89
70,15
Sulawesi Selatan
32,49
56,15
1,02
10,34
67,51
Sulawesi Tenggara
35,21
57,65
0,36
6,77
64,79
Gorontalo
44,04
50,45
0,61
4,90
55,96
Sulawesi Barat
37,44
56,82
0,51
5,24
62,56
Maluku
61,78
34,07
1,89
2,27
38,22
Maluku Utara
52,88
43,98
0,23
2,90
47,12
Papua Barat
43,24
49,49
1,07
6,20
56,76
Papua
74,97
20,71
0,63
3,68
25,03
Indonesia
28,92
62,22
0,67
8,19
71,08
Sumber : Badan Pusat Statistik (2013)
7
Wilayah perkotaan yang akan menjadi target juga dibatasi mengingat jumlah
penduduk Indonesia yang cukup besar sehingga industri kulit samoa ini belum mampu
untuk memenuhi semua permintaan di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah pemasaran
yang dipilih adalah wilayah perkotaan di DKI Jakarta dan wilayah di Pulau Jawa
lainnya (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta).
Keseluruh wilayah ini memiliki rata-rata pendapatan yang cukup besar dan memiliki
persentase kepemilikan kendaraan yang cukup tinggi, meskipun beberapa wilayah di
Sumatera dan Kalimantan persentase kepemilikan kendaraan bermotor ada yang lebih
besar.
2. Value Proposition
Pada Industri Kulit Samoa, nilai tambah yang diberikan pada pelanggan meliputi
newness dan performance. Nilai tambah newness diberikan dengan cara menggunakan
bahan baku produk yang baru yaitu dengan menggunakan kulit samoa. Selama ini,
produk kulit identik dengan sepatu, tas, jaket, dompet, dan lain-lain. Sementara itu
untuk produk kulit sebagai pembersih, konsumen masih sangat akrab dengan produk
kulit sintetis. Perbedaan kualitan antara kulit samoa dengan sintetis inilah yang akan
coba ditawarkan pada konsumen. Dengan demikian kemungkinan Industri Kulit
Samoa mendapatkan pelanggan baru sangat besar.
Nilai tambah performance diberikan dengan cara meningkatkan mutu produk yang
dihasilkan. Kulit samoa adalah produk samoa yang terbuat dari kulit asli dengan
tingkat kelembutan tinggi, tahan lama, dan daya serap air yang besar membuat produk
ini cocok digunakan sebagai lap pembersih barang mewah dan barang dengan
permukaan sensitif. Dengan kelembutan yang tinggi, kulit samoa tidak akan
menyebabkan goresan-goresan tipis yang biasanya terjadi pada samoa sintetis. Kulit
samoa yang akan diproduksi adalah lap serbaguna yang dapat digunakan untuk
membersihkan mobil, emas, berlian, batu mulia, layar laptop, lensa, kamera, layar tv
dan sebagainya.
3. Channels
Saluran yang digunakan untuk berhubungan dengan para pelanggan menggunakan
saluran milik perusahaan sendiri (owned channels) dan saluran milik partner (partner
channels) sehingga margin laba yang diterima oleh perusahaan tinggi karena
jangkauan pasar yang semakin luas namun juga seringkali boros dalam pembiayaan
karena harus berbagi keuntungan dengan mitra.
Saluran yang digunakan pada owned channel adalah toko sendiri yang menjual
langsung produk yang dihasilkan. Promosi yang digunakan meliputi media cetak
seperti pamflet, flyer, dan lain lain. Penggunaan media cetak sebagai channels
terutama dalam promo produk terbaru dengan pemberian potongan diskon, maka flyer
disebarkan dan itu cukup efektif dalam menarik pelanggan untuk melakukan transaksi.
Partner channel meliputi pasar-pasar modern yang digunakan pada jaringan
kerjasama perusahaan sehingga perusahaan dapat mengirimkan nilai tambah kepada
pelanggan. Melalui penjualan disini, Industri Kulit Samoa mendapatkan keuntungan
lebih kecil dari hasil penjualan produk dibandingkan dijual sendiri, tetapi produk dapat
lebih tersebar dan dikenal di pasaran. Tempat penjualan merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli suatu produk.
Strategi tersebut dilakukan agar konsumen yang mememerlukan kulit samoa dapat
mendapatkannya dengan mudah. Target kulit samoa mencakup beberapa wilayah dan
jaraknya cukup jauh dari lokasi pabrik, untuk itu kulit samoa disalurkan melalui
distributor.
8
4. Customer Relationships
Pada Industri Kulit Samoa, customer relationships yang digunakan adalah promosi
dan demonstrasi produk. Promosi dilakukan untuk menunjang pemasaran produk. Hal
ini diperlukan karena kulit samoa dengan bahan penyamak minyak biji karet
merupakan produk baru. Langkah-langkah yang direncanakan untuk memasarkan kulit
samoa adalah dengan melakukan pre-marketing yaitu memasarkan produk yang sama
dengan produk yang akan dihasilkan sebelum pabrik beroperasi secara komersial. Hal
ini dilakukan untuk mengenalkan produk yang dihasilkan kepada konsumen sehingga
pemasaran kulit samoa akan lebih mudah ketika pabrik telah beroperasi. Selain itu,
akan dibuat brosur yang mengenalkan kelebihan-kelebihan produk dan dilakukan
demonstrasi produk di tempat penjualan kulit samoa.
5. Revenue Streams
Pada model bisnis Industri Kulit Samoa, aliran pendapatan yang masuk ke dalam
perusahaan adalah melalui penjualan produk dan hasil pembagian laba yang didapat
pada kerjasama konsinyasi. Penjualan produk dalam outlet sendiri adalah aliran
pendapatan utama yang didapat oleh Industri Kulit Samoa. Sedangkan aliran
pendapatan yang didapatkan Industri Kulit Samoa dari produk konsinyasi yaitu hasil
pembagian laba dari produk milik Industri Kulit Samoa yang dijual di outlet mitra
sebagai produk konsinyasi dimana Industri Kulit Samoa mendapatkan 20% dari total
keuntungan.
Harga produk ditetapkan berdasarkan volume yaitu harga berdasarkan pada jumlah
produk yang dihasilkan berdasar fungsi perhitungan tertentu. Harga samoa di pasaran
berbeda-beda tergantung dari mutu dan merk. Berdasarkan hasil survey harga samoa
berkisar antara Rp 6000 - Rp 80.000. Harga kulit samoa ditentukan berdasarkan
metode penetapan harga mark up (mark up pricing). Dengan menggunakan strategi ini
perhitungan penentuan harga dilakukan dengan menghitung biaya ditambah dengan
markup yang diinginkan perusahaan. Markup yang ingin diraih oleh industri kulit
samoa ini adalah 14% dari biaya produksi. Mark up yang diambil hanya 14% karena
kulit samoa ini merupakan produk baru, jadi untuk menarik perhatian konsumen maka
harga yang ditetapkan tidak terlalu tinggi. Setelah konsumen mencoba dan melihat
hasilnya maka diharapkan konsumen tersebut menjadi pelanggan setia. Harga akhir
samoa dalam satu unit adalah :
Harga pokok per unit
(1-laba yang diinginkan)
.
=
− ,
= 9.
Harga dengan mark up =
6. Key Resources
Key resources yang diterapkan dalam Industri Kulit Samoa untuk memberikan nilai
tambah dengan baik meliputi hardware, software, dan humanware. Hardware yang
menjadi key resources meliputi peralatan industri dan bahan baku kulit samoa bermutu.
Bahan baku dan peralatan industri yang baik dapat memaksimalkan kerja karyawan
dalam membuat poduk. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku, maka Industri Kulit
Samoa bekerjasama dengan beberapa pemasok bahan baku utama antara lain kulit
samoa dan minyak biji untuk proses penyamakan. Software yang menjadi key
resources adalah teknologi penyamakan. Humanware yang menjadi key resources
9
adalah SDM yang terampil dalam mengolah kulit samak karena prosesnya harus
memlalui penyamakan yang baik agar produk yang dihasilkan bermutu.
7. Key Activities
Pada Industri Kulit Samoa, aktivitas utama yang dijalankan untuk mendapatkan
nilai tambah adalah penyamakan kulit, penjualan dan pemasaran produk. Dengan
adanya produksi kulit samak yang baik maka dapat mengirimkan value proposition
atau nilai tambah untuk pelanggan berupa produk kulit samoa yang bermutu. Selain
itu aktivitas lainnya adalah mengembangkan pemasaran dan penjualan dengan key
partnership sehingga jangkauan pasar Industri Kulit Samoa semakin luas. Selain itu
aktivitas pemasaran lainnya diluar kerjasama konsinyasi antara lain membuat kupon
diskon untuk promosi produk terbaru dan direct selling di dalam outlet dan dalam
acara-acara tertentu.
8. Key Partnership
Mitra utama dalam bisnis industri kulit samoa meliputi hubungan antara supplierbuyer dan aliansi strategis antara perusahaan bukan pesaing. Key partnership Industri
Kulit Samoa adalah dengan pemasok bahan baku yaitu pemasok kulit dan minyak biji
karet. Key partnership lainnya adalah konsinyasi dengan pasar-pasar modern dimana
industri kulit samoa berperan sebagai pengamanat yaitu menitipkan produk kepada
mitra-mitra tersebut. Pengamanat adalah pemilik barang yang menitipkan barang
sedangkan komisoner adalah instansi yang dititipi barang oleh pengamanat.
Motivasi industri kulit samoa menjalin hubungan dengan pemasok adalah untuk
mengoptimalkan alokasi sumberdaya karena perusahaan tidak mungkin melakukan
setiap kegiatannya sendirian. Pemasok dalam industri kulit samoa adalah pemasok
sumber bahan baku utama yaitu kulit dan minyak ikan. Sedangkan motivasi Industri
Kulit Samoa menjalin hubungan atau aliansi dengan perusahaan bukan pesaing adalah
untuk mengurangi risiko dalam lingkungan yang kompetitif.
9. Cost Structure
Dalam Industri Kulit Samoa, biaya yang dikeluarkan untuk model bisnis ini adalah
biaya produksi dan tagihan konsinyasi. Biaya produksi merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menggunakan faktor-faktor produksi untuk
menghasilkan produk. Biaya lain yang dikeluarkan adalah tagihan konsinyasi dengan
membayar sebesar 20% dari hasil penjualan produk konsinyasi kepada mitra yang
menitipkan produknya di outlet industri kulit samoa.
Kanvas awal model bisnis kulit samoa saat ini dapat dilihat pada Gambar 3.
10
Key Partner
Key Activities
Value Proposition
Customer
Relationship
Customer Segment
Penyamakan kulit
Pemasok bahan baku
kulit dan minyak biji
karet
Mitra industri
Pembuatan produk
Pemasaran produk
Key Resources
Kulit samoa
bermutu
Promosi
Newest ; Diversifikasi
produk
Demonstrasi
Produk
Performance ;
Memiliki sifat-sifat
yang istimewa, yaitu
daya serap air tinggi,
lembut, nyaman, dan
berat jenisnnya rendah
Channels
Konsumen menengah
ke atas; pengguna
alat-alat optik,
pengguna kendaraan
bermotor, dan
pemilik barang
mewah
Outlet sendiri
Penjualan di Pasar
Modern
Teknologi
penyamakan
SDM
Cost Structure
Biaya Produksi
Revenue Stream
Biaya Promosi
Penjualan produk secara langsung di outlet
Penjualan di pasar modern (keuntungan bersama dengan mitra usaha)
Gambar 3. Kanvas awal model bisnis kulit samoa
11
Analisis SWOT
Menilai integritas elemen-elemen model bisnis sangatlah penting, tetapi melihat
semua komponennya secara detail juga dapat mengungkapkan jalan menarik untuk
inovasi dan pembaruan. Analisis SWOT adalah analisis tentang kekuatan (strenght),
kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Kekuatan
adalah keunggulan yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan kompetitor.
Kelemahan adalah kekurangan yang terdapat dalam perusahaan. Peluang adalah
kesempatan yang dapat digunakan perusahaan untuk mengungguli kompetitor.
Ancaman adalah tantangan dan hambatan yang perlu diatasi.
Analisis SWOT memberikan empat perspektif untuk menilai elemen-elemen
suatu model bisnis, sedangkan Kanvas Model Bisnis memberikan fokus yang
diperlukan untuk sebuah diskusi terstruktur. Analisis ini merupakan alat bantu yang
atraktif karena kesederhanaannya.
Dari hasil identifikasi elemen-elemen model bisnis awal Industri Kulit Samoa,
maka masing-masing elemen dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasil dari
analisis SWOT ini dapat digunakan untuk menyempurnakan atau memperbaharui
model bisnis yang ada sehingga bisnis semakin berkembang.
1. Customer Segment
Berdasarkan analisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman
secara kualitatif didapatkan hasil sebagai berikut: kelebihan dari model
customer segment yang ada sekarang pada Industri Kulit Samoa adalah
banyak kalangan ekonomi menengah ke atas yang membutuhkan produk kulit
dengan mutu premium, bukan mutu biasa saja seperti yang ada di pasaran saat
ini. Kekurangan dari model customer segment ini adalah tidak terlalu banyak
konsumen yang dapat diakuisisi karena harga yang kurang bisa bersaing
dengan produk kulit lain seperti sintetis. Peluang dari model customer
segment ini adalah meningkatnya kesadaran perusahaan untuk menjangkau
segmen-segmen menengah ke bawah dengan promosi tentang kelebihankelebihan yang dimiliki produk kulit samoa ini, sehingga konsumen dapat
beralih ke produk kulit samoa walaupun harganya relatif lebih mahal
dibandingkan dengan produk kulit sintetis. Ancaman dari model customer
segment ini adalah pesaing atau kompetitor baru yang mulai masuk dalam
pasar kulit samoa.
2. Value Proposition
Berdasarkan hasil analisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan
ancaman secara kualitatif dari value propositions Industri Kulit Samoa
didapatkan hasil sebagai berikut: kelebihan dari nilai tambah yang diberikan
Industri Kulit Samoa kepada pelanggan adalah terpenuhinya kebutuhan
konsumen yang mengininkan produk kulit dengan kelebihan-kelebihan
seperti daya serap tinggi, lembut, nyaman, serta berat jenisnya rendah.
Kelebihan sepaerti inilah yang tidak didapat dari produk kulit lainnya.
Kekurangan dari value propositions yang diberikan Industri Kulit Samoa
kepada pelanggan adalah nilai tambah yang diberikan tidak disesuaikan untuk
masing-masing segmen sehingga terkesan kurang tajam dan eksplisit untuk
segmen tertentu. Peluang dari value propositions yang diberikan Industri
Kulit Samoa kepada pelanggan adalah segmen-segmen tertentu yang
memiliki kebutuhan khas dan hal ini dapat dimanfaatkan Industri Kulit Samoa
untuk menambahkan atau meningkatkan value propositions yang diberikan
12
kepada pelanggan tertentu yang berkaitan. Ancaman dari penerapan value
propositions yang diberikan Industri Kulit Samoa kepada pelanggan adalah
bahan baku yang dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing sehingga pesaing
dapat mendirikan usaha kulit samoa yang memiliki value propositions serupa.
3. Channels
Dalam elemen channels, peneliti juga menganalisis kelebihan,
kekurangan, peluang, dan ancaman dari elemen ini secara kualitatif dalam
bisnis Industri Kulit Samoa. Kelebihan penerapan elemen channels dalam
bisnis Industri Kulit Samoa adalah jangkauan pasar yang luas sehingga dapat
meningkatkan margin laba perusahaan karena Industri Kulit Samoa juga
bekerjasama dengan mitra. Kekurangan dari channels yang diterapkan adalah
channels tidak spesifik dialamatkan ke segmen-segmen yang ditetapkan.
Pendirian toko sendiri yang menjual produk yang baru seperti ini juga
berpotensi sepi pengunjung karena ketidaktahuan konsumen akan produk ini.
Peluang dari adanya penerapan channels dalam model bisnis Industri Kulit
Samoa adalah Industri Kulit Samoa dapat mengoptimalkan penggunaan
media lain yang ada untuk diterapkan sebagai channels dalam pengembangan
bisnis Industri Kulit Samoa. Ancaman dari elemen channels yang diterapkan
oleh Industri Kulit Samoa adalah pesaing lebih cepat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola channels.
4. Customer Relationships
Dalam penerapan customer relationships di Industri Kulit Samoa,
peneliti juga menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari
elemen ini dalam model bisnis Industri Kulit Samoa. Kelebihan penerapan
customer relationships Industri Kulit Samoa adalah promosi dapat
mengenalkan produk kepada konsumen karenan produk ini masih tergolong
baru. Kekurangan dari customer relationships ini adalah program yang
kurang dikembangkan untuk menjangkau masing-masing segmen pelanggan.
Peluang dari customer relationships yang diterapkan adalah penggunaan
berbagai media yang ada untuk mengoptimalkan customer relationships
masing-masing segmen. Ancaman dari elemen ini adalah kompetitor
menerapkan program customer relationships yang lebih baik dari Industri
Kulit Samoa.
5. Revenue Streams
Dari hasil analisis mengenai revenue stream ini, peneliti juga meneliti
kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari elemen revenue stream
yang diterapkan oleh Industri Kulit Samoa selama ini. Kelebihan yang ada
dari revenue stream ini adalah keuntungan dari penjualan di toko sendiri dan
pembayaran setiap transaksi dari penjualan produk pada pasar modern mitra
industri dalam kerjasama konsinyasi. Kelemahan dari revenue stream ini
yaitu transaksi hanya bersifat transaksional yaitu sekali transaksi. Peluang
dari revenue stream ini adalah Industri Kulit Samoa dapat eksistensi Industri
Kulit Samoa dapat menarik perhatian mitra-mitra bisnis lainnya sehingga
menambah pendapatan. Ancaman dari penerapan revenue stream ini adalah
mitra bisnis kurang berminat dalam bekerjasama dengan Industri Kulit Samoa.
13
6. Key Resources
Pada elemen ini, peneliti juga meneliti tentang kelebihan, kekurangan,
peluang, dan ancaman dalam penerapan elemen key resources dalam model
bisnis Industri Kulit Samoa. Kelebihan dari key resources yang dimiliki
Industri Kulit Samoa adalah hardware dan software dari key resources yang
tersedia. Kekurangan dari key resources yang diterapkan dalam Industri Kulit
Samoa adalah tidak adanya cadangan pemasok bahan baku utama. Peluang
dari key resources dalam model bisnis Industri Kulit Samoa adalah teknologi
informasi memungkinkan Industri Kulit Samoa untuk belajar
mengembangkan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang
dimilikinya. Ancaman yang didapatkan dari key resources yang ada adalah
kompetitor lebih mengembangkan key resources yang dimiliki sehingga
mampu menandingi key resources yang dimiliki Industri Kulit Samoa. Selain
itu, peluang untuk bekerja di industri lain dapat mengurangi jumlah
humanware yang potensial.
7. Key Activities
Pada elemen key activities, peneliti juga meneliti kelebihan, kekurangan,
peluang, dan ancaman dari elemen ini. Kelebihan dari elemen key activities
ini adalah proses produksi yang berbeda dengan produk lainnya dan penjualan
produk yang bekerjasama dengan mitra dapat meningkatkan margin laba.
Kekurangan dari key activities pada Industri Kulit Samoa adalah manajemen
produksi belum diimplementasikan sepenuhnya. Peluang dari key activities
ini adalah perusahaan dapat belajar manajemen produksi dari berbagai
sumber dan diimplementasikan dalam usahanya. Ancaman dari key activities
ini adalah kompetitor dengan mudah meniru key activities Industri Kulit
Samoa dengan cepat.
8. Key Partnership
Pada elemen ini, analisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman
didapatkan hasil sebagai berikut: kelebihan dari key partnership yang dikelola
oleh Industri Kulit Samoa adalah hubungan baik dangan pemasok bahan baku
utama serta mitra industri. Kekurangan yang ada adalah hanya sedikit mitra
yang memiliki value propositions yang sama dengan Industri Kulit Samoa.
Peluang yang didapatkan adalah kemudahan bekerjasama dengan key partner
karena citra perusahaan yang baik. Ancaman dari elemen ini adalah
perusahaan dapat menjadi ketergantungan pada mitra bisnis.
9. Cost Structure
Pada elemen ini, peneliti juga menganalisis kelebihan, kekurangan,
peluang, dan ancaman elemen cost structure. Kelebihan dari elemen ini
adalah biaya untuk memperbesar jangkauan pasar dapat berkurang karena
adanya kerjasama konsinyasi dengan mitra. Kekurangan dari elemen ini
adalah biaya operasional tidak stabil karena kerjasama dengan pemasok
bahan baku. Peluang yang dapat dimanfaatkan Industri Kulit Samoa untuk
elemen ini adalah pemanfaatan teknologi dan memperluas jaringan kerjasama
untuk mengurangi biaya operasional. Ancaman dari elemen ini adalah biaya
bahan baku yang meningkat akibat kebijakan ekonomi pemerintah.
Dalam pembuatan model bisnis kanvas Industri Kulit Samoa di atas,
maka dapat dilihat kinerja dari perusahaan sesuai dengan keterkaitan antara
elemen-elemen model bisnis dan hasil dari analisis swot secara kualitatif dari
14
masing-masing elemen. Dengan segmentasi kalangan ekonomoni menengah
ke atas, nilai tambah yang diberikan hanya sedikit sehingga perusahaan
kurang dapat menjalin relasi yang dekat dengan pelanggan (customer
relationships) karena value propositions yang diberikan tidak tajam untuk
masing-masing segmen. Selain itu, perusahaan memiliki banyak media untuk
berhubungan dengan pelanggan namun customer relationship yang dipakai
hanya berupa personal assistant dalam outlet.
Membandingkan Model Bisnis Dengan Model Bisnis Kompetitor
Industri kulit samoa saat ini masih dalam tahap baru akan didirikan. Oleh karena
itu penting untuk mengetahui kondisi pasar yang ada saat ini. Salah satu cara untuk
mengetahui kondisi pasar yang ada saat ini adalah dengan mengetahui model bisnis
apa yang diterapkan perusahaan kompetitor. Hal ini merupakan salah satu cara umum
dalam berbisnis atau dengan kata lain proses ini adalah proses benchmarking.
Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau
umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan
membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa yang sejenis baik
secara internal maupun ekternal (Camp, 1989). Dalam penelitian ini perbandingan
dilakukan dengan perusahaan Meguiar’s Indonesia. Perusahaan ini merupakan nama
besar dalam industri pembersih kendaraan. Salah satu produk industri kulit samoa yang
akan diproduksi nanti adalah pembersih kendaraan. Hal ini membuat perbandingan
dapat dilakukan, mengingat Meguiar’s Indonesia sudah lama menjalankan bisnis ini
dan tentu hal – hal yang membuat perusahaan ini sukses bisa menjadi referensi bisnis
industri kulit samoa nanti. Produk perusahaan ini yang akan dibandingkan adalah
Ultimate Microfiber. Produk ini digunakan sebagai pembersih kendaraan bermotor
yang berbahan dasar serat halus yang sangat mudah dibersihkan dan dapat mongering
secara cepat. Beberapa produk yang dihasilkan oleh Meguiar’s Indonesia dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Produk-produk Meguiar’s Indonesia
Untuk mencari pola bisnis apa yang dilakukan oleh perusahaan Meguiar’s
Indonesia, dilakukan wawancara dengan Maketing Officer Meguiar’s Indonesia yang
hasilnya dapat dilihat dalam Lampiran 1. Hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan
dalam model bisnis kanvas pada Gambar 5.
Key Partner
Key Activities
Value Proposition
Customer
Relationship
Customer Segment
Import produk
Pembuatan produk
Newnest ;
Diversifikasi produk
Membership
Seminar Car
Clinic
Point of Distribution
Semua Pengguna
Kendaraan Bermotor
Pemasaran produk
Ultimate Salon
Key Resources
Performance ; Mudah
Dibersihkan, daya
serap tinggi, mudah
dikeringkan
Channels
Penjualan di Pasar
Modern
Teknisi
Biaya Produksi
Fanatik Mobil
Outlet sendiri
Trainer
Cost Structure
Project Contract
Revenue Stream
Biaya Promosi
Penjualan produk secara langsung di outlet
Keuntungan Kerjasama Project Contract
Salon Mobil
Gambar 5. Kanvas model bisnis industri kompetitor
15
16
Pembuatan Alternatif Model Bisnis Industri Kulit Samoa
Membuat alternatif model bisnis terdapat berbagai cara, salah satunya dengan
menggunakan metode ideation yaitu dengan cara pembentukan ide sehingga
mendapakan ide model bisnis yang terbaik. Dalam hal ini menggunakan pertanyaan
“What if” atau “Bagaimana jika”. Hal ini dikarenakan seringkali ide-ide dalam
pembuatan model bisnis datang begitu saja ketika mengajukan pertanyaan seperti
“Bagaimana jika perusahaan melakukan strategi A yang sedang banyak digunakan
oleh perusahaan – perusahaan yang telah sukses?” dan pertanyaan “Bagaimana jika”
yang lainnya. Pertanyaan – pertanyaan ini membuat kita mencari model bisnis seperti
apa untuk mewujudkannya.
Dalam pembuatan alternatif model bisnis ini, inovasi model bisnis dapat
ditemukan dengan melihat bagaimana keadaan selera pasar saat ini, apa saja yang
diinginkan atau dibutuhkan konsumen saat ini, keadaan sumber daya yang ada, model
penerimaan apa yang banyak digunakan saat ini, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dari sembilan blok yang ada dalam kanvas model bisnis, kita dapat memfokuskan pada
satu atau titik sebagai acuan untuk membuat alternatif – alternatif model bisnis yang
akan dibuat (Osterwalder, 2010).
Pertanyaan yang akan dikembangkan dalam pembuatan industri kulit samoa
ini antara lain, “Bagaimana jika industri kulit samoa hanya membuat produk untuk
industri lainnya yang memerlukan produk kulit samoa?” dan “Bagaimana jika industri
kulit samoa mejualnya sendiri produknya ke konsumen akhir dan industri lainnya?”.
Kedua konsep ini selanjutnya akan dijabarkan melalui kanvas model bisnis.
Alternatif 1 : “Bagaimana jika industri kulit samoa hanya membuat produk
untuk industri lainnya yang memerlukan produk kulit samoa?”
Konsep ini dibuat berdasarkan fokus kepada customer segments yang akan
dituju oleh industri. Studi kasus dilakukan pada produk pembersih kanebo. Pada saat
ini, kita melihat produk kulit sintetik yang beradar di pasaran kebayakan bersaing
langsung dalam pasar modern atau swalayan. Samoa sintetik yang ada dipasarkan
cukup banyak jenis dan merknya, berdasarkan hasil survey merk samoa sintetik yang
ada dipasaran adalah aion plas chamois, kain synthetic cloth, flash synthetic, ruv
chamois cloth, 3M, kenma synthetic chamois, tugachi, Aisana PVA chamois, keano,
oshiwa, dan chammy chamois, dan sebagainya. Berdasarkan hasil pengumpulan data
dan survey yang dilakukan di Giant Botani Square dan Giant Yasmin menunjukkan
bahwa samoa yang biasa dibeli oleh konsumen adalah merk aion, walaupun produk ini
harganya lebih mahal dari produk sejenisnya, namun konsumen lebih menyukai
membeli produk ini. Walaupun memiliki karakteristik berbeda dari produk sintetik,
produk kulit samoa asli dapat melihat peluang untuk tidak bersaing langsung di
pasaran, tetapi berfokus pada melayani kebutuhan industri lain yang memerlukan
produk kulit samoa. Sebagai contoh pada industri kendaraan bermotor, kaca mata, atau
peralatan rumah tangga. Hal ini dapat saling menguntungkan karena secara tidak
langsung produk langsung dijual pada konsumen khusus yang berkaitan. Produk
seperti kanebo dijual pada industri kendaraan bermotor, produk pembersih kaca mata
dijual pada industri kaca mata, dan yang lainnya. Secara khusus konsep model ini akan
diuraikan dalam kanvas model bisnis berikut :
17
1. Customer Segment
Customer segments adalah kelompok orang atau organisasi yang dituju
oleh perusahaan untuk dilayani. Konsumen industri kulit samoa dalam
konsep ini adalah industri lain yang membutuhkan produk kulit samoa
sebagai komplementer dari produk utamanya. Dalam hal ini industri yang
dituju adalah industri kendaraan bermotor, industri kaca mata, industri
penyulingan minyak, dan industri pembuatan sarung tangan kulit. Industri
kulit samoa pada nantinya tidak mejual langsung kepada konsumen tapi
menjualnya pada mitra industri. Produk yang nantinya akan dibuat untuk
industri nantinya tidak memilik merek dagang sendiri, melainkan bergatung
pada mitra industri yang akan menjualnya.
2. Value Propotion
Pada Industri Kulit Samoa, nilai tambah yang diberikan pada pelanggan
meliputi performance dan custominzation. Nilai tambah performance seperti
yang sudah dijabarkan dalam model bisnis awal diberikan dengan cara
meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Kulit samoa adalah produk
samoa yang terbuat dari kulit asli dengan tingkat kelembutan tinggi, tahan
lama, dan daya serap air yang besar membuat produk ini cocok digunakan
sebagai lap pembersih alat-alat optik, kendaraan bermotor, penyaring miyak,
barang mewah dan barang dengan permukaan sensitif. Nilai tambah
customization diberikan diberikan dengan berbagai produk yang dibuat akan
berdasarkan pada permintaan industri. Dalam hal ini industri kulit samoa
akan memproduksi produk jadi tanpa merek dagang dan langsung diberikan
pada pihak mitra industri
3. Channel
Saluran yang digunakan untuk model ini adalah jasa pengiriman ke
industri. Untuk menjangkau mitra industri digunakan menggunak alat
transportasi milik sendiri untuk menghemat biaya dan terjaminnya keamanan
produk. Komukasi yang tergaja dengan mitra indsutri akan membuat
distribusi produk akan terartur.
4. Customer Relationship
Pada Industri Kulit Samoa, customer relationships yang digunakan
adalah promosi dan kemitraan. Promosi dilakukan untuk menunjang
pemasaran produk. Hal ini diperlukan untuk menarik minat industri yang
akan menggunakan produk kulit samoa. Kemitraan dilakukan untuk menjaga
hubungan konsumen, yang dalam hal ini adalah mitra industri. Kerja sama
dengan partner bekerja memang sangat diperlukan untuk kelancaran
berbisnis.
5. Revenue Stream
Pada model bisnis industri kulit samoa, aliran pendapatan yang masuk
ke dalam perusahaan adalah melalui penjualan produk dengan mitra industri.
6. Key Resources
Key resources yang diterapkan dalam Industri Kulit Samoa untuk
memberikan nilai tambah dengan baik meliputi hardware, software, dan
humanware. Hardware yang menjadi key resources meliputi peralatan
industri dan bahan baku kulit samoa bermutu. Bahan baku dan peralatan
industri yang baik dapat memaksimalkan kerja karyawan dalam membuat
poduk. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku, maka Industri Kulit Samoa
18
bekerjasama dengan beberapa pemasok bahan baku utama antara lain tepung
singkong, telur, dan kemasan. Software yang menjadi key resources adalah
teknologi penyamakan. Humanware yang menjadi key resources adalah
SDM yang terampil dalam mengolah kulit samak karena prosesnya harus
memlalui penyamakan yang baik agar produk yang dihasilkan bermutu.
7. Key Activities
Pada Industri Kulit Samoa, aktivitas utama yang dijalankan untuk
mendapatkan nilai tambah adalah penyamakan kulit, penjualan dan
pemasaran produk. Dengan adanya produksi kulit samak maka dapat
mengirimkan value proposition atau nilai tambah untuk pelanggan. Selain
itu aktivitas lainnya adalah mengembangkan pemasaran dan penjualan
dengan key partnership sehingga jangkauan pasar Industri Kulit Samoa
semakin luas. Selain itu aktivitas pemasaran lainnya diluar kerjasama
konsinyasi antara lain membuat kupon diskon untuk promosi produk terbaru
dan direct selling di dalam outlet dan dalam acara-acara tertentu.
8. Key Partner
Mitra utama dalam bisnis Industri Kulit Samoa meliputi hubungan
antara supplier-buyer dan aliansi strategis antara perusahaan bukan pesaing.
Key partnership Industri Kulit Samoa adalah dengan pemasok bahan baku
yaitu pemasok kulit dan minyak biji karet. Key partnership lainnya adalah
konsinyasi dengan pasar-pasar modern dimana Industri Kulit Samoa
berperan sebagai pengamanat yaitu menitipkan produk kepada mitra-mitra
tersebut. Pengamanat adalah pemilik barang yang menitipkan barang
sedangkan komisoner adalah instansi yang dititipi barang oleh pengamanat.
Motivasi Industri Kulit Samoa menjalin hubungan dengan pemasok
adalah untuk mengoptimalkan alokasi sumberdaya karena perusahaan tidak
mungkin melakukan setiap kegiatannya sendirian. Pemasok dalam Industri
Kulit Samoa adalah pemasok sumber bahan baku utama yaitu kulit dan
minyak ikan. Motivasi Industri Kulit Samoa menjalin hubungan atau aliansi
dengan perusahaan bukan pesaing adalah untuk mengurangi risiko dalam
lingkungan yang kompetitif.
9. Cost Structure
Dalam Industri Kulit Samoa, biaya yang dikeluarkan untuk model bisnis
ini adalah biaya produksi dan tagihan konsinyasi. Biaya produksi merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menggunakan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan produk. Biaya lain yang dikeluarkan adalah
tagihan konsinyasi dengan membayar sebesar 20% dari hasil penjualan
produk konsinyasi kepada mitra yang menitipkan produknya di outlet
Industri Kulit Samoa.
Kanvas model bisnis ini bisa dilihat pada Gambar 6.
Key Partner
Key Activities
Value Proposition
Customer
Relationship
Customer Segment
Penyamakan kulit
Pemasok bahan baku
kulit dan minyak biji
karet
Layanan Customer
Service
Newest ; Diversifikasi
produk
Pembuatan produk
Key Resources
Kulit samoa
bermutu
Performance ;
Memiliki sifat-sifat
yang istimewa, yaitu
daya serap air tinggi,
lembut, nyaman, dan
berat jenisnnya rendah
Channels
Outlet sendiri dan
mitra
Website sekaligus toko
online
Teknologi
penyamakan
Industri alat-alat optik
Industri kendaraan
bermotor
Pengirman ke seluruh
dunia
SDM
Cost Structure
Biaya Produksi
Konsumen menengah
ke atas; pengguna alatalat optik, pengguna
kendaraan bermotor,
dan pemilik barang
mewah
Revenue Stream
Biaya Operasional
Penjualan produk secara langsung
Keuntungan dari kerjasama dengan mitra industri
Gambar 6. Kanvas model bisnis alternatif pertama
19
20
Alternatif 2 : “Bagaimana jika industri kulit samoa mejualnya sendiri produknya
ke konsumen akhir dan industri lainnya?”
Konsep ini dibuat berdasarkan perbaikan pada setiap lini komponen kanvas
model bisnis Industri Kulit Samoa. Fokus konsep ini adalah diversifikasi customer
segments yang akan dituju oleh industri, value proposition yang berbeda untuk setiap
segmen, dan channel yang akan digunakan untuk menjangkau konsumen. Pada model
ini industri mebuat produk untuk dijual sendiri maupun produk setengah jadi untuk
industri lain. Kelebihan yang akan ditonjolkan adalah penggunaan transaksi online
untuk menjangkau pasar yang luas, tak hanya di Indonesia namun juga seluruh dunia.
1. Customer Segment
Custumer segments yang dituju pada konsep ini adalah tebagi dalam
beberapa segmen. Hal ini karenakan diversifikasi produk yang dimiliki pada
indsutri kulit samoa. Segmen pertama adalah pasar terbuka. Pada segmen ini
tidak memiliki kelompok-kelompok khusus, yang artinya bisa semua orang
dapat menjadi konsumennya. Berbagai variasi produk yang akan dibuat
nantinya akan memenuhi kebutuhan semua golongan umur maupun ekonomi.
Selanjutnya adalah industri yang memerlukan kulit samoa, baik berupa
produk jadi maupun produk setengah jadi. Banyak indsutri yang memang
memerlukan kulit samoa sebagai bahan komplementer produknya. Segmen
terakhir adalah toko optik dan salon kendaraan bermotor ternama di Indonesia.
Mengapa hanya ini yang dapat dijadikan konsumen? Hal ini dikarenakan
kedua tempat inilah yang paling umum kita temukan produk kulit yang
digunakan sebagai pembersih. Pada toko optik ternama indsutri kulit samoa
bisa bekerjasama dalan hal pembersih kacamata pada setiap produk yang
dibeli. Pemasaran pada salon kendaraan mobil berupa produk pembersih juga
dinilai berpotensi untuk mendapatkan pendapatan lebih.
2. Value Proposition
Pada Industri Kulit Samoa, nilai tambah yang diberikan pada pelanggan
meliputi newness, performance, dan Customization. Nilai tambah newness
diberikan dengan cara diversifikasi bahan baku produk yaitu dengan
menggunakan kulit samak bermutu. Selama ini, produk kulit identik dengan
sepatu, tas, jaket, dompet, dan lain-lain. Sementara itu untuk produk kulit
sebagai pembersih, konsumen masih sangat a