Pembuatan Media Tanam sebagai Starter untuk Pertumbuhan Tanaman Pionir pada Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Tambang

PEMBUATAN MEDIA TANAM
SEBAGAI STARTER UNTUK PERTUMBUHAN
TANAMAN PIONIR
PADA KEGIATAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

ALIYAH HARYATI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pembuatan Media
Tanam sebagai Starter untuk Pertumbuhan Tanaman Pionir pada Kegiatan
Reklamasi Lahan Bekas Tambang adalah benar karya saya dengan arahan dari
dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor,

Februari 2015

Aliyah Haryati
NIM A14100010

ABSTRAK
ALIYAH HARYATI. Pembuatan Media Tanam sebagai Starter untuk
Pertumbuhan Tanaman Pionir pada Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Tambang.
Dibimbing oleh BASUKI SUMAWINATA dan ISKANDAR.
Kegiatan reklamasi lahan bekas tambang sering menemui kendala yang
disebabkan oleh kualitas tanah pucuk yang rendah. Selama ini usaha revegetasi
dilakukan dengan menyebar benih tanaman cover crop di lahan reklamasi dan
melakukan pembibitan tanaman pionir pada media tumbuh di tempat pembibitan
(nursery) sebelum dipindahkan ke lapang. Penelitian ini bertujuan membuat

media tanam untuk awal masa pertumbuhan tanaman hingga akar mampu
menembus tanah dan tanaman dapat bertahan hidup di lahan reklamasi yang tidak
subur, menguji media tanam dengan menggunakan beberapa tanaman pionir (fast
growing plant), dan membandingkan pertumbuhan tanaman pada masing-masing
media. Media tanam dibuat 3 perlakuan, yaitu (A) hanya cocopeat; (B)
cocopeat+kompos 1:1; dan (C) cocopeat+ekstrak kompos 10:1. Masing-masing
perlakuan diberi pupuk dasar dengan dosis yang sama yaitu NPK (25:7:7) 3g/liter
media, Gandasil D 1 g/liter media, TSP, KCl dan kaptan masing-masing 0,5 g/liter
media tanam. Media dimasukkan ke dalam polybag sebanyak 100 g/polybag yang
dasarnya sudah diberi lubang, kemudian diletakkan di atas pot berisi tanah pasir
kuarsa tanpa diberi naungan. Media tanam diuji dengan ditanami oleh benih
tanaman pionir jenis kayu afrika (Maesopsis eminii), akasia mangium (Acacia
mangium), dan sengon (Paraserianthes falcataria). Tinggi tanaman diukur setiap
minggu dan bobot kering tanaman diukur pada akhir penelitian. Hasil analisis
awal bahan menunjukkan cocopeat dan kompos memiliki bobot isi yang rendah
dan kadar air yang tinggi, sehingga mudah ditembus akar dan dapat menyediakan
cadangan air di lahan reklamasi. Seluruh perlakuan media tanam pada penelitian
ini dapat menjadi starter untuk pertumbuhan tanaman kayu afrika, akasia
mangium, dan sengon pada lahan reklamasi. Akar tanaman dapat menembus tanah
dan tanaman pionir dapat hidup dengan media tanam yang ada tanpa dilakukan

pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanaman paling baik tumbuh berturut-turut
pada media B (cocopeat+kompos), C (cocopeat+ekstrak kompos), dan A
(cocopeat).
Kata kunci : cocopeat, kompos, media tanam, reklamasi lahan, tanaman pionir.

ABSTRACT
ALIYAH HARYATI. Production of Growth Media as a Starter for Growing
Pioneer Plants in Post-mining Reclamation Area. Supervised by BASUKI
SUMAWINATA and ISKANDAR.
Post mining reclamation activities has many problems due to the low
quality of topsoil. Revegetation activities usually done by spreading cover crop
seeds at reclamation area. On the other hand, pioneer plants planted on growth
media at nursery before being transfered to reclamation area. This research aimed
to create growth media for initial growth period of plants until its roots are able to
penetrate and survive in post-mining area, to evaluate each growth media by using
some fast growing plants for post mining reclamation, and to compare the growth
of plants on each media. Growth media were made into three different treatments,
(A) growth medium consist of cocopeat only; (B) cocopeat and compost with the
ratio of 1:1, and (C) cocopeat with compost extract with the ratio of 10:1. The
growth media were given the same dose of NPK (25:7:7) 3g/litre of media,

Gandasil D 1 g/litre of media, TSP, KCl and limestone each 0,5 g/litre of media.
Every 100 grams of media is inserted into polybag then put it on the pot contains
quartz sand without any shelter. Growth media are tested by pioneer plants i.e.
Maesopsis eminii, Acacia mangium, and Paraserianthes falcataria. The height of
plants was measured on every weeks and dry weights was measured in the end of
this experiment. The results showed that growth media containing cocopeat and
compost has low bulk density and high moisture so the roots penetrate easily and
provides more water in post mining area. All of the growth media are suitable to
be starter for the growth of Maesopsis eminii, Acacia mangium, and
Paraserianthes falcataria in mining area. Roots are able to penetrate in the soil
and pioneer plants can live with growth media without any soil cultivation. The
best growth media for pioneer plants in a row are B (cocopeat with compost), C
(cocopeat with compost extract) and A (cocopeat).
Keywords : cocopeat, compost, growth media, pioneer plants, reclamation.

PEMBUATAN MEDIA TANAM
SEBAGAI STARTER UNTUK PERTUMBUHAN
TANAMAN PIONIR
PADA KEGIATAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG


ALIYAH HARYATI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Pembuatan Media Tanam sebagai Starter untuk Pertumbuhan
Tanaman Pionir pada Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Tambang
Nama
: Aliyah Haryati
NRP
: A14100010


Disetujui oleh

Dr Ir Basuki Sumawinata, MAgr
Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr Ir Baba Barus, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Dr Ir Iskandar
Pembimbing II

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan, penelitian
dan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pembuatan Media Tanam

sebagai Starter untuk Pertumbuhan Tanaman Pionir pada Kegiatan Reklamasi
Lahan Bekas Tambang” ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan penulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Basuki Sumawinata, M Agr
selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan,
nasihat, dan motivasi selama penelitian sampai penulisan skripsi. Terima kasih
kepada Dr Ir Iskandar selaku dosen pembimbing kedua atas bimbingan dan
berbagai saran dalam penyempurnaan penulisan skripsi.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Suwardi, M Agr sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan
dan saran;
2. Kedua orang tua dan keluarga atas doa, kasih sayang, dan dukungannya
sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan S1 ini;
3. Seluruh staf Laboratorium dan staf Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor;
4. Sahabat-sahabat tercinta Riananda, Siti, Fatimah, Fortunila, Wira, Angel, Kak
Indah, Kak Putri, dan Kak Lili atas segala bantuan dan kerjasamanya selama
proses penelitian hingga penulisan skripsi ini;

5. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian dan penyusunan
skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.

Bogor, Februari 2015

Aliyah Haryati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang .............................................................................................1
Tujuan Penelitian..........................................................................................2
METODE PENELITIAN ................................................................................. 3
Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................................3
Bahan ............................................................................................................3
Alat ...............................................................................................................3

Metode ..........................................................................................................3
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 6
Hasil Analisis Awal Cocopeat dan Kompos ................................................6
Kandungan Basa-basa Tanah Pasir Kuarsa ..................................................6
Pengaruh Media Tanam terhadap Tinggi dan Bobot Kering Tanaman .......7
Rekomendasi Lapang .................................................................................14
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 14
Kesimpulan.................................................................................................14
Saran ...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15
LAMPIRAN ................................................................................................... 16
RIWAYAT HIDUP........................................................................................ 23

ix

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.


Jenis dan Metode Analisis ................................................................................ 3
Hasil Analisis Awal Bahan Media Tanam ....................................................... 6
Hasil Analisis Basa-basa Tanah Pasir Kuarsa .................................................. 7

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Benih yang digunakan dalam Penelitian .......................................................... 4
Ilustrasi Penanaman .......................................................................................... 5
Posisi Polybag di atas Pot Berisi Pasir Kuarsa Tanpa Naungan ..................... 5
Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanam Berbeda ....................................... 8
Bobot Kering Tanaman pada Berbagai Media Tanam ..................................... 9
Tanaman Kayu Afrika 15 MST pada Berbagai Media Tanam....................... 11

Tanaman Akasia Mangium 15 MST pada Berbagai Media Tanam ............... 12
Tanaman Sengon 15 MST pada Berbagai Media Tanam ............................... 13

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.

Data Bobot Isi Kompos dan Cocopeat ........................................................... 16
Data Kadar Air Kompos dan Cocopeat .......................................................... 16
Data tinggi Tanaman ...................................................................................... 17
Data Bobot Kering Tanaman .......................................................................... 19
Ilustrasi foto-foto penelitian ........................................................................... 20

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan terdegradasi banyak ditemukan di Indonesia. Salah satunya yaitu
lahan bekas tambang. Walaupun usaha reklamasi lahan bekas tambang secara fisik
telah dilakukan dengan menutup kembali lubang bekas tambang, akan tetapi tanah
di lahan tersebut umumnya memiliki tingkat kesuburan yang rendah, baik fisik
maupun kimia. Rendahnya kesuburan tanah disebabkan karena tanah pucuk yang
ditebarkan di atas lahan reklamasi memiliki kandungan bahan organik rendah,
kandungan unsur hara yang rendah, kapasitas menahan air rendah, bobot isinya
tinggi, serta tanah tidak berstruktur, sehingga kemampuan infiltrasi tanahnya
menjadi rendah dengan aerasi tanah yang buruk. Oleh karena itu perlu dilakukan
usaha untuk memperbaiki kualitas lahan tersebut agar dapat ditanami dengan baik.
Selama ini usaha yang telah dilakukan oleh perusahaan pertambangan
untuk melakukan revegetasi diantaranya langsung menebar benih tanaman cover
crop di lahan reklamasi dan melakukan kegiatan pembibitan tanaman pionir di
tempat pembibitan (nursery) terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke lahan
reklamasi. Perusahaan umumnya melakukan pembibitan terlebih dahulu untuk
memudahkan perawatan dan mengurangi resiko tanaman pionir tidak tumbuh.
Kegiatan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama dan memerlukan biaya
yang tidak sedikit hingga bibit didistribusikan ke lapang.
Jika perusahaan ingin menanam tanaman langsung dari benih pada lahan
reklamasi tanpa melakukan pembibitan terlebih dahulu resiko tanaman pionir
tidak tumbuh sangat besar karena buruknya sifat fisik, kimia dan biologi tanah
pada lahan reklamasi. Lahan reklamasi yang luas membutuhkan bahan organik
dalam jumlah yang tinggi, sedangkan sumber bahan organik pada lahan bekas
tambang umumnya sedikit bahkan cenderung tidak ada. Bahan organik dan pupuk
dasar harus dicampur dengan tanah pucuk (top soil) yang umumnya sangat kurang
unsur hara. Iklim mikro pada lahan reklamasi yang umumnya kering juga menjadi
kendala yang menyebabkan evaporasi tanah pada lahan reklamasi sangat tinggi
sehingga air mudah hilang. Oleh sebab itu dibutuhkan mulsa yang dapat
meloloskan air hujan, mengurangi penguapan serta menjaga kestabilan kadar air
tanah.
Mengacu pada permasalahan-permasalahan tersebut di atas diperlukan
usaha lain agar kegiatan reklamasi bisa lebih efisien, diantaranya melalui sistem
penanaman benih secara langsung termasuk pada lereng-lereng yang curam.
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian Prasetya (2014) yang telah
berhasil membuat mulsa organik dari kertas bekas yang terbukti mampu
menurunkan dan menstabilkan suhu serta menjaga kadar air di permukaan tanah.
Mulsa tersebut dapat menjadi wadah atau tempat media tanam beserta benih
tanaman pionir. Penelitian ini akan mencoba membuat isi atau media tanam dan
mengujinya dengan menanam tanaman pionir di atas tanah yang tidak subur (pasir
kuarsa) dengan harapan tanaman dapat hidup dan akar mampu menembus tanah
yang tidak subur.
Media tanam yang dibuat harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya
mampu merangsang perkecambahan benih yang tumbuh di dalamnya serta dapat
menahan air lebih lama. Media tanam juga harus menyediakan unsur hara yang

2

cukup hingga akar menembus tanah dan tanaman mampu bertahan dan tumbuh
dengan baik pada lahan bekas tambang. Kualitas media tanam perlu diberi
perhatian untuk meningkatkan keberhasilan revegetasi misalnya dengan
menambahkan bahan organik yang disertai pemberian pupuk dasar. Selain itu
bahan media tanam harus ringan agar lebih efisien dalam mendistribusikannya.
Salah satu bahan media tanam yang dipilih pada penelitian ini yaitu
cocopeat. Hasriani (2013) menyatakan bahwa serbuk sabut kelapa (cocopeat)
merupakan media tanam yang mempunyai daya simpan air yang tinggi dan bobot
isi yang ringan. Media tanam dengan bobot yang ringan akan mempermudah pada
saat transportasi dan pendistribusian ke lapang. Meski disebutkan cocopeat dapat
menjadi media tanam yang baik namun cocopeat tidak cukup mengandung unsur
hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu, cocopeat
memerlukan tambahan unsur hara dari kompos atau pupuk sebagai penyubur.
Ismail (2011) menyatakan revegetasi yang sukses tergantung pada
pemilihan jenis vegetasi yang adaptif sesuai karakteristik tanah, iklim, dan
kegiatan pascatambang. Oleh karenanya pada tahap awal kegiatan revegetasi
lahan bekas tambang harus ditanami terlebih dahulu dengan tanaman-tanaman
pionir yang cepat tumbuh (fast growing plant) serta dapat beradaptasi dengan
kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Seperti di sebutkan Handoko (2007),
Mukrimin (2011) dan Hidayat (2002) pohon jenis kayu afrika (Maesopsis eminii),
akasia mangium (Acacia mangium), dan sengon (Paraserianthes falcataria)
merupakan tanaman yang tidak memerlukan syarat pertumbuhan yang tinggi dan
mampu tumbuh pada tanah yang miskin hara dan tidak subur, selain itu juga
bernilai ekonomis.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah :
1. Membuat media tanam untuk awal masa pertumbuhan tanaman hingga akar
mampu menembus tanah dan tanaman dapat bertahan hidup di lahan reklamasi.
2. Menguji media tanam dengan menggunakan beberapa tanaman pionir untuk
reklamasi lahan bekas tambang.
3. Membandingkan pertumbuhan tanaman yang tumbuh di masing-masing media.

3

METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian berlangsung dari bulan Februari hingga Agustus 2014. Kegiatan
penelitian dilakukan di Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan,
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : cocopeat dan kompos
sebagai bahan media tanam; NPK (25:7:7), TSP, KCl, kaptan dan gandasil D
sebagai pupuk dasar; Polybag dan pot sebagai tempat media dan tanah pasir
kuarsa; Benih tanaman kayu afrika, akasia mangium, dan sengon; Tanah pasir
kuarsa; KOH sebagai pengekstrak kompos serta bahan kimia untuk keperluan
analisis.
Alat
Alat yang digunakan untuk analisis antara lain cawan, timbangan analitik,
oven, desikator, ring sampel, AAS, Flame Photometer dan alat laboratorium
lainnya.
Metode
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu persiapan media
tanam, pengukuran kandungan basa-basa pada tanah pasir kuarsa, persiapan
benih, penanaman benih, dan pengumpulan data (tinggi tanaman dan bobot
kering).
Persiapan Media Tanam
Persiapan media tanam dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu (1)
analisis awal bahan media tanam meliputi pengukuran kadar air, pH, dan bobot
isi, dan (2) pencampuran bahan media. Analisis awal media tanam (Tabel 1)
dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan yang akan digunakan sebagai media
tanam.
Tabel 1 Jenis dan Metode Analisis
Analisis
Kadar air
pH
Bobot isi

Metode
Gravimetrik
pH meter 1:5 H2O
Ring sampel

Media tanam yang dipakai terdiri dari 3 perlakuan yaitu :
1. Cocopeat (A)
2. Cocopeat + kompos (B)
3. Cocopeat + ekstrak kompos (C)
Cocopeat+kompos dibuat dengan perbandingan volume 1:1 dan
cocopeat+ekstrak kompos dibuat dengan perbandingan volume 10:1. Sebelum
dicampur kompos terlebih dahulu dihaluskan.

4

Ekstrak kompos dibuat dengan cara mengekstrak kompos menggunakan
KOH 0,05 N. Sebanyak 500 g kompos dicampur dengan 2 liter KOH 0,05 N
kemudian disaring untuk mendapatkan ekstraknya. Pengekstrakan ini bertujuan
mendapatkan senyawa organik pada kompos. Tujuan lain dari penggunaan ekstrak
kompos yaitu untuk mengurangi resiko penyebaran penyakit yang dibawa oleh
kompos dengan cara disterilisasi menggunakan autoklaf.
Masing-masing media tanam diberi pupuk dasar dengan dosis yang sama
yaitu NPK (25:7:7) sebanyak 3 g/liter media tanam, gandasil D sebanyak 1 g/liter
media tanam, TSP, KCl dan kaptan masing-masing 0,5 g/liter media tanam.
Penambahan pupuk dasar tersebut dapat menambahkan unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
Pengukuran Kandungan Basa-basa pada Tanah Pasir Kuarsa
Basa-basa tanah pasir kuarsa di dalam pot dianalisis dengan cara
mengukur hasil ekstraksi tanah dengan NH4OAc 1N pH 7 menggunakan AAS
untuk Ca dan Mg dan Flame Photometer untuk Na dan K. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesuburan tanah yang diasumsikan sebagai tanah reklamasi
bekas tambang.
Persiapan Benih
Benih yang dipakai yaitu benih tanaman kayu afrika, akasia mangium, dan
sengon seperti terlihat pada Gambar 1. Benih-benih tersebut diperoleh dari
Persemaian Permanen Dramaga yang berada di Institut Pertanian Bogor. Sebelum
ditanam benih kayu afrika, sengon, dan akasia dipilih terlebih dahulu. Benih
sengon dan akasia dimasukkan ke dalam air kemudian dipisahkan antara benih
yang tenggelam dan yang mengambang. Benih yang tenggelam selanjutnya
digunakan untuk penelitian. Benih kayu afrika yang akan ditanam dipilih yang
sudah ada retakan pada permukaan luar benih.

1cm

1cm

1cm

(a)
(b)
(c)
Gambar 1 Benih yang digunakan dalam Penelitian : (a) Kayu Afrika; (b) Akasia
Mangium; (c) Sengon
Penanaman Benih
Media tanam sebanyak masing-masing 100 g dimasukkan ke dalam polybag
yang bagian dasarnya sudah diberi lubang. Kemudian ditanami 3 macam tanaman
berbeda sebanyak 5 kali ulangan. Polybag yang sudah terisi benih diletakkan di
atas pot yang berisi tanah pasir kuarsa sebanyak 3 polybag per pot secara acak
seperti terlihat pada Gambar 2. Setelah itu benih disiram dengan air secukupnya.

5

Penanaman dilakukan di ruang terbuka tanpa naungan seperti terlihat pada
Gambar 3.

Gambar 2 Ilustrasi Penanaman

Gambar 3 Posisi Polybag di atas Pot Berisi Pasir Kuarsa Tanpa Naungan
Pengumpulan data
Data yang diambil ialah tinggi tanaman setiap minggu selama tanaman
tumbuh dan bobot kering di akhir penelitian. Bobot kering yang diukur meliputi
bobot kering akar yang berada di dalam polybag, bobot kering akar yang berada
di luar polybag, dan bobot kering tanaman bagian atas (batang dan daun).

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Awal Cocopeat dan Kompos
Kemampuan suatu bahan untuk menahan dan menyerap air menentukan
kadar air yang terdapat pada media tersebut. Persentase kadar air awal cocopeat
dan kompos sebagai media tanam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebesar 224,0% dan 151,0% (Tabel 2). Herath (1993 dalam Tyas 2000)
menyebutkan cocopeat memiliki sifat fisik mampu menyerap air 6 sampai 8 kali
bobot keringnya. Selain itu disebutkan pula dalam penelitian Hasriani (2013)
bahwa dalam kondisi kapasitas lapang kadar air cocopeat mencapai 695%. Hal
ini menunjukkan cocopeat dan kompos memiliki kadar air yang tinggi, sehingga
mampu menyerap air lebih banyak. Dalam aplikasinya pada lahan reklamasi bekas
tambang yang umumnya kering, media tanam ini sangat membantu untuk
menyimpan cadangan air yang diperlukan akar tanaman untuk tumbuh.
Tabel 2 Hasil Analisis Awal Bahan Media Tanam
Kadar air awal
Bahan Media
pH
(%)
Cocopeat
224,0
5,51
Kompos
151,0
5,97

Bobot isi (g/cm3)
0,33
0,30

Nilai pH mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Seperti disebutkan oleh
Soepardi (1983) pH mempengaruhi perkembangan mikroorganisme tanah. Selain
itu, pH menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman. Pada
umumnya unsur hara mudah diserap tanaman pada pH tertentu, yaitu sekitar pH
netral. Nilai pH cocopeat dan kompos yang digunakan yaitu sebesar 5,51 dan 5,97
(Tabel 2). Nilai tersebut termasuk dalam tingkat kemasaman agak masam. Oleh
karena itu perlu ditambahkan kapur untuk menaikkan pH media agar tanaman
tumbuh secara optimal.
Bobot isi merupakan petunjuk kepadatan tanah. Bobot isi cocopeat dan
kompos yang digunakan sebagai media tanam pada penelitian ini sebesar 0,33
g/cm3 dan 0,30 g/cm3 (Tabel 2). Nilai tersebut lebih rendah dari bobot isi tanah
mineral yang berkisar 1,1-1,6 g/cm3. Hal itu menunjukkan bahwa media tersebut
ringan, sehingga memungkinkan air lebih mudah masuk dan mudah ditembus oleh
akar tanaman. Keuntungan menggunakan media yang mempunyai bobot isi yang
rendah seperti cocopeat dan kompos adalah dalam volume yang sama dengan
tanah mineral, bobotnya lebih ringan, sehingga lebih efisien dalam pendistribusian
ke lapang.
Kandungan Basa-basa Tanah Pasir Kuarsa
Tanah yang digunakan yaitu pasir kuarsa yang rendah kandungan unsur
hara. Keadaan tersebut dibuktikan oleh hasil analisis kandungan basa-basa K, Na,
Ca, dan Mg pada pasir kuarsa termasuk dalam kategori yang rendah (Tabel 3). Hal
ini dimaksudkan untuk membuat percobaan lapang dengan kondisi tanah
mendekati keadaan lahan bekas tambang yang miskin unsur hara seperti yang

7

disebutkan oleh Iskandar (2008) umumnya sifat kimia-fisik tanah lahan bekas
tambang tidak subur.
Tabel 3 Hasil Analisis Basa-basa Tanah Pasir Kuarsa
Basa-basa
Nilai (me/100g)
K
0,17
Na
0,19
Ca
Mg

3,12
0,80

Pengaruh Media Tanam terhadap Tinggi dan Bobot Kering Tanaman
Tinggi Tanaman
Gambar 4 menyajikan grafik hasil pengukuran tinggi tanaman minggu ke7 hingga minggu ke-15. Hasil pengukuran tinggi tanaman menunjukkan bahwa
semua tanaman yang ditanam pada media tanam campuran cocopeat+kompos (B)
memiliki nilai tertinggi, sedangkan nilai terendah ditunjukkan oleh tanaman yang
ditanam pada media tanam yang hanya berupa cocopeat (A). Hal ini disebabkan
karena tanaman yang tumbuh di dalam media B mendapatkan tambahan bahan
organik yang lebih banyak yang berasal dari kompos dibandingkan dengan media
A yang hanya berupa cocopeat. Media B menyediakan unsur hara sedikit demi
sedikit selama masa pertumbuhan tanaman. Sementara itu ekstrak kompos yang
terkandung pada media C hanya menambah unsur hara pada masa awal
penanaman. Terlepas dari ketiga perlakuan tersebut pada penelitian ini telah
dibuktikan bahwa tanaman dapat tumbuh pada semua media tanam yang dibuat.
Grafik pertumbuhan kayu afrika menunjukkan pertumbuhan tinggi
tanaman yang lebih stabil setiap minggunya dibandingkan dengan pertumbuhan
tanaman akasia mangium dan sengon. Hal tersebut terjadi karena kayu afrika
bukan termasuk ke dalam jenis legum, sedangkan akasia mangium dan sengon
merupakan jenis tanaman legum yang mampu mengikat N2 bebas dari udara
melalui simbiosis antara bintil akar dengan bakteri penambat N2. Lonjakan
pertumbuhan tinggi tanaman akasia mangium dan sengon pada minggu ke-11
diperkirakan karena pada minggu ke-11 bintil akar mulai aktif bersimbiosis
dengan rhizobium mengikat N2 bebas dari udara dan menyediakannya dalam
bentuk amonium bagi tanaman. Sementara pada umur 0-11 minggu bintil akar
belum tumbuh atau belum aktif. Nitrogen merupakan unsur hara utama sebagai
pembentuk bagian-bagian vegetatif tanaman, menyehatkan pertumbuhan daun dan
meningkatkan pertumbuhan tanaman, sehingga dengan adanya bintil akar yang
bersimbiosis dengan bakteri rhizobium pada tanaman akasia mangium dan sengon
dapat menambah unsur N yang dibutuhkan untuk membentuk akar, batang dan
daun tanaman tersebut.

8

(a)

(b)

(c)
Gambar 4 Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanam Berbeda : (a) Kayu Afrika,
(b) Akasia Mangium, (c) Sengon

9

Bobot Kering
Hasil pengukuran bobot kering disajikan pada Gambar 5. Bobot kering
yang diukur yaitu bobot kering tanaman bagian atas (batang dan daun) dan bobot
kering akar. Bobot kering akar dipisahkan antara akar yang berada di dalam
polybag (akar atas) dan akar yang berada pada tanah pasir kuarsa (akar bawah).

(a)

(b)

(c)
Gambar 5 Bobot Kering Tanaman pada Berbagai Media Tanam: (a) Kayu Afrika,
(b) Akasia Mangium, (c) Sengon

10

Hasil pengamatan dan pengukuran menunjukkan bahwa semua akar
tanaman yang ditanam pada masing-masing media tanam dapat hidup dan
berkembang menembus tanah pasir kuarsa yang berada di bawah polybag. Hal ini
membuktikan bahwa media tanam yang dibuat mampu menyediakan unsur hara
yang cukup serta menciptakan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman.
Bedasarkan Gambar 5 terlihat bahwa akar bawah yang berada di tanah
pasir kuarsa tumbuh lebih banyak dibandingkan dengan akar atas yang berada di
dalam polybag. Hal tersebut menunjukkan bahwa akar yang berada di dalam
polybag (akar atas) mampu menjadi pemacu awal pertumbuhan tanaman di lahan
reklamasi. Harapannya ketika di lapang, dengan media tanam yang ada mampu
menyediakan makanan bagi tanaman pada masa awal pertumbuhan hingga akar
tanaman tersebut mampu hidup serta dapat mencari sumber hara dan air di lahan
reklamasi. Selanjutnya daun yang gugur akan menghasilkan bahan organik hingga
terjadi siklus perputaran hara pada lahan tersebut.
Gambar 6, 7, dan 8 menyajikan foto tanaman pada akhir penelitian (15
minggu setelah tanam). Gambar tersebut menunjukkan akar mampu menembus
polybag dan tumbuh pada tanah pasir kuarsa yang berada di dalam pot. Akar
tanaman mulai menembus tanah pasir kuarsa mulai 3 hingga 5 MST. Hal ini
membuktikan bahwa semua media tanam yang dibuat mampu menjadi starter
pertumbuhan tanaman jenis kayu afrika, akasia mangium, dan sengon pada tanah
yang miskin kandungan unsur hara. Pertumbuhan tinggi tanaman ditunjang pula
oleh banyaknya akar yang tumbuh seperti terlihat pada Gambar akar tanaman
kayu afrika, akasia mangium dan sengon pada media B (cocopeat+kompos)
tumbuh lebih banyak dibandingkan dengan kedua media lainnya.

(a)

(b)

(c)

Gambar 6 Tanaman Kayu Afrika 15 MST pada Berbagai Media Tanam: (a) Media Tanam Cocopeat, (b) Media Tanam Cocopeat +
Kompos, (c) Media Tanam Cocopeat + Ekstrak Kompos

11

12
12
(a)
(b)
(c)
Gambar 7 Tanaman Akasia Mangium 15 MST pada Berbagai Media Tanam (a) Media Tanam Cocopeat, (b) Media Tanam Cocopeat +
Kompos, (c) Media Tanam Cocopeat + Ekstrak Kompos

(a)

(b)

(c)

Gambar 8 Tanaman Sengon 15 MST pada Berbagai Media Tanam: (a) Media Tanam Cocopeat, (b) Media Tanam Cocopeat + Kompos,
(c) Media Tanam Cocopeat + Ekstrak Kompos

13

14

Rekomendasi Lapang
Meski disebutkan media B (cocopeat+kompos) memiliki hasil pertumbuhan
tanaman paling baik namun disarankan untuk aplikasinya di lapang menggunakan
media C (cocopeat+ekstrak kompos). Resiko penularan penyakit di lapang jauh
lebih tinggi karena banyak faktor eksternal di alam yang mempengaruhinya
misalnya aliran air dan juga hasil erosi tanah pada lereng yang dapat
memindahkan penyakit dari satu tempat ke tempat lain.
Media A (cocopeat) tidak direkomendasikan karena walaupun tanaman
dapat tumbuh tapi pertumbuhannya sangat lambat hal itu disebabkan media A
(cocopeat) tidak mendapat tambahan pupuk organik yang bersumber dari kompos
yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur mikro. Terlebih lagi untuk menanam
tanaman pionir yang berjenis legum. Bintil akar (lampiran 5) tidak akan aktif
menambat N dari atmosfer apabila tidak ada unsur molibdenum. Mengingat
molibdenum merupakan bagian dari enzim nitrogenase, yang esensial dalam
proses penambatan nitrogen. Molibdenum merupakan komponen yang sangat
esensial yang diperlukan untuk metabolisme N bakteria. Cocopeat tidak memiliki
unsur mikro seperti molibdenum yang dibutuhkan untuk pembentukan bintil akar,
sehingga tanaman tidak tumbuh secara optimum. Dampaknya unsur N yang
diharapkan dapat lebih banyak dihasilkan oleh tanaman jenis legum tidak terjadi.
Iklim mikro di lahan reklamasi bekas tambang umumnya sangat kering dan
tidak ada naungan. Hal itu menyebabkan perlu dilakukan penyiraman agar
tanaman tidak kekeringan, sehingga pekerjaan menjadi lebih berat. Oleh sebab itu
penanaman di lapang sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan agar tidak
perlu melakukan penyiraman secara intensif dan tanaman tetap dapat tumbuh
dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
(1) Seluruh perlakuan media tanam pada penelitian ini dapat menjadi
starter untuk pertumbuhan tanaman kayu afrika, akasia mangium, dan sengon
pada lahan reklamasi. (2) Akar tanaman dapat menembus tanah dan tanaman
pionir dapat hidup dengan media tanam yang ada tanpa dilakukan pengolahan
tanah terlebih dahulu. (3) Tanaman paling baik tumbuh berturut-turut pada media
B (Cocopeat+Kompos), C (Cocopeat+Ekstrak Kompos), dan A (Cocopeat).
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menanam tanaman pionir
pada campuran cocopeat dengan ekstrak kompos yang sudah di autoklaf serta
mengganti tanah pasir kuarsa dengan tanah yang memiliki bobot isi tinggi (tanah
yang sangat padat) agar menyerupai keadaan di lahan reklamasi bekas tambang.

15

DAFTAR PUSTAKA
Handoko P. 2007. Pendugaan Simpanan Karbon di atas Permukaan Lahan pada
Tegakan akasia (Acacia mangium Willd.) di BKPH Parung Panjang KPH
Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Hasriani. 2013. Kajian Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) sebagai Media Tanam
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Hidayat. 2002. Informasi Singkat Benih Paraserianthes falcataria (L) Nielsen.
Bandung.Indonesian Forest Seed Project.
Iskandar. 2008. Teknik Keberhasilan Reklamasi dan Penutupan Tambang :
Keberhasilan Reklamasi Lahan Bekas Tambang untuk Tujuan Revegetasi1.
IPB
Repository
[Internet].
[diunduh
2014
Jul
05].
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62636.
Ismail PE. 2011. Pengaruh Pemberian Bahan Organik In Situ Terhadap Beberapa
Sifat Kimia Tanah di Lahan Bekas Tambang Pasir Besi di Kabupaten
Purworejo Provinsi Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertania
Bogor.
Mukrimin. 2011. Analisis potensi tegakan hutan produksi di Kecamatan
Parangloe Kabupaten Goa. Jurnal Hutan dan Masyarakat: 6(1):1-10.
Prasetya GR. 2014. Pengaruh Penggunaan Mulsa Organik dari Kertas Bekas
terhadap Suhu dan Kadar Air Tanah [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Soepardi G.1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
Tyas SIS. 2000. Studi Netralisasi Limbah Sabut Kelapa (Cocopeat) sebagai Media
Tanam [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

16

LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Bobot Isi Kompos dan Cocopeat
Ulangan ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata-rata

Bobot isi kompos (g/cm3)
0,3060
0,2971
0,2668
0,3288
0,2891
0,3144
0,2992
0,3523
0,3072
0,2823
0,33

Bobot isi Cocopeat (g/cm3)
0,3299
0,3077
0,3271
0,3336
0,3410
0,3218
0,3185
0,3271
0,3389
0,3205
0,30

Lampiran 2 Data Kadar Air Kompos dan Cocopeat
Ulangan ke1
2
3
4
5
Rata-rata

Kadar air cocopeat (%)
222,46
219,54
242,76
217,66
217,43
223,97

Kadar air Kompos (%)
151,45
145,00
147,49
154,63
156,56
151,03

Lampiran 3 Data Tinggi Tanaman
Kode

Ulangan

1

2
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

Aa

Ba

Ca

Am

Bm

7
minggu
(cm)
3
19,8
16,5
11,5
17,4
16,7
21,1
22,5
18,6
20,0
20,0
17,4
19,7
16,8
20,5
18,5
8,0
6,8
5,3
5,0
7,2
4,7
7,0
5,5
11,2
5,5

8
minggu
(cm)
4
20,0
18,5
12,0
17,7
17,0
22,7
23,7
20,5
21,6
22,0
17,8
21,8
17,3
21,0
20,0
9,0
7,7
5,5
6,0
7,5
5,5
8,5
8,7
14,5
6,5

9
minggu
(cm)
5
20,3
20,3
12,3
17,9
17,2
24,2
24,6
22,4
22,7
23,5
18,1
23,7
18,0
21,5
21,9
10,9
8,8
6,3
7,2
8,0
6,4
10,2
11,0
17,8
7,5

10
minggu
(cm)
6
21
22,4
13,4
18,5
17,9
25,8
25,7
24,7
24,2
25,3
19,1
25,6
19,4
22,2
24,7
13,9
10,8
6,8
8,4
8,5
7,8
14,4
14,7
19,5
9,5

11
minggu
(cm)
7
22,2
24,1
14,1
19,3
18,3
26,4
26,4
26,5
22,5
27,2
19,8
27,2
20,5
23,2
26,0
16,1
13,1
8
10,2
7,5
9
18,1
18,6
20,9
12,1

12
minggu
(cm)
8
24,2
25,9
15,8
20,2
19,8
28,1
27,4
28,2
26,7
29,2
20,5
29
21,5
24,1
27,6
21,1
15
11,4
12,5
11,0
13
21,4
23,2
21,6
15,6

13
minggu
(cm)
9
26,6
27,2
17,3
21,4
20,5
29,2
29,1
30,5
28,1
32,5
21,3
30,3
23,0
25,0
29,2
24,1
16,6
15,2
13,9
15,3
16,5
26,0
25,8
21,7
18,4

14
minggu
(cm)
10
27,7
27,8
18,0
22,1
21,3
29,6
29,7
31,5
28,5
33,1
21,7
30,7
23,5
25,5
30,0
24,9
17,1
16,7
15,0
17,0
18,5
27,3
27,6
22,7
20,1

15
minggu
(cm)
11
29,4
28,4
19,1
23,4
22,5
30,4
31
32,8
29,7
34,1
22.3
31,2
24,3
26,5
30,9
26,7
18,3
17,3
16,1
19,6
17,3
31,7
33,2
28
22,5

17

17
18

Lampiran 3 (Lanjutan)
1

Cm

As

Bs

Cs

2
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

3
6,5
6,6
8,7
8,3
4,8
7,9
6,5
5,5
7,2
7,7
9,7
8,0
8,6
6,0
9,2
8,3
6,0
8,6
8,5
6,6

4
7,0
7,1
9,3
10,0
5,5
8,1
7,0
5,9
7,0
8,0
10,4
9,5
10,1
7,0
10
8,4
6,1
9,1
9,1
6,8

5
7,7
7,1
9,5
13,3
6,7
8,5
7,4
6,3
7,5
8,2
11,2
9,8
10,6
7,8
10,3
9,0
6,7
10,0
10,1
7,3

6
9,2
8
9,7
7,8
7,7
9,2
7,5
6,4
7,7
8,7
12,6
12,3
11,1
8,1
12
9,5
7
10,4
11,5
8

7
11,1
9,2
10,4
21,4
10,3
11
7,7
6,7
7,8
9,5
13,3
17,0
12,3
9,4
14,1
9,8
7,7
9,8
11,5
9,7

8
13,7
10,1
11,2
24,9
14,3
12,3
8,0
8
10,0
10,0
15,5
24,0
17,1
10,6
16,4
10,5
8,9
16,2
15,3
11,0

9
16,8
12,8
13
29,3
17,9
15,1
8,8
8,3
12,1
12,9
19,7
33,0
26,5
15,3
22,2
18,1
11,9
21,6
19,9
13,2

10
18,0
14,3
13,8
31,0
20,1
15,1
9,5
9
12,3
14,0
21,7
35,6
29,1
17,5
23,0
19,7
12,0
22
22,3
14,8

11
19,1
16,3
15,3
31,5
20,3
16
10,2
10,5
14,0
14,5
24,8
39,5
32
29,7
26,0
21,6
13,9
22,4
22,8
17,0

19

Lampiran 4 Data Bobot Kering Tanaman
Kode

Ulangan

1
Aa

2
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

Ba

Ca

Am

Bm

Cm

As

BK akar
dalam
polybag
(gram)
3
0,20
0,32
0,23
0,26
0,47
0,69
0,57
0,66
0,62
0,31
0,18
0,58
0,36
0,50
0,21
0,35
0,26
0,06
0,18
0,54
0,28
0,76
0,38
1,25
0,43
0,32
0,20
0,19
0,64
0,17
0,88
0,16
0,30
0,42
0,42

BK akar luar
polybag
(gram)

BK Tanaman
(daun&batang)
(gram)

4
0,35
0,68
0,26
0,23
0,25
1,07
0,86
1,54
1,30
0,92
0,31
0,85
0,37
0,26
0,54
0,93
1,53
0,03
0,49
0,24
0,27
1,00
0,57
1,57
0,74
0,88
1,29
0,25
1,00
0,38
0,35
0,14
0,31
0,49
0,38

5
1,07
0,66
0,79
0,68
0,64
2,71
1,92
2,9
2,09
2,41
0,44
2,62
1,05
0,79
1,74
4,42
2,58
0,6
2,04
1,07
1,34
4,73
3,63
7,5
2,7
2,6
0,98
0,9
4,87
1,61
2,45
0,43
2,17
1,71
1,95

20

Lampiran 4 (Lanjutan)
1
Bs

2
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

Cs

3
1,67
2,42
2,54
1,39
1,50
0,38
0,35
1,60
1,07
0,65

4
2,59
3,69
1,97
1,42
1,65
0,75
0,48
1,50
2,28
0,47

5
7,78
11,93
6,63
4,79
5,99
2,33
0,86
5,45
10,01
2,31

Lampiran 5 Ilustrasi foto-foto penelitian

A

B

C

Media Tanam A = Cocopeat, B = Cocopeat + Kompos, C = Cocopeat + Ekstrak
Kompos

(a)

(b)

21

(c)
Benih mulai berkecambah (a) Kayu afrika (b) Akasia mangium (c) Sengon

(4 MST) Akar tanaman menembus polybag

Daun semu tanaman akasia mulai tumbuh

22

Tanaman 15 MST

Bintil akar tanaman akasia mangium

Bintil akar tanaman sengon

23

RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bekasi pada tanggal 19 Desember 1991, putri dari Bapak
Achmadi dan Ibu Emah Suhaemah, Penulis merupakan putri pertama dari tiga
bersaudara. Adik penulis bernama Dian Haryani dan Muhammad Fakhri Kurnia.
Penulis memulai pendidikan formal di SDN Marga Mulya VI, Bekasi Utara pada
tahun 1998 hingga tahun 2004. Setelah lulus SD, penulis melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 3 Bekasi mulai tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007. Selesai
menjalani pendidikan menengah pertama, penulis melanjutkan pendidikan
menengah atas di SMA Martia Bhakti Bekasi dan lulus pada tahun 2010. Lulus
dari SMA penulis diterima di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan seleksi masuk
IPB (USMI).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi pengurus Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Pertanian Departemen Keuangan Pada tahun 2011/2012.
Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan baik di ruang lingkup departemen
maupun fakultas.