5 Telaga madirda belum ada data pengujung karena obyek wisata itu baru
mulai di data oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar. Dengan melihat latar belakang seperti yang sudah dijelaskan diatas maka
penulis mengambil penelitian dengan judul:
“ANALISIS POTENSI KAWASAN
OBYEK WISATA
DIKECAMATAN NGARGOYOSO
KABUPATEN KARANGANYAR.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana potensi kawasan obyek wisata Kecamatan Ngargoyoso?
2. Bagaimana arah pengembangan potensi kawasan wisata Kecamatan
Ngargoyoso?
1.3 Tujuan Penelitian :
Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui potensi kawasan obyek wisata Kecamatan Ngargoyoso.
2. Mengetahui arah pengembangan potensi wisata di Kecamatan Ngargoyoso.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunanaan penelitian ini adalah : 1.
Syarat Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Geografi.
2. Sebagai sumber informasi dan masukan bagi pengembangan kepariwisataan
diKabupaten Karanganyar. 3.
Menambah ilmu pengetahuan dalam ilmu geografi di dalam bidang kepariwisataan.
6
1.5 Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya
a. Telaah pustaka
Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala dimuka bumi baik fisik maupun makhluk hidup berserta permasalahannya melalui
pendekatan keruangan, ekologi dan regional untuk kepetingan program ,proses, dan keberhasilan pembangunan bintarto, 1984 dalam sujali, 1989.
Menurut Sujali 1989 pembangunan di bidang pariwisata merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan negara. Sektor
pariwisata yang berkembang akan memberikan kesempatan berusaha serta menambah dan membuka lapangan kerja baru misalnya dalam lingkungan
perekonomian, fasilitas, trasportasi, pemandu wisata, dan penjualan hasil kerajinan tangan. Obyek wisata yang perlu dikembangkan supaya daya tarik
wisatawan semakin banyak dan meningkat melalui pembangunan yang lebih baik dan menarik. Identifikasi fasilitas pelayanan pariwisata dilakukan agar dapat
memberikan suatu rekomendasi perencanan dan pengembangan fasilitas dan pelayanan pariwisata yang ada. Fasilitas dan pelayanan pariwisata yang kurang
memadai perlu diberikan masukan dan arahan tambahan-tambahan yang sesuai. Penawaran industri yang berada dikawasan wisata terdiri dari hotel,
restoran, lokasi transportasi, dan pusat cinderamata. Tahapan kegiatan pengembangan potensi daya tarik wisata di daerah obyek wisata adalah
menganalisis kegiatan pariwisata yang sudah dan sedang dikembangkan juga mengevaluasi posisi kegiatan pariwisata yang sekarang. Mengelaborasi program
aksi yang terkait dengan upaya kepada peningkatan daya tarik, kualitas pelayanan, dan kelestarian potensi atraksi wisata yang ada Liga Suryadana, 2009.
Pariwisata pada hakekatnya perjalanan yang dilakukan oleh seseorang ke suatu tempat untuk tujuan bersenang-senang atau hanya sekedar refreshing.
Pariwisata sebagai saling hubunganya mengadakan perjalanan dan tinggal untuk sementara di tempat tujuan dengan maksud untuk mengisi waktu luang atau
rekreasi. Beradasarkan pengertian diatas maka dalam pariwisata mengandung unsur orang sebagai pelaku, perjalanan, waktu atau lamanya meninggalkan tempat
7 asal, tujuan dan maksud, daerah tujuan ynag mempunyai daya tarik A. J.
Suhardjo,dkk, 2008. Pembangunan
dibidang kepariwisataan
merupakan salah
satu kepariwisataan untuk meningkatkan pendapatan daerah atau Negara , bidang atau
sektor kepariwisataan akan disejajarkan kedudukannya dengan sektor yang lain dalam usaha meningkatkan pendapatan Negara, maka kepariwisataan dapat
disebut sebagai industri pariwisata. Kepariwisataan dalam industri bukanlah akan mengambil alih kedududukan dari industri-industri yang lain akan tetapi
merupakan suatu industri sendiri yang membantu melengkapi atau merupakan mitra kerja dalam mempercepat pertumbuhan industri lain. sujali,1989.
Bintarto 1984 menyebutkan bahwa geografi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam, yaitu mempelajari hubungan kausal gejala muka
bumi baik fisik maupun yang menyangkut mahluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan ekologi, dan pendekatan regional untuk kepentingan progam,
proses, dan keberhasilan suatu wilayah.
Dalam geografi terpadu untuk mendekati masalah-masalah dalam geografi digunakan bermacam-macam pendekatan, yaitu pendekatan analisis keruangan
spatial analysis
, pendekatan analisis ekologi
ecological analysis
, dan pendekatan analisis komplek wilayah
region complex analysis
. Pendekatan yang digunakan dalam geografi terpadu tidak membedakan antara elemen fisik dan non
fisik Bintarto, 1987.
Faktor geografi
merupakan faktor
penting untuk
pertimbangan pengembangan pariwisata, karena dalam pengembangan pariwisata tidak dapat
terlepas dari unsur fisik dan non fisik sosial, budaya, dan ekonomi. Dimana manusia sebagai pelaku atau subyek dan ruang tempat keberadaan obyek wisata
sebagai obyek dalam wisata. Oleh karena itu, pariwisata dapat dikaji melalui sudut pandang geografi khususnya geografi pariwisata. Geografi pariwisata sesuai
dengan bidang atau lingkupnya, memiliki sasaran kajian terhadap obyek wisata. Pengembangan pariwisata merupakan bagian dari pembangunan wilayah.
Pendekatan pengembangan pariwisata dapat dilakukan dengan dasar pemikiran
8 geografi, yaitu dengan menggunakan pendekatan keruangan dan komplek
wilayah. Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka
menarik wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah di Indonesia. Sapta Pesona terdiri dari tujuh unsur yaitu : Aman, indah, sejuk, bersih, tertib, ramah
tamah, dan kenangan. Slogan tersebut sangat tepat untuk digunakan sebagai acuhan dasar
pengembangan kepariwisataan Indonesia, karena antara pesona satu dengan pesona yang lain saling terkait dan saling mendukung Sujali, 1989.
1.2 Penelitian Sebelumnya