Lima faktor tersebut hampir mirip dengan pendapat Herbert Blummer ytang memandang persepsi dari tiga kelompok,, yakni :
1 Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna - makna ada pada
sesuatu itu bagi mereka. 2
Makna tersebut berasal dari “interaksi sosial seseorang dengan orang lain. 3
Makna - makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial berlansung.
Dari penjelasan Blummer ini merupakan gambaran interaksi sosial dari beberapa istri petani dan pemahaman mereka yang diperoleh dari lingkungan kehidupannya akan makna
bekerja. Wanita selama ini bekerja pada sektor yang berbau feminim, dan dewasa ini mulai ada perubahan dimana beberapa wanita mulai masuk kedalam sektor kerja yang berbau maskulin
seperti berdagang, ,pegawai,peternak, industri rumah tangga, dll. Keputusan dari beberapa wanita yang masuk dalam sektor kerja maskulin ini tentunya dilatarbelakangi sebuah motivasi
tertentu yang mendorong mereka untuk bekerja atau dapat dikatakan ada sebuah makna tertentu terhadap pekerjaannya sehingga mereka memutuskan menjalani pekerjaan tersebut.
1.5.4. Tinjauan Sosiologis
Dalam penelitian ini menggunakan paradigma Defenisi Sosial dari seorang tokoh besar Max Weber, yakni analisa mengenai tindakan sosial atau tindakan yang penuh arti dari
individu. Yang dimaksudkan adalah tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada orang lain.
Paradigma Defenisi Sosial membicarakan tiga teori besar dalam memahami tindakan sosial. Adapun teori tersebut adalah Teori Aksi Action theory, Teori Interaksionisme
simbolik simbolic interaktionism dan Fenomenologi phenomenology. Ketiga teori ini
memandang bahwa manusia adalah aktor yang kreatif dari realitas sosialnya, artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma-norma, kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai dan
sebagainya yang kesemuanya tercakup dalam konsep fakta sosial. Teori Aksi berbicara tentang aktor yang mengejar tujuan dalam situasi dimana norma-
norma mengarahkannya dalam memilih alternatif cara atau alat untuk mencapi tujuannya. Norma itu tidak menetapkan pilihannya terhadap cara atau alat, tapi ditentukan oleh
kemampuan aktor untuk memilih. Dengan kesimpulan, aktor terlibat dalam pengambilan keputusan-keputusan subyektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah dipilih, yang kesemuanya dibatasi kemungkinan-kemungkinan oleh sistem budaya dalam bentuk norma-norma, ide-ide dan nilai-nilai sosial. Aktor mempunyai kemauan bebas didalam
dirinya Ritzer, 1992: 52. Dalam penelitian ini peneliti lebih menitikberatkan pada teori Aksi tentang tindakan
sosial. Dalam melakukan tindakan individu mempunyai alasan dan motivasi tertentu, Weber membagi tindakan manusia atas empat tipe ideal :
1. Rasionalitas Instrumental. Disini tindakan sosial yang dilakukan seseorang
didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya.
2. Rasionalitas yang berorientasi nilai. Sifat rasional tindakan jenis ini adalah bahwa
alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai
individu yang bersifat absolut. Artinya, nilai itu merupakan nilai akhir bagi individu yang bersangkutan dan bersifat non rasional, sehingga tidak memperhitungkan
alternatif.
3. Tindakan Tradisional, merupakan tindakan sosial yang bersifat non rasional,
tindakan tradisional merupakan tipe tindakan individu berdasarkan kebiasaan tanpa reflek yang sadar atau tanpa perencanaan.
4. Tindakan Afektif, merupakan tipe tindakan sosial yang ditandai oleh dominasi
perasaan dan emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar Jhonson,1986:22.
Biasanya keempat tipe ini selalu ada dalam tindakan seseorang yang bekerja. Perempuan tersebut sadar bahwa perbuatan yang dilakukannya itu adalah cara yang dianggap mudah untuk
mencapai tujuan yang diinginkan rasionalitas instrumental. Mendapatkan uang bisa dilakukan dengan bekerja sebagai tukang ojek rasionalitas yang berorientasi nilai. Tindakan
yang dilakukan biasanya dilakukan berdasarkan kebiasaan yang dapat dilakukan tindakan tradisional. Keinginan tersebut dilakukan terus menerus tanpa mempertimbangkan
permasalahan yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut afektif. Perilaku merupakan segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungan yang terwujud dalam bentuk-bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan kata lain perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang individu terhadap stimulus yang
berasal dari luar dan dalam artinya, dimana perilaku itu bisa dalam wujud pasif seperti berpikir, bersikap, berpendapat, atau dapat pula dalam wujud aktif berupa tindakan. Perilaku aktif dapat
dilihat sedangkan perilaku pasif tidak dapat dilihat Solita, 1993:16. Bagaimana pun juga, kerja mempunyai manfaat positif baik bagi sang ibu bekerja
maupun bagi keluarga http:Jacinta F Rini.blogdetik.com20110113 mamfaat bekerja bagi wanita. Beberapa segi positifnya adalah:
1. Mendukung ekonomi rumah tangga
Dengan bekerjanya sang ibu, berarti sumber pemasukan keluarga tidak hanya satu, melainkan dua. Dengan demikian, pasangan tersebut dapat mengupayakan
kualitas hidup yang lebih baik untuk keluarga, seperti dalam hal : gizi, pendidikan, tempat tinggal, sandang, liburan dan hiburan, serta fasilitas kesehatan
2. Meningkatnya harga diri dan pemantapan identitas
Bekerja, memungkinkan seorang wanita mengekspresikan dirinya sendiri, dengan cara yang kreatif dan produktif, untuk menghasilkan sesuatu yang
mendatangkan kebanggaan terhadap diri sendiri, terutama jika prestasinya tersebut mendapatkan penghargaan dan umpan balik yang positif. Melalui bekerja, wanita
berusaha menemukan arti dan identitas dirinya; dan pencapaian tersebut mendatangkan rasa percaya diri dan kebahagiaan.
3. Relasi yang sehat dan positif dengan keluarga
Wanita yang bekerja, cenderung mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dan bervariasi, sehingga cenderung mempunyai pola pikir yang lebih terbuka, lebih energik,
mempunyai wawasan yang luas dan lebih dinamis. Dengan demikian, keberadaan istri bisa menjadi partner bagi suami, untuk menjadi teman bertukar pikiran, serta saling
membagi harapan, pandangan dan tanggung jawab.
1.5.5. Penelitian Terdahulu Yang Relevan