Faktor penyesuaian Menentukan Waktu Sinyal 1. Tipe pendekat

34

3.3.6. Faktor penyesuaian

Penetapan faktor penyesuaian untuk nilai aruh jenuh dasar dipakai untuk kedua tipe pendekat Protected P dan Opposed O, yaitu : 1. Faktor penyesuaian ukuran kota Fcs Penentuan faktor penyesuaian ukuran kota Fcs disajikan dalam Tabel3.4. berikut ini : Tabel 3.4. Tabel Penyesuaian Ukuran Kota Penduduk Kota juta jiwa Faktor Penyesuaian Ukuran Kota Fcs 3,0 1,05 1,0 – 3,0 1,00 0,5 – 1,0 0,94 0,1 – 0,5 0,83 0,1 0,82 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 Adapun untuk klasifikasi ukuran kota menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 disajikan dalam Tabel 3.5. berikut ini : Tabel 3.5. Kelas Ukuran Kota Penduduk Kota juta jiwa Kelas Ukuran Kota 3,0 Sangat Besar 1,0 – 3,0 Besar 0,5 – 1,0 Sedang 0,1 – 0,5 Kecil 0,1 Sangat Kecil Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 2. Faktor penyesuaian hambatan samping Fsf Penentuan besarnya faktor penyesuaian hambatan samping Fsf ditentukandari Tabel 3.6. berikut ini : 35 Tabel 3.6. Faktor Penyesuaian untuk Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping dan Kendaraan Tak Bermotor Lingkungan jalan Hambatan samping Tipe fase Rasio kendaraan bermotor 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 ≥ 0,25 Komersial COM Tinggi Terlawan 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70 Terlindung 0,93 0,91 0,88 0,87 0,85 0,81 Sedang Terlawan 0,94 0,89 0,85 0,80 0,75 0,71 Terlindung 0,94 0,92 0,89 0,88 0,86 0,82 Rendah Terlawan 0,95 0,90 0,86 0,81 0,76 0,72 Terlindung 0,95 0,93 0,90 0,89 0,87 0,83 Permukiman RES Tinggi Terlawan 0,96 0,91 0,86 0,81 0,78 0,72 Terlindung 0,96 0,94 0,92 0,99 0,86 0,84 Sedang Terlawan 0,97 0,92 0,87 0,82 0,79 0,73 Terlindung 0,97 0,95 0,93 0,90 0,87 0,85 Rendah Terlawan 0,98 0,93 0,88 0,83 0,80 0,74 Terlindung 0,98 0,96 0,94 0,91 0,88 0,86 Akses terbatas RA Tinggi Sedang Rendah Terlawan 1,00 0,95 0,90 0,85 0,80 0,75 Tinggi Sedang Rendah Terlindung 1,00 0,98 0,95 0,93 0,90 0,88 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 Adapun tingkat hambatan samping yang telah dikelompokkan dalam lima kelas dapat dilihat pada Tabel 3.7. berikut ini : Tabel 3.7. Kelas Hambatan Untuk Jalan Perkotaan Kelas hambatan samping Sfc Kode Jumlah bobot kejadian per 200 mjam dua sisi Kondisi khusus Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi VL L M H VH 100 100 – 299 300 – 499 500 – 899 900 Daerah pemukiman, jalan samping tersedia Daerah pemukiman, beberapa angkutan kota, dsb. Daerah industri, beberapa toko sisi jalan. Daerah komersil,aktifitas sisi jalan tinggi. Daerah komersil,aktifitas pasar sisi jalan. Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 36 3. Faktor kelandaian F G Penentuan faktor kelandaian F G dapat dilihat pada Gambar 3.7. berikut ini : Gambar 3.7. Faktor Penyesuaian untuk Kelandaian F G Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 4. Faktor koreksi parker F P Besarnya faktor koreksi parker dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ini : F P = [L P 3-W A -2 x L P 3-gW A ]g 3.18 Keterangan : L P = Jarak antara garis henti dan kendaraan yang diparkir pertama m atau panjang dari lajur pendek W A = Lebar pendekat m g = Waktu hijau pada pendekat nilai normal 26 detik Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 Penentuan besarnya faktor penyesuaian parker F P juga dapat ditentukan dari Gambar 3.8. dibawah ini : 37 Gambar 3.8. Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Parkir dan Laju Belok Kiri yang Pendek Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 5. Faktor penyesuaian belok kanan F RT Penentuan besarnya faktor penyesuaian belok kanan F RT ditentukan sebagai fungsi dari rasio kendaraan berlok kanan P RT . Faktor penyesuaian belok kanan dihitung hanya pada pendekat P Protected arus terlindung. Faktor penyesuaian belok kanan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : P RT = Q RT Q TOT 3.19 Keterangan : P RT = persentase belok kanan Q RT = jumlah arus yang belok kanan pada tiap pendekat smpjam Q TOT = Jumlah total arus pada tiap pendekat smpjam 38 Setelah diketahui P RT , kemudian F RT dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : F RT = 1,0 + P RT x 0,26 3.20 Keterangan : F RT = faktor penyesuaian belok kanan P RT = persentase belok kanan Penentuan faktor penyesuaian belok kanan F RT dapat dicari dengan menggunakan Gambar 3.9. berikut ini : Gambar 3.9. Faktor Penyesuaian Belok Kanan F RT Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 39 6. Faktor penyesuaian belok kiri F LT Besarnya faktor penyesuaian belok kiri FLT dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ini : P LT = Q LT Q TOT 3.21 Keterangan : P LT = persentase belok kiri Q LT = jumlah arus yang belok kiri pada tiap pendekat smpjam Q TOT = jumlah total arus pada tiap pendekat smpjam Setelah diketahui P LT , besarnya F LT dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : F LT = 1,0 – P LT x 0,16 3.22 Keterangan : F LT = faktor penyesuaian belok kiri P LT = persentase belok kiri Besarnya nilai penyesuaian belok kiri F LT juga dapat diperoleh dari Gambar 3.10. berikut ini : 40 Gambar 3.10. Faktor Penyesuaian Belok Kiri F LT Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

3.3.7. Perhitungan arus jenuh yang disesuaikan

Dokumen yang terkait

LANDASAN TEORI ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PURWOSARI SURAKARTA (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Hasanudin, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Brigjen Slamet Riyadi Surakarta).

0 3 10

EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL BUGISAN YOGYAKARTA EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL BUGISAN YOGYAKARTA ( Studi Kasus : Jalan Bugisan – Jalan Sugeng Jeroni – Jalan Madumurti).

0 5 18

PENDAHULUAN EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL BUGISAN YOGYAKARTA ( Studi Kasus : Jalan Bugisan – Jalan Sugeng Jeroni – Jalan Madumurti).

0 7 5

TINJAUAN PUSTAKA EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL BUGISAN YOGYAKARTA ( Studi Kasus : Jalan Bugisan – Jalan Sugeng Jeroni – Jalan Madumurti).

0 5 13

EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Sopolan, Jalan Pasar Stan dan EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Sopolan, Jalan Pasar Stan dan Jalan Raya Tajem Depok, Sleman - Yogya

0 4 13

PENDAHULUAN EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Sopolan, Jalan Pasar Stan dan Jalan Raya Tajem Depok, Sleman - Yogyakarta).

0 3 5

TINJAUAN PUSTAKA EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Sopolan, Jalan Pasar Stan dan Jalan Raya Tajem Depok, Sleman - Yogyakarta).

0 2 11

LANDASAN TEORI EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Sopolan, Jalan Pasar Stan dan Jalan Raya Tajem Depok, Sleman - Yogyakarta).

0 3 16

Analisis penentuan harga pokok dan harga jual produk : studi kasus pada Perusahaan Kerajinan Kulit Exis Collection Jalan Sugeng Jeroni 79 Bugisan Yogyakarta.

0 0 106

EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL JALAN RAYA SLAMET RIYADI KABUPATEN SUKOHARJO MENJADI SIMPANG BERSINYAL.

0 5 5