c. Plasenta previa marginalis Pinggir bawah pasenta sampai pada pinggir ostium uteri internum,tetapi
tidak menutupi ostium uteri internum. d. Plasenta previa letak rendah low-lying
Terjadi jika plasenta tertanam di segmen bawah rahim, tetapi tepi bawah plasenta berjarak kurang dari 2 cm dari ostium uteri intrnum.
5. Gambaran Klinis
Gambaran klinis plasenta previa menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. Walyani 2015 menyebutkan gambaran klinis previa mencakup hal berikut:
1 Perdarahan per-vaginam yang terjadi tanpa sebab jelas, tanpa rasa sakit atau nyeri. Timbulnya perlahan-lahan. Darah sering berwarna merah terang.
Perdarahan semakin bertambah banyak ketika terjadi perubahan isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim.
2 Dalam kasus perdarahan berat, denyut jantung janin dapat menunjukkan tanda-tanda fetal distress.
3 Implantasi plasenta disegmen bawah rahim menyebabkan bagian terendah tidak mungkin masuk pintu atas panggul atau menimbulkan kelainan letak
janin dalam rahim. b. Cuningham el al. 2006, menyebutkan gambaran klinis plasenta previa
mencakup hal berikut: 1 Hal yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan yang tidak nyeri
dan biasanya belum muncul sampai menjelang akhir trimester kedua atau setelahnya. Namun beberapa jenis abortus dapat terjadi akibat lokasi
abnormal plasenta yang sedang berkembang tersebut. Perdarahan dari
plasenta previa sering muncul tanpa peringatan, tanpa disertai nyeri pada wanita yang riwayat pranatalnya tampak normal.
2 Penyebab perdarahan perlu ditekankan kembali. Apabila plasenta terletak di atas os interna, pembentukkan segmen bawah uterus dan pembukaan os
interna akan menyebabkan robeknya plasenta pada tempat melekatnya. Perdarahan diperparah oleh ketidakmampuan saat miometrium di segmen
bawah uterus berkontraksi untuk menjepit pembuluh-pembuluh yang robek. 3 Perdarahan dari tempat implantasi plasenta di segmen bawah utergus dapat
berlanjut setelah plasenta dilahirkan karena segmen bawah uterus lebih rentan mengalami gangguan kontraksi daripada korpus uterus. Perdarahan
juga dapat terjadi akibat laserasi serviks dan segmen bawah uterus yang yang rapuh, terutama setelah pengeluaran plasenta yang agak melekat secara
manual.
6. Diagnosis
a. Anamnesis Pada kehamilan lebih dari 28 minggu terjadi perdarahan yang tiba-tiba,
tanpa rasa sakit,tanpa sebab yang jelas, dapat berulang-ulang sebelum persalinan berlangsung. Kecepatan dan jumlah darah yang hilang dapat menimbulkan gejala
klinik Mochtar,2013. b. Pemeriksaan luar
1 Keadaan Umum Ibu Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok.
Tingkat kesdaran bervariasi pun dapat ditemui, dari kompos mentis sampai koma, pada penilaian vital sign dapat ditemui penurunan tekanan darah, serta
peningkatan nadi dan pernafasan Manuaba dkk,2010.
2 Inspeksi Dapat dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau
sedikit, encer atau menggumpal. Jika telah berdarah banyak, maka ibu tampak anemis Mochtar,2013.
3 Palpasi Dilakukan palpasi abdomen didapatkan bagian terendah janin belum
masuk Pintu Atas Panggul PAP dan tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan Manuaba dkk,2010.
4 Auskultasi Pemeriksaan auskultasi digunakan untuk mendengarkan denyut
jantung janin yang bervariasi, dari normal sampai asfiksi dan kematian dalam rahim Manuaba dkk,2010.
5 Ultrasonografi Pemeriksaan USG dapat menentukan letak plasenta dengan lebih
mudah, lebih aman,dan akurat. Pemeriksaan dilakukan dengan cara transabdominal ataupun cara transvaginal. Diagnosis pasti plasenta previa
berdasarkan hasil USG untuk indikasi tindakan seksio sesarea serta lokasi sayatannya,sebaiknya dilakukan pada kehamilan aterm, karena jika
pemeriksaan dilakukan pada trimester II, masih dimungkinkan terjadi migrasi plasenta akibat atrofi sebagian besar vili. Jarak antara tepi terbawah
plasenta dengan ostium uteri internum yang kurang dari 2 cm merupakan indikasi dilakukan operasi. Sekitar 20 plasenta previa merupakan jenis
totalis, sedangkan 80 lainnya merupakan parsialis dan marginalis Karsono,2008.
6 Pemeriksaan inspikulo