Penerapan Penilaian Autentik untuk Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK UNTUK HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
(Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren
Tangerang Selatan)
Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
M. Fajar Mahbub
NIM 109011000184

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ABSTARAK


M. FAJAR MAHBUB (109011000184), Penerapan Penilaian Autentik Untuk
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok
Aren Tangerang Selatan).

Kata Kunci: Penilaian Autentik, Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti SMA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan penilaian
autentik terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, seberapa besar kontribusi yang diberikan dan apakah
dengan adanya penerapan penilaian autentik yang mencakup ranah afektif,
kognitif dan psikomotorik ini hasil belajar siswa menjadi lebih optimal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode penelitian studi kasus. Yaitu dengan melakukan teknik
pengumpulan data meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi.
Obyek penelitian disini ialah siswa kelas X IPA-1, kelas X IPA-2 dan kelas X IPS
di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan.
Dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,

wawancara, dokumentasi dan triangulasi data maka dapat disimpulkan bahwa
Penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA Pondok Aren
Tangerang Selatan yakni menunjukkan hasil belajar siswa menjadi lebik baik
meskipun masih ada beberapa siswa yang hasil belajarnya masih rendah.

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT semata.
Rabb semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas limpahan
rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya memberikan nikmat yang sungguh sangat
tak

ternilai

harganya,

memberikan


kelancaran

dan

kemudahan

untuk

menghantarkan penulis pada tahap akhir untuk memperopleh gelar strarta 1 di
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakulats Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah SWT melimpahkan ilmu yang
bermanfaat dan berkah kepada penulis.
Shalawat dan salam teruntuk baginda Nabi Muhammad SAW. Beliaulah
penuntun kita yang paling hak di bumi ini sebagai Uswatun Hasanah. Yang telah
menujukkan kita minaddzulumaatil jahli ilannuuril’ilmi yakni dengan agama
Islam.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan
pengetahuan penulis sangat terbatas. Namun, dengan adanya bimbingan dan
arahan serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan
skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Drs. H. Syamsul Hadi, M.Si dan Ibu
Hj.

Kholiswatin

yang

telah

merawat,

mendidik,

membesarkan,

mengarahkan, mendukung dan mendoakan penulis dengan seluruh kasih
sayangnya. Tertalu besar kasih sayang dan pengorbanan yang Bapak dan

Ibu berikan kepada Penulis, sehingga penulis merasa tidak cukup hanya
sekedar mengucapkan lewat tulisan ini.
2. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Komaruddin
Hidayat, MA. beserta para Wakil Rektor dan jajarannya.
3. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i,
MA., Ph.D. beserta para wakil dekan dan jajarannya.

ii

4. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Abd. Majid Khon, M.A.,
dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Ibu Marhamah, LC.,
M.A., serta Staf Administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak
Faza Amri, S.Th.I.
5. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. H. Masan AF, M.Pd. selaku
pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan
memberikan motivasi kepada penulis dalam melakukan penelitian
sehingga penulisan skripsi ini dapat selesei dengan baik.
6. Dosen Penasehat Akademi, Bapak Muhammad Zuhdi, Ph.D. yang banyak
memberi masukan kepada penulis selama studi. Seluruh dosen di Jurusan
Pendidikan Agama Islam yang pernah memberikan ilmu kepada penulis,

dan seluruh dosen yang ada di naungan UIN Syarif Hidayatullah.
7. Kepala sekolah SMA IZADA, Ibu Ulies, S.Pd., MM., beserta jajarannya,
Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Bapak
Abdul Hakim, S.Ag., yang telah banyak mengarahkan, membantu dan
memberikan informasi dalam melakukan penelitian.
8. Para siswa dan siswi kelas X IPA-1, X IPA-2, dan X IPS yang bersedia
menjadi obyek dalam penelitian ini.
9. Adikku tercinta dan tersayang, Yuyun Rizkiyatul Ilmiyah, yang telah
memberikan doa dan dukungan.
10. Teman-teman PAI E 2009 yang telah memberikan warna dan kebersamaan
selama studi empat tahun.
11. Keluarga besar Albarkah Institut, H. Muhammad Fathur Rohman, Kurnia
Aswaja, Moch. Abd. Rohim, Habibullah Siregar, Kurnia Majid, Imam Fitri
Rahmadi, Aris Nurrohman, Ajid, Uwes, Yusuf Hamdani, Ais, Kamal,
Samsul, Iman Firmansyah, Ihsan dan masih banyak lagi.
12. Sahabatku tercinta, Arifin dan Isnawati, Zainal Abidin, Hidayatullah,
Misbah, Ali Aziz, Dewandaru Kesuma Aji, Zagar Tua Ritonga, Ivans
Frihandi, M. Baharizqa, Idam Khalid, Purnawan Eka, Wahyudi dan yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan
curahan pikiran, bantuan, dan dukungan kepada penulis.


iii

13. Teman-teman dan senior HIQMA UIN Jakarta, IKAPPMAM Jakarta,
DPN Gemasaba, HMJ PAI, PBNU, CAKAR, Forum UKM, AMSI
Nusantara, Ciputat Music Space, FORMALA Jabodetabek yang semuanya
itu tidak bisa saya sebutkan namanya satu-persatu, yang telah banyak
memberikan pelajaran dalam menempa organisasi sampai sekarang.
14. Wakil Rekor UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Dr. Sudarnoto Abdul
Hakim, M.A., Bapak Kepala Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif
Hidayatullah, Bapak Dr. Abd. Rozak A. Sastra, M.A. dan Ibu Dr. Sururin,
M.A., yang telah banyak memberikan kepercayaan, pengarahan dan
nasehat

seputar

kegiatan-kegiatan

kemahasiswaan


selama

penulis

menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
15. Ibunya Anak-anak, Noriska Silviana, S.Pd.I. yang senantiasa mendoakan,
membantu, dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis.
16. Semua orang yang telah penulis temui, baik sengaja maupun tidak, yang
memberi ilmu dan pelajaran yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
semoga semua amal baiknya diterima Allah SWT.
Kritik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi semua orang
pada umumnya. Amiin Ya Rabb.

Jakarta, 21 Agustus 2014
Penulis,

M. FAJAR MAHBUB
NIM 109011000184


iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6

D. Perumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB II

KAJIAN TEORI ........................................................................... 7
A. Kajian Teori ............................................................................... 7
1. Penilaian Autentik ................................................................ 7
a. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi .............. 7
b. Pengertian Penilaian Autentik ......................................... 9
c. Ciri-ciri Penilaian Autentik .............................................. 10
d. Karakteristik Penilaian Autentik ...................................... 11
e. Hal-hal yang bisa Digunakan sebagai Dasar Menilai
Peserta Didik dalam Penilaian Autentik ........................... 12
f. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik ........................ 13
g. Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian
Tradisional ....................................................................... 14

v


h. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik ............. 14
2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ......................................... 16
a. Hakikat Belajar ................................................................. 16
b. Hakikat Hasil Belajar ....................................................... 18
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .... 20
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 20
b. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti ...................................................................... 20
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti ...................................................... 21
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................... 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27
B. Latar Penelitian ........................................................................... 27
1. Sejarah Pendirian Sekolah ..................................................... 27
2. Visi, Misi dan Tujuan ............................................................ 29
3. Gambaran Umum Penerapan Penilaian Autentik .................. 30
C. Metode Penelitian ....................................................................... 31
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................ 34
1. Observasi ............................................................................... 34
2. Wawancara ............................................................................ 34
3. Dokumentasi .......................................................................... 36
4. Pemerikasaan dan Pengecekan Keabsahan Data ........................ 36
5. Analisis Data ............................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 38
A. Deskripsi Data ............................................................................ 38
1. Hasil Observasi ...................................................................... 38
a. Alamat Lengkap dan Profil Singkat SMA IZADA .......... 38
b. Tenaga Pendidik dan Peserta Didik SMA IZADA .......... 40

vi

c. Kegiatan Pembelajaran SMA IZADA .............................. 42
d. Kalender Pendidikan SMA IZADA ................................. 43
e. Struktur dan Muatan Kurikulum SMA IZADA ............... 47
f. Hasil Belajar Siswa ........................................................... 56
2. Hasil Wawancara ................................................................... 59
3. Hasil Dokumentasi ................................................................ 62
B. Temuan Penelitian ...................................................................... 70
C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian .................................. 72
1. Penentuan Jenis Penilaian ...................................................... 72
2. Keterkaitan dengan Temuan Penelitian yang Relevan .......... 73
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................. 74
A. Kesimpulan ................................................................................. 74
B. Implikasi ..................................................................................... 75
C. Saran ........................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 KI dan KD Kelas X ........................................................................... 21
Tabel 4.1 Kalender Pendidikan Bulan Januari 2014 ......................................... 44
Tabel 4.2 Kalender Pendidikan Bulan Februari 2014 ....................................... 44
Tabel 4.3 Kalender Pendidikan Bulan Maret 2014 ........................................... 45
Tabel 4.4 Kalender Pendidikan Bulan April 2014 ............................................ 45
Tabel 4.5 Kalender Pendidikan Bulan Mei 2014 .............................................. 46
Tabel 4.6 Kalender Pendidikan Bulan Juni 2014 .............................................. 46
Tabel 4.7 Cakupan Mata Pelajaran SMA IZADA ............................................ 49
Tabel 4.8 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mapel Wajib ......... 52
Tabel 4.9 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mapel Peminatan .. 53
Tabel 4.10 Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 .............. 57
Tabel 4.11 Daftar Nilai Kogniif Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 ............. 58
Tabel 4.12 Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 .... 58

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Situasi Sosial ................................................................................. 32
Gambar 4.1 Gerbang Masuk SMA IZADA ..................................................... 63
Gambar 4.2 Pos Keamanan dan Parkiran SMA IZADA .................................. 63
Gambar 4.3 Lapangan dan Gedung SMA IZADA ........................................... 64
Gambar 4.4 Mushalla dan Auditorium SMA IZADA ...................................... 64
Gambar 4.5 Perpustakaan dan Ruang Guru SMA IZADA ............................... 65
Gambar 4.6 LAB bahasa dan LAB komputer SMA IZADA ........................... 65
Gambar 4.7 Suasana Belajar Kelas X SMA IZADA ....................................... 66
Gambar 4.8 Lembar Observasi Penilaian Sikap ............................................... 67
Gambar 4.9 Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan ................................... 68
Gambar 4.10 Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan .................... 69

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Profil SMA IZADA 2013-2014
2. Sarana dan Prasarana SMA IZADA
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Nilai Raport Narasi Siswa Kelas X Semester 2
5. Struktur Organisasi SMA IZADA
6. Jumlah Guru SMA IZADA
7. Jumlah Siswa dan Siswi SMA IZADA
8. Pedoman Wawancara Sekolah
9. Hasil Wawancara Kepala Sekolah
10. Hasil Wawancara Guru PAI dan Budi Pekerti
11. Hasil Wawancara Siswa Kelas X
12. Lembar Format Penilaian Guru
13. Sertifikat Akreditasi SMA IZADA
14. Surat Permohonan Izin Penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah
15. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
16. Uji Referensi
17. Biodata Penulis

x

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang urgen bagi manusia. Pendidikan
diakui sebagai salah satu jalan yang dapat menambah pengetahuan seseorang.
Karena pendidikan merupakan suatu bidang yang dapat menciptakan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas, terdidik dan mampu menjadi manusia yang
berpikir. Serta dengan dibantu pendidikan seseorang dapat lebih berkembang dan
berproduktif.
Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan, dari sanalah lingkup
terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik atau tidak.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar,
guru dan siswa. Interaksi komunikasi itu dilakukan baik secara langsung dalam
kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung dengan menggunakan media,
dimana sebelumnya telah menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan.
“Guru bukan hanya dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan mengajar
dengan kompleksitas peranan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya,
tetapi juga harus kreatif. Upaya dalam melaksanakan tugasnya meningkatkan
kualitas hasil pendidikan amat tergantung pada kemampuan guru untuk
mengembangkan kreativitasnya”.1

1

M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci
sukses Implementasi Kurikulum 2013, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014), h. 19

1

2

Profesi guru kini semakin banyak tuntutan seiring dengan kebutuhan akan
pendidikan yang bermutu. Semenjak ditetapkan sebagai profesi tanggal 2
Desember 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono, profesi guru
mengalami berbagai pembenahan-pembenahan baik secara regulasi maupun
administrasi termasuk peningkatan kesejaheraan. Kini guru setiap tahun dinilai
kinerjanya melalui Penilaian Kinerja Guru (PKG) dengan pendekatan 360
derajat. Disamping itu guru juga harus mampu melakukan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB).2
Dengan memahami dan melaksanakan tugas pokok guru dengan baik, maka
secara otomatis guru tersebut telah melaksanakan kinerja dengan baik. “Tugas
pokok guru dalam pembelajaran meliputi : (1) menyusun program pembelajaran,
(2) melaksanakan program pembelajaran, (3) melaksanakan penilaian hasil
belajar, (4) melakukan analisis hasil belajar, (5) melakukan program tindak
lanjut”.3
Banyak kita jumpai di seolah-sekolah, bahwa guru tidak melaksanakan
fungsinya dengan baik. Metode-metode yang dialakukan oleh guru masih sangan
minim, yaitu guru masih sangat sering menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran. Ini membuat suasana belajar siswa di kelas menjadi sangat
menjenukan dan membosankan. Sehingga semangat belajar siswa menjadi hilang.
Tugas pokok guru yang lain dalam pembelajaran salah satunya adalah
melaksanakan penialain hasil belajar. Penialain hasil belajar secara esensial
bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi
yang telah ditentukan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar itu sesuatu yang
sangat penting, karena dengan penilaian guru bisa melakukan reflkeksi dan
evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam hal ini kalau diibaratkan suatu pohon, penilaian yang dilakukan oleh
guru jangan hanya mengukur rindangnya daun dan rantingnya saja, tetapi juga
harus mengukur akar dan batang pohonnya juga. Dengan demikian, penilaian
hasil belajar yang dilakukan guru harus mencerminkan kompetensi peserta didik
secara empiris (nyata).
2

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 1
3
Ibid, h. 2

3

Di dalam Al-Qur‟an terdapat beberapa ayat yang dapat dikaitkan dalam
pengertian dan teknik penilaian yang tersebar di beberapa surat, diantaranya pada
surat al-baqarah ayat 31-33, Allah berfirman:

           

               

            
            

Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang
yang benar”. (31) Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya
Engkau Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (32) Allah berfirman:
“Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda ini. Allah berfirman:
“Bukankah sudah ku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang
kamu sembunyikan?” (33) (QS. Al-Baqarah ayat 31-34)4
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa penilaian pertama ditujukan kepada
Malaikat dengan firman Allah : anbiuni bi asmai ha ulai in kuntum shadiqin,
untuk menguji argumentasi yang dikemukakan oleh malaikat yang meragukan
eksistensi Adam sebagai khalifah dengan membanggakan keutamaan yang
dimilikinya yaitu senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Allah.
Apakah Tuhan hendak menjadikan seseorang yang sifatnya sedemikian itu
sebagai khalifah?. Sedangkan kami (para malaikat) adalah makhluk-Mu yang
ma‟shum (terpelihara dari kesalahan). Namun ternyata pengetahuan tasbih, tahmid
dan taqdis yang dimiliki Malaikat tidak dapat dikembangkan sebagaimana
kemampuan Adam, karena mereka tidak dapat menjabarkan pada keadaan
sekitarnya. Sedang pada diri manusia telah disediakan alat untuk bisa meraih
4

25

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Tahazed, 2010), h.

4

kemampuan secara sempurna di bidang ilmu pengetahuan, lebih jauh
jangkauannya di banding Malaikat. Ini merupakan penilaian dalam bentuk dialog
atau tes lisan yang membutuhkan pengembangan dalam jawaban. Hal ini dimiliki
manusia (Adam) tetapi tidak dimiliki oleh Malaikat. Kemudian Allah
mengarahkan penilaian kepada Adam untuk menguji kemampuannya terhadap
ilmu yang telah diajarkan kepadanya dan ternyata Adam dapat menjawab dan
menjelaskan pertanyaan-pertanyaan itu dengan lancar. Karena kemampuan Adam
dalam menyelesaikan seluruh pertanyaan dalam penilaian tersebut, maka Allah
memberikan penghargaan kepadanya dengan memerintahkan kepada Malaikat
supaya bersujud (memberikan penghormatan) kepada Adam. Tes ini sama dengan
placement test, atau test untuk menentukan penempatan peserta didik apakah di
kelas A atau di kelas B dan seterusnya.
Berkaitan dengan hal ini, maka pendekatan penilaian yang tepat digunakan
oleh guru adalah penilaian autentik (authentic assesment). Karena dengan
penilaian autentiklah hasil belajar dari peserta didik dapat terukur dan ternilai
secara keseluruhan, baik dari aspek, afektif, kognitif maupun psikomotorik.
Hal ini sejalan dengan isu yang sedang hangat dalam dunia pendidikan yakni
mengenai kurikulum 2013, dalam kurikulum 2013 mempertegas adanya
pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes
(mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian
autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan
proses dan hasil). Yaitu melalui penilaian autentik. Autentik berarti keadaan yang
nyata/sebenarnya.
Beradasarkan teori diatas, apabila kita melihat pengaplikasiannya dalam
dunia pendidikan, hal ini berbanding terbalik. Karena kita tahu dalam
kenyataannya, nilai sekolah masih terjadi kesenjangan antara nilai rapor dengan
prilaku siswa sehari-hari. Contoh rapor sekor 80, tapi kenyataannya perilaku siswa
sehari-hari tidak menyatakan skor tersebut. Siswa masih suka bohong, ulanganya
nyontek, tidak melakukan sholat wajib dan seterusnya. Hal ini disebabkan guru
hanya menilai aspek kognitif saja, afektif dan psikomotiknya tidak dilakukan. Dan
dalam proses pembelajaran, masih banyak bahkan mayoritas guru yang hanya

5

menggunakan metode ceramah saja, serta guru menggunakan pola penilaian hasil
belajar tradisional yang hanya berpaku pada aspek kognitif dan hasilnya saja.
Guru masih jarang bahkan mungkin belum menerapkan secara keseluruhan dari
penilaian autentik ini, padahal kita tahu dengan menggunakan penilaian autentik
inilah, hasil belajar siswa dapat terukur secara keseluruhan dan sesuai dengan
keadaan siswa yang sebenarnya. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk
mengadakan
AUTENTIK

penelitian

yang

UNTUK

berjudul

HASIL

“PENERAPAN

BELAJAR

PENILAIAN

SISWA

DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
(Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren
Tangerang Selatan)”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah
berikut ini :
1. Hasil belajar siswa yang rendah.
2. Penilaian yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran belum menyentuh
secara keseluruhan, dari aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.
3. Dalam kegiatan pembelajaan guru masih lebih banyak menggunkan metode
ceramah.
4. Masih terdapat kesenjangan antara nilai yang tercantum dalam rapor dengan
prilaku siswa sehari-hari.
5. Siswa yang memiliki kecenderungan pada aspek afektif dan psikomotorik
kurang termotivasi untuk belajar karena perhatian guru hanya terfokus pada
kognitif siswa.
6. Kurang adanya kesadaran dari guru tentang pentingnya penilaian secara nyata
dan menyeluruh (autentiik).
7. Metode yang digunakan guru masih berupa metode yang konvensional,
sehingga tidak memungkinkan adanya penilaian secara autentik.
8. Siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mendemonstrasikan dan
mengembangkan keterampilan serta kompetensinya.

6

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti
membatasi penelitian ini pada permasalahan yang berkaitan dengan penerapan
penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan
diatas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimanakah penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti kelas X melalui penerapan penilaian autentik.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah, sebagai berikut:
a. Bagi peneliti dapat meningkatkan pengetahuan tentang penerapan penilaian
autentik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA
kelas X Semester genap dan dapat mengembangkan dalam proses
pembelajaran selanjutnya.
b. Bagi guru sebagai wawasan pengetahuan baru dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah sehingga guru dapat menggunakan
model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah dengan adanya kegiatan yang dilakukan serta hasil yang
diberikan membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang
nampak pada hasil belajar sehingga dapat tercapainya ketuntasan belajar
minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Penilaian Autentik
a. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu
melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelasjelas mengadakan pengukuran dan penilaian. Dari dua kalimat ini kita sudah
menemui tiga buah istilah yaitu : evaluasi, pengukuran dan penilaian. Sementara
orang memang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu
pengertian yang sama sehingga dalam memakainya hanya tergantung dari kata
mana yang sedang siap untuk diucapkannya. Akan tetapi sebagian orang yang
lain, membedakan ketiga istilah tersebut.
Untuk dapat mengadakan penilaian, kita mengadakan pengukuran terlebih
dahulu. Jika ada penggaris, maka sebelum menentukan mana pensil yang lebih
panjang, kita ukur dahulu kedua pensil tersebut. Dan setelah mengetahui berapa
panjang masing-masing pensil itu, kita mengadakan penilaian dengan melihat
bandingan panjang antar kedua pensil tersebut. Dapatlah kita mengatakan “ini
pensil panjang, dan ini pensil pendek”. Mana pensil yang lebih panjang, itulah
yang kita ambil. Secara ringkasnya dapat kita simpulkan:
- Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran
bersifat kuantitatif.
- Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik buruk, dan penilaian bersifat kualitatif.

7

8

- Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan
menilai.1
“Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu”.2 Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil
belajar siswa.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan
atas Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan
secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan yang digunakan
untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.3
Dari berbagai definisi penilaian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang

proses dan hasil belajar peserta didik yang

dilakukan secara sistematis, akurat dan berkesinambungan dengan menggunakan
alat pengukuran tertentu, seperti soal dan lembar pengamatan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan
pencapaian kompetensi peserta didik.
Sejalan dengan pengertian diatas maka menurut Nana Sujana penilaian
berfungsi sebagai:
1) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional. Dengan
fungsi ini maka peilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan in
struksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi
mengajar guru, dll.

1

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009),

h. 3
2

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2012), h. 3
3
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.66

9

3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan
belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi
yang dicapainya.4
Adapun tujuan hasil belajar peserta didik menurut Kunandar yaitu “pertama,
melacak kemajuan peserta didik. Kedua, mengecek ketercapaian kompetensi
peserta didik. Ketiga, mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta
didik. Keempat, menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik”.5
Sedangkan manfaat penilaian hasil belajar menurut Kunanadar adalah:
1) Mengetahui tingkat pencapaian kompetisi selama dan setelah proses
pembelajaran berlangsung.
2) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
3) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami
peserta didik.
4) Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegaiatn
dan sumber belajar yang digunakan.
5) Memberikan pilihan alternatif penilaain kepada guru.
6) Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas
pembelajaran yang dilakukan sekolah.6
b. Pengertian Penilaian Autentik
Pada umumnya sebagian guru terbiasa menilai kemampuan siswa dengan
menggunakan tes tulis. Padahal sebaik apa pun tes tulis tidak akan pernah mampu
menilai seluruh kompetensi siswa pada suatu mata pelajaran. Oleh sebab itu,
penggunaan teknik penilaian selain tes tulis mutlak perlu dikuasai oleh guru-guru.
Menurut Komentar Ismet basuki dan Hariyanto, dalam hubungannya dengan
penilaian, dikenal istilah penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan
cermin nyata dari kondisi pembelajaran siswa. Penilaian autentik, disebut
demikian karena unik berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman langsung
didunia nyata setiap siswa. Penilaian autentik disebut pula dengan penilaian
alternatif, penilaian kinerja, penilaian informal, dan penilaian berlandaskan
situsi. Penilaian autentik didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang
mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang

4

Nana Sudjana, Op.cit, h. 4
Kunandar, Op. Cit, h. 70
6
Ibid, h. 71
5

10

menunjukkan aplikasi
keterampilan esensial.7

yang bermakna

dari

suatu

pengetahuan

atau

Secara ringkas penelitian autentik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk
penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia
nyata yang menunjukkan penerapan dari suatu pengetahuan atau keterampilan.
“Hakikat penilaain pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar siswa”.8 Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assesment)
bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar
seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari,
bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi diakhir periode
pembelajaran.
Penilaian autentik berbeda dengan penilaian tradisional. “Dalam Penilaian
tradisional peserta didik cenderung memilih respons yang tersedia, sedangkan
dalam penilaian autentik peserta didik menampilkan atau mengerjakan suatu tugas
atau proyek”.9 Pada penilaian tradisional kemampuan berfikir yang dinilai
cenderung pada level

memahami dan fokusnya adalah guru. Pada penilaian

autentik kemampuan brfikir yang dinilai adalah level konstruksi dan aplikasi serta
fokusnya pada peserta didik. Dalam penialaian autentik memperhatikan
keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan
jenjangnya.

c. Ciri-ciri Penilaian Autentik
Menurut Kunandar, ciri-ciri penilaian autentik antara lain:
1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau
produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus
mengukur aspek kinerja (performance) dan produk atau hasil yang
dikerjakan oleh peserta didik.
7

Ismet Basuki & Hariyanto, Asesmen Penelitian, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset,
2012), h. 168
8
Ibid, h. 169
9
Kunandar, Op. Cit, h. 37

11

2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut
untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses
(kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran)
dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan
pembelajaran.
3) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan
penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik
penilaian dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan
sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta
didik.
4) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam
melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu
harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata.
5) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan
bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus
dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap
hari.
6) Penialain harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta
didik, bukan keluasannya (kuantitasnya). Artinya, dalam melakukan
penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur
kedalaman terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif.10
d. Karakteristik Penilaian Autentik
Menurut Ismet Basuki dan Hariyanto, ada 10 ciri-ciri penilaian autentik yang
terkait dengan aktivitas autentik meliputi:
1) Aktivitas autentik memiliki relevansi dengan dunia nyata.
2) Kegiatan autentik sengaja didefinisikan secara kabur, tidak jelas (ill-defined)
menuntut peserta didik mendefinisikan sendiri tugas-tugas dan sub-tugasnya
untuk menyelesaikan atau menuntaskan kegiatannya.
3) Kegiaatn autentik mencakup tugas-tugas kompleks yang harus diselidiki
dan dikerjakan oleh siswa dalam suatu periode waktu yang
berkesinambungan.
4) Kegiatan autentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati
tugas-tugas dari perspektif yang berbeda, serta menggunakan berbagai
sumber.
5) Kegiatan autentik memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri.
6) Aktifitas autentik memberikan kesempatan untuk bekerja sama dalam satu
tim.
7) Aktivitas autentik dapat dipadukan dan diterapkan dalam berbagai bidang
studi yang berlainan.
10

Ibid, h. 39

12

8) Aktivitas autentik terjalin erat berkesinambungan dan terpadu dengan
assesmen.
9) Aktifitas autentik menciptakan hasil karya yang bernilai dan bermutu.
10) Aktivitas autentik memungkinkan cara pemecahan masalah yang kompetitif
dan menghasilkan berbagai jenis luaran.11
Sejumlah karakteristik penilaian autentik menurut Ismet Basuki dan
Hariyanto adalah sebagai berikut :
Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience).
Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi.
Yang diukur keterampilan dan permormansi, bukan mengingat fakta
Berkesinambungan.
Terintegrasi.
Dapat digunakan sebagai umpan balik.
Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas.
Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
10) Bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran.12
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

e. Hal-hal yang Bisa Digunakan sebagai Dasar Menilai Peserta Didik
dalam Penilaian Autentik
Menurut Kunandar, dalam penilaian autentik ini, hal-hal yang bisa digunakan
sebagai dasar oleh guru dalam menilai peserta didik antara lain:
1) Proyek atau penugasan dan laporannya. Proyek atau penugasan adalah tugas
yang diberikan oleh guru kepada peserta didik dalam waktu tertentu sebagai
implementasi dan pendalaman dari pengetahuan yang diperoleh dalam
pembelajaran.
2) Hasil tes tulis. Penialaian autentik dapat dilakukan dengan menggunakan
hasil tes tulis sebagai salah satu cara atau alat untuk mengukur pencapaian
peserta didik terhadap kompetensi tertentu.
3) Portofolio (kumpulan karya peserta didik) selama satu semester atau satu
tahun.
4) Pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah yang dikerjakan peserta didik sebagai
pendalaman penguasaan kompetensi yang diperoleh dalam pembelajaran
merupakan salah satu penilaian autentik.

11
12

Ismet Basuki & Hariyanto, Op. Cit, h.170
Ibid, h. 171

13

5) Kuis. Kuis adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan terhadap peserta didik terhadap materi atau
kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik.
6) Karya peserta didik. Seluruh karya peserta didik secara individual maupun
kelompok, seperti laporan diskusi kelompok, eksperimen, pengamatan,
proyek dan lain sebagainya dapat dijadikan dasar penilaain autentik.
7) Presentasi atau penampilan peserta didik. Presentasi atau penampilan
peserta didik dikelas ketika melaporkan proyek atau tugas yang diberikan
oleh guru dapat menajdi bahan dalam melakukan penilaian autentik.
8) Demonstrasi. Penampilan peserta didik dalam mendemonstrasikan atau
mensimulasikan suatu alat atau aktivitas tertentu yang berkaitan dengan
materi pembelajaran dapat dijadikan bahan penilaian autentik.
9) Laporan. Laporan suatu kegiatan atau aktivitas peserta didik yang berkaitan
dengan pembelajaran, seperti laporan proyek atau tugas menghitung
pertumbuhan dan kepadatan penduduk ditempat tinggal peserta didik dapat
dijadikan bahan penilaian autentik.
10) Jurnal. Catatan-catatan perkembangan peserta didik yang menggambarkan
perkembangan atau kemajuan peserta didik berkaitan dengan pembelajaran
dapat menjadi bahan penilaian autentik.
11) Karya tulis. Karya tulis peserta didik baik kelompok maupun individu yang
berkaitan dengan materi pembelajaran suatu bidang studi.
12) Kelompok diskusi. Kelompok-kelompok diskusi peserta didik, baik yang
dibentuk oleh sekolah atau guru maupun oleh peserta didik secara mandiri
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.
13) Wawancara. Wawancara yang dilakukan guru terhadap peserta didik
bekaitan dengan pembelajaran dan penguasaan terhadap kompetensi
tertentu dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.13
f. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik
Teknik dan instrumen dalam penilaian autentik adalah mencakup:
1) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi
sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan adalah
daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal
berupa cacatan pendidik.
2) Penilaian kompetensi pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan tes penugasan. isntrumen tes
tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi dengan pedoman
penskoran. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrumen
penugasan pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
13

Kunandar, Op. Cit, h. 41

14

3) Penilaian kompetensi keterampilan. Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, proyek dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik. 14
g. Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian Tradisional
John Mueller dalam Assesment Toolbox membandingkan perbedaan antara
penilaian tradisional dan penilaian autentik, yakni sebagai berikut:
1) Pada asesmen tradisional, peserta didik diberikan sejumlah pilihan dalam
bentuk soal pilihan ganda atau benar-salah, serta diminta untuk memilih
jawaban yang benar. Sebaliknya dalam penilaian autentik, siswa diminta
mendemonstrasikan pemahamannya dengan melaksanakan tugas-tugas yang
lebih kompleks.
2) Tes tradisonal buatan guru tidak mencerminkan dunia nyata, terbatas pada
pengujian terhadap apa yang dipelajari didalam kelas, berbeda dengan
penilaian autentik yang mencoba mengaitkan bahan ajar dengan dunia
nyata.
3) Penilaian tradisional yang dirancang baik dapat secara efektif menentukan
apakah siswa telah mendapatkan suatu pengetahuan atau belum, sedangkan
penilaian autentik sering meminta siswa untuk menganalisis, membuat
sintesis, dan menerapkan apa yang telah dipelajarinya serta diminta
menciptakan makna baru dari apa yang telah dipelajarinya.
4) Dalam penilian tradisional apa yang dapat dan akan ditunjukkan oleh siswa
secara cermat telah dibuat strukturnya oleh guru. Sebaliknya dalam
penilaian autentik peserta didik diizinkan untuk memilih dan
mengonstruksikan bukti-bukti kemahirannya. Misalnya memilih dokumen
portofolio sendiri, memilih judul dan tema makalahnya sendiri, dan
sebagainya.
5) Dalam penilaian tradisional, misalnya dalam uji pilihan ganda, bagaimana
cara kita menyakini bahwa pilihan jawaban siswa yang benar betul-betul
karena pemahamannya dan bukan sekedar untung karena memilih jawaban
yang benar. Jadi ini bukan merupakan bukti langsung kecerdasan atau
kompetisi siswa. Penilaian autentik sebaliknya sering memberi bukti nyata
dan langsung.15
h. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik
Keunggulan penilaian autentik menurut Ismet Basuki dan Hariyanto, yaitu:
1) Berfokus pada keterampilan analisis dan keterpaduan pengetahuan.
14
15

Ibid, h. 52
Ismet Basuki & Hariyanto, Op. Cit, h. 174

15

2)
3)
4)
5)
6)

Meningkatkan kretivitas.
Merefleksikan keterampilan dan pengetahuan dunia nyata.
Mendorong kerja kolaboratif.
Meningkatkan keterampilan lisan dan tertulis.
Langsung menghubungkan kegiatan asesmen, kegiatan pengajaran dan
tujuan pembelajaran.
7) Menekankan kepada keterampilan keterpaduan pembelajaran disepanjang
waktu.16
Sedangkan kelemahan dari penilaian autentik antara lain:
1) Memerlukan waktu yang intensif untuk mengelola, memantau dan
melakukan koordinasi.
2) Sulit untuk dikoordinasikan dengan standar pendidikan yang telah
ditetapkan secara legal.
3) Menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang konsisten.
4) Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias.
5) Sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa.
6) Bisa bersifat tidak praktis untuk kelas yang berisi banyak siswa.
7) Hal yang menantang untuk mengembangkan berbagai jenis materi ajar dan
berbagai kisaran tujuan pembelajaran.17
Dari berbagai penjelasan diatas tentang penilaian autentik dapat disimpulkan
bahwa dalam melakukan penilaian autentik ada tiga hal yang harus diperhatikan
oleh guru, yakni:
a) Autentik dari instrumen yang digunakan. Artinya dalam melakukan
penilaian autentik guru perlu menggunakan instrumen yang bervariasi (tidak
hanya satu instrumen) yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan
kompetensi yang ada dikurikulum.
b) Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian
autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif
yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan.
c) Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan
penilaian autentik guru perlu menilai input (kondisi awal) peserta didik,
proses (kinerja dan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar),
dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, pengetahuan maupun
keterampilan yang dikuasai atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti
proses belajar mengajar).18

16

Ibid, h. 176
Ibid, h. 177
18
Kunandar, Op. Cit, h. 42
17

16

2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
a. Hakikat Belajar
“Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik”.19
Dalam buku teori-teori belajar, Ratna Wilis dahar mengatakan, “menurut
Gagne, belajar dapat didefinisikan sebaagi suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.20 “Belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan proses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam proses penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.21 “Belajar
merupakan suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan
pemahaman. Keterampilan dan nilai sikap.”22
Berdasarkan beberapa definisi belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan proses perubahan sebagai hasil dan interaksi dengan
lingkungan sekitar yang menghasilkan sesuatu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto adalah sebagai
berikut:
1) Faktor-faktor intern
Faktor-faktor intern yang mempenagruhi belajar antara lain:
a) Faktor jasmaniah
Yang termasuk dalam faktor jasmaniah adalah: Faktor kesehatan dan Cacat
tubuh.
b) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor tersebut diantaranya:
Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan.
c) Faktor kelelahan
19

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2013), h.1
20
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta : Erlangga, 1989), h.11
21
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja
Rosda Karya, 2010), h.87
22
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2005), h.59

17

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetap dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan
rohani (bersifat psikis).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi
karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh,
sehingga darah tidak / kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan da kebosanan, sehingga minat
dan dorongan u