RUMUS AN MAS ALAH LINGKUP PEMBAHAS AN METODE Metode S ekunder

MUSEUM ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA 10 dihadirkan pada museum arsitektur tidak melulu karya kontemporer tetapi terdapat berbagai karya dari berbagai aliran, gaya, dan jaman pada tiap arsitektur. Konsep arsitektur kontemporer dipilih untuk perencanaan museum tersebut untuk menjawab sebuah tuntutan pada era globalisasi yang modernkekinian yang didasari oleh pemahaman kearifan lokal yang sampai saat ini masih banyak di jumpai di Indonesia.

1.2. RUMUS AN MAS ALAH

Bagaimana wujud rancangan museum arsitektur di Yogyakarta yang memiliki fleksibilitas ruang melalui penataan tata ruang dalam dan luar dengan pendekatan logos, ethos, dan pathos pada konsep arsitektur kontemporer di Indonesia? 1.3. TUJUAN DAN S AS ARAN 1.3.1. TUJUAN M ewujudkan rancangan museum arsitektur di Yogyakarta yang fleksibilitas ruang melalui penataan tata ruang dalam dan luar dengan pendekatan logos, ethos, dan pathos pada konsep arsitektur kontemporer di Indonesia.

1.3.2. S AS ARAN

M erancang sebuah M useum Arsitektur berdasarkan konsep arsitektur kontemporer yang diterapkan melalui pengolahan elemen-elelemn bangunan. Pengolahan tata ruang dan dalam menjadi sebuah rancangan yang utuh dan terintegrasi dengan baik, melalui setiap elemen-elemen bangunan dan fungsi ruang, yang menjadikan bangunan tidak hanya sebagai tempat pameran tetapi juga sebagai tempat berdiskusi antara arsitek dengan masyarakat awam.

1.4. LINGKUP PEMBAHAS AN

Perencanaan dan perancangan museum arsitektur ini dibatasi oleh lingkup pembahasan mengenai perencanaan museum arsitektur baik dari tata ruang dalam maupun tata ruang luar yang dilihat dari pendidikan arsitektur terhadap masyarkat awam dan juga tata cara pameran. Aspek - MUSEUM ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA 11 aspek tersebut kemudian dianalisa hingga dirumuskan menjadi sebuah konsep perencanaan dan perancangan, dan kemudian diwujudkan dalam rancangan ke dalam sebuah M useum Arsitektur. Perencanaan dan perancangan M useum Arsitektur ini hanya terbatas pada disiplin ilmu arsitektur.

1.5. METODE

M etode pengamatan dan pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah:

1. Pengumpulan Data a. Metode Primer

M etode ini dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan dengan cara:  Observasi M elakukan pengamatan dan peninjauan secara langsung sebuah pameran arsitektur ataupun instalasi arsitektur. Selebihnya mengamati sebuah museum yang menjadi studi kasusnya.  Wawancara Berkaitan dengan memperoleh data-data untuk mengetahui segala aktivitas dan sarana-sarana yang diperlukan dalam sebuah museum arsitektur.

b. Metode S ekunder

M etode ini dilakukan untuk memperoleh teori dan informasi pendukung yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir dengan cara studi pustaka, yaitu dengan mempelajari referensi yang berkaitan dengan masalah dan subyek yang akan dibahas. Referensi dapat diperoleh melalui berbagai media, baik media cetak, buku maupun media elektronik.

2. Analisis

MUSEUM ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA 12 Dengan mengacu pada sebuah karya arsitektur yang ada hingga saat ini dipilih untuk dianalisis untuk mendapatkan bagian-bagian dari perkembangan arsitektur baik dunia maupun di Indonesia. Selanjutnya dengan menerapkan konsep arsitektur arsitektur pada disain museum arsitektur akan memberikan wadah yang tepat bagi untuk memamerkan semua karya arsitektur yang ada dengan memperhatikan tata ruang dalam dan luar serta memberikan keleluasaan pada ruang dalam segala fasilitas yang diberikan untuk masyarakat lebih mengenal arsitektur tersebut.

3. Kesimpulan

M erupakan bagian akhir yang menyimpulkan disain yang akan dipakai sebagai perancangan museum arsitektur di Yogyakarta tersebut. MUSEUM ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA 13

1.6. KERANGKA BERPIKIR