dimaksudkan agar dalam proses pengamplasan tidak timbul panas pada permukaan yang diamplas yang bisa menimbulkan perubahan struktur
mikro. 3.
Polishing dilakukan setelah mendapatkan permukaan yang halus, polishing menggunakan autosol secukupnya. Usahakan jangan terkena
tangan karena akan mengotori permukaan yang sudah di-polish. 4.
Proses pengetsaan spesimen dilakukan setelah dilakukan proses polishing.
a Bahan etsa yang dipakai yaitu nital dan alkohol.
b Pembuatan bahan etsa yaitu nital
- Menyiapkan larutan HNO
3
65 dari prosentase keseluruhan nital yang akan digunakan.
- Menyiapkan alkohol sebagai campuran larutan HNO
3
65 sebanyak 97.
- Campurkan larutan tersebut dan digunakan untuk etsa.
c Proses pengetsaan spesimen
- Membersihkan spesimen dengan tisu setelah spesimen dipoles
celupkan kedalam larutan nital selama 10 detik. -
Mencucuci spesimen dengan aquades. -
Memersihkan spesimen dengan mengusap spesimen dengan kapas yang telah dibahasi dengan alkohol.
- Mengeringkan spesimen.
- Meliihat struktur mikro spesimen pada mikroskop metalografi.
5. Foto mikro dilakukan setelah proses etsa dengan 50 kali perbesaran
Pengujian struktur mikro ini bertujuan untuk melihat struktur mikro ketebalan lapisan oksida aluminium setelah proses anodizing maupun proses
dyeing. Fungsi dari mounting adalah untuk memudahkan melakukan pengamatan foto struktur mikro pada saat pengujian berlangsung. Selanjutnya spesimen diamati
menggunakan mikroskop maka akan terlihat struktur mikro ketebalan lapisan
oksida yang ada pada daerah permukaan aluminium bagian samping setelah proses anodizing tersebut.
2. Pengujian Struktur Makro Pengujian struktur makro ini bertujuan untuk melihat struktur makro
permukaan aluminium setelah proses anodizing maupun proses dyeing. pada pengujian ini murni hasil dari proses anodizing tanpa dimounting dan dipreparasi
pada bagian permukaan aluminiumnya. Selanjutnya spesimen diamati menggunakan mikroskop maka akan terlihat struktur makro yang ada pada daerah
permukaan aluminium setelah proses anodizing tersebut.
3. Pengujian Kekerasan Mikro Vickers
Pengujian kekerasan mikro vickers ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kekerasan permukaan aluminium setelah proses anodizing maupun proses
dyeing. Prosedur dan pembacaan hasil pada pengujian kekerasan mikro vickers adalah sebagai berikut:
Piramida intan yang memiliki sudut bidang berhadapan 136 , ditekankan
kepermukaan bagian yang akan diukur dengan pembebanan sebesar 200 gf, kemudian diambil panjang diagonal-diagonalnya dan dari perbandingan antara
beban dengan luas tapak penekan. Maka akan didapat hasil kekerasan mikro vickers pada bagian permukaan aluminium setelah proses anodizing maupun proses dyeing
tersebut. Pengujian mikro vickers serta Bentuk indentor dapat ditunjukan pada gambar 3.40
Gambar 3.40 Pengujian Mikro Vickers serta Bentuk Indentor
Priyanto 2012 Untuk menghitung nilai Vickers hardness number seperti ditunjukan pada
persamaan 3.1
VHN
=
1,8 x P d
2
................................................ 3.1 Dimana :
VHN : Vickers Hardness Number kgmm
2
P : beban yang dipergunakan kgf D
2
: panjang diagonal rata- rata μm, dengan d
rata-rata
51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengujian, maka diperoleh data-data pengujian. Kemudian data-data tersebut dijabarkan dalam beberapa sub-sub pembahasan dari
masing-masing setiap jenis pengujian.
Gambar 4.1 Spesimen aluminium setelah proses anodizing dan dyeing. a arus 1
Ampere, b arus 2 Ampere dan c arus 3 Ampere
4.1. Hasil Pengujian Visual
Setelah proses anodizing dan dyeing dilakukan pengujian kecerahan warna RGB menggunakan adobe photoshop CS6 seperti ditunjukkan gambar 4.2,
dimana akan didapat data perbandingan antara hasil visual pada kuat arus 1 Ampere, 2 Ampere, dan 3 Ampere, setelah proses anodizing dan dyeing. Pada
pengujian ini adalah foto dari tangkapan kamera 13 MP Mega Pixel smartphone Oppo f1 selfie . Berikut merupakan uraian dari hasil pengujian yang sudah
dilakukan. Raw Material
Dyeing dan Sealing
Setelah Anodizing
a b
c
a b
c
Gambar 4.2 Spesimen aluminium setelah proses anodizing dan dyeing setelah
dilakukan pengujian visual dengan adobe photoshop, a arus 1 Ampere, b arus 2 Ampere dan c arus 3 Ampere. TU Titik Uji
Gambar 4.2 Diatas menunjukkan gambar hasil uji visual menggunakan adobe photoshop CS6, dan berikut adalah tabel hasil pengujian kecerahan warna RGB.
Tabel 4.1 Hasil uji kecerahan warna RGB pada variasi kuat arus 1 Ampere, 2
Ampere, dan 3 Ampere setelah proses anodizing dan dyeing
No Variasi
Arus A
Warna Titik
uji 1 Titik
uji 2 Titik
uji 3 Rata-rata kecerahan warna
RGB
1 1
Red 165
158 144
155,66 66,88
2 Green
21 19
20 20
3 Blue
31 24
20 25
4 2
Red 175
161 151
162,33 70,77
5 Green
28 20
16 21,33
6 Blue
38 26
22 28,66
7 3
Red 177
177 162
172 75,77
8 Green
26 28
22 25,33
9 Blue
33 32
25 30
Dari hasil tabel 4.1 hasil pengujian kecerahan warna diatas maka dapat disimpulkan menggunakan gambar 4.3 Grafik hubungan antara kuat arus listrik dengan nilai
kecerahan warna RGB berikut :
TU 1 TU 2
TU 3