Pengujian Scanning Electron Microscope SEM

51 Dalam penelitian ini hanya satu spesimen yang digunakan untuk uji sem yaitu spesimen dengan nilai kekerasan tertinggi namun sebelum dilakukan pengujian ada beberapa proses preparasi terlebih dahulu. Adapun perparasi spesimen dan langkah pengujian yang dilakukan menggunakan SEM yaitu : 1. Spesimen yang sebelumnya berukuran 50 mm x 30 mm diperkecil menjadi ukuran 10 mm x 10 mm dengan memotong menggunakan gergaji secara hati- hati dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan struktur karena panas yang timbul akibat gesekan dengan gergaji saat proses pemotongan dan dirapikan sisa potongan yang masih menempel menggunakan amplas halus yaitu seri C 500. 2. Spesimen yang telah diperkecil lalu ditempel isolasi yang memiliki dua sisi perekat lalu spesimen ditempelkan pada dudukan sehingga tidak bergeser atau jatuh. 3. Spesimen memiliki lapisan oksida yang bersifat non konduktif yang dapat menyebabkan sinar elektron tidak dapat mendeteksi permukaan spesimen. Oleh sebab itu agar permukaan spesimen menjadi konduktif dilakukan proses pelapisan terlebih dahulu dengan alat ion sputtering coater selama 10 detik dengan rapat arus 10mA menggunakan material pelapis berupa emas yang dapat dilihat pada Gambar 3.41. Gambar 3.41 Proses Coating Spesimen 52 4. Spesimen yang telah dicoating lalu di uji sem pada ruang vakum dengan accelerating voltage mencapai 10000 Volt dan perbesaran hingga 15000x. setelah itu citra yang muncul di layar komputer di capture dan di simpan. 50

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil Anodizing

Hasil anodizing spesimen aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit yang dijaga antara 40-45 o C dan waktu pencelupan anodizing selama 5, 10 dan 15 menit dapat dilihat pada Gambar 4.1 Gambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit 40-45 o C dan variasi waktu pencelupan a 5 menit. b 10 menit. c 15 menit. Dari hasil anodizing yang ditampilkan pada gambar a dengan waktu pencelupan anodizing selama 5 menit, dapat terlihat permukaan lapisan oksida yang terbentuk lebih halus dan rata dibandingkan dengan spesimen lainnya dengan variasi pencelupan selama 10 dan 15 menit selain itu terlihat pula suatu titik-titik berukuran kecil yang terbentuk pada permukaan lapisan oksida. Lalu pada gambar b dengan waktu pencelupan anodizing selama 10 menit, dapat terlihat sudah terbentuknya lapisan oksida dengan tekstur kasar dan terlihat homogen tersebar pada permukaan lapisan oksida, apabila lapisan tersebut terkena cahaya akan memberi kesan mengkilap. Lalu pada gambar c dengan waktu pencelupan anodizing selama 15 menit, dapat terlihat terbentuknya permukaan a b c 51 dengan tekstur kasar namun permukaan tersebut lebih halus jika dibandingkan permukaan lapisan oksida dengan waktu pencelupan selama 10 menit. Setelah dilakukan proses anodizing terhadap aluminium 1XXX didapatkan beberapa hasil anodizing yang sesuai, yaitu terbentuknya lapisan oksida dengan tekstur kasar, namun adapula hasil anodizing yang tidak sesuai, hal tersebut disebabkan oleh salah satu parameter yang digunakan dalam proses anodizing yaitu suhu cairan elektrolit. dalam penelitian ini suhu elektrolit dijaga antara 40- 45 o C. Suhu elektrolit yang kurang dari 40 o C atau lebih dari 45 o C akan menyebabkan perbedaan bentuk permukaan lapisan oksida. yang dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 a Hasil anodizing selama 15 menit dengan suhu kamar b Hasil anodizing selama 15 menit dengan suhu elektrolit diatas 45 o C. Dari hasil anodizing diatas, pada gambar a dapat diketahui bahwa apabila suhu elektrolit berada pada suhu kurang dari 40 o C atau pada suhu kamar akan menyebabkan tidak terbentuknya lapisan oksida dengan tekstur kasar. Hal tersebut disebabkan oleh turunnya densitas arus akibat suhu elektrolit yang rendah yang menyebabkan lapisan kasar menjadi sulit terbentuk. Lalu pada gambar b dapat diketahui bahwa suhu elektrolit yang lebih dari 45 o C akan menyebabkan burning Hangus pada lapisan dengan tekstur kasar yang telah terbentuk. Hal a b