Analisis keuntungan dan dampak kebijaksanaan pemerintah terhadap usahatani serat karung dengan pendekatan policy analysis matrix (PAM) (studi kasus pada usahatani program IPR)

Terima k a s i h a t a s linangan a i r m a t a ,
t e t e s k e r i n g a t dan
getaran b i b i r
penuh doa, d a r i "orang tuaku", k a k a k k ~ ~
Nurul, I n d r i dan adik Ratna.
Kupersembahkan karya i n i untukmu
dm
.......... untuk kau yang 'kan h a d i r

AWALlSlS KECIHTUNGAM DAN DAMfAK KC~SXKSS~KAWH
PEMEWiNTAH
DENGAN PEWIDEKkTAN POLICY ANALYSIS M A T R I X ( P A M )
( Studi IKasus pada Usahatani Program IPX )

Oleh
IMAM HARTONO

A 24.0284

JURUSAN ILMU


- ILMU

SBSIAL EKOFIOM1 PERTANBAN

FAKULTAS PERTANIAN
IFBSTITUT PERTAPllARl BOGOR
8992

IMAM HARTONO.

Analisis Keuntungan dan Dampak Kebijaksa-

naan Pemerintah terhadap Usahatani Serat Karung dengan
Pendekatan Policy Analysis Matrix (PAM).
pada Usahatani Proram IPR.

Studi Kasus

Dibawah bimbingan RUDOLF S.


SINAGA.
Produksi serat dalam negeri hanya dapat memenuhi 32
persen kebutuhan serat nasional, sedangkan selebihnya
masih harus diimpor.

Pemerintah bertekad memenuhi kebu-

tuhan bahan baku serat dalam negeri, melalui Program Iekara (Intensifikasi Serat Karung Rakyat).
bangannya,

Dalam perkem-

Program Iskara ternyata menghadapi beberapa

kendala, yang terlihat dari rendahnya tingkat produktivitas tanaman serat serta adanya gejala penciutan lahan
sekitar 15 - 20 persen per tahun.
Adanya kendala tersebut. PTP. XVII yang merupakan
satu-satunya BUMN yang mengelola tanaman serat

mencoba


untuk mengembangkan suatu sistem pengusahaan serat. karung
melalui progam Iskara Pola Rintisan (IPR) yang dilakukan
mulai musim tanam 1990/1991.

IPR merupakan usahatani se-

rat dengan skala usaha besar, yang sepenuhnya dikelola
oleh PTP. XVII.
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

kelayakan

usaha


menghasilkan serat karung dalam negeri melalui program
IPR, baik secara finansial maupun ekonomi.

Selain itu,

juga untuk menganalisis dampak kebijaksanaan pemerintah,
yang berupa kebijaksanaan harga dan kebijaksanaan perdagangan input dan output pada usahatani IPR.
Data diolah dengan menggunakan alat analisis Policv
,-

yang terdiri atas anlisis finansial

dan

ekonomi .
Usahatani serat IPR secara finansial dan ekonomi
tidak layak diusahakan.

Usahatani serat IPR tidak mem-


punyai keunggulan komparatif dibandingkan dengan impor.
Hal ini ditunjukkan oleh Domestic Resource Cost Ratio
(DRCR) lebih besar dari satu.
Penelitian dilakukan di Daerah Tanaman Surakarta dan
Jombang.

Pada masing-masing daerah tanaman tanaman serat

(produsen serat) diusahakan di lahan kelas I dan 11.

De-

ngan demikian sampel yang diambil ada empat tipe yaitu
usahatani serat pada lahan kelas I dan kelas I1 di DT.
Surakarta, serta kelas I dan kelas I1 di DT. Jombang.
Kebijaksanaan

pemerintah


mengakibapkan

produsen

serat memberikan pendapatan potensial kepada sektor non
pertanian.
tah

Kebijaksanaan output yang dilakukan pemerin-

adalah restriksi ekspor, yang bersifat melindungi

konsumen serat dalam negeri.
Kebijaksanaan pemerintah pad* input tradable berupa
hambatan ekspor input (proteksi terhadap konsumen serat).

Artinya produsen serat membayar input tradable dengan
harga yang lebih rendah daripada harga impor (NPCI < 1).
Kebijaksanaan pemerintah pada output dan input tradable secara keseluruhan tidak mendukung produsen serat
IPR (nilai EPC < I).


Sedangkan pada input non tradable,

pemerintah secara umum melakukan kebijaksanaan pajak.
Secara keseluruhan kebijaksanaan pemerintah tidak
memberikan proteksi kepada usaha menghasilkan serat karung dengan Program IPR.

Hal ini terlihat dari kerugian

privat yang lebih besar dari kerugian sosial (nilai rasio
keuntungan lebih besar dari satu).
Hasil analisa parsial menunjukkan bahwa pengusahaan
serat pada pogram IPR mampu menciptakan peningkatan kesempatan kerja sebesar 61,67 persen dibanding pengusahaan
padi.

Berdasar pada hasil analisis, maka pengusahaan se-

rat dengan Program IPR sebaiknya ditinjau kembali, artinya upaya pengembangannya dihadapkan pada dua alternatif,
yaitu tidak dilanjutkan atau dapat dilanjutkkan dengan
beberapa perbaikan.


Apabila produksi serat bisa di ting-

katkan sampai pada

kapasitas potensial tanaman

serat

(3.000 kg per hektar), maka usahatani IPR layak untuk

diusahakan.

A N A L I S I S KEUNTUNGAN DAN DAMPAK KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH
TERHADAP USAHATANI SERAT KARUNG
DENGAN PENDEKATAN POLICY ANALYSIS MATRIX (PAM)
( S t u d i K a s u s pada U s a h a t a n i P r o g r a m I P R )

IMAM HARTONO
A 24.0284


LAPORAN PliAKTEK LAPANGAN
Sebagai Salah Satu Syarat U n t u k M e m p e r o l e h G e l a r

SARJANA PERTANIAN

pada

JURUSAN ILMU-ILMU

S O S I A L EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN
I N S T I T U T PERTANIAN BOGOR
1992

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan


ini menyatakan bahwa hasil

diteliti oleh

penelitian

yang

:

Nama Mahasiswa

:

IMAM HARTONO

Nomor Pokok

:


A 24.0284

Judul

:

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN DAMPAK KEBIJAKSANAAN P W R I N T A H TERHADAP USAHATANI
SERAT KARUNG DENGAN PENDEUTAN POLICY
ANALYSIS MATRIX (PAM) (Studi Kasus pada
Usahatani Program IPR)

dapat diterima sebagai syarat kelulusan Sarjana Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Menyetujui
Dosen Pembimbing

\\&F

TANGGAL LULUS

:

Ketua Jxusan

a1

D $ember '991

PERNYATAAN
DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA LAPORAN
IN1

BENAR-BENAR

DIAJUKAN

HASIL KARYA SENDIRI

DAN

SEBAGAI KARYA ILMIAH DI PERGURUAN

PENELITIAN

BELUM
TINGGI

PERNAH
ATAU

LEMBAGA LAINNYA
Bogor, Deeember 1991

RIWAYAT HIDUF'
Penulis dilahirkan di Klaten, tanggal 24 Maret 1968,
merupakan anak ketiga dari 4 saudara, putera dari Bapak
Gitosabroto dan Ibu Kus Indiyah.
Setamat dari SMA Negeri 4 Surakarta pada tahun 1987,
penulis meneruskan ke Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur PMDK.

Setelah melalui Tingkat Persiapan,

pada tahun 1988 penulis masuk pada Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian dengan bidang keahlian Agribisnis.
Penulis menjadi asisten luar biasa pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi untuk tahun ajaran 1990/1991
dan 1991/1992.

KATA PENGANTAR

Maha Suci Engkau Illahi Robi, dengan segala puji-Mu.
Atas rahmad dan hidayah-Mu, karya ini bisa terselauaikan.
Peningkatan produksi liomuditas subsitusi iaipor mempunyai kitralite~-istikk!-n~susdalaln kaitannnya dengan penghematan sumberdaya domestik.

Jilra penitlgiratar, produksi

komoditas ekspor Lerati rnenambah devisa negara, maka peninglratan produksi komoditas subsitusi impcr inerupakan
penghematan devisa.
pada

laporan

Permasalahan tersebut akan dikaji

penelitian

ini, dengan

komoditas

serat

karung sebagai obyek analisis.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :

1.

Prof. Dr. Ir. Rudolf. S. Sinaga, yang dengan sabar
dan ikhlas telah memberikan birnbingan mulai dari penulisan RKPL sampai selesainya laporan ini.

2.

Prof. Dr. Ir. Kuntjoro dan Dr. Ir. Bunasor Sanim,MSc.
atas saran dan kritiknya untuk perbaikan laporan ini.

3.

Ir. !hi Haryono, MS, atas bantuannya pada saat pembuatan RKPL, pengolahan data sampai pembuatan laporan penelitian.

4.

Ir. Martono dan Bagianto Djojonegoro SH.

selaku

Administratur Pabrik Karung Delanggu dan Kepala Bagian Umum Pabrik Karung Rosella Surabaya, atas ijin dan

Terima k a s i h a t a s linangan a i r m a t a ,
t e t e s k e r i n g a t dan
getaran b i b i r
penuh doa, d a r i "orang tuaku", k a k a k k ~ ~
Nurul, I n d r i dan adik Ratna.
Kupersembahkan karya i n i untukmu
dm
.......... untuk kau yang 'kan h a d i r

AWALlSlS KECIHTUNGAM DAN DAMfAK KC~SXKSS~KAWH
PEMEWiNTAH
DENGAN PEWIDEKkTAN POLICY ANALYSIS M A T R I X ( P A M )
( Studi IKasus pada Usahatani Program IPX )

Oleh
IMAM HARTONO

A 24.0284

JURUSAN ILMU

- ILMU

SBSIAL EKOFIOM1 PERTANBAN

FAKULTAS PERTANIAN
IFBSTITUT PERTAPllARl BOGOR
8992

IMAM HARTONO.

Analisis Keuntungan dan Dampak Kebijaksa-

naan Pemerintah terhadap Usahatani Serat Karung dengan
Pendekatan Policy Analysis Matrix (PAM).
pada Usahatani Proram IPR.

Studi Kasus

Dibawah bimbingan RUDOLF S.

SINAGA.
Produksi serat dalam negeri hanya dapat memenuhi 32
persen kebutuhan serat nasional, sedangkan selebihnya
masih harus diimpor.

Pemerintah bertekad memenuhi kebu-

tuhan bahan baku serat dalam negeri, melalui Program Iekara (Intensifikasi Serat Karung Rakyat).
bangannya,

Dalam perkem-

Program Iskara ternyata menghadapi beberapa

kendala, yang terlihat dari rendahnya tingkat produktivitas tanaman serat serta adanya gejala penciutan lahan
sekitar 15 - 20 persen per tahun.
Adanya kendala tersebut. PTP. XVII yang merupakan
satu-satunya BUMN yang mengelola tanaman serat

mencoba

untuk mengembangkan suatu sistem pengusahaan serat. karung
melalui progam Iskara Pola Rintisan (IPR) yang dilakukan
mulai musim tanam 1990/1991.

IPR merupakan usahatani se-

rat dengan skala usaha besar, yang sepenuhnya dikelola
oleh PTP. XVII.
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

kelayakan

usaha

menghasilkan serat karung dalam negeri melalui program
IPR, baik secara finansial maupun ekonomi.

Selain itu,

juga untuk menganalisis dampak kebijaksanaan pemerintah,
yang berupa kebijaksanaan harga dan kebijaksanaan perdagangan input dan output pada usahatani IPR.
Data diolah dengan menggunakan alat analisis Policv
,-

yang terdiri atas anlisis finansial

dan

ekonomi .
Usahatani serat IPR secara finansial dan ekonomi
tidak layak diusahakan.

Usahatani serat IPR tidak mem-

punyai keunggulan komparatif dibandingkan dengan impor.
Hal ini ditunjukkan oleh Domestic Resource Cost Ratio
(DRCR) lebih besar dari satu.
Penelitian dilakukan di Daerah Tanaman Surakarta dan
Jombang.

Pada masing-masing daerah tanaman tanaman serat

(produsen serat) diusahakan di lahan kelas I dan 11.

De-

ngan demikian sampel yang diambil ada empat tipe yaitu
usahatani serat pada lahan kelas I dan kelas I1 di DT.
Surakarta, serta kelas I dan kelas I1 di DT. Jombang.
Kebijaksanaan

pemerintah

mengakibapkan

produsen

serat memberikan pendapatan potensial kepada sektor non
pertanian.
tah

Kebijaksanaan output yang dilakukan pemerin-

adalah restriksi ekspor, yang bersifat melindungi

konsumen serat dalam negeri.
Kebijaksanaan pemerintah pad* input tradable berupa
hambatan ekspor input (proteksi terhadap konsumen serat).

Artinya produsen serat membayar input tradable dengan
harga yang lebih rendah daripada harga impor (NPCI < 1).
Kebijaksanaan pemerintah pada output dan input tradable secara keseluruhan tidak mendukung produsen serat
IPR (nilai EPC < I).

Sedangkan pada input non tradable,

pemerintah secara umum melakukan kebijaksanaan pajak.
Secara keseluruhan kebijaksanaan pemerintah tidak
memberikan proteksi kepada usaha menghasilkan serat karung dengan Program IPR.

Hal ini terlihat dari kerugian

privat yang lebih besar dari kerugian sosial (nilai rasio
keuntungan lebih besar dari satu).
Hasil analisa parsial menunjukkan bahwa pengusahaan
serat pada pogram IPR mampu menciptakan peningkatan kesempatan kerja sebesar 61,67 persen dibanding pengusahaan
padi.

Berdasar pada hasil analisis, maka pengusahaan se-

rat dengan Program IPR sebaiknya ditinjau kembali, artinya upaya pengembangannya dihadapkan pada dua alternatif,
yaitu tidak dilanjutkan atau dapat dilanjutkkan dengan
beberapa perbaikan.

Apabila produksi serat bisa di ting-

katkan sampai pada

kapasitas potensial tanaman

serat

(3.000 kg per hektar), maka usahatani IPR layak untuk

diusahakan.

A N A L I S I S KEUNTUNGAN DAN DAMPAK KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH
TERHADAP USAHATANI SERAT KARUNG
DENGAN PENDEKATAN POLICY ANALYSIS MATRIX (PAM)
( S t u d i K a s u s pada U s a h a t a n i P r o g r a m I P R )

IMAM HARTONO
A 24.0284

LAPORAN PliAKTEK LAPANGAN
Sebagai Salah Satu Syarat U n t u k M e m p e r o l e h G e l a r

SARJANA PERTANIAN

pada

JURUSAN ILMU-ILMU

S O S I A L EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN
I N S T I T U T PERTANIAN BOGOR
1992

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan

ini menyatakan bahwa hasil

diteliti oleh

penelitian

yang

:

Nama Mahasiswa

:

IMAM HARTONO

Nomor Pokok

:

A 24.0284

Judul

:

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN DAMPAK KEBIJAKSANAAN P W R I N T A H TERHADAP USAHATANI
SERAT KARUNG DENGAN PENDEUTAN POLICY
ANALYSIS MATRIX (PAM) (Studi Kasus pada
Usahatani Program IPR)

dapat diterima sebagai syarat kelulusan Sarjana Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Menyetujui
Dosen Pembimbing

\\&F

TANGGAL LULUS

:

Ketua Jxusan

a1

D $ember '991

PERNYATAAN
DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA LAPORAN
IN1

BENAR-BENAR

DIAJUKAN

HASIL KARYA SENDIRI

DAN

SEBAGAI KARYA ILMIAH DI PERGURUAN

PENELITIAN

BELUM
TINGGI

PERNAH
ATAU

LEMBAGA LAINNYA
Bogor, Deeember 1991

RIWAYAT HIDUF'
Penulis dilahirkan di Klaten, tanggal 24 Maret 1968,
merupakan anak ketiga dari 4 saudara, putera dari Bapak
Gitosabroto dan Ibu Kus Indiyah.
Setamat dari SMA Negeri 4 Surakarta pada tahun 1987,
penulis meneruskan ke Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur PMDK.

Setelah melalui Tingkat Persiapan,

pada tahun 1988 penulis masuk pada Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian dengan bidang keahlian Agribisnis.
Penulis menjadi asisten luar biasa pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi untuk tahun ajaran 1990/1991
dan 1991/1992.

KATA PENGANTAR

Maha Suci Engkau Illahi Robi, dengan segala puji-Mu.
Atas rahmad dan hidayah-Mu, karya ini bisa terselauaikan.
Peningkatan produksi liomuditas subsitusi iaipor mempunyai kitralite~-istikk!-n~susdalaln kaitannnya dengan penghematan sumberdaya domestik.

Jilra penitlgiratar, produksi

komoditas ekspor Lerati rnenambah devisa negara, maka peninglratan produksi komoditas subsitusi impcr inerupakan
penghematan devisa.
pada

laporan

Permasalahan tersebut akan dikaji

penelitian

ini, dengan

komoditas

serat

karung sebagai obyek analisis.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :

1.

Prof. Dr. Ir. Rudolf. S. Sinaga, yang dengan sabar
dan ikhlas telah memberikan birnbingan mulai dari penulisan RKPL sampai selesainya laporan ini.

2.

Prof. Dr. Ir. Kuntjoro dan Dr. Ir. Bunasor Sanim,MSc.
atas saran dan kritiknya untuk perbaikan laporan ini.

3.

Ir. !hi Haryono, MS, atas bantuannya pada saat pembuatan RKPL, pengolahan data sampai pembuatan laporan penelitian.

4.

Ir. Martono dan Bagianto Djojonegoro SH.

selaku

Administratur Pabrik Karung Delanggu dan Kepala Bagian Umum Pabrik Karung Rosella Surabaya, atas ijin dan