Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Metode Focus Group Discussion (FGD) Terhadap Minat Remaja Mengkonsumsi Makanan Tinggi Serat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Serat makanan merupakan salah satu gizi yang belakangan ini dianggap

penting. Makanan yang mengandung serat sering terabaikan dibandingkan makanan
yang mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Banyak alasan yang menganggap
serat termasuk bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna dan sumbangan gizinya
tidak diperhitungkan. Sebenarnya serat memiliki fungsi penting yang tidak dapat
ditemukan zat lainnya (Rusilanti, 2007:2).
Serat makanan banyak terkandung dalam tanaman sayuran, buah , padipadian dan produk sereal. Serat dalam jumlah cukup akan menurunkan penyerapan
kabohidrat serta menurunkan kadar lipid (zat lemak). Sehingga dapat menekan kadar
gula darah dan kolesterol dalam darah (Bulan, 2009:4). Sedangkan dampak dari
kurangnya mengkonsumsi serat dapat menimbulkan penyakit jantung, haemmorhoid
(ambein), diabetes mellitus bahkan kanker. Menurut laporan WHO tahun 2003
diperkirakan pada tahun 2020 penderita kanker meningkat 50%. Salah satu kanker
yang menonjol peningkatannya adalah kanker usus.
Departemen kesehatan Indonesia melalui penelitiannya menemukan bahwa
konsumsi serat masyarakat Indonesia pada tahun 2001 ternyata jauh lebih rendah dari

masyarakat Eropa dan Amerika. Masyarakat Eropa mengkonsumsi serat 15
gram/hari sedangkan masyarakat Indonesia mengkonsumsi serat 10,5 gram.
Demikian pula hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2013 bahwa
konsumsi sayur dan buah dikatakan cukup apabila mengkonsumsinya minimal 5
porsi perhari dalam satu minggu. Namun, 30 provinsi di Indonesia termasuk daerah

1

2

provinsi Jawa timur mengalami peningkatan data untuk kurangnya mengkonsumsi
makanan tinggi serat seperti sayur dan buah, pada perubahan data yang paling
menonjol di daerah Gorontalo dari data tahun 2007 sebesar 83,5% menjadi 92,5%.
Rata-rata penduduk dengan umur lebih dari 10 tahun kurang makan sayur dan buah.
Dapat disimpulkan bahwa penduduk dengan usia rata-rata lebih dari 10 tahun masih
belum mencukupi kebutuhan seratnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala pengurus dan pengasuh panti
asuhan putri Aisyiyah Dau-Malang, bahwa seluruh remaja putri masih kurang cukup
untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat. Berdasarkan hasil
wawancara kepada pengasuh panti, kurang lebih 15 remaja kurang kebutuhan

seratnya dikarenakan ada sejumlah remaja yang masih suka memilih-milih makanan.
Sedangkan hasil wawancara dengan remaja panti asuhan putri Aisyiyah Dau-Malang,
bahwa mereka mengatakan untuk kebutuhan serat mereka menganggapnya cukup
selama mereka mengkonsumsi sayur saja, walaupun mereka tidak mengetahui jumlah
anjuran serat yang dibutuhkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi mereka untuk
mengkonsumsi makan tinggi serat sangat beragam, seperti lingkungan sosial budaya,
ekonomi, dan informasi. Lingkungan sosial budaya mempengaruhi konsumsi serat
dikarenakan ada sejumlah remaja yang berasal dari daerah pesisir yang membuat
mereka jarang mengkonsumsi sayuran, biasanya konsumsi makanan mereka lebih
tinggi untuk makanan kaya protein. Sedangkan faktor informasi mempengaruhi
konsumsi serat, dikarenakan informasi merupakan suatu cara yang efektif untuk
menambah pengetahuan seseorang. Remaja panti asuhan putri ini kurang
mendapatkan informasi yang banyak untuk pengetahuan makanan tinggi serat.
Setelah mewawancarai remaja panti asuhan putri di dapatkan bahwa mereka
mendapatkan informasi tentang makanan tinggi serat hanya dari nasehat pengurus

3

panti yang menyarankan mereka mengkonsumsi sayur, informasi ada juga yang
didapatkan dari media elektronik dan media cetak. Namun mereka mengatakan

informasi yang didapatkan masih sedikit dikarenakan informasi untuk makanan
bergizi lebih banyak menyampaikan makanan yang tinggi protein, karbohidrat, dan
vitamin, sedangkan untuk makanan tinggi serat sedikit dan mereka hanya mengetahui
bahwa makanan tinggi serat dapat melancarkan proses pencernaan.
Makanan yang bergizi merupakan makanan yang di dalamnya terdapat unsur
kabohidrat, protein lemak dan zat mineral, sering disebut sebagai makanan empat
sehat lima sempurna (Irwansyah, 2007: 223). Berbanding terbalik dengan pola dan
perilaku masyarakat sekarang ini yang sering mengkonsumsi fast food atau junk food.
Kandungan pada makan fast food pada umumnya mengandung gula dan tinggi lemak
tetapi kandungan seratnya rendah (Wirakusumah, 2007). Berbagai faktor yang
mempengaruhi pola dan perilaku konsumsi sayur dan buah di masyarakat, yang dapat
digolongkan menjadi faktor eksternal dan internal. Pada penelitian Ida (2010)
menjelaskan faktor internal meliputi kebutuhan fisiologis tubuh, body image, konsep
diri, keyakinan individu, pemilihan dan arti makanan, perkembangan psikososial dan
kesehatan. Sedangkan untuk faktor eksternal meliputi jumlah anggita keluarga, peran
orang tua, teman sebaya, sosial budaya, nilai dan norma, mesia massa, fast food, food
fads, pengetahuan gizi, dan pengalaman individu.
Perubahan perilaku perlu dilakukan untuk merubah pola hidup yang lebih
sehat. Menurut Rogers (2003, dalam buku Nursalam 2009) dalam teori belajar
menjelaskan bahwa suatu proses perubahan perilaku manusia berkat adanya interaksi

antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya yang disebut
dengan belajar. Berdasarkan penjelasannya tersebut dapat disimpulkan bahwa

4

seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami proses perubahan
perilaku dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Undang-undang kesehatan nomor 23 (1992, dalam buku Ali, 2010)
mengatakan bahwa pendidikan kesehatan merupakan kegiatan yang melekat pada
setiap upaya kesehatan yang diselenggarakan untuk mengubah perilaku seseorang
atau kelompok masyarakat agar hidup sehat melalui komunikasi, informasi dan
edukasi. Tenaga kesehatan seperti perawat dituntut melakukan peran dan fungsinya
sebagaimana yang diharapkan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan
keperawatan (Kusnanto, 2004). Peran perawat dalam penelitian ini sebagai educator
dan consultant karena akan memberikan informasi kesehatan dan solusi untuk
meningkatkan perilaku makan sayur agar kebutuhan nutrisi dapat sesuai dengan
kebutuhan tubuh. (Mubarak & Cahyanti 2007).
Pemilihan metode pendidikan kesehatan bergantung pada faktor karakteristik
partisipan/sasaran, waktu dan tempat, serta tujuan yang spesifik yang akan dicapai
(Nursalam, 2009). Focus group discussion adalah suatu kegiatan yang memberikan

kesempatan peserta untuk mengungkapkan pandanganya tentang suatu masalah,
metode ini sangat efektif untuk melihat pengetahuan, sikap dan perbuatan
(WHO,2005: 97;Sumarto, 2009:147). Dalam metode ini memiliki kelebihan yaitu
dalam interaksi sosialnya. Ketika seseorang berinteraksi maka akan muncul gagasan
atau informasi baru. Dalam pelatihan Yayasan Pelita Ilmu (1993-1996, dalam buku
Taufiq, 2006) disimpulkan bahwa siswa remaja lebih senang berbicara diantara
sesama remaja. Menurut Taufiq (2006) hal ini disebabkan remaja lebih percaya katakata dari temannya dibandingkan informasi dari orang tua ataupun guru. Sedangkan
menurut Susan (2002, dalam penelitian Rahayu, 2013) sebagai pendidik mengatakan
untuk pembelajaran jangka pendek perawat dapat menggunakan metode diskusi

5

kelompok, permainan peran, dan permainan dengan memilih sesi diskusi kelompok
teman sebaya sebagai pendekatan yang efektif untuk mengatasi berbagai masalah
kesehatan. Hal ini disebabkan anak remaja dapat mengambil pelajaran jika saling
berbagi dengan temannya yang memiliki masalah yang sama atau dengan teman yang
yang berhasil mengatasi masalah yang sama.
Berdasarkan uraian diatas, menunjukan bahwa mayoritas usia diatas 10 tahun
termasuk usia remaja memiliki perilaku kurang mengkonsumsi makanan tinggi serat,
maka dinilai perlu meningkatkan pengetahuan untuk merubah perilaku remaja untuk

mengkonsumsi makanan tinggi serat. Perubahan perilaku dapat terjadi apabila minat
seseorang yang paling utama dirubah. Perubahan minat remaja tersebut dapat
dilakukan perawat dengan cara metode diskusi kelompok. Maka, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “pengaruh pemberian pendidikan
kesehatan dengan metode focus group discussion (FGD) terhadap minat remaja
mengkonsumsi makanan tinggi serat”.
1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah “apakah ada

pengaruh pemberian pendidikan kesehatan metode focus group discussion (FGD)
terhadap minat remaja mengkonsumsi makan tinggi serat”.
1.3

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan
kesehatan dengan metode terhadap minat remaja mengkonsumsi makan tinggi serat

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi minat remaja terhadap makanan tinggi serat sebelum
dilakukannya metode focus group discussion (FGD)

6

b. Mengidentifikasi minat remaja terhadap makanan tinggi serat seteah dilakukannya
metode focus group discussion (FGD)
c. Menganalisa perubahan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan
dengan metode focus group discussion (FGD) terhadap minat remaja mengkonsumsi
makanan tinggi serat.

1.4

Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk merubah minat remaja mengkonsumsi makanan
tinggi serat dengan pendidikan kesehatan metode focus group discussion (FGD)
sehingga kebutuhan serat remaja dapat sesuai dengan kebutuhan tubuh

2. Bagi institusi
Sebagai bahan masukan untuk penambahan ilmu pengetahuan tentang makanan
tinggi serat dan pendidikan kesehatan metode focus group discussion (FGD) serta
diharapkan hasil penelitian dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah
kurangnya minat remaja untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat.
3. Bagi masyarakat
Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk mengatasi masalah
kurangnya minat remaja untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat.
4. Bagi keperawatan
Dapat menjadikan pendidikan kesehatan metode focus groups discussion
(FGD) sebagai usaha yang dapat menarik minat remaja untuk mengkonsumsi
makanan tinggi serat.

7

1.5

Keaslian Penelitian

1. Brauchla, Mary. (2012). Pada journal of nutrition and metabolism dengan judul

Sources Of Diatery Fiber And The Association Of Fiber Intake With Childhood
Obesity Risk (In 12-18 Year Olds) And Diabetes Risk Adolencents 12-18 Year
Olds: NHANES 2003-2006. Penelitian ini menggunakan metode data review.
Hasil penelitian ini dengan melakukan diatery fiber dapat mencegah terjadinya
obesitas dan mengurangi metabolisme glukosa. Perbedaan dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah pengambilan data pada penelitian sebelumnya
dengan cara mereview data yang telah ada sedangkan untuk penelitian yang akan
dilakukan dengan cara memberikan simple random sampling.
2. Rizki, Nanda Aditya (2012). Pada jurnal kesehatan masyarakat yang berjudul
“Metode Focus Group Discussion dan Simulation Game Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi”. Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian non randomized pretest-postest with control group. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa metode SIG (Simulation Game) lebih efektif untuk
meningkatkan pengetahuan remaja untuk kesehatan reproduksi. Perbedaan
penelitian adalah pada penelitian sebelumnya metode dibandingakan dengan
simulasi game sedangkan penelitian yang akan dilakukan hanya meneliti metode
focus group diskusi,

rangcangan eksperimen penelitian sebelumnya


menggunakan non randomized pretest-postest with control group sedangkan penelitian
yang akan dilakukan dengan rancangan eksperimen randomized control group pretestposttest design dan bentuk penelitian sebelumnya menggunakan Quasi Experimental
sedangkan penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan design penelitian
True Experiment.

8

3.

Ishak, Sharifah (2013). Pada jurnal dengan judul “Assesing The Children Views
On Food And Consumption Of Selected Food Groups: Outcome From Focus
Group Approach”. Penelitian ini menggunakan metode focus group dengan media
audio-tape. Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang pilihan makanan
yang dikonsumsi anak-anak Malaysia terutama didaerah perkotaan berkaitan
dengan kelompok makanan yang terbukti memiliki hubungan dengan risiko
obesitas. Perbedaan penelitian adalah

usia responden dalam penelitan

sebelumnya 7-9 tahun sedangkan penelitian yang akan dilakukan usia >10 tahun

(usia remaja),

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN METODE
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) TERHADAP MINAT REMAJA
MENGKONSUMSI MAKANAN TINGGI SERAT

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadyah Malang

Oleh :
KIKI KUSDIAHSARI
201110420311057

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
i

ii

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: KIKI KUSDIAHSARI

NIM

: 201110420311057

Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi

: Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Metode Focus Group
Discussion (FGD) Terhadap Minat Remaja Mengkonsumsi Makanan
Tinggi Serat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 17 Januari 2015
Yang Membuat Pernyataan

Kiki Kusdiahsari
NIM. 201110420311057

iv

MOTTO

Tak akan ada kata

sukses untukmu jika
tanpa adanya usaha
dari dirimu & doa yang
menyertaimu

By Kiki Kusdiahsari

v

LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan rencana saya,
dan skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang tercinta dan menyayangi
saya.
Saya persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua saya yang sangat
saya cintai dan sayangi, Bapak Sadikan dan Ibu Kusmiatin. Terima kasih yang
sangat banyak untuk bapak dan ibu yang selalu mendoakan, memberikan
perhatian, dan selalu memberikan dukungan kepada kakak. Sehingga kakak
selalu memiliki semangat untuk cepat menyelesaikan kuliah dan skripsi.
Terima kasih Bapak dan Ibu. I love you :*

Untuk adik-adikku tersayang my little brother Donny Prasetyo Budi
(donny) dan my little sister Eshalliyana Zahirah (caca) yang selalu menjadi
penyemangat buatku. Kakak sangat berterima kasih karena dek donny dan
dede caca sudah selalu mengingatkan kakak untuk jaga kesehatan dan kalian
jugalah yang menjadi penyemangat kakak untuk tidak malas mengerjakan
tugas kuliah dan skripsi ini. Semoga kakak dapat menjadi contoh yang baik
buat kalian dan kalian bisa menjadi yang lebih baik dari kakak untuk
membahagiakan bapak dan ibu. Peluk dan sayang kakak buat kalian :*

Untuk my beloved Sigit Hari Kuswanto yang selalu memberikan
perhatian dan pengertian yang lebih selama ku kuliah ini dan kamu menjadi

vi

contoh untukku agar aku bisa bersikap lebih dewasa. Terima kasih telah
menemaniku selama ini. Semoga hubungan kita tak memiliki akhir. Jangan
lupa janji setelah ku lulus sarjana akan ku tagih ya, ok dicopy. Hahaha 

Untuk my best friends. Ratri Tyas Tika (bibi), Fera Firdausy (mak),
Ananda Aprilia P.S. (nan). Terima kasih buat kalian yang selalu memberikanku
dukungan, membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini, dan selalu
menemaniku untuk muter-muter cari buku diperpus, ngeprint, beli kue, foto
ijasah dan banyak lagi (terlalu banyak mungkin ya ampe lupa aku, hahaha)
sampai-sampai mengganggu tidur kalian (LOL). Semoga Allah SWT akan
membalas kebaikan kalian ini dan kalian cepat nyusul untuk sempro dan
semhas ya.. Jangan main get rich trus lo,, ingat skripsinya ok ok.. Fighting!

Untuk dosen pembimbing saya Pak Faqih dan Bu Tutu. Terima kasih
untuk selama proses skripsi selalu memberikan saran yang dapat
menyempurnakan skripsi saya. Untuk Bu ila dan Bu nurul selaku dosen
penguji saya. Terima kasih yang memberikan saran dan arahan untuk
perbaikan skripsi saya. Sehingga skripsi ini selesai tepat waktu. Terima kasih
juga untuk seluruh dosen FIKES yang telah memberikan ilmu-ilmu baru yang
sebelumnya saya tidak ketahui. Sehingga saya sekarang memiliki pengetahuan
yang lebih luas lagi tentang kesehatan. Semoga Allah SWT akan memberikan
balasan yang baik kepada bapak dan ibu. Amin

vii

Untuk teman-temanku. Dewi Purwani Wijaya (mba dew), mba Aisyah,
Ayu Haryati T (caca ayu), Firmaningsih Abd H (ningsoh), Terima kasih telah
membantuku dalam proses penelitian. Semoga kalian mendapatkan balasan
yn

A

W

n

n

p ny y ….. Semangat

Cantik 

Untuk adik-adik panti asuhan putri Aisyiyah, terima kasih ya telah
berpasrtisipasi dalam penelitian kakak. Semoga ilmu yang kakak-kakak dari
UMM kasih bermanfaat buat kalian dan kalian dapat sukses untuk sekolahnya
sehingga kalian bisa meraih impian-impian kalian. Amin

Yang terakhir, skripsi ini saya persembahkan untuk Teman-teman PSIK
B 2011, Kelompok 4 Semester 7 (kelompok skripsi bersama), Keluarga Besar
PSIK 2011, Kakak tingkat yang seperjuangan nungguin dosen dan semuanya
yang telah membantu (mohon maaf kalau ada yang ketinggalan ya).
Terima kasih 

I LOVE U ALL
Thank You So Much (Titik dua bintang)
viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan
Metode

Focus

Group

Discussion

(FGD)

Terhadap

Minat

Remaja

Mengkonsumsi Makanan Tinggi Serat”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan,
arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1.

Kedua Orang Tua Saya Bapak Sadikan dan Ibu Kusmiatin yang selalu mendoakan
dan memberikan dukungan moril dan materil bagi saya untuk menyelesaikanya
skripsi ini.

2.

Yoyok Bekti P., M.Kep, Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah.

3.

Nurul Aini, S.Kep. Ns. M. Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku Penguji I
yang telah memberikan saran untuk menyempurnakan skripsi ini.

4.

Faqih Ruhyanuddin, M.Kep., Sp. KMB., selaku Dosen Pembimbing I dan Tutu
April Ariani, S.Kp., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5.

Nur Lailatul Masruroh, S.Kep.Ns., MNS., selaku Penguji II yang telah memberikan
saran dan arahan untuk menyempurnakan skripsi ini.

6.

Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya.

ix

7.

Dra. Umi Mafrukhah, selaku Ketua Pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah DauMalang yang telah memberi izin penelitian dalam penelitian ini.

8.

Teman-teman PSIK B 2011 dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian
skripsi ini.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan

diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Malang, Januari 2015

Penulis

x

ABSTRACT

The Effect of Focus Group Discussion (FGD) As a Health
Education Method Towards The Interests of Adolescent
To Consume High Fiber Foods
Kiki Kusdiahsari1, Faqih Ruhyanuddin2,
Tutu April Ariani 3
Background: High-fiber foods are a foods that has a fairly high amount of fiber.
Among adolescents dominate for lack of fiber intake because their food consumption
was higher in the high-carbohydrate foods, fat and sugar (fast food / junk food).
Increased fiber intake is necessary to prevent worse effects. Therefore the role of the
nurse as educator is needed. Nurses can provide health education to improve public
health. Health education can be provided through group discussion or focus group
discussion (FGD). The purpose of this study was to determine the effect of health
education methods focus group discussion (FGD) to interest teens consume foods high
in fiber.
Methods: The study design in this research is true experiment with study design
randomized control group pretest-posttest design is done in seven respondents were
carried out for three times a week, while seven respondents used as a control group.
This research was conducted on 7-13 January 2015 at the orphanage daughter Aisyiyah
Dau-Malang. Subjects were aged adolescents who have less behavior of high-fiber
foods, respondents were taken by simple random sampling method. Data analysis was
performed using paired samples t-test.
Results: Based on the analysis of paired samples t-test with a probability value obtained
(Sig.) 0.007. So that the Sig.