BAHAN DARI KELOMPOK

1. Posisi indonesia dalam transaksi Google
Belajar dari Kasus Gooogle di Prancis
Jeremy Lempin /EPA
Selasa pagi (24/5/2016) Belajar dari Kasus Gooogle di Prancis dimana ratusan petugas
menggerebekdan menyegel kantor google karena utang pajak yang belum dibayar dengan
total mencapai 1,6 miliar Euro atau sekitar Rp18,3 triliun kepada pemerintah Prancis.
Penggerebekan tersebut adalah bagian dari investigasi khusus terhadap Google untuk
penipuan keuangan dan kejahatan pencucian uang yang terencana yang dituduhkan kepada
Google ."Investigasi ini bertujuan untuk memverifikasi apakah Google Ireland Ltd.
memiliki basis permanen di Prancis, dan jika dengan tidak mengumuman aktivitas
yang dilakukan di Prancis, Google telah melanggar kewajiban fiskalnya, termasuk
pajak perusahaan," kata salah seorang petinggi pajak Prancis dalam sebuah
pernyataan yang dilansir dalamReuters. ( mirip kasusnya seperti di IndonesiaSingapura)
Google, yang kini bagian dari Alphabet Inc, hanya membayar sedikit pajak di
banyak negara Eropa karena Google hanya melaporkan seluruh penjualannya di
Irlandia. Hal itu berkat adanya celah dalam hukum pajak internasional yang
diterapkan di sana. Jika terbukti bersalah, Google terancam membayar denda 10 juta Euro
(sekitar Rp152 miliar) atau separuh dari nilai uang yang dicuci dari praktik tersebut. Menteri
Keuangan Prancis, Christian Eckert, mengatakan Prancis meraup 3,3 miliar Euro dari praktik
pajak gelap dan penalti dari lima perusahaan multinasional pada 2015. Sayang, Eckert enggan
mengungkap nilai dan perusahaan-perusahaan tersebut.

Kasus penggelapan pajak Google sebenarnya sudah dikeluhkan pemerintah Prancis
sejak Juni 2015. Pada Januari, Google sepakat membayar 130 juta Pound kepada
Kementerian Keuangan Inggris. Pembayaran itu memicu kemarahan dari para aktivis pajak
karena pembayaran tersebut dinilai sama saja dengan otoritas pajak mengizinkan perusahaan
tersebut meneruskan tradisi penjualannya di Inggris melalui Irlandia. Terlebih lagi
pembayaran tersebut dinilai terlalu kecil untuk perusahaan yang keuntungannya sangat besar
di Inggris.
Ini bukan pertama kalinya bagi Google dan pemerintah Prancis bersitegang soal
pajak. Juni 2011, Google juga diawasi ketat karena tuduhan melakukan transfer transaksi
bisnis di Prancis ke Irlandia. Sang CEO, Sundar Pichai, sebenarnya bukan tak tahu menahu
soal kasus ini. Pichai bahkan pernah menyinggung soal perpajakan di Eropa. Pichai tetap
bersikukuh bahwa perusahaannya mematuhi ketentuan pajak di mana pun perusahaan itu
berada. Hanya saja, ia menyarankan pemerintah membuat aturan yang lebih sederhana.
Google mempekerjakan 700 staf di Prancis. Laporan keuangannya menunjukkan
perolehan pendapatan sebesar 216 juta Euro (sekitar Rp3 triliun) dan keuntungan sebesar 12,2
juta Euro (sekitar Rp185 miliar) untuk operasionalnya di Perancis selama 2014. Dari laporan
itu, Google mengklaim sudah membayar 5 juta Euro untuk pajaknya. Namun, laporan pajak
itu dibantah oleh para peneliti iklan yang menyebut pendapatan Google sebenarnya adalah
sekitar 1,7 miliar Euro (sekitar Rp25,8 triliun) untuk tahun itu.
Sementara, Alphabet, induk perusahaannya, melaporkan keuntungan mencapai

USD14,1 miliar atau sekitar Rp192 triliun pada 2014 dengan pendapatan mencapai USD66
miliar atau sekitar Rp900 triliun.

Perusahaan teknologi asal AS, seperti Facebook, Twitter, dan Google sudah
menempatkan kantor perwakilannya di Indonesia. Meski demikian, ketiganya ternyata belum
memiliki kantor tetap dan membayar pajak karena belum menjadi Badan Usaha Tetap dan
Mereka bayar pajak atas penghasilanya di Indonesia di luar (Singapura).
Untuk itu, pemerintah memaksa ketiga perusahaan tersebut mengurus pembentukan
Badan Usaha Tetap (BUT). desakan untuk menjadi BUT tersebut bertujuan untuk melindungi
konsumen di Indonesia dan alasan pajak. pajak di dunia digital berpotensi besar. Perhitungan
ini didasarkan pada perhitungan pemasangan iklan yang dilakukan, baik oleh individu
maupun perusahaan Indonesia, di dunia digital pada tahun 2015 yang mencapai 850 juta
dollar AS dimana 70 persen dikuasai oleh perusahaan digital dunia itu.
Melihat hal itu maka dapat dikatakan bahwa Indonesia hanya sebagai tempat kantor
perwakilan saja (diluar BUT) dan kantor yang didirikan diIndonesia tidak mengumumkan
aktivitasnya di Indonesia sehingga tidak ada transaksi yang tercatat di Indonesia walaupun
ada penghasilan yang diperoleh dari aktivitas di Indonesia yang semuanya dipindahkan ke
Singapura dan dikenakan pajak di Singapura.
Sumber : KOMPAS.com
2. Alasan Google memilih Singapura dari pada Indonesia dalam hal untuk mendirikan

kantor cabang
Tarif pajak Singapura tercatat paling rendah di ASEAN. Bahkan bila dibandingkan
dengan Indonesia, perbedaannya cukup signifikan. Lalu apa bahayanya tarif pajak yang
rendah ini bagi negara ASEAN lain, khususnya Indonesia. Di lingkungan ASEAN ini pajak
menjadi barang dagangan terutama setelah efektif diberlakukannya Masyarakat Ekonomi
ASEAN di akhir tahun 2015.Masing-masing negara di ASEAN saling utak-atik tarif pajaknya
untuk menarik investor masuk tentunya hingga menanamkan modal dinegaranya. Tercatat
untuk negara se ASEAN, Singapura adalah negara yang terendah tarif pajaknya dengan 17%.
Pajak yang rendah adalah suatu base safety atau dengan kata lain dampak pajak yang rendah,
transfer of agent (transaksi jasa) dan investasi bergerak ke Singapura.
Tarif pajak penghasilan di Singapura jauh lebih rendah dari Thailand yang sebesar
23%, Malaysia dan Indonesia sama-sama 25%. Sedangkan penetapan pajak tertinggi ada di
Fliphina dengan 30%. Maka dari itu Bagi investor, Singapura merupakan negara yang paling
nyaman di dunia untuk melakukan bisnis. Tak khayal banyak perusahaan multinasional dunia
mendirikan kantor pusatnya di Singapura.
Tidak hanya itu Berdasarkan, laporan Bank Dunia 2015, Singapura berada di
peringkat nomor satu di dunia untuk kategori negara paling mudah melakukan bisnis.
Sedangkan Indonesia berada di peringkat 114 dengan nilai 59,15 persen. Sementara menurut
ranking Indeks of Economic Freedom 2015 dari lembaga riset dunia yang berbasis di Amerika
Serikat, the Heritage Foundation, Indonesia kalah jauh dari Singapura berkaitan dengan

kebebasan berbisnis, perdagangan, fiskal, investasi, korupsi, dan tenaga kerja imigran.
Singapura berada di peringkat kedua di dunia, setelah Hong Kong, dan peringkat kedua dari
42 negara di kawasan Asia Pasifik yang memiliki kebebasan ekonomi dengan nilai rata-rata
89,4. Sementara Indonesia hanya berada di peringkat ke-105 dunia dan peringkat ke-22 dari
42 negara di kawasan Asia Pasifik, sebagai negara memiliki kebebasan ekonomi, dengan nilai
rata-rata 58,1. Untuk pajak, kata Prijo, perpajakan di Singapura lebih murah dan lebih
mudah. Sementara di Indonesia, pengusaha yang mengurus pajak mengalami kesulitan.
Bahkan, ada yang diperas. Dan sebab itulah yang membuat perusahaan-perusahaan besar
seperti Google, Yahoo, Twiter, dan Facebook lebih memilih Singapura karena suasana bisnis
yang lebih kondusif dan lebih menarik dari Indonesia.
Sumber : VIVA.co.id/Senin 7 September 2015
Detikfinance.com

5. Perusahaan google di Indonesia sudah berbadan hukum dalam negeri sejak

2011 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA), dan merupakan dependence
agent atau kantor perwakilan dari perusahaan Google di Singapura dengan nama
Google Asia Pacifik sehingga tidak tercatat sebagai BUT di Indonesia. Status kantor
perwakilan yang tidak kena pajak, bila hanya sebagai penghubung tanpa ada aktivitas
perdagangan. Dan sebagai kantor perwakilan seharusnya hanya sebagai agen sehingga

tidak ada kegiatan usaha dan tak ada pajak pendapatan perusahaan.
Perusahaan google di Indonesia selama ini hanya menjadi representative office
yang artinya hanya menjadi penghubung bagi perusahaan asalnya. Pada kenyataannya
mereka melakukan kegiatan bisnis di Indonesia padahal seharusnya mereka tidak
boleh bisnis. Atas keuntungan tersebut seluruhnya lari ke negara asal dan tidak di
laporkan di Indonesia. Google telah melanggar kewajiban fiskalnya di Indonesia
karena tidak mengumumkan aktivitas yang dilakukan di Indonesia. Pajak mereka di
Indonesia hanya sebatas pembayaran gaji karyawan (PPh 21).
Seperti yang kita ketahui sumber pendapatan perusahaan google adalah dari
iklan. 99% pendapatan perusahaan tersebut berasal dari iklan yang dinamakan google
Adwords. Mereka menawarkan jasa di dunia maya dan bukan di dunia nyata, dalam
bentuk iklan dengan mengambil pendapatan dari Indonesia maka pemerintah memang
sudah sepatutnya menarik (pajak) mereka ke Indonesia. Perusahaan google di
Indonesia ini menerima penghasilan atas iklan dari orang Indonesia yang posting di
google yang menjadi bisnis income mereka. Nilai iklan digital di Indonesia tahun
2015 diperkirakan Rp 16.7 Triliun. Adapaun aplikasi dalam jaringan internet atau
yang disebut over the top (OTT) mendapat porsi 50-60 persen dari jumlah tersebut.
Itu baru dari iklan, Belum termasuk pendapatan lain. Atas transaksi atau kegiatan
tersebut sudah sepantasnya perusahaan google di Indonesia ditetapkan sebagai BUT
kena pajak atas penerimaan dari penduduk Indonesia.

Perusahaan google di Indonesia telah menjalankan usahanya lebih dari 183
hari di Indonesia, melihat dari kondisi tersebut sudah sepantasnya Google di BUT-kan
karena mengacu pada definisi BUT pada pasal 2 ayat (5) Undang-Undang PPH
menyatakan Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh
orang pribadi yang tidak bertempat kedudukan di Indonesia, orang pribadi yang
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga hari) dalam

jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di
indonesia. Pemerintah menginginkan perusahaan multinasional yang berbasis
teknologi dan informasi seperti Google memiliki badan usaha di Indonesia dengan
tujuan agar ikut membayar pajak seperti perusahaan pada umumnya. Dengan
ditetapkannya sebagai BUT yang merupakan subjek pajak di Indonesia diharapkan
setiap transaksi mereka membayar PPH badan dan PPN atas pendapatan yang
diperoleh dari iklan yang jumlahnya besar sekali dan pajaknya tidak dibayarkan ke
pihak lain. Jadi akan ada kesetaraan antara pelaku asing dengan pelaku domestik.
Potensi penerimaan pajak yang harus mereka bayarkan adalah PPh badan dan PPN
seluruh nilai jasa.
Ketidak hadiran secara fisik perusahaan multinasional google di Era Digital
Economy menyebabkan praktik Profit Shifting akan lebih mudah dilakukan, dan

pemerintah akan semakin sulit untuk membendung praktik ini. Pelaku usaha semakin
mudah membuat skema tertentu untuk memaksimalkan keuntungannya. Salah satu
cara yang dilakukan adalah dengan membuat perencanaan pajak (tax planning) yang
melibatkan beberapa yurisdiksi. Tentu saja, negara tax haven dengan fasilitas-fasilitas
yang ditawarkannya (tax rate yang rendah) menjadi pilihan utama untuk dimasukkan
ke dalam skema tax planning tersebut. Skema yang dilakukan adalah dengan cara
memindahkan penghasilan (profit shifting) yang diperoleh di suatu negara dengan tax
rate yang tinggi, ke negara tax haven. Perpindahan penghasilan tersebut tentu saja
menyebabkan tergerusnya dasar pemajakan suatu negara (base erosion) dimana
pelaku usaha tersebut memperoleh penghasilan sebenarnya. Hal tersebut tentunya
sangat merugikan bagi negara yang menerapkan tarif pajak normal/tinggi dalam
sistem perpajakannya, karena pelaku usaha tersebut sudah memperoleh penghasilan
sekaligus menikmati barang publik dan segala fasilitas umum di negara tersebut,
namun penghasilan yang diterima justru dialihkan ke negara tax haven, sehingga
perusahaan hanya membayar pajak yang kecil atau bahkan tidak membayar pajak
sama sekali di negara tempat mereka memperoleh penghasilan.

6. Selama ini, Google hanya membayar pajak penghasilan Pasal 21 dan 23.

Pajak ini ditanggung oleh karyawan, bukan merupakan pajak perusahaan. Pajak

terbesar justru dibayarkan ke Singapura. Sementara di dalam negeri hanya

dapat fee saja.sedangkan tidak seharusnya pajak terbesar dibayarkan ke singapura
semuanya. Dari segi pemajakan pajaknya yang berperinsip keadilan (equality) baik
keadilan vertical atau horizontal yang memandang bahwa pemajakan memperhatikan
hak dan kewajiban pembayar pajak,pembayar pajak dengan kondisi yang sama
(keadilan horizontal) tidak hanya dibebankan kepada salah satu pihak, karena pajak
bersifat adil dan tidak merugikan salah satu pihak. Dikatakan pemungutan pajak itu
adil menurut pendekatan benefit principle adalah dalam suatu sistem perpajakan yang
adil, maka setiap yang membayar pajak harus sejalan dengan manfaat yang
dinikmatinya dari kegiatan pemerintah. Untuk memungkinkan pembebanan pajak
melalui pendekatan ini, perlu diketahui terlebih dahulu besarnya manfaat yang
dinikmati oleh yang bersangkutan dari kegiatan pemerintah yang memerlukan
pengeluaran yang dibiayai dari penerimaan pajak tersebut. Jika dikaittkan dengan tax
treaty , Tax treaty adalah perjanjian perpajakan antara dua negara yang dibuat dalam
rangka meminimalisir pemajakan berganda dan berbagai usaha penghindaran pajak.
Perjanjian ini digunakan oleh penduduk dua negara untuk menentukan aspek
perpajakan yang timbul dari suatu transaksi di antara mereka. Penentuan aspek
perpajakan tersebut dilakukan berdasarkan klausul-klausul yang terdapat dalam tax
treaty yang bersangkutan sesuai jenis transaksi yang sedang dihadapi. Tax treaty

muncul karena dua sebab yang mendasar yaitu, keinginan untuk menghindari
pemajakan berganda yang bisa berakibat buruk bagi dunia investasi, dan keinginan
untuk mencegah usaha-usaha penghindaran pajak yang dapat berpengaruh terhadap
penerimaan pajak suatu negara
Dalam kasus google dikatakan telah melakukan penghindaran pajak, hanya membayar
sedikit pajak di banyak negara . tidak semua yang dilaporkan hanya beberapa saja.
Tarif pajak Singapura tercatat paling rendah di ASEAN. Bahkan bila dibandingkan
dengan Indonesia, perbedaannya cukup signifikan oleh karena itu pihak google lebih
memilih Singapura dari pada Indonesia dalam hal untuk mendirikan kantor cabang.
Dalam Permanent Establishment suatu usaha tidak hanya dilakukan di negara sendiri.
Di negara lain pun suatu pihak melakukan usaha. Apabila google mendirikan kantor
cabang di singapura ternyata berhasil, adalah hal yang logis jika otoritas pajak di
singapura ingin mengenakan pajak atas penghasilan yang diterima.

9. Ketika membuka halaman mesin pencari Google atau apapun yang kemudian
mengarahkan Anda ke mesin pencari Google, anda sudah membuka kesempatan bagi
Google untuk meraup sejumlah uang. Halaman mesin pencari Google bukan sekedar
menampilkan hasil pencarian, melainkan memiliki unsur komersial. Apalagi elemen
dari unsur komersial tersebut berada pada halaman pertama maupun kedua dari kata
kunci pencarian. Google mengelompokkan setiap kata kunci yang nantinya akan

mengarahkan pada klien-kliennya di seluruh dunia. Google memiliki layanan iklan
yang disebut Adwords yang disebutkan menjadi salah satu tambang uang bagi
perusahaan tersebut. Jutaan perusahaan atau layanan komersial setiap harinya
dilayangkan melalui Adwords maupun Google Adsense. Sekitar 96% dari total
penerimaan Google ,di tahun 2012 (VentureBeat 2012).
Google bekerjasama dengan para blogger/penyedia layanan website yang di approvenya. Adsense ini gratis alias tanpa perlu membayar saat mendaftar adsense, lalu siapa
yang membayar? Jadi Google punya dua jenis layanan periklanan Adsense dan
Adwords. Adwords ditujukan buat para advertiser yang ingin mengiklankan produk,
jasa atau layanan websitenya. Advertiser ini tentunya membayar, lalu dipublikasikan
oleh anggota adsense ke dalam blog tau websitenya.Google mempunyai banyak
layanan seperti search engine, gmail, youtube,Google+, blogger, drive, map, Android
dan masih banyak lagi. Jadi, semua layanan itu tentunya terintegrasi dengan Adsense
dimana iklan ditaruh di halaman tersebut.
Dua tahun lalu, Google mempunyai sumber pendapatan yang hampir seluruhnya
berasal dari iklan. Menurut laporan tahun 2011, iklan menjadi sumber pendapatan
Google sekitar 97 persen di tahun 2009 dan sekitar 96 persen d tahun 2010 dan tahun
2011. Gambaran tersebut sedikit berubah setelah Google membeli perusahaan ponsel
Motorola, walaupun akhirnya Motorola dijual kembali ke Lenovo. Sumber “lain”
termasuk konten digital dan produk lain selain produk Motorola dan iklan, mendapat
persentase yang sangat keci. Setelah Motorola dijual ke Lenovo, pendapatan Google

dari iklan kembali mendominasi menjadi sekitar 90 persen.

Tapi sebenarnya ada juga layanannya yang berbayar seperti gdrive dan gmail, kedua
layanan itu gratis dengan kuota yang ditentukan. Seperti google drive dengan ruang
penyimpanan gratis sampai 5 GB, jika habis user bisa menambah kapasitas
penyimpanan secara berbayar, Begitu juga gmail. Sektor lain yang turut membangun
kerajaan emas Google adalah rumah dan kebun, komputer dan produk elektronik
rumah tangga, kendaraan bermotor, internet, bisnis dan industri serta pernik buat oleholeh.Menurut
data
Kementerian
Komunikasi
dan
Informatika
(Kominfo), Google dan Facebook menguasai 80% pendapatan iklan digital di
Indonesia.Porsi pendapatan iklan digital yang dinikmati oleh penduduk Indonesia
hanya 20%.Merujuk pernyataan Menteri Kominfo Rudiantara sebelumnya, total
belanja iklan digital US$ 800 juta. Maka, Google danFacebook menikmati US$ 640
juta atau setara Rp 8,45 triliun tanpa terkena pajak.