Estimasi dan Proyeksi HIV 2011-2016
ESTIMASI DAN PROYEKSI
HIV / AIDS DIINDONESIA
TAHUN 2011-2016
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2014
KAlA PENGANlAR
Perkembangan epidemi HIV-AIDS di dunia telah menjadi masalah global termasuk
di Indonesia. Laporan kasus baru terus meningkat setiap tahunnya, namun sulit untuk
mengetahui jumlah infeksi HIV yang sebenarnya ada. Untllk memahami epidemi yang
terjadi di Indonesia, maka perlu dilakukan perhitungan estimasi jumlah populasi kunci
terdampak HIV AIDS. Estimasi jumlah populasi kunci dan orang dengan HIV AIDS
(ODHA) telah dilakukan merupakan kunci untuk memahami potensi epidemi dalam
suatu area, memperkirakan be ban dari suatu penyakit, dan menyusun prioritas yang
sesuai dalam merespon epidemi HIV/ AIDS.
Buku Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016 ini merupakan
kelanjutan dari laporan Pemodelan Matematil(a Epidemi HIV di Indonesia Tahun
2008-2014 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2008. Buku ini
menggambarkan situasi yang komprehensif dan dapat dipahami terkait dengan jumlah
orang dengan HIV AIDS hingga ke tingkat kabupaten/kota.
Hasil pemodelan tahun 2008-2014 menunjukkan estimasi ODHA sebanyak 293.200
untuk tahun 2008 dan 842.800 untuk tahun 2013. Sedangkan estimasi jumlah infeksi
baru sebanyak 51.300 untuk tahun 2008 dan 63.000 untuk tahun 2013. Hasil pemodelan
tahun 2011-2016 menllnjukkan hasil estimasi ODHA sebanyak 591.823 untuk tahun
2012 dan 735.256 untuk tahun 2015. Sedangkan estimasi jumlah infeksi baru sebanyak
71.879 untuk tahun 2012 dan 85.523 untuk tahun 2015.
Penulisan hasil estimasi dan proyeksi HIV/ AIDS ini telah mendapatkan masukan dari
berbagai pihak. Metodologi dan hasil estimasi ini telah direview oleh sekelompok ahli
dan dipaparkan pada pemangku kepentingan. Dengan keterbatasan yang ada dalam
perhitungan estimasi dan proyeksi ini, maka hasil ini merupakan hasil yang terbai]( yang
dapat diperoleh dengan data-data yang tersedia pada saat perhitungan ini dilakllkan.
Kami menyampai](an penghargaansetinggi-tingginyakepada semua pihakatas perhatian,
bantuan dan kontribusinya dalam penyusunan, pelaksanaan, dan penyempurnaan
kegiatan estimasi dan proyeksi ini.
Semoga buku ini bermanfaat dalam program pengendalian HIV AIDS, tidak hanya
untuk Kementerian Kesehatan, namun juga untuk seluruh mitra kerja pengendalian
HIV AIDS.
Jakarta,
Maret 2014
Direktur Jenderal PP dan PL,
Prof. r. Tjandra Yoga Aditama
NIP 195509031980121001
Eslimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
I i
DAFTAR KONTRIBUTOR ESTIMASI DAN PROYEKSI HIV / AIDS TAHUN 2012
Pengarah
Penanggung Jawab
Koordillator
: dr. H. M. Subuh. MPPM
: dr. Siti Nadia Tarmizi. M. Epid
: Naning Nugrahini. SKM. MKM
Tim Penulis:
• Ari Wulan Sari (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI)
• Bayu Taruno (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI)
• Deddy Darmawan (HCPI)
• Dimas Wicaksono (SUMlIFHI)
• Eka Hidayat (KPAN)
• Endang Budi Hastuti (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI)
• Fetty Wijayanti (WHO)
• Jesus Maria Garcia Calleja (WHO-HQ)
• KWltOro (WHO Consultant/UNAIR)
• Lely Wahyuniar (UNAIDS)
• Naning Nugrahini (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes Rl)
• Nurholis Majid (SUMI/FHI)
• Rizky Hasby (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI)
• Riris Andono (SUMlIFHI Consultant/UGM)
• Robert Magnani (SUMlIFHI)
• Tobi Saidel (SUMlIFHI Consultant/PEMA)
• Viny Sutriani (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes Rl)
• Wiwat Peerapatanapokin (UNAIDS Consultant/East West Center)
• Yulia Rachma (Subdit AIDS & STD, MoH Rl)
Kontributor:
• Achmad Taufik (Monev GFAIDS)
• Badan Narkotika Nasional Indonesia
• Badan Pusat Statistik Indonesia
• Balitbangkes, Kemenkes RI
• Dinas Kesehatan Provinsi
• GWL-INA
• HCPI
• Helwiah (NU)
I Eslimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
• Jane Soepardi (Pusdatin, Kemenkes Rl)
• JOTHI
• Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Rl
• Nancy Anggarini (Pusdatin, Kemenkes Rl)
• Nancy Fee (UNAIDS)
• OPSI
• Oscar Barreneche (WHO)
• PKBI
.PKNI
• Sri Pandam Pulungsih (WHO)
• Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil, Kemenkes Rl
• Subdit Bina Kesehatan Jiwa, Kemenkes Rl
.UNODC
• Wenita Indrasari (KPAN)
Peer Expert Review
• Anak Agung Sawitri (Universitas Udayana)
• Asha Basnyat (FHI)
• Cho Kah Sin (UNAIDS)
• Irawati Atmosukarto (KPAN)
• Jesus Maria Garcia Calleja (WHO-HQ)
• Kuntoro (Universitas Airlangga)
• Lely Wahyuniar (UNAIDS)
• Oscar Barreneche (WHO)
• Tobi Saidel (Konsultan Ausaid/PEMA)
• Wiwat Peerapatanapokin (Konsultan UNAIDS/East West Center)
• Wen ita Indrasari (KPAN)
Editor
• Viny Sutriani
• Fetty Wijayanti
• Tobi Saidel
Eslimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011 -2016
I iii
DAFTAR lSI
Kata Pengantar ............ .......................... .............. ......... .......................................... .
Daftar Kontributor Estimasi dan Proyeksi HIV/ AIDS Tahun 2012 ................
11
Daftar lsi .............. .......................... ....................................................... .... ....... ........ iv
Daftar Bagan, Tabel, dan Grafik ............................. ...... ........................................ v
Daftar Istilah dan Singkatan ............... ........ .. ...... .. ...... .......... .. ...............................
VI
Ringkasan Eksekutif ..................................................................... ....... ....... vii
1. Pendahuluan ............................................................................................ 1
2. Tujuan ...................................................................................................... 2
3. Metodologi ..................................................................................... ... ...... 2
3.l. Pembagian Distribusi Geografis ...................... ....... .. ...... .. ...................... ... 2
3.2. Perangkat Lunak yang digunakan ........ ................................................ ... . 3
3.3. Penetapan Data Dasar dan Asumsi ...... .... .......................... ...................... 4
3.4. Proses Estimasi dan Proyeksi ................................................... .... ...... ....... 5
3.5. Estimasi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) ......................................... 13
4. HasH dan Diskusi ...... ................ ...... ...... .......... ................ ......... ...... ......... 14
4.1.
ModulAEM ................... .... .. .... .... ............................................................. 14
4.2.
Modul Spectrum ............................................. .......................... ............... 16
5. Keterbatasan .................................................. ............... ... ............. ......... 20
6. Kesimpulan ............................................................................................. 20
7. Rekomendasi ................. .......... ...... ............. ............... .................... .......... 21
8. Daftar Pustaka ........................................................................................ 21
9. Lampiran ................................................................................................. 22
iv
I Eslimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
DAFlAR BAGAN,lABEL,DAN GRAFIK
Bagan 1
: Alur Estimasi dan Proyeksi HIV / AIDS di Indonesia 2011-2016
Tabel 1
: Estimasi dan proyeksi Jumlah ODHA Menurut Populasi Kunci di
Indonesia Tahun 2011-2016
Tabel2
: Estimasi dan proyeksi Jumlah Infeksi HIV Baru Menurut Kelompok
Populasi Kunci di Indonesia Tahun 2011-2016
Grank 1
: Estimasi dan Proyeksi Prevalensi HIV pada Populasi Usia 15-49
Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grafik 2
: Estimasi dan Proyeksi JumJah ODHA, Kematian AIDS dan Infeksi
Baru Dewasa Usia 2': 15 Tahun di Indonesia Tahun 2011- 2016
Grank 3
: Estimasi dan Proyeksi JumJah ODHA dan Kebutuhan ART Dewasa
Usia 2': 15 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grank 4
: Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA, Kematian AIDS dan Infeksi
Baru Anak Usia 0-14 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grank 5
: Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA dan Kebutuhan ART Anak
Usia 0-14 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grank 6
: Estimasi dan Proyeksi Prevalensi HIV pada Ibu Hamil PositifHIV di
Indonesia Tahun 2011-2016
Grank 7
: Estimasi dan Proyeksi Kebutuhan Layanan PPIA di Indonesia Tahun
2011-2016
ESlimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
I V
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
AEM
AIDS
AIM
ART
ARV
Demproj
FSW
GWL-INA
HCPI
HEMI
HIV
IDU
IMS
JOTHI
Kemenkes
KPAN
KTS
LSL
MSM
MSW
ODHA
OPSI
Penasun
PKBI
PKNI
PMS
PMTCT
PPIA
PPS
SDKI
STBP
SUMl/FHI
SUPAS
UNAIDS
UNODC
WHO
WPS
vi
Asian Epidemic Model
Acquired Immunodefeciency Syndrome
AIDS Impact Model
Antiretroviral Therapy
Antiretroviral
Demographic Projection
Female Sex Worker/WPS
Jaringan gay. waria dan laki-Iaki yang berhubungan seks
dengan laki-Iaki lain di Indonesia
HIV Cooperation Program Indonesia
HIV Epidemiological Modeling and Impact
Human Immunodefeciency Virus
Injecting Drug User/Penasun
Infeksi Menular Seksual
Jaringan Orang Terinfeksi HIV Indonesia
Kementerian Kesehatan
Komisi Penaggulangan AIDS Nasional
Konseling Testing Sukarela
Laki-Iaki Seks Laki-lakilMSM
Men who have sex with men
Male Sex Worker
Orang dengan HIV AIDS
Organisasi Perubahan Sosial Indonesia
Pengguna Napza Suntik
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Persaudaraan Korban Napza Indonesia
Penyakit Menular Seksual
Prevention of mother-to-child HIV transmission/PPIA
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
Pria Pekerja Seks
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku
Scaling up at most-at-risk-population lIFamily Health
International
Survei Penduduk Antar Sensus
: The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
United Nations Office on Drugs and Crime
World Health Organization
Wanita Pekerja Seks
I Estimasi dan Proyeksi HIVIAIOS di Indonesia Tahun 2011-2016
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sejak tahun 2008, Indonesia mulai menggunakan perangkat lunak Asian
Epidemic Model (AEM) sebagai alat bantu untuk memproyeksikan dampak
epidemi HIV dengan menentukan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya
infeksi HIV Selain AEM, perangkat lunak Spectrum juga digunakan. Di dalam
perangkat lunak Spectrum terdapat modul untuk membuat estimasi dan proyeksi
demografi dan epidemi HIV dan AIDS.
Sebagai ringkasan dari estimasi dan proyeksi HIV/ AIDS di Indonesia pada tahun
2012 adalah sebagai berikut:
591.823
ODHA menurut populasi kunci
10.616
WPS langsung
4.872
WPS tidak langsung
Pelanggan WPS (langsung dan tidak langsung)
107.784
Laki-laki seks dengan laki-laki
81.338
Pengguna oapza suntik
27.763
9.152
Waria
27.479
Pelanggan waria
Laki-laki risiko rendah
112.921
Perempuan risiko rendah
209.898
71.879
Infeksi HIV baru menurut populasi kunci
WPS langsung
3.791
WPS tidak langsung
1.504
Pelanggan WPS (langsung dan tidak langsung)
14.494
Laki-laki seks dengan laki-laki
16.883
Pengguna napza suntik
1.115
Waria
1.209
Pelanggan waria
4.331
Laki-laki risiko rendah
5.628
22.924
Perempuan risiko rendah
0.41
PrevaIensi HIV populasi usia 15-49 tahun (%)
TotalODHA
Dewasa usia ::0': 15 tahun
Anak-anak usia 0-14 tahun
608.667
591.823
16.884
76.240
Total Infeksi HIV baru
Dewasa usia ::0': 15 tahun
71.879
Anak-anak usia 0-14 tahun
4.361
Estimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
I vii
27.323
Total kematian AIDS
Dewasa usia セ@ 15 tahun
Anak-anak usia 0-14 tahun
25.484
1.839
178.631
Total kebutuhan ART
Dewasa usia
セ@
15 tahun
Anak-anak usia 0-14 tahun
Prevalensi ibu hamil positifHIV (%)
166.982
1l.649
0.38
Ibu hamil positive HIV
15.517
Kebutuhan layanan PPIA
13.189
Epidemi HIV di Indonesia biasanya dihubungkan dengan pengguna jarum suntik
(Penasun) dan pekerja seks perempuan (WPS), akan tetapi saat ini situasi epidemi
HIV dan AIDS telah berubah. Pada tahun mendatang diproyeksikan jumlah
terbesar infeksi HIV baru akan terjadi di antara lald-laki yang berhubungan seks
dengan laki -laki (LSL), diikuti perempuan pada populasi umum (perempuan
risiko rendah) , yang terdiri dari perempuan terinfeksi melalui hubungan seks
dengan pasangan yang telah terinfeksi serta wanita yang melakukan perilaku
berisiko pada tahun-tahun sebelumnya dan mereka yang sebenarnya telah
terinfeksi HIV dan baru dapat terdeteksi di kemudian hari. Jumlah infeksi HIV
yang cukup besar terjadi pada laki-laki yang merupakan pelanggan pekerja seks
dan laki-laki populasi umum, yang terdiri dari laki-laki yang terinfeksi melalui
hubungan seksual dengan istri-istri mereka ditambah dengan laki-laki yang
berhubungan seks dengan WPS pada tahun sebelumnya.
Estimasi dan proyeksi HIV/ AIDS dapat dimanfaatkan untuk perkiraan kebutuhan
sumberdaya dan untuk melengkapi informasi bagi pemangku kebijakan sehingga
dapat menentukan prioritas program dengan berbasis pad a data. Selain itu, hasil
ini dapat digunakan sebagai model dan informasi mutakhir untuk merevisi
estimasi dan dampak setiap 2 tahun.
I
viii ESlimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
ESTIMASI DAN PROYEKSI HIV/AIDS DIINDONESIA
TAHUN 2011-2016
1. Pendahuluan
Proyeksi epidemi HIV terkenal kompleks, khususnya pada awal epidemi dimana
data yang dapat diandalkan terkait dengan parameter perilaku yang menggerakan
epidemi tidak tersedia. Walaupun demikian, proyeksi epidemi HIV sangat
dibutuhkan untuk menggambarkan kebutuhan berbagai layanan untuk program
pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan serta memperkirakan
potensi infeksi baru yang dapat dicegah ketika melakukan anal isis biaya yang
sudah dan akan diinvestasikan dalam upaya penanggulangan HIV/ AIDS.
Pada awal tahun 1990-an, terdapat dua model yang digunakan untuk
memproyeksikan epidemi HIV di Indonesia - EpiModel dan IwgAIDS tetapi
model ini telah digantikan oleh pengetahuan baru tentang epidemi HIV dan
juga studi penelitian baru. Sehubungan meningkatnya kebutuhan negaranegara untuk mendapatkan panduan mengenai metode yang paling tepat
sebagai perhitungan estimasi dan proyeksi mereka, UNAIDS dan WHO telah
membentuk Reference Group on HIV Modeling, Estimates and Projections pada
akhir tahun 1998 (http://www.epidem.org). Berdasarkan rekomendasi Reference
Group, dikembangkan sebuah model proyeksi yang lebih tepat untuk Asia. Asian
Epidemic Model (AEM) adalah sebuah model kurva-fitting dengan sejumlah
parameter perilaku yang menggambarkan suatu keadaan epidemi nasional dari
sub-epidemi pada sub-populasi khusus.
Selanjutnya pada tahun 2006 proyeksi epidemi HIV di Indonesia menggunakan
HIV Epidemiological Modeling and Impact (HEMI). Estimasi dan proyeksi ini
sudah memperhitungkan dinamika demografi dan prevalensi HIV pada populasi
tertentu dan kemungkinan penularan HIV pada daerah pedesaan dan perkotaan.
Selain itu, model ini juga sudah mengembangkan simulasi analisis sensitivitas
dari hasil intervensi dengan beberapa skenario.
Pada tahun 2008, Indonesia mulai menggunakan perangkat lunak Asian Epidemic
Model (AEM) yang memproyeksikan epidemi dengan mengkombinasikan data
prevalensi HIV dan indikator perilaku yang relevan untuk dapat menentukan
faktor yang paling mempengaruhi terjadinya infeksi HIY. Selain itu, perangkat
lunak Spectrum juga digunakan sebagai alat bantu untuk memproyeksikan
dampak epidemi HIY. Di dalam perangkat lunak Spectrum terdapat modul
untuk membuat estimasi dan proyeksi demografi dan epidemi HIV dan AIDS.
Kedua model yaitu AEM dan Spectrum telah digunakan oleh banyak negara .
Estimasi dan Proyeksi HIVIAIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
I 1
2. Tujuan
Tujuan dari estimasi dan proyeksi HIVIAIDS tahun 2011-2016 di Indonesia
adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi epidemi HIV
saat ini dan perkiraan ke depan sehingga dapat digunakan oleh berbagai pihak
dalam merencanakan program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia
yang lebih baik dan terarah. Selain itu, estimasi dan proyeksi ini juga diharapkan
dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi pelaksanaan berbagai
program penanggulangan HIV dan AIDS yang sedang berjalan serta advokasi
untuk meningkatkan komitmen berbagai pihak yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung.
Hasil estimasi dan proyeksi HIV I AIDS di Indonesia tahun 2011-2016 juga dapat
digunakan untuk melakukan anaJisis kebijakan dalam penanggulangan HIV dan
AIDS, menentukan prioritas program dan memperkirakan sumber daya untuk
pelaksanaan berbagai program.
3. Metodologi
Sub Direktorat AIDS & PMS Kementerian Kesehatan membentuk Kelompok Kerja
Estimasi dan Proyeksi HIV I AIDS yang mengerjakan beberapa langkah utama untuk
mempersiapkan Estimasi dan Proyeksi HIV I AIDS Nasional. Hasil dari kelompok
kerja kemudian disesuaikan dan disetujui pada forum terbatas sebagai Estimasi dan
Proyeksi HIV I AIDS di Indonesia 2011-2016.
Beberapa langkah yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Estimasi dan Proyeksi HIV
dijabarkan sebagai berikut:
3.1. Pembagian Distribusi Geografis
Perilaku berisiko tertular dan menularkan HIV seperti hubungan seks yang
tidak aman dan penggunaan jarum suntil( secara bersama-sama dipengaruhi oleh
situasi sosial, budaya, ekonomi, agama dan falctor lainnya pada populasi umum. Hal
ini menyebabkan tingkat epidemi HIV di Indonesia berbeda antara satu wilayah
dengan wilayah lain. Selain itu juga, data epidemiologi dan perilalru berisil
ASIAN F.PIDEMIC MODEL
1}
eBG[Zセ@
I
""m,,' P"y".' Popo'", ]Zj
セ@
SPECTRUM
Asumsi Epidemiology
Estimasi Proyeksi
Infeksi Baru HIV
Kernatian terkait HIV
Kebuluhan terapi ARV
Kebuluhan PPIA
Proyeksi demografis dalam Spectrum sebagian besar menggunakan data Proyeksi
Penduduk Indonesia tahun 20002025 dari Badan Pusat Statistik. Berikut adalah
sumber data untuk input demografis pada modul DemProjSpectrum:
• Data Demografi
Menggunakan data yang sarna dengan data demografi untuk modul AEM.
• Angka harapan hidup, Total Fertility Rate dan Age Spesific Fertility Rate
Menggunakan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia dan Proyeksi
Penduduk Indonesia tahun 20002025 serta tabel model hidup penduduk di
kawasan Asia Tenggara yang sudah tersedia dalam modul DemProjSpectrum.
• Rasio jenis kelamin pada tiap kelahiran
Menggunakan hasil perhitungan berdasarkan hasil Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahlln 2003 dan 2007.
• Migrasi International
Menggunakan data dari buku proyeksi Penduduk Indonesia tahun 20002025,
hasil Sensus Penduduk 1990 dan 2000 serta Sllrvei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 1995 dan 2025.
Es/imasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
111
Sedangkan data terkait dengan epidemiologi HIV dan AIDS untuk modul AEMSpectrum dijabarkan dari sumber data dan asumsi sebagai berikut:
• Prevalensi HIV pada kelompok populasi orang dewasa (1549 tahun)
menggunakan luaran dari 3 modul AEM (Papua, Non Papua dan Waria) yang
sudah dikompilasikan.
• Tahun awal terjadinya epidemi menggunakan luaran dari modul AEM Non
Papua. Hal ini dilakukan mengingat modul AEM NonPapua berisi populasi
berisiko tinggi yang lebih lengkap dan kedua model AEM lain serta merupakan
penyesuaian dengan prevaJensi HIV hasil surveilans dari beberapa populasi
berisiko tinggi.
• Progresifitas HIV menjadi AIDS membutuhkan ART dan ODHA yang
meninggal karena tidak menerima ART mengikuti rekomendasi UNAIDS, yaihl
menggunakan waktu median dari awal terjadinya infeksi hingga kematian akibat
AIDS tanpa ART untuk orang dewasa diasumsikan 10 tahun (9,6 tahun untuk pria
dan 10,4 tahun untuk wanita). Untuk anak diasumsikan waktu perkembangan
menuju kematian lebih cepat.
• Distribusi usia dengan HIV dan AIDS setiap tahun menggunakan angka yang
disediakan oleh modul AEMSpectrum untuk negara dengan tingkat epidemi
HIV terkonsentrasi pada populasi tertentu. Sedangkan rasio jenis kelamin orang
dengan HIV dan AIDS dihitung dari distribusi kasus AIDS yang dilaporkan.
• Rasio Total Fertility Rate dari perempuan yang terinfeksi HIV dengan yang tidak
terinfeksi menggunakan angka yang disediakan oleh modul Spectrum.
• Jllmlah ODHA yang menerima ART didapat dari hasil monitoring ART Sllbdit
AIDS & PMS Kementerian Kesehatan tahun 20042011. Sedangkan cakupan
ART tahun 20122016 dianggap sarna dengan tahun 2011.
• Perkiraan cakupan program PPIA diasumsikan sedang dan konservatif dengan
persentase yang sarna pada perempuan dan anakanak yang menerima ART.
Setelah semua data yang dibutllhkan oleh Spectrum di masukan, maka alat bantu
tersebut menghitungsecara otomatis estimasi indikatordampak epidemi HIV dan
kemungkinan membuat proyeksi. Kelompok Kerja kemudian membandingkan
hasil perhitllngan modul Spectrum dengan hasil dari modul AEM serta laporan
Estimasi Ukuran Populasi Kunci HIV tahun 2012.
Ada beberapa perhitungan estimasi dan proyeksi dari modul Spectrum yang
kemudian disepakati untllk tidak digunakan dalam laporan ini, seperti dampak
epidemi HIV terhadap epidemi tuberculosis dan perhitungan anak yang
kehilangan ibu dan atau ayah akibat kematian AIDS. Hal ini dilakukan mengingat
cara perhitungan dalam modul Spectrum didasari oleh hasil penelitian dampak
epidemi di Afrika dan belum tersedia data tersebut di Indonesia.
121 Estimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
3.5. Estimasi Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA)
Sebelumnya estimasi jumlah ODHA nasional dihitung dengan menggunakan
metode esktrapolasi yang didasarkan pada estimasi jumlah populasi kunci HIV
dan data prevalensi HIV terbaru dari STBP dan atau surveilans sentinel HIV
Kemenkes. Metode ini cenderung mengestimasi jumlah ODHA dengan lebih
rendah karena bergantung pada lakilaki risiko tinggi yang melaporkan bahwa
mereka mereka telah membeli seks dan perempuan yang melaporkan bahwa
mereka menjual seks dalam 12 bulan terakhir, sehingga sulit untuk mengukur
man tan pelanggan dan mantan pekerja seks yang tidak melakukan transaksi 12
bulan terakhir sebelum survei dilakukan.
Keterbatasan ini dapat diatasi oleh AEM yang
mengunakan "fitting"
kecenderungan jumlah ODHA untuk setiap populasi kunci dengan
mempertimbangkan data spesifik untuk setiap negara dan kecenderungan
pola epidemi untuk sejumlah besar negara di Asia dengan tingkat epidemi HIV
terkonsentrasi. Metode ini mengimbangi risiko infeksi HIV dalam periode survei
berurutan (dan bukan 12 bulan sebelumnya yang tercakup dalam sebagian besar
survei, termasuk STBP 201l). Sebagai hasilnya, jumlah estimasi ODHA dari AEM
dikoreksi untuk populasi risiko rendah yang tidak dilaporkan dalam STBP (yaitu
orang yang tidak melaporkan perilaku berisiko selama 12 bulan sebelum survei).
AEM menghasilkan estimasi jumlah ODHA tahun 2012 dengan menggunakan
data input dari laporan estimasi ukuran populasi kunci HIV tahun 2012, tingkat
dan kecenderungan prevalensi HIV pada populasi kunci, perilaku berisiko serta
pencarian pelayanan kesehatan . Perangkat lunak AEM kemudian mencocokan
sebuah garis kecenderungan ODHA untuk setiap populasi kunci yang konsisten
dengan data input dari Indonesia dan evolusi epidemi HIV di negaranegara
Asia . Garis kecenderungan yang didapat menghasilkan estimasi jumlah ODHA
setiap tahun yang konsisten dengan semua data yang tersedia.
Meskipun demikian, AEM tidak dapat memberikan estimasi jumlah ODHA di
tingkat kabupaten/kota, sehingga metode ekstrapolasi konservatif digunakan
untuk mengestimasi jumlah ODHA di tingkat kabupaten/kota. Untuk mengatasi
estimasi yang terlalu rendah dari metode esktrapolasi, jumlah ODHA yang
diestimasi kemudian disesuaikan dengan faktor koreksi. Faktor koreksi tersebut
mempertimbangkan jumlah estimasi ODHA yang dihasilkan oleh AEM dan
metode ekstrapolasi di tingkat nasional (yaitu total estimasi jumlah ODHA
kabupaten/kota) untuk setiap populasi kunci. Dengan demikian, jumlah ODHA
yang disesuaikan untuk setiap kabupaten/kota menjadi sebagai berikut:
(PLHIV(AEM) PLHIV(national))/PLHIV(national)l
#PLHIV(adj) = PLHIV size(di
'i:
0.6
.v;
c
'"
"iii
>
M
0.4
ッM N TM V
0.38
F
0.41
0.43
2011
2012
2013
M
セ
PᄋNT
a.
ョ X@
M
P セ
セ@
0-
0.2
0 I
2014
Tahun
141 Estimasi dan Proyeksi HIVIAIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
2015
2016
Selain estimasi dan proyeksi prevalensi HIV dari modul AEM didapatkan juga
estimasi dan proyeksi jumlah ODHA menurut populasi berisiko. dimana jumlah
ODHA di populasi Pengguna Alat Suntik (Penasun) mengalami penurunan dari
28 .944 pada tahun 2011 menjadi 21.559 di tahun 2016. Sedangkan peningkatan
jumlah ODHA terjadi pada populasi lainnya termasuk lakilaki risiko rendah
dan wanita risiko rendah (Tabel 1).
Tabel 1. Estimasi dan proyeksi Jumlah ODHA Menurut Populasi Kunci di Indonesia
Tahun 2011-2016
Populasi Kunci
Wan ita Pekerja Seks
Langsung (WPSL)
10.512
10.616
10.717
10.893
11.091
11.309
Wanita Pekerja Seks Tidak
Langsung (WPSTL)
4.647
4.872
5.019
5.158
5.282
5.401
Pelanggan WPS (Langsung
& Tidak Langsung)
105.325 107.784 110.076 111.978 113.909 115.954
Lakilaki Seks Lakilaki
(LSL)
68.175
81.338
96.632
113.650 132.690 153.771
Pengguna Napza Suntik
(Penasun)
29.928
27.763
26.097
24.502
22.990
21.559
Waria
8.733
9.152
9.489
9.887
10.283
10.678
Pelanggan Waria
26.155
27.479
28.565
29.843
31.120
32.396
Lakilaki risiko rendah
101.604 112.921
Perempuan risiko rendah
190.349 209.898 228.089 245.770 262.768 279.276
Total
545.428 591.823 638.643 686.319 735.256 785.821
123.959 134.638 145.123 155.477
Modul AEM juga memberikan estimasi dan proyeksi jumlah infeksi HIV baru
menurllt poplllasi berisiko, dimana secara signifikan terjadi peningkatan pada
populasi lakilaki yang melakukan hubungan seks dengan lakilaki yaitu pada
tahun 2011 sebesar 13.074 menjadi 28.640 di tahun 2016 (Tabel 2).
ESlimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
115
Tabel2. Estimasi dan proyeksi Jumlah Infeksi HIV Baru Menurut Kelompok Populasi
Kunci di Indonesia Tahun 20112016
Jumlah Infeksi HIV Baru
Populasi Kunci
ゥjNmKLnQGBュセ⦅@
,.
Wanita Pekerja Seks
Langsung (WPSL)
3.715
3.791
3.846
3.899
3.958
4.026
Wanita Pekerja Seks Tidak
Langsllng (WPSTL)
1.478
1.504
1.522
1.542
1.563
1.589
Pelanggan WPS (Langsung
& Tidak Langsung)
14.201
14.494
14.837
15.207
15.599
16.016
Lakilaki Seks
HIV / AIDS DIINDONESIA
TAHUN 2011-2016
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2014
KAlA PENGANlAR
Perkembangan epidemi HIV-AIDS di dunia telah menjadi masalah global termasuk
di Indonesia. Laporan kasus baru terus meningkat setiap tahunnya, namun sulit untuk
mengetahui jumlah infeksi HIV yang sebenarnya ada. Untllk memahami epidemi yang
terjadi di Indonesia, maka perlu dilakukan perhitungan estimasi jumlah populasi kunci
terdampak HIV AIDS. Estimasi jumlah populasi kunci dan orang dengan HIV AIDS
(ODHA) telah dilakukan merupakan kunci untuk memahami potensi epidemi dalam
suatu area, memperkirakan be ban dari suatu penyakit, dan menyusun prioritas yang
sesuai dalam merespon epidemi HIV/ AIDS.
Buku Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2011-2016 ini merupakan
kelanjutan dari laporan Pemodelan Matematil(a Epidemi HIV di Indonesia Tahun
2008-2014 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2008. Buku ini
menggambarkan situasi yang komprehensif dan dapat dipahami terkait dengan jumlah
orang dengan HIV AIDS hingga ke tingkat kabupaten/kota.
Hasil pemodelan tahun 2008-2014 menunjukkan estimasi ODHA sebanyak 293.200
untuk tahun 2008 dan 842.800 untuk tahun 2013. Sedangkan estimasi jumlah infeksi
baru sebanyak 51.300 untuk tahun 2008 dan 63.000 untuk tahun 2013. Hasil pemodelan
tahun 2011-2016 menllnjukkan hasil estimasi ODHA sebanyak 591.823 untuk tahun
2012 dan 735.256 untuk tahun 2015. Sedangkan estimasi jumlah infeksi baru sebanyak
71.879 untuk tahun 2012 dan 85.523 untuk tahun 2015.
Penulisan hasil estimasi dan proyeksi HIV/ AIDS ini telah mendapatkan masukan dari
berbagai pihak. Metodologi dan hasil estimasi ini telah direview oleh sekelompok ahli
dan dipaparkan pada pemangku kepentingan. Dengan keterbatasan yang ada dalam
perhitungan estimasi dan proyeksi ini, maka hasil ini merupakan hasil yang terbai]( yang
dapat diperoleh dengan data-data yang tersedia pada saat perhitungan ini dilakllkan.
Kami menyampai](an penghargaansetinggi-tingginyakepada semua pihakatas perhatian,
bantuan dan kontribusinya dalam penyusunan, pelaksanaan, dan penyempurnaan
kegiatan estimasi dan proyeksi ini.
Semoga buku ini bermanfaat dalam program pengendalian HIV AIDS, tidak hanya
untuk Kementerian Kesehatan, namun juga untuk seluruh mitra kerja pengendalian
HIV AIDS.
Jakarta,
Maret 2014
Direktur Jenderal PP dan PL,
Prof. r. Tjandra Yoga Aditama
NIP 195509031980121001
Eslimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
I i
DAFTAR KONTRIBUTOR ESTIMASI DAN PROYEKSI HIV / AIDS TAHUN 2012
Pengarah
Penanggung Jawab
Koordillator
: dr. H. M. Subuh. MPPM
: dr. Siti Nadia Tarmizi. M. Epid
: Naning Nugrahini. SKM. MKM
Tim Penulis:
• Ari Wulan Sari (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI)
• Bayu Taruno (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI)
• Deddy Darmawan (HCPI)
• Dimas Wicaksono (SUMlIFHI)
• Eka Hidayat (KPAN)
• Endang Budi Hastuti (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI)
• Fetty Wijayanti (WHO)
• Jesus Maria Garcia Calleja (WHO-HQ)
• KWltOro (WHO Consultant/UNAIR)
• Lely Wahyuniar (UNAIDS)
• Naning Nugrahini (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes Rl)
• Nurholis Majid (SUMI/FHI)
• Rizky Hasby (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes RI)
• Riris Andono (SUMlIFHI Consultant/UGM)
• Robert Magnani (SUMlIFHI)
• Tobi Saidel (SUMlIFHI Consultant/PEMA)
• Viny Sutriani (Subdit AIDS & PMS, Kemenkes Rl)
• Wiwat Peerapatanapokin (UNAIDS Consultant/East West Center)
• Yulia Rachma (Subdit AIDS & STD, MoH Rl)
Kontributor:
• Achmad Taufik (Monev GFAIDS)
• Badan Narkotika Nasional Indonesia
• Badan Pusat Statistik Indonesia
• Balitbangkes, Kemenkes RI
• Dinas Kesehatan Provinsi
• GWL-INA
• HCPI
• Helwiah (NU)
I Eslimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
• Jane Soepardi (Pusdatin, Kemenkes Rl)
• JOTHI
• Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Rl
• Nancy Anggarini (Pusdatin, Kemenkes Rl)
• Nancy Fee (UNAIDS)
• OPSI
• Oscar Barreneche (WHO)
• PKBI
.PKNI
• Sri Pandam Pulungsih (WHO)
• Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil, Kemenkes Rl
• Subdit Bina Kesehatan Jiwa, Kemenkes Rl
.UNODC
• Wenita Indrasari (KPAN)
Peer Expert Review
• Anak Agung Sawitri (Universitas Udayana)
• Asha Basnyat (FHI)
• Cho Kah Sin (UNAIDS)
• Irawati Atmosukarto (KPAN)
• Jesus Maria Garcia Calleja (WHO-HQ)
• Kuntoro (Universitas Airlangga)
• Lely Wahyuniar (UNAIDS)
• Oscar Barreneche (WHO)
• Tobi Saidel (Konsultan Ausaid/PEMA)
• Wiwat Peerapatanapokin (Konsultan UNAIDS/East West Center)
• Wen ita Indrasari (KPAN)
Editor
• Viny Sutriani
• Fetty Wijayanti
• Tobi Saidel
Eslimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011 -2016
I iii
DAFTAR lSI
Kata Pengantar ............ .......................... .............. ......... .......................................... .
Daftar Kontributor Estimasi dan Proyeksi HIV/ AIDS Tahun 2012 ................
11
Daftar lsi .............. .......................... ....................................................... .... ....... ........ iv
Daftar Bagan, Tabel, dan Grafik ............................. ...... ........................................ v
Daftar Istilah dan Singkatan ............... ........ .. ...... .. ...... .......... .. ...............................
VI
Ringkasan Eksekutif ..................................................................... ....... ....... vii
1. Pendahuluan ............................................................................................ 1
2. Tujuan ...................................................................................................... 2
3. Metodologi ..................................................................................... ... ...... 2
3.l. Pembagian Distribusi Geografis ...................... ....... .. ...... .. ...................... ... 2
3.2. Perangkat Lunak yang digunakan ........ ................................................ ... . 3
3.3. Penetapan Data Dasar dan Asumsi ...... .... .......................... ...................... 4
3.4. Proses Estimasi dan Proyeksi ................................................... .... ...... ....... 5
3.5. Estimasi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) ......................................... 13
4. HasH dan Diskusi ...... ................ ...... ...... .......... ................ ......... ...... ......... 14
4.1.
ModulAEM ................... .... .. .... .... ............................................................. 14
4.2.
Modul Spectrum ............................................. .......................... ............... 16
5. Keterbatasan .................................................. ............... ... ............. ......... 20
6. Kesimpulan ............................................................................................. 20
7. Rekomendasi ................. .......... ...... ............. ............... .................... .......... 21
8. Daftar Pustaka ........................................................................................ 21
9. Lampiran ................................................................................................. 22
iv
I Eslimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
DAFlAR BAGAN,lABEL,DAN GRAFIK
Bagan 1
: Alur Estimasi dan Proyeksi HIV / AIDS di Indonesia 2011-2016
Tabel 1
: Estimasi dan proyeksi Jumlah ODHA Menurut Populasi Kunci di
Indonesia Tahun 2011-2016
Tabel2
: Estimasi dan proyeksi Jumlah Infeksi HIV Baru Menurut Kelompok
Populasi Kunci di Indonesia Tahun 2011-2016
Grank 1
: Estimasi dan Proyeksi Prevalensi HIV pada Populasi Usia 15-49
Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grafik 2
: Estimasi dan Proyeksi JumJah ODHA, Kematian AIDS dan Infeksi
Baru Dewasa Usia 2': 15 Tahun di Indonesia Tahun 2011- 2016
Grank 3
: Estimasi dan Proyeksi JumJah ODHA dan Kebutuhan ART Dewasa
Usia 2': 15 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grank 4
: Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA, Kematian AIDS dan Infeksi
Baru Anak Usia 0-14 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grank 5
: Estimasi dan Proyeksi Jumlah ODHA dan Kebutuhan ART Anak
Usia 0-14 Tahun di Indonesia Tahun 2011-2016
Grank 6
: Estimasi dan Proyeksi Prevalensi HIV pada Ibu Hamil PositifHIV di
Indonesia Tahun 2011-2016
Grank 7
: Estimasi dan Proyeksi Kebutuhan Layanan PPIA di Indonesia Tahun
2011-2016
ESlimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
I V
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
AEM
AIDS
AIM
ART
ARV
Demproj
FSW
GWL-INA
HCPI
HEMI
HIV
IDU
IMS
JOTHI
Kemenkes
KPAN
KTS
LSL
MSM
MSW
ODHA
OPSI
Penasun
PKBI
PKNI
PMS
PMTCT
PPIA
PPS
SDKI
STBP
SUMl/FHI
SUPAS
UNAIDS
UNODC
WHO
WPS
vi
Asian Epidemic Model
Acquired Immunodefeciency Syndrome
AIDS Impact Model
Antiretroviral Therapy
Antiretroviral
Demographic Projection
Female Sex Worker/WPS
Jaringan gay. waria dan laki-Iaki yang berhubungan seks
dengan laki-Iaki lain di Indonesia
HIV Cooperation Program Indonesia
HIV Epidemiological Modeling and Impact
Human Immunodefeciency Virus
Injecting Drug User/Penasun
Infeksi Menular Seksual
Jaringan Orang Terinfeksi HIV Indonesia
Kementerian Kesehatan
Komisi Penaggulangan AIDS Nasional
Konseling Testing Sukarela
Laki-Iaki Seks Laki-lakilMSM
Men who have sex with men
Male Sex Worker
Orang dengan HIV AIDS
Organisasi Perubahan Sosial Indonesia
Pengguna Napza Suntik
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
Persaudaraan Korban Napza Indonesia
Penyakit Menular Seksual
Prevention of mother-to-child HIV transmission/PPIA
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
Pria Pekerja Seks
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku
Scaling up at most-at-risk-population lIFamily Health
International
Survei Penduduk Antar Sensus
: The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
United Nations Office on Drugs and Crime
World Health Organization
Wanita Pekerja Seks
I Estimasi dan Proyeksi HIVIAIOS di Indonesia Tahun 2011-2016
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sejak tahun 2008, Indonesia mulai menggunakan perangkat lunak Asian
Epidemic Model (AEM) sebagai alat bantu untuk memproyeksikan dampak
epidemi HIV dengan menentukan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya
infeksi HIV Selain AEM, perangkat lunak Spectrum juga digunakan. Di dalam
perangkat lunak Spectrum terdapat modul untuk membuat estimasi dan proyeksi
demografi dan epidemi HIV dan AIDS.
Sebagai ringkasan dari estimasi dan proyeksi HIV/ AIDS di Indonesia pada tahun
2012 adalah sebagai berikut:
591.823
ODHA menurut populasi kunci
10.616
WPS langsung
4.872
WPS tidak langsung
Pelanggan WPS (langsung dan tidak langsung)
107.784
Laki-laki seks dengan laki-laki
81.338
Pengguna oapza suntik
27.763
9.152
Waria
27.479
Pelanggan waria
Laki-laki risiko rendah
112.921
Perempuan risiko rendah
209.898
71.879
Infeksi HIV baru menurut populasi kunci
WPS langsung
3.791
WPS tidak langsung
1.504
Pelanggan WPS (langsung dan tidak langsung)
14.494
Laki-laki seks dengan laki-laki
16.883
Pengguna napza suntik
1.115
Waria
1.209
Pelanggan waria
4.331
Laki-laki risiko rendah
5.628
22.924
Perempuan risiko rendah
0.41
PrevaIensi HIV populasi usia 15-49 tahun (%)
TotalODHA
Dewasa usia ::0': 15 tahun
Anak-anak usia 0-14 tahun
608.667
591.823
16.884
76.240
Total Infeksi HIV baru
Dewasa usia ::0': 15 tahun
71.879
Anak-anak usia 0-14 tahun
4.361
Estimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
I vii
27.323
Total kematian AIDS
Dewasa usia セ@ 15 tahun
Anak-anak usia 0-14 tahun
25.484
1.839
178.631
Total kebutuhan ART
Dewasa usia
セ@
15 tahun
Anak-anak usia 0-14 tahun
Prevalensi ibu hamil positifHIV (%)
166.982
1l.649
0.38
Ibu hamil positive HIV
15.517
Kebutuhan layanan PPIA
13.189
Epidemi HIV di Indonesia biasanya dihubungkan dengan pengguna jarum suntik
(Penasun) dan pekerja seks perempuan (WPS), akan tetapi saat ini situasi epidemi
HIV dan AIDS telah berubah. Pada tahun mendatang diproyeksikan jumlah
terbesar infeksi HIV baru akan terjadi di antara lald-laki yang berhubungan seks
dengan laki -laki (LSL), diikuti perempuan pada populasi umum (perempuan
risiko rendah) , yang terdiri dari perempuan terinfeksi melalui hubungan seks
dengan pasangan yang telah terinfeksi serta wanita yang melakukan perilaku
berisiko pada tahun-tahun sebelumnya dan mereka yang sebenarnya telah
terinfeksi HIV dan baru dapat terdeteksi di kemudian hari. Jumlah infeksi HIV
yang cukup besar terjadi pada laki-laki yang merupakan pelanggan pekerja seks
dan laki-laki populasi umum, yang terdiri dari laki-laki yang terinfeksi melalui
hubungan seksual dengan istri-istri mereka ditambah dengan laki-laki yang
berhubungan seks dengan WPS pada tahun sebelumnya.
Estimasi dan proyeksi HIV/ AIDS dapat dimanfaatkan untuk perkiraan kebutuhan
sumberdaya dan untuk melengkapi informasi bagi pemangku kebijakan sehingga
dapat menentukan prioritas program dengan berbasis pad a data. Selain itu, hasil
ini dapat digunakan sebagai model dan informasi mutakhir untuk merevisi
estimasi dan dampak setiap 2 tahun.
I
viii ESlimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
ESTIMASI DAN PROYEKSI HIV/AIDS DIINDONESIA
TAHUN 2011-2016
1. Pendahuluan
Proyeksi epidemi HIV terkenal kompleks, khususnya pada awal epidemi dimana
data yang dapat diandalkan terkait dengan parameter perilaku yang menggerakan
epidemi tidak tersedia. Walaupun demikian, proyeksi epidemi HIV sangat
dibutuhkan untuk menggambarkan kebutuhan berbagai layanan untuk program
pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan serta memperkirakan
potensi infeksi baru yang dapat dicegah ketika melakukan anal isis biaya yang
sudah dan akan diinvestasikan dalam upaya penanggulangan HIV/ AIDS.
Pada awal tahun 1990-an, terdapat dua model yang digunakan untuk
memproyeksikan epidemi HIV di Indonesia - EpiModel dan IwgAIDS tetapi
model ini telah digantikan oleh pengetahuan baru tentang epidemi HIV dan
juga studi penelitian baru. Sehubungan meningkatnya kebutuhan negaranegara untuk mendapatkan panduan mengenai metode yang paling tepat
sebagai perhitungan estimasi dan proyeksi mereka, UNAIDS dan WHO telah
membentuk Reference Group on HIV Modeling, Estimates and Projections pada
akhir tahun 1998 (http://www.epidem.org). Berdasarkan rekomendasi Reference
Group, dikembangkan sebuah model proyeksi yang lebih tepat untuk Asia. Asian
Epidemic Model (AEM) adalah sebuah model kurva-fitting dengan sejumlah
parameter perilaku yang menggambarkan suatu keadaan epidemi nasional dari
sub-epidemi pada sub-populasi khusus.
Selanjutnya pada tahun 2006 proyeksi epidemi HIV di Indonesia menggunakan
HIV Epidemiological Modeling and Impact (HEMI). Estimasi dan proyeksi ini
sudah memperhitungkan dinamika demografi dan prevalensi HIV pada populasi
tertentu dan kemungkinan penularan HIV pada daerah pedesaan dan perkotaan.
Selain itu, model ini juga sudah mengembangkan simulasi analisis sensitivitas
dari hasil intervensi dengan beberapa skenario.
Pada tahun 2008, Indonesia mulai menggunakan perangkat lunak Asian Epidemic
Model (AEM) yang memproyeksikan epidemi dengan mengkombinasikan data
prevalensi HIV dan indikator perilaku yang relevan untuk dapat menentukan
faktor yang paling mempengaruhi terjadinya infeksi HIY. Selain itu, perangkat
lunak Spectrum juga digunakan sebagai alat bantu untuk memproyeksikan
dampak epidemi HIY. Di dalam perangkat lunak Spectrum terdapat modul
untuk membuat estimasi dan proyeksi demografi dan epidemi HIV dan AIDS.
Kedua model yaitu AEM dan Spectrum telah digunakan oleh banyak negara .
Estimasi dan Proyeksi HIVIAIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
I 1
2. Tujuan
Tujuan dari estimasi dan proyeksi HIVIAIDS tahun 2011-2016 di Indonesia
adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi epidemi HIV
saat ini dan perkiraan ke depan sehingga dapat digunakan oleh berbagai pihak
dalam merencanakan program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia
yang lebih baik dan terarah. Selain itu, estimasi dan proyeksi ini juga diharapkan
dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi pelaksanaan berbagai
program penanggulangan HIV dan AIDS yang sedang berjalan serta advokasi
untuk meningkatkan komitmen berbagai pihak yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung.
Hasil estimasi dan proyeksi HIV I AIDS di Indonesia tahun 2011-2016 juga dapat
digunakan untuk melakukan anaJisis kebijakan dalam penanggulangan HIV dan
AIDS, menentukan prioritas program dan memperkirakan sumber daya untuk
pelaksanaan berbagai program.
3. Metodologi
Sub Direktorat AIDS & PMS Kementerian Kesehatan membentuk Kelompok Kerja
Estimasi dan Proyeksi HIV I AIDS yang mengerjakan beberapa langkah utama untuk
mempersiapkan Estimasi dan Proyeksi HIV I AIDS Nasional. Hasil dari kelompok
kerja kemudian disesuaikan dan disetujui pada forum terbatas sebagai Estimasi dan
Proyeksi HIV I AIDS di Indonesia 2011-2016.
Beberapa langkah yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Estimasi dan Proyeksi HIV
dijabarkan sebagai berikut:
3.1. Pembagian Distribusi Geografis
Perilaku berisiko tertular dan menularkan HIV seperti hubungan seks yang
tidak aman dan penggunaan jarum suntil( secara bersama-sama dipengaruhi oleh
situasi sosial, budaya, ekonomi, agama dan falctor lainnya pada populasi umum. Hal
ini menyebabkan tingkat epidemi HIV di Indonesia berbeda antara satu wilayah
dengan wilayah lain. Selain itu juga, data epidemiologi dan perilalru berisil
ASIAN F.PIDEMIC MODEL
1}
eBG[Zセ@
I
""m,,' P"y".' Popo'", ]Zj
セ@
SPECTRUM
Asumsi Epidemiology
Estimasi Proyeksi
Infeksi Baru HIV
Kernatian terkait HIV
Kebuluhan terapi ARV
Kebuluhan PPIA
Proyeksi demografis dalam Spectrum sebagian besar menggunakan data Proyeksi
Penduduk Indonesia tahun 20002025 dari Badan Pusat Statistik. Berikut adalah
sumber data untuk input demografis pada modul DemProjSpectrum:
• Data Demografi
Menggunakan data yang sarna dengan data demografi untuk modul AEM.
• Angka harapan hidup, Total Fertility Rate dan Age Spesific Fertility Rate
Menggunakan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia dan Proyeksi
Penduduk Indonesia tahun 20002025 serta tabel model hidup penduduk di
kawasan Asia Tenggara yang sudah tersedia dalam modul DemProjSpectrum.
• Rasio jenis kelamin pada tiap kelahiran
Menggunakan hasil perhitungan berdasarkan hasil Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahlln 2003 dan 2007.
• Migrasi International
Menggunakan data dari buku proyeksi Penduduk Indonesia tahun 20002025,
hasil Sensus Penduduk 1990 dan 2000 serta Sllrvei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 1995 dan 2025.
Es/imasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
111
Sedangkan data terkait dengan epidemiologi HIV dan AIDS untuk modul AEMSpectrum dijabarkan dari sumber data dan asumsi sebagai berikut:
• Prevalensi HIV pada kelompok populasi orang dewasa (1549 tahun)
menggunakan luaran dari 3 modul AEM (Papua, Non Papua dan Waria) yang
sudah dikompilasikan.
• Tahun awal terjadinya epidemi menggunakan luaran dari modul AEM Non
Papua. Hal ini dilakukan mengingat modul AEM NonPapua berisi populasi
berisiko tinggi yang lebih lengkap dan kedua model AEM lain serta merupakan
penyesuaian dengan prevaJensi HIV hasil surveilans dari beberapa populasi
berisiko tinggi.
• Progresifitas HIV menjadi AIDS membutuhkan ART dan ODHA yang
meninggal karena tidak menerima ART mengikuti rekomendasi UNAIDS, yaihl
menggunakan waktu median dari awal terjadinya infeksi hingga kematian akibat
AIDS tanpa ART untuk orang dewasa diasumsikan 10 tahun (9,6 tahun untuk pria
dan 10,4 tahun untuk wanita). Untuk anak diasumsikan waktu perkembangan
menuju kematian lebih cepat.
• Distribusi usia dengan HIV dan AIDS setiap tahun menggunakan angka yang
disediakan oleh modul AEMSpectrum untuk negara dengan tingkat epidemi
HIV terkonsentrasi pada populasi tertentu. Sedangkan rasio jenis kelamin orang
dengan HIV dan AIDS dihitung dari distribusi kasus AIDS yang dilaporkan.
• Rasio Total Fertility Rate dari perempuan yang terinfeksi HIV dengan yang tidak
terinfeksi menggunakan angka yang disediakan oleh modul Spectrum.
• Jllmlah ODHA yang menerima ART didapat dari hasil monitoring ART Sllbdit
AIDS & PMS Kementerian Kesehatan tahun 20042011. Sedangkan cakupan
ART tahun 20122016 dianggap sarna dengan tahun 2011.
• Perkiraan cakupan program PPIA diasumsikan sedang dan konservatif dengan
persentase yang sarna pada perempuan dan anakanak yang menerima ART.
Setelah semua data yang dibutllhkan oleh Spectrum di masukan, maka alat bantu
tersebut menghitungsecara otomatis estimasi indikatordampak epidemi HIV dan
kemungkinan membuat proyeksi. Kelompok Kerja kemudian membandingkan
hasil perhitllngan modul Spectrum dengan hasil dari modul AEM serta laporan
Estimasi Ukuran Populasi Kunci HIV tahun 2012.
Ada beberapa perhitungan estimasi dan proyeksi dari modul Spectrum yang
kemudian disepakati untllk tidak digunakan dalam laporan ini, seperti dampak
epidemi HIV terhadap epidemi tuberculosis dan perhitungan anak yang
kehilangan ibu dan atau ayah akibat kematian AIDS. Hal ini dilakukan mengingat
cara perhitungan dalam modul Spectrum didasari oleh hasil penelitian dampak
epidemi di Afrika dan belum tersedia data tersebut di Indonesia.
121 Estimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
3.5. Estimasi Jumlah Orang Dengan HIV AIDS (ODHA)
Sebelumnya estimasi jumlah ODHA nasional dihitung dengan menggunakan
metode esktrapolasi yang didasarkan pada estimasi jumlah populasi kunci HIV
dan data prevalensi HIV terbaru dari STBP dan atau surveilans sentinel HIV
Kemenkes. Metode ini cenderung mengestimasi jumlah ODHA dengan lebih
rendah karena bergantung pada lakilaki risiko tinggi yang melaporkan bahwa
mereka mereka telah membeli seks dan perempuan yang melaporkan bahwa
mereka menjual seks dalam 12 bulan terakhir, sehingga sulit untuk mengukur
man tan pelanggan dan mantan pekerja seks yang tidak melakukan transaksi 12
bulan terakhir sebelum survei dilakukan.
Keterbatasan ini dapat diatasi oleh AEM yang
mengunakan "fitting"
kecenderungan jumlah ODHA untuk setiap populasi kunci dengan
mempertimbangkan data spesifik untuk setiap negara dan kecenderungan
pola epidemi untuk sejumlah besar negara di Asia dengan tingkat epidemi HIV
terkonsentrasi. Metode ini mengimbangi risiko infeksi HIV dalam periode survei
berurutan (dan bukan 12 bulan sebelumnya yang tercakup dalam sebagian besar
survei, termasuk STBP 201l). Sebagai hasilnya, jumlah estimasi ODHA dari AEM
dikoreksi untuk populasi risiko rendah yang tidak dilaporkan dalam STBP (yaitu
orang yang tidak melaporkan perilaku berisiko selama 12 bulan sebelum survei).
AEM menghasilkan estimasi jumlah ODHA tahun 2012 dengan menggunakan
data input dari laporan estimasi ukuran populasi kunci HIV tahun 2012, tingkat
dan kecenderungan prevalensi HIV pada populasi kunci, perilaku berisiko serta
pencarian pelayanan kesehatan . Perangkat lunak AEM kemudian mencocokan
sebuah garis kecenderungan ODHA untuk setiap populasi kunci yang konsisten
dengan data input dari Indonesia dan evolusi epidemi HIV di negaranegara
Asia . Garis kecenderungan yang didapat menghasilkan estimasi jumlah ODHA
setiap tahun yang konsisten dengan semua data yang tersedia.
Meskipun demikian, AEM tidak dapat memberikan estimasi jumlah ODHA di
tingkat kabupaten/kota, sehingga metode ekstrapolasi konservatif digunakan
untuk mengestimasi jumlah ODHA di tingkat kabupaten/kota. Untuk mengatasi
estimasi yang terlalu rendah dari metode esktrapolasi, jumlah ODHA yang
diestimasi kemudian disesuaikan dengan faktor koreksi. Faktor koreksi tersebut
mempertimbangkan jumlah estimasi ODHA yang dihasilkan oleh AEM dan
metode ekstrapolasi di tingkat nasional (yaitu total estimasi jumlah ODHA
kabupaten/kota) untuk setiap populasi kunci. Dengan demikian, jumlah ODHA
yang disesuaikan untuk setiap kabupaten/kota menjadi sebagai berikut:
(PLHIV(AEM) PLHIV(national))/PLHIV(national)l
#PLHIV(adj) = PLHIV size(di
'i:
0.6
.v;
c
'"
"iii
>
M
0.4
ッM N TM V
0.38
F
0.41
0.43
2011
2012
2013
M
セ
PᄋNT
a.
ョ X@
M
P セ
セ@
0-
0.2
0 I
2014
Tahun
141 Estimasi dan Proyeksi HIVIAIDS di Indonesia Tahun 2011-2016
2015
2016
Selain estimasi dan proyeksi prevalensi HIV dari modul AEM didapatkan juga
estimasi dan proyeksi jumlah ODHA menurut populasi berisiko. dimana jumlah
ODHA di populasi Pengguna Alat Suntik (Penasun) mengalami penurunan dari
28 .944 pada tahun 2011 menjadi 21.559 di tahun 2016. Sedangkan peningkatan
jumlah ODHA terjadi pada populasi lainnya termasuk lakilaki risiko rendah
dan wanita risiko rendah (Tabel 1).
Tabel 1. Estimasi dan proyeksi Jumlah ODHA Menurut Populasi Kunci di Indonesia
Tahun 2011-2016
Populasi Kunci
Wan ita Pekerja Seks
Langsung (WPSL)
10.512
10.616
10.717
10.893
11.091
11.309
Wanita Pekerja Seks Tidak
Langsung (WPSTL)
4.647
4.872
5.019
5.158
5.282
5.401
Pelanggan WPS (Langsung
& Tidak Langsung)
105.325 107.784 110.076 111.978 113.909 115.954
Lakilaki Seks Lakilaki
(LSL)
68.175
81.338
96.632
113.650 132.690 153.771
Pengguna Napza Suntik
(Penasun)
29.928
27.763
26.097
24.502
22.990
21.559
Waria
8.733
9.152
9.489
9.887
10.283
10.678
Pelanggan Waria
26.155
27.479
28.565
29.843
31.120
32.396
Lakilaki risiko rendah
101.604 112.921
Perempuan risiko rendah
190.349 209.898 228.089 245.770 262.768 279.276
Total
545.428 591.823 638.643 686.319 735.256 785.821
123.959 134.638 145.123 155.477
Modul AEM juga memberikan estimasi dan proyeksi jumlah infeksi HIV baru
menurllt poplllasi berisiko, dimana secara signifikan terjadi peningkatan pada
populasi lakilaki yang melakukan hubungan seks dengan lakilaki yaitu pada
tahun 2011 sebesar 13.074 menjadi 28.640 di tahun 2016 (Tabel 2).
ESlimasi dan Proyeksi HI VIA IDS di Indonesia Tahun 2011-2016
115
Tabel2. Estimasi dan proyeksi Jumlah Infeksi HIV Baru Menurut Kelompok Populasi
Kunci di Indonesia Tahun 20112016
Jumlah Infeksi HIV Baru
Populasi Kunci
ゥjNmKLnQGBュセ⦅@
,.
Wanita Pekerja Seks
Langsung (WPSL)
3.715
3.791
3.846
3.899
3.958
4.026
Wanita Pekerja Seks Tidak
Langsllng (WPSTL)
1.478
1.504
1.522
1.542
1.563
1.589
Pelanggan WPS (Langsung
& Tidak Langsung)
14.201
14.494
14.837
15.207
15.599
16.016
Lakilaki Seks