Analisis Antrian Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh

ANALISIS ANTRIAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN
PANTAI (PPP) LAMPULO BANDA ACEH

MARTUNIS

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Antrian Kapal
di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Bogor, Juni 2014

Martunis
NIM C44100085

ABSTRAK
MARTUNIS. Analisis Antrian Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Lampulo Banda Aceh. Dibimbing oleh SUGENG HARI WISUDO dan
MUSTARUDDIN.
Teori antrian merupakan studi matematika dari antrian atau kejadian garis
tunggu, yakni suatu garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan layanan dari
sistem yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi antrian kapal
yang mendaratkan hasil tangkapan di PPP Lampulo, mengidentifikasi tingkat
utilitas sistem atau tingkat kegunaan fasilitas pelayanan bongkar muat hasil
tangkapan, dan mengidentifikasi waktu tunggu kapal dalam antrian di PPP
Lampulo. Penelitian ini menggunakan rumus baku dari sistem antrian jalur ganda
satu tahap pelayanan untuk mengidentifikasi kondisi antrian yang terjadi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model antrian yang terjadi di PPP Lampulo adalah
(M/M/5) : (FCFS/I/I). Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus baku model
antrian diperoleh bahwa laju kedatangan kapal yang melakukan pembongkaran
hasil tangkapan yaitu 14 kapal/hari dan laju waktu pelayanan yaitu 16 kapal/hari.
Nilai dari waktu tunggu dalam antrian adalah 0 jam dan jumlah kapal yang

mengantri tidak ada, sedangkan waktu tunggu dalam sistem adalah 2.5 jam dan
jumlah kapal yang berda dalam sistem yaitu 1 kapal. Hasil perhitungan juga
menunjukkan nilai utilitas dari sistem hampir mencapai optimum dengan nilai
0.875, dan peluang tidak ada kapal dalam sistem yaitu 0.42.
Kata kunci: Teori antrian, Pelabuhan Perikanan Pantai, Lampulo, Kapal Perikanan

ABSTRACT
MARTUNIS. Ship Queue Analysis in Coastal Fishing Port (PPP) Lampulo Banda
Aceh. Supervised by SUGENG HARI WISUDO and MUSTARUDDIN.
Queuing theory is the mathematical study of queues or waiting line events,
which is a waiting line of constumers who require the service of the existing
system. This study aims to identify the vessel queue landed in PPP Lampulo,
identify the degree of usefulness of the system utility of unloading fasilities and
identify the ship waiting time in the queue at PPP Lampulo. This study used a
standard formula of a multi channel single phase to identify conditions of existing
queue. The results showed that the model queue that occurred in PPP Lampulo
was (M/M/5): (FCFS / I / I). Based on calculations by the standard formula
queuing model, it was obtained that the rate of arrival of the vessel unloading was
14 vessels / day and the rate of the service time was 16 vessels / day. Value of
waiting time in the queue was 0 hour and the number of vessels that queue did not

exist, while the waiting time in the system was 2.5 hours and the number of ships
arriving in the system was 1 ship.The result of the calculation also showed that
utility value of the system almost reached the optimum value (0.875) and the
probably no ship in a system was 0.42.

Keywords: queuing theory, Coastal Fishing Port, Lampulo, Fishing Vessels

ANALISIS ANTRIAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN
PANTAI (PPP) LAMPULO BANDA ACEH

MARTUNIS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Antrian Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Lampulo Banda Aceh
Nama
: Martunis
NIM
: C44100085
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Dr Ir Sugeng Hari Wisudo, MSi
Pembimbing I

Dr Mustaruddin, STP
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr Ir Budi Wiryawan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah teori
antrian, dengan judul Analisis Antrian Kapal di pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Lampulo Banda Aceh.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Sugeng Hari Wisudo, MSi dan
Dr Mustaruddin STP, selaku pembimbing skripsi, Prof Dr Ir Domu Simbolon,
MSi selaku penguji serta Dr Fis Purwangka SPi, MSi selaku dosen pembimbing
akademik. Di samping itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada stafstaf dari UPTD PPP Lampulo Banda Aceh, yang telah banyak membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua,
serta seluruh keluarga atas segala doa, dukungan dan kasih sayang yang diberikan
sehingga penulis mampu mencapai titik ini. Terima kasih pula untuk civitas PSP

serta sahabat-sahabat terbaik PSP 47 atas kenangan selama menempuh pendidikan
di Departemen PSP. Terima kasih untuk teman-teman Asrama Mahasiswa Aceh
Leuser, Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong (IMTR), teman-teman Divisi Sosial
Lingkungan dan Bina Desa di BEM FPIK, serta seluruh pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014
Martunis

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Metode Penelitian
Jenis dan Metode Pengambilan Data
Prosedur Analisis Data
Model Antrian
Konfigurasi Model
Perhitungan Variabel Model Antrian
Uji Keseragaman Data
Uji Kecukupan Data
Uji Distribusi Data
Perhitungan Menggunakan Rumus Baku Antrian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo
Sistem Antrian Kapal di PPP Lampulo
Batasan Sistem Antrian
Model Antrian
Perhitungan Variabel Model Antrian
Uji Keseragaman Data
Uji Kecukupan Data
Uji Distribusi Data

Perhitungan Menggunakan Rumus Baku Antrian
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
2
2
3
3
3
3
4

4
5
5
6
6
6
7
8
10
10
11
11
11
14
14
15
15
17
18
18

19
19
21
25

DAFTAR TABEL
1 Hasil uji kecukupan data
2 Hasil uji distribusi data
3 Hasil perhitungan menggunakan rumus baku antrian

15
16
17

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

6

Konfigurasi model
Tahapan penelitian
Sistem antrian
Distribusi kedatangan kapal per hari
Distribusi rata-rata waktu pelayanan dalam jam per kapal
Kedatangan pelanggan dalam interval waktu tetap

6
9
11
13
13
16

DAFTAR LAMPIRAN
1 Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo tahun 2012
2 Volume dan nilai produksi PPP Lampulo tahun 2005-2011
3 Perhitungan distribusi laju kedatangan kapal di PPP Lampulo
4 Perhitungan distribusi waktu pelayanan kapal di PPP Lampulo
5 Beberapa aktivitas di PPP Lampulo

21
22
23
23
24

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan luas laut mencapai 5.8 juta
kilometer persegi, terdiri atas lebih dari 17504 pulau dan panjang garis pantai
mencapai 104 ribu kilometer (Noegroho). Kenyataan tersebut membuka peluang
yang sangat besar bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya
dengan memanfaatkan sebaik mungkin potensi sumberdaya perikanan yang ada.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya yaitu operasi penangkapan ikan, dalam operasi ini dibutuhkan fasilitas
berupa kapal dan alat penangkapan ikan. Selain itu, dibutuhkan juga sarana lain
sebagai tempat pendaratan hasil tangkapan oleh kapal untuk di distribusikan yaitu
sebuah pelabuhan perikanan. Pelabuhan perikanan merupakan suatu wilayah yang
menjadi kontak antara dua bidang sirkulasi yang berbeda, yaitu laut dan daratan.
Pelabuhan perikanan menjadi pusat perpaduan antara aktivitas penangkapan ikan
di laut dan aktivitas pendistribusian ke daerah konsumen (Lubis 2012). Pelabuhan
perikanan akan berfungsi sebagai tambat labuh kapal perikanan, tempat
pendaratan ikan dan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan sistem perikanan
tangkap. Pelabuhan perikanan juga menjadi gambaran kemajuan sektor perikanan
di suatu daerah karena menjadi pintu gerbang dari kegiatan perikanan, apabila
pelabuhan perikanannya berjalan dengan efektif dan efisien maka hampir dapat
dipastikan bahwa sektor perikanannya berjalan dengan baik.
Tahun 2010, Indonesia memiliki 816 pelabuhan perikanan, 24 diantaranya
merupakan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) (Lubis 2012). Salah satu PPP yang
punya potensi untuk dikembangkan yaitu PPP Lampulo Banda Aceh. Posisi
geografis kota Banda Aceh yang berada di ujung barat Pulau Sumatera dan
berhadapan langsung dengan jalur pelayaran internasional yaitu Samudera Hindia
dan Selat Malaka, dapat menjadi faktor penting dalam mendukung pengembangan
PPP Lampulo. Pelabuhan perikanan Lampulo menjadi gambaran kemajuan sektor
perikanan di Aceh pada umumnya karena pelabuhan tersebut merupakan satusatunya pelabuhan perikanan terbesar yang terdapat di Aceh. Menurut UPTD PPP
Lampulo (2013), jumlah rata-rata per bulan kapal yang mendaratkan hasil
tangkapannya di PPP Lampulo cenderung meningkat. Tahun 2008 jumlah kapal
yang mendaratkan hasil tangkapannya mencapai 227 unit, tahun 2009 mencapai
238 unit, tahun 2010 mencapai 285 unit, tahun 2011 mencapai 228 unit dan pada
tahun 2012 mencapai 324 unit. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa
kepercayaan pemilik kapal untuk mendaratkan hasil tangkapannya di PPP
Lampulo relatif meningkat meskipun menurut statistik KKP 2012 jumlah kapal
perikanan laut di Aceh cenderung berfluktuasi. Tahun 2008 kapal perikanan laut
di Aceh mencapai 17376 unit, tahun 2009 mencapai 16520 unit, tahun 2010
mencapai 14949 unit dan pada tahun 2011 mencapai 15797 unit.
Menurut Murdiyanto (2004), masalah yang umum dihadapi oleh pengelola
pelabuhan perikanan dalam memberikan pelayanan terhadap pengguna pelabuhan
adalah meningkatnya pemanfaatan pelabuhan oleh kapal penangkapan ikan

2
terutama pada musim penangkapan ikan. Demikian juga hal nya dengan PPP
Lampulo, meskipun jumlah kapal rata-rata per bulan yang melakukan bongkar
muat hasil tangkapan cenderung meningkat, tetapi hal tersebut tidak terjadi setiap
saat, ada saat dimana kapal yang datang untuk pembongkaran hasil tangkapan
sedikit, sehingga mengakibatkan pengangguran dari fasilitas pelayanan
pembongkaran. Pengangguran fasilitas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan
juga terjadi karena banyak armada penangkapan yang melakukan bongkar muat
diluar PPP Lampulo sehingga pendapatan pelabuhan menjadi berkurang.
Berdasarkan kenyataan tersebut, diperlukan suatu pemikiran, perencanaan
dan perhitungan yang seksama sehingga pelayanan dan kinerja pelabuhan dapat
berjalan optimal. Berdasarkan fakta tersebut juga, maka analisis mengenai antrian
kapal penangkapan ikan yang melakukan bongkar muat hasil tangkapan di PPP
Lampulo perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan dan kinerja
pelabuhan.

Perumusan Masalah

Meningkatnya pemanfaatan fasilitas dermaga bongkar muat oleh kapal
penangkapan ikan, menyebabkan akan terjadinya antrian kapal. Semakin
banyaknya antrian maka waktu yang dibutuhkan dalam menunggu untuk
pembongkaran hasil tangkapan akan semakin lama sehingga berdampak pada
menurunnya mutu hasil tangkapan dan berdampak juga pada harga ikan dan
pendapatan nelayan. Selain itu, penambahan panjang dermaga untuk bongkar
muat tanpa perencanaan dan perhitungan yang baik hanya akan menghabiskan
biaya dalam pembuatannya dan pemeliharaannya.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimana model antrian yang terjadi di PPP Lampulo saat ini? ; dan
2.
Bagaimana tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan pembongkaran hasil
tangkapan di PPP Lampulo saat ini?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :
Mengidentifikasi model antrian kapal perikanan yang mendaratkan hasil
tangkapan di PPP Lampulo ;
2. Menghitung tingkat utilitas sistem atau tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan
bongkar muat hasil tangkapan ; dan
3. Menghitung waktu tunggu kapal dalam antrian di PPP Lampulo
1.

3
Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait
dengan aktivitas perikanan tangkap khususnya bagi pihak PPP Lampulo sebagai
bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan bongkar kapal ikan yang
optimal bagi pelanggan yang melakukan pembongkaran hasil tangkapan di
pelabuhan tersebut.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai April 2014 di
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Banda Aceh. Penelitian ini
dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah kajian literatur mengenai
analisis antrian, pencarian informasi mengenai lokasi penelitian dan pembuatan
usulan penelitian. Tahap kedua adalah pelaksanaan penelitian dan pengambilan
data di lapangan yang dilakukan pada Juli sampai Agustus 2013. Tahap ketiga
adalah pengolahan data yang dilakukan pada Februari sampai April 2014.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan berupa metode penelitian survei yang termasuk ke
dalam metode deskriptif. Metode penelitian survei dilakukan dengan meneliti
keadaan suatu kelompok individu atau populasi untuk mendapatkan gambaran
objek yang diteliti.
Nazir (1988) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status sekelompok manusia, objek, kondisi, sistem pemikiran atau
peristiwa pada masa sekarang. Adapun survei adalah penyelidikan yang diadakan
untuk memperoleh fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan
secara faktual. Adapun tujuan dari metode penelitian ini adalah untuk membuat
deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

4
Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang langsung diambil berdasarkan pengamatan di lapangan berupa
kecepatan kedatangan kapal dan kecepatan pelayanan bongkar muat hasil
tangkapan yang dihitung mulai kapal bersandar di dermaga sampai kapal tersebut
keluar. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pengelola PPP Lampulo
yang disusun menjadi dokumen penting mengenai jumlah kapal yang melakukan
penangkapan ikan, hasil tangkapan, fasilitas pelabuhan dan informasi lainnya
yang menunjang kegiatan penelitian serta berbagai tulisan melalui penelusuran
pustaka (studi pustaka), lembaga-lembaga pemerintah dan instansi terkait.
Data pengamatan langsung terkait dengan subjek pengamatan yang ada di
lapangan. Pengamatan ditentukan secara purposive sampling yakni kapal yang
melakukan bongkar muat dipilih sebagai contoh secara khusus untuk tujuan
penelitian. Pengambilan data dilakukan tanpa adanya kontak langsung dengan
contoh. Kriteria contoh adalah kapal yang melakukan pembongkaran hasil
tangkapan di PPP Lampulo dalam perode sibuk yaitu pukul 05.00-12.00 WIB dari
hari Senin sampai Sabtu kecuali hari Jumat dan libur nasional. Kecukupan data
contoh disesuaikan dengan pengujian hingga jumlah contoh dirasa sudah cukup.

Prosedur Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa model dan karakteristik antrian kapal di PPP Lampulo.
Menurut Medhi (1991), Sistem antrian dicirikan oleh lima komponen,
yaitu pola kedatangan costumers, pola pelayanan, banyaknya server,
kapasitas sistem dan disiplin antrian. Karakteristik antrian ditentukan
dengan melihat distribusi kedatangan kapal dan distribusi waktu pelayanan
kapal di dermaga bongkar muat hasil tangkapan. Setelah itu, ditentukan
model yang digunakan. Tiap model memiliki rumus yang berbeda dalam
menghitung variabel tingkat keefisienan suatu fasilitas.
2. Mengitung variabel model antrian dengan rumus yang sudah ditentukan.
Sebelum itu, data yang digunakan dilakukan pengujian yang meliputi:
a. Uji keseragaman data dan uji kecukupan data dengan menggunakan
bantuan program Microsoft Excell.
b. Uji pola distribusi data dengan menggunakan bantuan program
Microsoft Excell. Uji pola distribusi harus menunjukkan tingkat
kedatangan kapal menyebar Poisson dan tingkat pelayanan
pembongkaran hasil tangkapan menyebar eksponensial.
c. Apabila tingkat kedatangan kapal dan tingkat pelayanan tidak
berdistribusi poisson dan eksponensial maka digunakan metode

5
simulasi dalam menghitung variabel model antrian. Tahapan penelitian
dapat dilihat di gambar 2.
Sub bab berikut akan menguraikan tahapan-tahapan pengolahan data yang
dilakukan.
Model Antrian
Untuk mempelajari model antrian diperlukan beberapa notasi khusus yang
digunakan untuk menggambarkan model antrian. Menurut Cooper (1981), notasi
kendall dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik dari antrian dengan
sistem paralel yang secara umum dibakukan dengan format sebagai berikut :
(a/ b/ c) : (d/ e/ f)
Keterangan :
a : distribusi kedatangan
b : distribusi waktu pelayanan
c : jumlah fasilitas pelayanan paralel
d : disiplin antrian
e : jumlah maksimum pelanggan yang diperbolehkan di dalam sistem antrian
f : ukuran dari populasi asal pelanggan
Notasi baku yang menggantikan a dan b adalah :
M : distribusi kedatangan atau laju pelayanan mengikuti sebaran poisson
(ekuivalen dengan distribusi waktu antar kedatangan atau waktu pelayanan
eksponensial)
D : waktu pelayanan atau waktu antar kedatangan konstan (deteministik)
G : distribusi waktu pelayanan umum (normal)
GI : distribusi kedatangan atau tingkat pelayanan mempunyai sebaran khusus
(empiris)
Notasi yang menggantikan e dan f adalah :
I : jumlah maksimum pelanggan di dalam sistem dan ukuran populasi asal
pelanggan tak terhingga
F : jumlah maksimum pelanggan di dalam sistem dan ukuran populasi asal
pelanggan terhingga
Disiplin antrian untuk menggantikan d yaitu :
FCFS
: First Come First served
LCFS
: Last Come First Served
SIRO
: Service in Random order
PR
: Priority Service

Konfigurasi Model
Sebuah fasilitas pelayanan dalam sebuah sistem mungkin hanya terdiri dari
satu kali proses, artinya setelah selesai proses pelayanan segera keluar dari sistem,

6
namun mungkin juga memerlukan beberapa kali tahapan proses dimana proses
pelayanan dalam sebuah tahap perlu dilanjutkan ke pelayanan tahap berikutnya.

Gambar 1 Konfigurasi Model Antrian
Menurut Heizer dan Render (2006), Ada empat struktur dasar dari sistem
antrian yaitu :
1. Kanal Tunggal Fase Tunggal (Single Channel Single Phase)
2. Multi Kanal Fase Tunggal (Multi Channel Single Phase)
3. Kanal Tunggal Multi Fase (Single Channel Multi Phase)
4. Multi Kanal Multi Fase (Multi Channel Multi Phase)
Perhitungan Variabel Model Antrian
Uji Keseragaman Data
Pengujian ini dilakukan untuk menyeleksi data yang pantas diikutkan dalam
perhitungan selanjutnya. Data yang tidak pantas akan disebut data ekstrim. Suatu
data akan dianggap ekstrim jika data berada di atas batas kontrol atas atau di
bawah batas kontrol bawah. Menurut Mc Clave et al. (2010), keseragaman data
diuji dengan rumus:


a a- a a



n



................................................... (1)

- ∑

…………………………… (2)

a a- a a

.......................................... (3)

a a- a a -

……………………….…. (4)

-

Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat
sudah mewakili populasi yang diamati. Jika N > N’ maka jumlah data yang
diperoleh sudah cukup mewakili populasi yang diamati (Sutalaksana 1979).

7
Sesuai dengan rumus yang dijabarkan oleh Sutalaksana (1979), jumlah data yang
dibutuhkan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini :

[

√ ∑



- ∑

] …………………………… (5)

Dimana : N’ Jumlah data teoritis minimum
N = Jumlah data pengamatan
= Nilai dari data
Uji Distribusi Data
Tahap selanjutnya setelah data yang diambil sudah cukup untuk mewakili
populasi, yaitu melakukan uji distribusi data terhadap kelompok data yang sudah
diambil. Data dapat dianalisis dengan metode antrian apabila data mengikuti
distribusi poisson (data laju kedatangan) dan mengikuti distribusi eksponensial
(data waktu pelayanan).
1.Pola kedatangan
Fungsi peluang Poisson digunakan untuk menggambarkan tingkat
kedatangan dengan asumsi bahwa jumlah kedatangan adalah acak atau kedatangan
tersebut tidak terikat satu sama lain dan kejadian kedatangan tersebut tidak dapat
diramalkan secara tepat. Menurut Taha (1982), probalitas tepat terjadinya x
kedatangan dalam distribusi Poisson dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
............................................ (6)
Di mana P (

peluang kejadian sejumlah x
jumlah kedatangan per satuan waktu (0,1,2,3,…n)
tingkat kedatangan rata-rata (kapal/jam)
e = bilangan navier (e = 2.71828)

Selanjutnya untuk menghitung nilai
digunakan rumus :


-

dari data pengamatan,dapat

………………………………….. (7)

Bila nilai -hitung ≤ (α)-tabel, maka hipotesis bahwa data mempunyai
sebaran poisson diterima dan bila sebaliknya, maka hipotesis data mempunyai
sebaran poisson ditolak (Spiegel 1988).
2.Pola Pelayanan
Tingkat pelayanan mengikuti suatu distribusi eksponensial. Jika rata-rata
pelayanan µ maka penyebaran waktu pelayanan mengikuti suatu distribusi
eksponensial negatif, dengan waktu pelayanan adalah 1/µ (Prawirosentono 2003).

8
Dalam lama pelayanan sejak kedatangan kapal dalam sistem antrian sampai
selesai mengikuti sebaran eksponensial dapat dilakukan dengan membandingkan
sampel waktu pelayanan yang sebenarnya dengan waktu pelayanan yang
diharapkan (Taha 1982), yaitu dengan rumus :
…………………………… (8)
Dimana µ = rata-rata tiap pelayanan (unit pelayanan per unit waktu)
e = bilangan navier (e = 2.71828)
t = waktu lamanya pelayanan
Selanjutnya untuk menghitung nilai
digunakan rumus :


-

dari data pengamatan, dapat

………….……………. (9)

Bila nilai -hitung ≤ (α)-tabel, maka hipotesis bahwa data mempunyai
sebaran eksponensial diterima dan bila sebaliknya, maka hipotesis data
mempunyai sebaran eksponensial ditolak (Spiegel 1988).
Perhitungan Menggunakan Rumus Baku Antrian
Menurut Murdiyanto (2004), untuk memecahkan masalah antrian dengan
jalur ganda secara matematis atau persamaan baku sistem antrian, perlu memenuhi
asumsi berikut ini :
1. Distribusi kedatangan merupakan distribusi poisson, di mana secara statistik
kedatangan akan bersifat random.
2. Pelayanan mengikuti distribusi eksponensial.
3. Disiplin antrian adalah First Come First Served.
4. Jumlah konsumen maupun panjang antrian tidak terbatas.
5. Tingkat pelayanan µ harus lebih besar daripada tingkat kedatangan λ.
Menurut Siswanto (2007), apabila asumsi-asumsi diatas sudah terpenuhi,
maka masalah antrian dapat diselesaikan dengan persamaan-persamaan berikut
ini:
……………………………………………. (10)
……………………………… (11)


-

( - )( - )

……………………………… (12)

………………………………………. (13)

9

………………………………………... (14)
…………………………………… (15)
Keterangan :
= jumlah kedatangan kapal rata-rata per satuan waktu
µ = jumlah kapal yang dilayani per satuan waktu
= factor utilitas sistem
= peluang terdapatnya 0 unit dalam sistem (tidak ada pelanggan)
= rata-rata jumlah kapal dalam antrian
= rata-rata jumlah kapal dalam sistem
= waktu tunggu rata-rata kapal dalam antrian
= waktu tunggu rata-rata kapal dalam sistem
c = jumlah fasilitas pelayanan

Gambar 2 Tahapan Penelitian

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo

Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo Banda Aceh yang terletak pada posisi
geografis 5,576336 N dan 95,323058 E dibangun pada tahun anggaran 1976/1977.
Secara tata kelola operasional PPP Lampulo merupakan salah satu UPTD (Unit
Pelaksana Teknis Dinas) yang berada dibawah Dinas Kelautan dan Perikanan
Aceh berdasarkan Peraturan Gubernur NAD Nomor 27 Tahun 2009. PPP
Lampulo yang memiliki luas sekitar 3000 meter persegi terletak di Desa Lampulo
Kecamatan Kuta Alam dengan batasan di sebelah Timur dengan Desa Lamdingin,
sebelah Utara dengan Desa Syiah Kuliah, sebelah Barat dengan Sungai Krueng
Aceh, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Mulia. PPP Lampulo
merupakan pelabuhan yang bentuk dermaganya dibangun sejajar dengan garis
pantai (shore line) atau terletak pada alur Sungai Krueng Aceh.
PPP Lampulo dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang usaha
perikanan, industri perikanan dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan sistem
perikanan. Fasilitas-fasilitas yang disediakan meliputi fasilitas pokok, fasilitas
fungsional, dan fasilitas penunjang. Fasilitas di PPP Lampulo dapat dilihat di
Lampiran 1. Untuk kegiatan pembongkaran hasil tangkapan, PPP Lampulo
memiliki fasilitas dermaga bongkar dengan panjang sekitar 83 meter dan kolam
pelabuhan dengan kedalaman kolam sekitar 3 meter.
PPP Lampulo di buka 24 jam, untuk kegiatan pembongkaran hasil
tangkapan biasanya dimulai pukul 05.00 WIB, namun jam kerja karyawan PPP
Lampulo berlangsung dari jam 08.00 sampai 17.00. Jumlah kapal yang datang ke
PPP Lampulo paling banyak berada di interval waktu pukul 05.00 sampai 09.00.
Kapal yang datang bertambat sejajar dengan dermaga. PPP Lampulo dapat
menampung minimal 5 kapal pada 5 fasilitas pelayanan bongkar muat hasil
tangkapan. Kapal akan keluar dari fasilitas apabila hasil tangkapannya sudah
terjual, apabila ada kapal yang datang disaat kapal yang sebelumnya belum keluar
maka kapal tersebut harus mengantri di samping kapal yang sedang melakukan
proses pelayanan sampai gilirannya tiba.
Kegiatan pembongkaran hasil tangkapan di PPP Lampulo kebanyakan
didominasi oleh kapal-kapal ikan dengan alat tangkap purse seine dan pancing.
Ukuran kapal bervariasi antara 5 GT sampai 50 GT. Armada penangkapan ikan
yang berlabuh atau bertambat di PPP Lampulo tidak semuanya berasal dari Banda
Aceh, ada yang berasal dari Aceh Barat dan Aceh Timur.
Jenis ikan yang dominan didaratkan menurut volume di PPP Lampulo
selama tahun 2012 adalah ikan cakalang, layang, tuna dan tongkol (UPTD
Lampulo 2012). Kegiatan penangkapan ikan dilakukan sepanjang tahun, khusus
untuk tuna dan cakalang mengalami musim puncak dua kali dalam setahun yaitu
pada bulan April dan Oktober, musim sedang pada bulai Mei sampai September,
sedang musim paceklik terjadi pada bulan Desember dan Januari. Pencarian
daerah penangkapan ikan oleh nelayan di PPP Lampulo umumnya belum
mempunyai pedoman yang tetap, melainkan berdasarkan pada pengalaman-

11
pengalaman sebelum nya. Setelah tsunami sebenarnya terdapat bantuan dari
Likelihood Service Center yang dibawahi oleh NGO OISCA dari Jepang yaitu
berupa 2 unit fish finder yang diberikan kepada nelayan secara gratis, tetapi hanya
untuk nelayan yang menggunakan kapal penangkap ikan yang ukurannya 20-30
GT, akan tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa nelayan tidak mau
menggunakan alat tersebut karena pengetahuan yang kurang memadai dan tidak
suka dengan teknologi yang baru. Daerah penangkapan yang dilakukan yaitu
sekitar perairan Banda Aceh, Laut Aceh, Calang, Pulo Raya, Sabang dan
perbatasan Nicobar. Kebanyakan nelayan menangkap ikan sekitar 3-100 mil dari
Lampulo (Dinas Perikanan dan Kelautan NAD 2003).

Sistem Antrian Kapal di PPP Lampulo

Batasan Sistem Antrian
Menurut Siswanto (2007), dalam pendekatan sistem ada empat faktor yang
dominan, yaitu batasan sistem, input, proses dan output. Penentuan batasan dalam
teori antrian perlu dilakukan agar parameter-parameter yang terlibat di dalam
masalah yang sedang diobservasi semakin jelas. Batas sistem perlu diketahui
untuk mempersempit hal-hal yang akan diobservasi. Batas sistem yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu kapal yang melakukan pembongkaran hasil tangkapan
dimulai saat kapal bersandar dan berada di garis tunggu sampai keluar dari sistem,
sedangkan batasan proses pelayanan yaitu dari awal proses bongkar muat sampai
hasil tangkapan selesai dijual, hal ini dilakukan karena bendasarkan hasil
pengamatan, kapal yang dilayani di PPP Lampulo akan keluar dari sistem setelah
hasil tangkapan selesai di jual.
Input yang menjadi data pengamatan di PPP Lampulo adalah setiap kapal
perikanan yang melakukan proses bongkar muat hasil tangkapan sampai selesai
dijual, sedangkan output adalah setiap kapal yang telah selesai dilayani di dalam
fasilitas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan di PPP Lampulo. Bentuk desain
fasilitas pelayanan di PPP Lampulo yaitu series, dimana fasilitas pelayanan berada
dalam satu garis lurus. Jumlah kapal yang mengantri biasanya 2-3 kapal.

Gambar 3 Sistem Antrian

12
Sesaat setelah kapal merapat ke dermaga, aktivitas pendaratan hasil
tangkapan tangkapan dimulai dengan aktivitas pembongkaran hasil tangkapan dari
palka ke dek yang dilakukan secara manual atau dengan menggunakan alat bantu
berupa ember plastik kecil yang diikat dengan tali. Setelah ikan diletakkan di atas
dek, dilakukan penyortiran berdasarkan ukuran dan jenisnya, yang kemudian
dimasukkan ke dalam keranjang dan didaratkan ke dermaga.
Setelah semua ikan dimasukkan ke dalam keranjang, ikan tersebut diambil
oleh toke bangku untuk dijual. Ada beberapa toke bangku yang pemilik kapal,
namun sebagian besar adalah orang kepercayaan pemilik kapal. Tugas dari toke
bangku yaitu menawarkan hasil tangkapan dan mencatat hasil penjualan yang
dipasarkan. Setelah kegiatan pemasaran selesai, kapal akan keluar dari dermaga
atau sistem menuju ke dermaga tambat untuk istirahat, membeli perbekalan untuk
operasi penangkapan ikan selanjutnya, kembali ke rumah bagi nelayan yang
berdomisili di sekitar Lampulo atau langsung keluar dari PPP Lampulo kembali
melaut atau kembali ke tempat asal dari pemilik kapal.

Model Antrian
Model antrian yang terjadi di fasilitas pembongkaran hasil tangkapan PPP
Lampulo mengikuti pola antrian jalur ganda satu tahapan. PPP Lampulo
mempunyai 5 jalur atau 5 fasilitas pelayanan untuk kegiatan bongkar muat hasil
tangkapan. Satu tahapan yang terjadi adalah tahapan pembongkaran hasil
tangkapan sampai dengan hasil tangkapan terjual berada disatu fasilitas yang sama
hingga akhirnya kapal keluar.
Disiplin antrian yang diterapkan di PPP Lampulo yaitu First Come First
Served (FCFS) atau yang pertama datang akan mendapatkan pelayanan pertama.
Untuk kapal yang datang selanjutnya, dapat mengisi fasilitas yang masih kosong.
Apabila semua fasilitas sudah penuh maka kapal tersebut harus mengantri di
samping kapal yang sedang dilayani sampai kapal yang sedang dilayani selesai.
Popolasi kapal yang menjadi input dalam sistem antrian di pelayanan bongkar
muat hasil tangkapan PPP Lampulo adalah populasi yang tidak terbatas dan
panjang antrian dari setiap fasilitas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan juga
bersifat tidak terbatas. Kapasitas tidak terbatas artinya sistem tersebut tidak
mempunyai batasan terhadap jumlah constumer yang diizinkan untuk masuk ke
dalam fasilitas pelayanan (Osaki 1992). Berdasarkan pengamatan, kapal yang
datang ke fasiltas pelayanan bongkar muat hasil tangkapan digambarkan dengan
pola distribusi Poisson dan pelayanannya mengikuti distribusi eksponensial. Hal
tersebut dilihat dari jumlah kapal yang datang ke PPP Lampulo untuk kegiatan
bongkar muat hasil tangkapan kebanyakan berada atau menumpuk di satu interval
waktu tertentu yaitu antara pukul 05.00 sampai 12.00. Berdasarkan analisa yang
telah disebutkan sebelumnya, maka model antrian kapal di fasiltas pelayanan
pembongkaran hasil tangkapan di PPP Lampulo menurut notasi Kendall dapat di
rumuskan sebagai (M/M/5) : (FCFS/I/I).
Menurut Murdiyanto (2004), tingkat kedatangan merupakan distribusi
jumlah kedatangan per satuan waktu atau rata-rata jumlah kedatangan konsumen
untuk memperoleh pelayanan di tempat atau fasilitas pelayanan. Tingkat
pelayanan menunjukkan distribusi waktu pelayanan per unit satuan konsumen

13
atau rata-rata jumlah konsumen yang dapat dilayani oleh suatu fasilitas pelayanan.
Data distribusi kapal dan lamanya pelayanan kapal selama periode sibuk dari
bulan Juli 2013 sampai Agustus 2013 berdasarkan observasi yang dilakukan
selama 25 hari kerja, dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 4 Distribusi kedatangan kapal per hari

Gambar 5 Distribusi rata-rata waktu pelayanan dalam jam per kapal
Gambar 4 menunjukkan bahwa jumlah kedatangan kapal ke PPP Lampulo
cenderung berfluktuasi. Data tersebut diambil berdasarkan hasil observasi dari
hari Senin sampai dengan Sabtu kecuali hari Jumat. Jumlah kapal terbanyak
terdapat pada pengamatan hari ke 9 yaitu sebanyak 19 kapal dan jumlah kapal
paling sedikit terdapat pada pengamatan ke 5, 10, 15, 20, dan 25 dimana semua
pengamatan tersebut terjadi pada hari Sabtu. Dari grafik juga dapat diketahui
bahwa jumlah kapal pada hari Kamis cenderung tinggi yang kemudian menurun
pada hari Sabtu, hal ini mungkin disebabkan karena pada hari jumat nelayan
dilarang melaut sehingga akan memanfaatkkan hari Kamis untuk menangkap ikan
agar tidak terjadi kekurangan pendapatan.
Berdasarkan gambar 5, dapat diketahui bahwa tingkat pelayanan di PPP
Lampulo rata-rata lebih dari 2 jam. Pelayanan paling cepat terjadi pada
pengamatan hari ke 1 yaitu hari Senin, dan pelayanan terlama terjadi pada
pengamatan yang ke 13 yaitu hari Rabu. Jika dihubungkan antara jumlah kapal

14
yang datang dengan pelayanan, tidak bisa disimpulkan bahwa semakin banyak
kapal maka pelayanannya akan semakin lama atau sebaliknya karena hal tersebut
lebih dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapan, ukuran kapal dan lama tidaknya
hasil tangkapan terjual.
Pengamatan data jumlah kedatangan kapal dan pelayanannya di PPP
Lampulo diambil pada periode sibuk dari aktivitas di tempat tersebut yaitu pada
pagi hari. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada saat sibuk lebih
merepresentasikan keadaan nyata dari sebuah sistem. Dari hasil pengamatan,
diketahui bahwa rata-rata jumlah kedatangan kapal di PPP Lampulo yaitu 14
kapal per hari, sedangkan tingkat pelayanan dari fasilitas pelayanannya yaitu 16
kapal/hari. Dari pengamatan, pada periode sibuk di PPP Lampulo sering terjadi
antrian kapal, jumlah kapal yang mengantri biasanya 2 sampai dengan 3 kapal.
Namun pada periode setelah jam 12 siang, biasanya fasilitas kosong atau tidak
termanfaatkan sampai sekitar jam 4 sore. Setelah itu, aktivitas pelayanan kembali
aktif akan tetapi jumlah kapal yang datang rata-rata adalah 3 kapal.
Karakteristik antrian yang diperoleh dari kondisi antrian kapal yang datang
pada fasilitas pelayanan pembongkaran hasil tangkapan di PPP Lampulo yaitu :
1. Jalur
: ganda
2. Fase pelayanan : tunggal
3. Populasi
: tidak terbatas
4. Panjang antrian : tidak terbatas
5. Disiplin antrian : first come first served
6. Pola kedatangan : Poisson
7. Pola pelayanan : eksponensial
Penghitungan Variabel Model Antrian
Antrian kapal dapat digambarkan sebagai sederatan kapal dalam suatu baris
tunggu di muka fasilitas pelayanan. Menurut Heizer dan Render (2008), teori
antrian (queuing theory) adalah suatu studi yang berkaitan dengan suatu keadaankeadaan yang berhubungan dengan segala aspek dalam situasi seseorang atau
lebih harus menunggu untuk dilayani. Dengan menggunkan teori antrian, kinerja
antrian dapat dianalisis dengan menggunakan model-model matematik yang
berbeda-beda, serta dengan teori antrian pula dapat dibuat keputusan mengenai
jumlah fasilitas yang harus digunakan, luasan tempat antrian yang dibutuhkan saat
pemberian pelayanan dan sebagainya.Langkah-langkah yang dilakukan dalam
menganalisis variabel model antrian akan dijabarkan dan dibahas sebagai berikut :
Uji keseragaman Data
Uji keseragaman data dilakukan untuk melihat tingkat kewajaran data yang
dimiliki. Uji ini dilakukan dengan menggunakan formula 1 sampai dengan 4.
Hasil uji keseragaman data pada laju kedatangan kapal menunjukkan bahwa data
sudah seragam dengan data tertinggi yang terkumpul yaitu 19 lebih kecil dari nilai
BKA 20.17 dan data terendah yang terkumpul yaitu 10 lebih besar dari nilai BKB
7.77. Pada data waktu pelayanan, juga menunjukkan bahwa data sudah seragam
dengan data tertinggi yang terkumpul yaitu 2.81 lebih kecil dari nilai BKA 3.05,
dan data terendah yang terkumpul yaitu 2.17 lebih besar dari nilai BKB 2.03. Dua

15
jenis data dapat disimpulkan sudah seragam, sehingga kedua jenis data tersebut
dapat disertakan dalam analisis data selanjutnya.

Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui jumlah data yang didapat
apakah sudah mewakili populasi yang diamati atau belum. Hasil uji kecukupan
data dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil uji kecukupan data
Data
Laju kedatangan kapal
(kapal/hari)
Kecepatan pelayanan
server (jam/kapal)

Jumlah data pengamatan
(N)
25

Jumlah data minimum
(N’)
5

363

27

Berdasarkan hasil uji kecukupan data tersebut diketahui bahwa jumlah data
yang diperoleh dari hasil pengamatan (N) untuk laju kedatangan kapal yaitu
sebanyak 25 data lebih besar dari jumlah data minimum (N’) yang diperlukan
yaitu 5 data. Begitu juga untuk data kecepatan pelayanan server, jumlah data
pengamatan (N) yaitu 363 data lebih besar dari jumlah data minimum (N’) yaitu
27 data, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua jenis data tersebut sudah cukup
mewakili populasi yang ada.

Uji Distribusi Data
Untuk model antrian Poisson ada dua asumsi yang harus diperhatikan terkait
dengan distribusi dari data yaitu data berdistribusi poison dan data berdistribusi
eksponensial. Apabila laju kedatangan memiliki sebaran poisson, maka waktu
antar kedatangan akan memiliki sebaran eksponensial (Taha 2003). Siswanto
(2007) juga mengatakan bahwa jika waktu pelayanan (service time) dalam satuan
waktu per pelanggan mengikuti distribusi eksponensial negatif, maka tingkat
pelayanan (service rate) dalam pelanggan per satuan waktu mengikuti distribusi
Poisson. Hasil dari uji distribusi data dapat dilihat pada Tabel 2.
1. Pola Kedatangan
Pola kedatangan adalah penggambaran cara individu-individu dari suatu
populasi memasuki sistem. Individu-individu mungkin datang dengan laju
kedatangan yang konstan atau juga secara acak (Siswanto 2007). Sebaran Poisson
adalah salah satu dari sebaran pola kedatangan yang paling umum digunakan
untuk mengetahui sebaran waktu kedatangan. Hal tersebut disebabkan sebaran
Poisson sesuai dengan pola kedatangan yang bersifat acak sempurna yang berarti
bahwa masing-masing kedatangan akan bersifat saling bebas atau tidak ada
pengaruh antara satu dengan yang lainnya (Gordon 1980).

16
Menurut Siswanto (2007), tingkat kedatangan pelanggan pada suatu antrian
biasanya terbagi menjadi beberapa interval. Interval merupakan pembagian waktu
pada suatu antrian yang biasa digunakan untuk mengetahui distribusi kedatangan
pelanggan dalam waktu tertentu dan sama. Dalam hal ini,kedatangan pelanggan
secara acak pada masing-masing interval waktu tetap dalam kurun waktu yang
tidak terputus disebut sebagai distribusi atau proses Poisson. Gambar 6
menunjukkan ilustrasi dari distribusi kedatangan pelanggan dalam interval waktu
tetap dalam suatu kurun waktu tertentu. Tingkat kedatangan dalam satuan waktu
dinyatakan dalam (lambda), dan menurut statistik dapat dibuktikan bahwa
tingkat kedatangan mengikuti distribusi Poisson rata-rata jarak-antara (interval
kedatangan) yaitu (Prawirosentono 2003).

Gambar 6 Kedatangan pelanggan dalam interval waktu tetap
2.Pola Pelayanan
Laju pelayanan dari fasilitas pelayanan adalah jumlah unit yang dapat
dilayani per satuan waktu. Laju pelayanan dapat berpola konstan dan dapat pula
berpola acak. Untuk laju pelayanan yang berpola acak, akan memiliki sebaran
peluang seperti halnya kedatangan acak yaitu sebaran Poisson. Bila laju pelayanan
memiliki sebaran Poisson, maka waktu pelayanan akan memiliki sebaran peluang
eksponensial (Taha 2003).
Waktu pelayanan untuk setiap kapal di PPP Lampulo dapat bervariasi untuk
setiap kapal yang dilayani tergantung dari besar kecilnya kapal, banyak sedikit
nya ikan yang harus dibongkar dan cepat atau lamanya hasil tangkapan terjual dari
proses pemasaran.
Tabel 2 Hasil uji distribusi data
Data
Laju kedatangan kapal
(kapal/hari)
Kecepatan pelayanan
server (jam/kapal)

hitung

tabel

9.92

36.41

10.76

36.41

Berdasarkan hasil perhitungan distribusi data laju kedatangan kapal,
diketahui bahwa
hitung
tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa laju
kedatangan kapal berdistribusi poisson. Selanjutnya untuk data kecepatan
pelayanan server diketahui juga bahwa
hitung
tabel, sehingga dapat
disimpulkan kecepatan pelayanan server berdistribusi eksponensial. Hasil
perhitungan uji distribusi data dapat dilihat pada lampiran 3 dan lampiran 4.
Distribusi laju kedatangan kapal dan pelayanan yang menunjukkan
menyebar secara Poisson dan eksponensial sesuai dengan hasil observasi yang
dilakukan di PPP Lampulo. Keadaan di fasilitas pelayanan pembongkaran hasil

17
tangkapan di PPP Lampulo menunjukkan bahwa jumlah kapal yang datang
dominan berada di pagi hari pada interval waktu pukul 05.00 sampai 09.00.
Setelah itu jumlah kapal akan terus menurun terutama setelah jam 12.00 sampai
tidak ada kapal yang masuk. Kapal yang datang biasanya akan kembali ada pada
interval waktu pukul 16.00 sampai 18.00 dengan jumlah kapal berkisar antara 2
sampai dengan 5 kapal. Waktu pelayanan di fasilitas pembongkaran di PPP
Lampulo cenderung menjadi lebih cepat. Hal ini dikarenakan saat jumlah kapal
banyak, sumber daya manusia yang melakukan pembongkaran akan terbagi
sehingga cenderung akan lebih lama. Sebaliknya saat jumlah kapal berkurang,
sumber daya manusia lebih terkonsentrasi di kapal-kapal tersisa sehinggga
pelayanannya akan lebih cepat. Namun untuk waktu keseluruhan pelayanan akan
lebih dipengaruhi oleh lama tidaknya hasil tangkapan terjual. Hal ini dikarenakan
kapal akan keluar dari sistem saat hasil tangkapannya telah terjual.

Perhitungan menggunakan Rumus Baku Antrian
Menurut Machfud (1999), pendekatan analitis yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah sistem aliran bahan yang bersifat acak secara efektif adalah
dengan menggunakan analisis garis antrian atau teori antrian. Suatu teori antrian
dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya pemasukan objek ke dalam suatu sistem
2. Objek yang bergerak melalui sistem bersifat diskret
3. Objek yang masuk ke dalam sistem untuk mendapatkan pelayanan
4. Adanya suatu mekanisme tertentu yang menentukan waktu pelayanan
5. Mekanisme yang tidak dapat ditentukan secara pasti dapat
dipertimbangkan sebagai sutu sistem yang bersifat probabilistik.
Penghitungan variabel model antrian dengan rumus baku dapat dilakukan
setelah asumsi-asumsi pada antrian dengan pola jalur ganda dan satu tahap
pelayanan telah terpenuhi. Hasil penghitungan menggunakan rumus baku antrian
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil penghitungan menggunakan rumus baku antrian
Variabel model antrian

Hasil

Laju kedatangan ( )
Laju pelayanan (µ)
Jumlah fasiltas
tingkat pemanfaatan fasilitas ( )
Peluang tidak nol kapal dalam sistem ( 0 )
Rata-rata jumlah kapal dalam antrian ( q )
Rata-rata jumlah kapal dalam sistem ( s )
Waktu tunggu rata-rata dalam antrian
( )
Waktu tunggu rata-rata dalam sistem ( )

14 kapal/hari
16 kapal/hari
5
0.875
0.42
0 kapal
1 kapal
0 jam
2.5 jam

Berdasarkan hasil pengamatan dan penghitungan diketahui bahwa laju
kedatangan kapal ( ) yang melakukan pembongkaran hasil tangkapan di PPP
Lampulo adalah 14 kapal/hari dan rata-rata laju waktu pelayanan(µ) adalah

18
2.5332 jam/kapal atau 16 kapal/hari.Penghitungan faktor pemanfaatan fasilitas
dapat dilakukan dengan membandingkan laju kedatangan kapal dengan laju waktu
pelayanan. Bendasarkan hasil penghitungan didapatkan tingkat pemanfaatan
fasilitas ( ) pembongkaran hasil tangkapan di PPP Lampulo mencapai 0.875 atau
87.5% dari waktu kerja, sedangkan sisanya fasilitas menganggur. Angka 87.5%
menunjukkan bahwa pemanfaatan fasilitas hampir mencapai optimum yaitu
100%, sehingga jumlah fasilitas pelayanan saat ini di PPP Lampulo bisa
dipertahankan tanpa perlu penambahan jumlah fasilitas pelayanan bongkar hasil
tangkapan.
Peluang tidak adanya kapal dalam sistem di PPP Lampulo yaitu 0.42. Jika
pada jalur tunggal fase tunggal probabilitas sistem sedang kosong adalah waktu
menganggur dari fasilitas, maka pada fase tunggal jalur ganda 0 dihitung
menggunakan formula 11. Jumlah rata-rata kapal dalam antrian di PPP lampulo
yaitu 0 kapal. Dengan demikian, jika kapal-kapal yang datang ke PPP Lampulo
dilakukan pengaturan terhadap waktu keseluruhan dari jam kerja, maka
berdasarkan hasil perhitungan tidak akan terjadi antrian dengan rata-rata waktu
mengantri sebesar 0 jam.
Rata-rata jumlah kapal dalam sistem di PPP lampulo adalah 1 kapal dengan
rata-rata waktu tunggu dalam sistem yaitu 2.5 jam . Jumlah kapal dalam sistem
harus lebih besar daripada jumlah dalam antrian karena jumlah kapal dalam sistem
adalah jumlah kapal dalam antrian ditambah jumlah kapal yang sedang dilayani.
Waktu tunggu rata-rata dalam sistem juga harus lebih besar dari waktu dalam
antrian karena waktu dalam sistem adalah penjumlahan waktu dalam antrian
dengan waktu pelayanan.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Model antrian di PPP Lampulo adalah (M/M/5) : (FCFS/I/I) dengan sistem
antrian jalur ganda dan satu tahap pelayanan (Multi Channel Single Phase).
Karakteristik antrian di PPP Lampulo yaitu populasinya tidak terbatas (infinite),
panjang antrian juga tidak terbatas (infinite), pola kedatangan kapal berdistribusi
poisson, pelayanan kapal berdistribusi eksponensial dan disiplin antrian yaitu
First Come First Served (FCFS).
Tingkat utilitas atau tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan pada sistem
antrian mencapai 87.5% (hampir mencapai optimum 100%), sehingga tidak perlu
penambahan fasilitas pelayanan di PPP Lampulo. waktu tunggu rata-rata kapal
dalam antrian ( ) yaitu 0 jam (tidak ada yang mengantri), sedangkan waktu
tunggu rata-rata kapal dalam sistem ( ) yaitu 2.5 jam.

19
Saran
Sampai saat ini belum diperlukannya penambahan fasilitas bongkar muat
hasil tangkapan di PPP Lampulo karena fasilitas yang ada masih cukup untuk
menampung jumlah kapal yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Cooper RB. 1981. Introduction to Queueing Theory. New York (US): NorthHolland.
Dinas Perikanan dan Kelautan NAD. 2003. Potensi Produksi Perikanan Tangkap
Nanggroe Aceh Darussalam. Banda Aceh (ID): Dinas Perikanan dan
Kelautan NAD.
Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh . 2012. Laporan Tahunan Dinas Perikanan
dan Kelautan Aceh Tahun 2012. Banda Aceh (ID): Dinas Perikanan dan
Kelautan Aceh.
Gordon G. 1980. Sistem Simulation. New Delhi (IN): Prentice Hall of India
Private Limited
Heizer J, Render B. 2005. Operation Management (terjemahan). Jakarta (ID):
Salemba Empat.
Heizer J, Render B. 2008. Manajemen Operasi Buku 2. Jakarta (ID): Salemba
Empat.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan.2012. Statistik Perikanan Tangkap
Indonesia, 2011. Jakarta (ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Lubis E. 2012. Pelabuhan Perikanan. Bogor (ID): IPB Press.
Machfud. 1999. Diktat Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Departemen
Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID):
Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor
Mc Clave JT, Bendon PG, Sincich T. 2010. Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta (ID): Erlangga.
Medhi J. 1991. Stochastic Model in Queueing Theory. California (US): Academic
Press, inc.
Murdiyanto B. 2004. Pelabuhan Perikanan. Bogor. Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID): Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.
Noegroho. A. 2013. Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia Terbesar di Dunia.
[internet]. [diunduh pada tanggal 9 Juni 2014] tersedia pada kkp.go.id/index.
Php./Arsip/c/9822/Keanekaragaman-Hayati-Indonesia-Terbesar-di
Dunia/?category_id=. Jakarta (ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan
Osaki S. 1992. Applied Stochastic System Modelling. Germany (DE): SpringerVerlag.
Prawirosentono S. 2003. Riset Operasi dan Ekonofisika. Jakarta (ID): Bumi
Aksara.
[UPTD] Unit Pelaksana teknis Daerah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Lampulo. 2012. Data Produksi Ikan. Banda Aceh (ID): UPTD

20
[UPTD] Unit Pelaksana teknis Daerah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Lampulo. 2013. Data Jumlah Kapal yang Melakukan Bongkar Muat Hasil
Tangkapan. Banda Aceh (ID) : UPTD
Siswanto. 2007. Operation Research Jilid 2. Jakarta (ID): Erlangga.
Spiegel MR. 1988. S haum’ Outline of Theory and Problem of Statistics 2/ed.
Jakarta (ID) : Erlangga.
Sutalaksana I. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung (ID): Institut Teknologi
Bandung.
Taha HA. 1982. Operation Research. New York (US): McMillan Publishing
Co.Inc.
Taha HA. 2003. Operation Research An Introduction Seventh Edition. New jersey
(US): Prentice Hall Inc.

21
LAMPIRAN
Lampiran 1 Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo tahun 2012
No.
A
1
2
3
4
5
6
7
8
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
C
1
2
3
4
5

Fasilitas
Fasilitas Pokok
Lahan
Pagar keliling
Dermaga tambat
Dermaga bongkar
Turap
Kedalaman kolam
Jalan komplek
Drainase
Fasilitas Fungsional
Tempat Pelelangan Ikan
SPBN
Pabrik es
Area parker
Gudang pengepakan
Work shop
Dock/slipway
Listrik dan instalasi
Kantor Administrasi Pelabuhan
Pos Pelayanan Kesyahbandaran
Kendaraan op.Pelabuhan (roda 2)
Lab.Pembinaan Mutu
Fasilitas Penunjang
Balai Pertemuan Nelayan
Pos jaga
Kios nelayan
MCK Umum
Kamla dan Polair

Ukuran

Satuan

3000
360
180
83
30
3
562
1.516

m2
M
m2
M
M
M
m2
M

428
24
39
600
720
180
10
224,5
216
6
2
347

m2
ton/hr
Ton
m2
m2
m2
Gt
Kva
m2
m2
Unit
m2

256
2
4
63
2

m2
m2
Unit
m2
Tim

Lampiran 2 Volume dan Nilai Produksi PPP Lampulo tahun 2005-2011
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011

Kunjungan kapal
(T