Distribusi Dan Kelimpahan Nudibranchia (Moluska) Di Teluk Jakarta.

DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN NUDIBRANCHIA
(MOLUSKA) DI TELUK JAKARTA

DEDE DARMAWAN

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Distribusi Dan
Kelimpahan Nudibranchia (Moluska) Di Teluk Jakarta adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Dede Darmawan
NIM C54100021

ABSTRAK
Dede Darmawan. Distribusi Dan Kelimpahan Nudibranchia (Moluska) Di Teluk
Jakarta. Dibimbing oleh BEGINER SUBHAN dan HAWIS MADDUPPA.
Nudibranchia merupakan kelompok dari moluska gastropoda laut yang
melepaskan cangkangnya setelah fase larva. Nudibranchia merupakan hewan
bentik yang memakan algae, sponge, karang keras dan lunak, bryozoans, serta
hydroids. Nudibranchia terdapat pada ekosistem terumbu karang dengan
keanekaragaman yang tinggi. Akan tetapi, distribusi dan kelimpahan nudibranchia
di Teluk Jakarta masih sedikit diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
kepadatan dan kelimpahan Nudibranchia. Oleh karena itu, penelitian dilaksanakan
pada tanggal 6-8 September 2013 pada 10 titik di Perairan Teluk Jakarta. Data
distribusi dan kelimpahan diambil dengan menggunakan metode Transek Sabuk
(Belt Transect) dan Transek Garis Menyinggung (Line Intercept Transect). Total
6 famili dari 18 spesies dan 97 individu Nudibrachia ditemukan di wilayah
observasi. Kepadatan tertinggi Nudibranchia ditemukan pada Pulau Kayangan (51

individu/500 m²) dan kepadatan terendah Nudibranchia ditemukan pada Pulau
Untung Jawa (0 individu/500 m²).
Kata kunci: kelimpahan, kepadatan, Nudibranchia, Teluk Jakarta.
ABSTRACT
Dede Darmawan . Distribution and Abundance of Nudibranch (Mollusc) In
Jakarta Bay . Supervised by BEGINER SUBHAN and HAWIS MADDUPPA.
Nudibranch is a group of marine gastropod molluscs which shed their
shell after their larvae stage. Nudibranchia is benthic animals which consume
algae, sponges, hard and soft corals, bryozoans, and hydroids . Nudibranch occur
in coral reefs with high density. However, distribution and abundance of
nudibranchia in Jakarta Bay are lack known. This study aimed to measure the
density and abundance of Nudibranch. Therefore, the study was conducted on
September 6 to 8, 2013 at 10 sites on the Jakarta Bay. Distribution and
abundance data were collected by using the belt transect method (Belt Transect)
and Line Intercept Transect (LIT). A total of 6 family of 18 species and 97
individuals Nudibranch was observed in the study sites. The highest Nudibranch
density was found in the Kayangan Island (51 individu/500 m²) and the lowest
Nudibranch density was found in the Untung Jawa island (0 individu/500 m²).
Keywords : abundance, density , Jakarta Bay , Nudibranch.


DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN NUDIBRANCHIA
(MOLUSKA) DI TELUK JAKARTA

DEDE DARMAWAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Kelautan
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Distribusi Dan Kelimpahan Nudibranchia (Moluska) Di Teluk
Jakarta.
Nama

: Dede Darmawan
NIM
: C54100021

Disetujui oleh

Beginer Subhan S.Pi, M.Si.
Pembimbing I

Dr. Hawis Madduppa S.Pi, M.Si.
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr.Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal lulus : 16 Juni 2014

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini ialah
kelimpahan Nudibranchia, dengan judul Distribusi Dan Kelimpahan Nudibranchia
(Moluska) Di Teluk Jakarta.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini terutama kepada.
1. Bapak Beginer Subhan S.Pi, M.Si. dan Dr. Hawis Madduppa S.Pi, M.Si
selaku dosen pembimbing serta Ibu Dr.Ir. Neviaty Putri Zamani, M.Sc selaku
dosen penguji dalam penelitian skripsi ini atas segala saran, bimbingan, dan
nasihat selama penelitian berlangsung dan selama penulisan skripsi ini.
2. Ayah dan ibu, adik-adikku, dan seluruh keluarga atas segala doa, pengertian,
bantuan dan kasih sayangnya.
3. Seluruh mahasiswa ITK IPB atas segala bantuan dan ikatan kekeluargaannya.
4. Ardian, Delly, Galang, Imdad, Rahmadimi, Yunus, dan IKASASI (Ikatan
Keluarga SMA Negeri 1 Sindang) selaku sahabat terdekat atas segala
dukungan dan motivasinya.
5. Tim Ekspedisi Teluk Jakarta atas bantuannya selama penelitian berlangsung.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Juli 2014
Dede Darmawan

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

PENDAHULUAN

11

Latar Belakang

11


Tujuan Penelitian
METODE

2
2

Waktu dan Tempat Penelitian

2

Alat dan Bahan

3

Metode Pengambilan Data

4

Analisis Data


4

HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN

5
12

Simpulan

12

Saran

12

DAFTAR PUSTAKA

13


LAMPIRAN

15

RIWAYAT HIDUP

21

DAFTAR TABEL
1. Lokasi pengambilan data kepadatan dan distribusi
Nudibranchia
2. Alat dan bahan pengamatan kepadatan dan distribusi
Nudibranchia
3. Kriteria presentase penutupan terumbu karang hidup
4. Kualitas air di perairan Teluk Jakarta
5. Kondisi substrat di Teluk Jakarta
6. Jumlah individu, Spesies, dan Famili dari Ordo
Nudibranchia di Teluk Jakarta
7. Spesies dari Ordo Nudibranchia yang terdapat di Teluk
Jakarta

8. Kepadatan Nudibranchia di perairan Teluk Jakarta

2
4
5
6
7
9
10
11

DAFTAR GAMBAR
1. Peta lokasi penelitian
2. Komposisi Famili dari Ordo Nudibranchia di perairan
Teluk Jakarta dan sekitarnya

3
8

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Nudibranchia (Ordo Nudibranchia) adalah moluska tidak bercangkang
anggota dari Subkelas Opisthobranchiata (Kelas Gastropoda) (Dayrat, 2006)
terdiri dari 3000 spesies yang telah teridentifikasi di dunia dan yang teridentifikasi
di kawasan perairan Indonesia sebanyak 59 spesies dan terdiri dari 15 famili.
Kelompok hewan laut ini adalah salah satu kelompok yang menarik untuk diamati
karena mempunyai warna yang mencolok dan bentuknya bervariasi (Wägele dan
Klussmann- Kolb, 2005).
Keanekaragaman Nudibranchia dapat diketahui dengan melihat faktor-faktor
yang mempengaruhi keberadaannya di lautan, antara lain perbedaan habitat,
seperti tutupan karang, ketersediaan dan jenis makanan. Ketiga hal ini berkaitan
karena diketahui bahwa banyak Nudibranchia makan dan hidup dalam asosiasi
yang dekat dengan spesies karang (Godfrey, 2001). Nudibranchia pada umumnya
memakan algae, sponge, karang keras dan lunak, bryozoans, serta hydroids (Allen
dan Steene, 1999). Jenis makanan Nudibaranchia ini biasanya tersedia di daerah
yang memiliki terumbu karang.
Nudibranchia dalam rantai makanan berperan sebagai pemangsa maupun
mangsa dengan berbagai upaya penyesuaian diri terhadap lingkungan (Debelius,
2007). Gastropoda ini sebenarnya dapat dimakan manusia setelah kandungan
racunnya dihilangkan. Penduduk Chile dan penduduk yang tinggal di pulau di
seberang Rusia dan Alaska memanggang, merebus atau bahkan memakan
beberapa jenis Nudibranchia ini mentah-mentah (Holland, 2008). Nudibranchia
juga memiliki potensi sebagai antivirus dan antikanker. Hal ini telah menarik para
peneliti untuk mengeksplorasinya (Murniasih, 2005).
Penelitian mengenai Nudibranchia masih sangat minim dan sedikit
dilakukan di Indonesia khususnya di Teluk Jakarta. Teluk Jakarta merupakan
wilayah perairan yang kondisi zat haranya selalu berubah secara dinamis karena
tingginya pengaruh lingkungan di sekitarnya. Pengaruh tersebut berupa masuknya
material-material buangan yang berasal dari berbagai aktivitas di sekitar wilayah
tersebut melalui 13 sungai besar yang bermuara ke dalam perairan Teluk Jakarta
(Burhanuddin et al., 1980). Kondisi ini mengakibatkan terjadinya penurunan
kualitas air di Teluk Jakarta sehingga fungsi air tidak lagi sesuai peruntukannya
dan dikhawatirkan akan mengancam kelangsungan hidup bagi biota yang hidup
didalamnya. Begitu juga dengan keberadaan dan pengetahuan tentang
Nudibranchia ini masih banyak masyarakat indonesia belum mengetahui jenis dan
informasi biota laut ini, sehingga dibutuhkan informasi-informasi ataupun data
baru yang berkaitan tentang kelinci laut berdasarkan fakta dan nyata.

2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis, kelimpahan, dan pola distribusi
Nudibranchia di perairan Teluk Jakarta serta mempelajari korelasi faktor
lingkungan dan habitat dengan populasi Nudibranchia.
.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6-8 September 2013 dengan
mengambil lokasi gugusan pulau di Teluk Jakarta yaitu Pulau Laki, Pulau
Lancang Besar, Pulau Lancang Kecil, Pulau Bokor, Pulau Rambut, Pulau Untung
Jawa, Pulau Onrust, Pulau Bidadari, Pulau Kayangan, dan Pulau Kelor. Pada
setiap bagian dilakukan penyelaman berdasarkan daerah dengan jarak pandang
yang baik dan substrat terumbu karang. Lokasi pengamatan kepadatan dan
distribusi Nudibranchia dan posisi geografisnya disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Lokasi pengambilan data kepadatan dan distribusi Nudibranchia
No
Lokasi
Posisi Geografis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Pulau Laki
Pulau Lancang Besar
Pulau Lancang Kecil
Pulau Bokor
Pulau Rambut
Pulau Untung Jawa
Pulau Kelor
Pulau Bidadari
Pulau Onrust
Pulau Kayangan

S 05°57'11.17''
S 05°55'40.02''
S 05°56'18.33''
S 05°56'36.04''
S 05°58'17.72''
S 05°58'37.55''
S 06°1'32,78"
S 06°1'59,96"
S 06°2'00,91"
S 06°2'18,80"

E 106°31'20.64''
E 106°34'46.91''
E 106°35'25.22''
E 106°37'36.18''
E 106°41'11.64''
E 106°42'05.37''
E 106°44'39,46"
E 106°44'43,44"
E 106°43'58,72"
E 106°44'04,11"

Peta lokasi pengamatan kepadatan dan distribusi Nudibranchia dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu peralatan untuk pengukuran kualitas air dan pengamatan kepadatan dan
distribusi Nudibranchia. Peralatan pengukuran kualitas air terdiri dari termometer,
refraktometer, pH meter, dan DO meter. Sedangkan pengamatan kepadatan dan
distribusi Nudibranchia terdiri dari alat selam/SCUBA (Self-Contained
Underwater Breathing Apparatus), roll meter, alat tulis, kertas newtop, buku
identifikasi Nudibranchia, kamera bawah air, serta GPS (Global Positioning
System). Peralatan yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 2.

4

Tabel 2. Alat dan bahan pengamatan kepadatan dan distribusi Nudibranchia
Alat dan Bahan
Keterangan
Termometer
Pengukuran suhu (oC)
Refraktometer
Pengukuran salinitas (ppt)
DO-meter
Pengukuran DO (mg/L)
pH meter
Pengukuran pH
Alat selam/SCUBA
Alat bantu penyelaman
Roll Meter
Line Intercept Transect (LIT)
Alat Tulis
Pensil 2B
Kertas Newtop
Media penulisan
Buku identifikasi Nudibranch
Nudibranch of The World
Kamera Underwater
Alat dokumentasi
GPS
Perekam posisi geografis
Metode Pengambilan Data
Pengambilan data dan lokasi survei untuk menilai kondisi substrat
menggunakan metode LIT. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode LIT
yaitu pembuatan transek menyinggung sepanjang 50 m sebanyak 3 kali ulangan di
kedalaman antara 4-7 m menggunakan roll meter serta menggunakan peralatan
selam (English et al., 1997).
Metode pengamatan yang digunakan pada penelitian menggunakan
metode Transek Sabuk (Belt Transect) sepanjang 100 m menggunakan roll meter
serta menggunakan peralatan selam dengan jarak pandang 2.5 m ke samping kiri
dan kanan. Luasan wilayah pengambilan sampel adalah 500 m². Metode Transek
Sabuk merupakan metode sensus visual bawah laut (Underwater Visual
Census/UVC) yang biasa digunakan untuk menghitung keanekaragaman,
kepadatan maupun kelimpahan ikan maupun invertebrata (English et al., 1997).
Pengumpulan sampel dilakukan dengan mencatat jumlah dan mengambil
gambar menggunakan kamera underwater satu individu per tiap spesies yang
ditemukan serta membuat garis referensi menggunakan penggaris. Identifikasi
morfologi luar dari sampel yang didapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa buku identifikasi, diantaranya Undersea Jewels (Cobb et al., 2006) dan
Nudibranch of the World (Debelius, 2007).
Analisis Data
Kepadatan Nudibranchia pada tiap stasiun pengamatan, menurut (English et
al., 1997) dihitung berdasarkan formulasi berikut :

dimana Dx adalah kepadatan populasi Nudibranchia pada tiap stasiun dan N
adalah jumlah total individu per stasiun pengamatan.

Hasil pengamatan jumlah individu pada tiap stasiun menunjukkan
kelimpahan spesies dalam satuan per m² luas daerah pengamatan. Indeks
kelimpahan memberikan gambaran suatu komposisi spesies serta dominasinya
dalam komunitas. Indeks kelimpahan tiap spesies dihitung berdasakan formulasi
berikut :

Dimana :
Di = Indeks kelimpahan spesies ke-i
ni = Jumlah individu spesies ke-i
N = Jumlah total individu
LIT digunakan untuk menentukan komunitas bentik sesil di terumbu
karang berdasarkan bentuk pertumbuhan dalam satuan persen, dan mencatat
jumlah biota bentik yang ada sepanjang garis transek. Kemudian yang akan
dimasukkan sebagai data hanya koloni karang keras, tipe substrat, dan biota lain.
Adapun kriteria penutupan karang hidup menurut Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No. 4 Tahun 2001 disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria presentase penutupan terumbu karang hidup
Presentase penutupan
Kategori/kriteria
Buruk
0 – 24.9
Sedang
25 – 49.9
Baik
50 – 74.9
Sangat baik
75 – 100

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Lingkungan Di Perairan Teluk Jakarta
Parameter yang diambil untuk mengukur kualitas perairan diantaranya
adalah suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO), dan pH. Berdasarkan data kualitas
air yang diukur, suhu perairan di Teluk Jakarta berada pada kisaran 24.1 oC
hingga 31.2 oC. Menurut Nybakken (1988), terumbu karang dapat berkembang
optimal pada suhu 25 oC hingga 30 oC, namun kisaran suhu 30 oC hingga 35 oC
dapat ditoleransi oleh terumbu karang menurut Castro dan Huber (2003). Oleh
karena itu suhu perairan di Teluk Jakarta dapat dikatakan sesuai untuk
pertumbuhan terumbu karang. Salinitas yang terukur berkisar antara 29 hingga 35
(‰) dan sesuai dengan kisaran toleransi terumbu karang. Kisaran salinitas optimal
untuk pertumbuhan terumbu karang adalah 32 hingga 35 ppt menurut Nybakken
(1988), namun menurut Nontji (1993) kisaran salinitas yang dapat ditoleransi
terumbu karang berkisar 27 hingga 40 ppt. Kandungan oksigen terlarut (DO) yang
terukur berkisar antara 3.1 mg/L hingga 12.4 mg/L. Menurut Effendi (2003),
kandungan oksigen terlarut dengan nilai lebih dari 5 mg/L dapat dikatakan baik
untuk organisme laut. Menurut Zamani dan Maduppa (2011), kisaran nilai pH

6
yang sesuai untuk terumbu karang yaitu 7 hingga 8.5. Kualitas perairan di Teluk
Jakarta dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kualitas air di perairan Teluk Jakarta
Lokasi
pH
DO (mg/L)
A
9.20
7.00
B
9.08
10.30
C
9.04
9.00
D
9.20
9.40
E
7.90
F
9.30
3.10
G
9.10
12.40
H
9.07
5.40
I
11.83
11.30
J
9.08
5.40
9.28
8.14
Mean
Standar Deviasi
0.98
3.10

Salinitas (‰)
31.00
29.00
33.00
30.00
31.00
33.00
33.00
31.00
35.00
30.00
31.60
1.84

Suhu (ºC)
31.10
30.90
29.10
30.60
30.10
29.60
24.10
25.40
30.10
31.20
29.22
2.47

Keterangan : A = Pulau Kayangan
B = Pulau Bidadari
C = Pulau Kelor
D = Pulau Untung Jawa
E = Pulau Rambut
F = Pulau Bokor
G = Pulau Lancang Besar
H = Pulau Lancang Kecil
I = Pulau Laki
J = Pulau Onrust
Nudibranchia tersebar hampir di seluruh dunia mulai dari wilayah tropis
hingga antartika, sehingga sulit mendapatkan informasi spesifik terkait kondisi
perairan (suhu, DO, salinitas, pH) yang optimum untuk hidup maupun
pertumbuhannya (Rudman, 2004). Faktor yang dapat mempengaruhi distribusi
Nudibranchia dalam habitatnya adalah kesehatan ekosistem karang, ketersediaan
dan jenis makanan. Penutupan karang merupakan indikator umum kesehatan
terumbu karang. Terumbu karang yang sehat akan mempunyai tutupan karang
lebih dari 30% (gabungan antara karang keras dan karang lunak) dan penutupan
patahan-patahan (rubble), batuan dan pasir yang rendah (Godfrey, 2001).
Secara umum kondisi substrat di pulau-pulau utara pesisir Kabupaten
Tangerang yang termasuk dalam kawasan Kepulauan Seribu dalam kategori buruk
seperti yang tersaji dalam Tabel 5.

Tabel 5. Kondisi substrat di Teluk Jakarta
Lokasi
Karang hidup (%)
Karang mati (%)
3.8
3.22
A
1.19
0.18
B
6.5
0.06
C
14.29
3.23
D
20.04
4.37
E
20.87
6.34
F
29.91
16.26
G
32.03
15.9
H
6.11
22.89
I
0
0
J

Abiotik (%)
92.03
92.68
88.86
76.12
61.35
59.57
41.41
45.38
26.91
100

Biotik (%)
0.95
5.95
4.58
6.36
13.88
13.22
12.42
6.69
66.98
0

Persentase penutupan karang hidup hanya berkisar 0-22.89%. Secara umum
kondisi terumbu karang di pulau-pulau di utara pesisir Tangerang pada survey
kedua pada bulan September 2013 masih termasuk dalam kategori buruk.
Persentase penutupan karang hidup hanya berkisar 0-22.89%. Persentase
penutupan karang hidup di dekat pesisir dan Teluk Jakarta, seperti Pulau Laki,
Pulau Onrust, Pulau Kayangan, Pulau Bidadari, dan Pulau Kelor sangat rendah.
Hal ini sangat berkaitan dengan kondisi perairan yang buruk dan tingginya
sedimentasi serta run-off dari daratan Jakarta.
Substrat yang mendominasi perairan Teluk Jakarta adalah abiotik dengan
komposisi paling dominan adalah rubble, pasir, dan batu pada Pulau Bidadari,
Pulau Kelor, Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut, Pulau Bokor, Pulau Lancang
Besar. Sedangkan pada Pulau Lancang Kecil dan Pulau Laki komposisi substrat
didominasi oleh rubble dan pasir. Kondisi berbeda terjadi pada Pulau Kayangan
dan Pulau Onrust, substrat yang mendominasi pada Pulau Kayangan adalah pasir
dan batu sedangkan Pulau Onrust seluruhnya didominasi oleh pasir tanpa
ditemukan karang hidup, karang mati, maupun biotik.
Nudibranchia Di Perairan Teluk Jakarta
Nudibranchia yang ditemukan di perairan Teluk Jakarta berjumlah 97
individu yang termasuk kedalam 6 famili (Tabel 6) dan 18 spesies (Lampiran 1),
dengan Spesies dari Ordo Nudibranchia yang paling banyak ditemukan adalah
Elysia ornata sebanyak 52 individu, sedangkan spesies yang paling sedikit
ditemukan adalah Cadlinella ornatissima, Ceratosoma sp 3, Ceratosoma
gracillimum Semper, Mexichromis multituberculata, Phyllidiella pustulosa,
Chromodoris trimarginata, Actinocyclus papillatus, Gymnodoris aff. citrina,
Jorunna funebris, dan Pteraeolidia ianthina masing-masing sebanyak 1 individu
(Tabel 7).
Famili yang ditemukan di perairan Teluk Jakarta dan sekitarnya adalah
Actinocyclidae, Chromodorididae, Dorididae, Facelinidae, Gymnodorididae, dan
Phyllidiidae dengan famili yang paling banyak ditemukan adalah
Chromodorididae. Untuk mengetahui sebaran famili dari Ordo Nudibranchia di
perairan Teluk Jakarta dan sekitarnya dapat dilihat pada Gambar 2.

8

Gambar 2. Komposisi Famili dari Ordo Nudibranchia di perairan Teluk
Jakarta dan sekitarnya
Stasiun pengamatan Pulau Kayangan ditemukan Famili Actinocyclidae
sebanyak 1 spesies (1 individu), Famili Chromodorididae sebanyak 2 spesies (49
individu), dan Famili Gymnodorididae sebanyak 1 spesies (1 individu). Stasiun
pengamatan Pulau Bidadari ditemukan Famili Chromodorididae sebanyak 4
spesies (16 individu). Stasiun pengamatan Pulau Kelor ditemukan Famili
Chromodorididae sebanyak 5 spesies (9 individu). Pada stasiun pengamatan Pulau
Untung Jawa hanya ditemukan flatworm. Stasiun pengamatan Pulau Rambut
ditemukan Famili Chromodorididae sebanyak 2 spesies (5 individu), Famili
Dorididae 1 spesies (1 individu), dan Famili Facelinidae sebanyak 1 spesies (1
individu). Stasiun pengamatan Pulau Bokor ditemukan Famili Chromodorididae
sebanyak 6 spesies (10 individu). Stasiun pengamatan Pulau Lancang Besar
ditemukan Famili Chromodorididae sebanyak 1 spesies (1 individu). Stasiun
pengamatan Pulau Lancang Kecil ditemukan Famili Phyllidiidae sebanyak 1
spesies (1 individu). Stasiun pengamatan Pulau Laki ditemukan Famili
Chromodorididae sebanyak 1 spesies (1 individu). Stasiun pengamatan Pulau
Onrust ditemukan Famili Chromodorididae sebanyak 1 spesies (1 individu)
(Tabel 6).

Tabel 6. Jumlah individu, Spesies, dan Famili dari Ordo Nudibranchia di Teluk
Jakarta
Lokasi
∑ ind ∑ sp
Jumlah spesies anggota (Famili)
Act
Chr Dor Fac Gym
Phy
0
1
0
0
51
4
2
A
1
0
0
0
0
4
16
B
4
0
0
0
0
0
9
5
C
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
D
1
0
0
1
2
4
0
7
E
0
0
0
0
0
6
6
10
F
0
0
0
0
1
0
G
1
1
0
0
1
0
0
0
1
H
1
0
0
0
0
1
0
1
1
I
0
0
0
0
1
0
1
J
1
Ket : Act = Actinocyclidae
Chr = Chromodorididae
Dor = Dorididae
Fac = Facelinidae
Gym = Gymnodorididae
Phy = Phyllidiidae
Genus yang ditemukan paling banyak adalah Elysia, Chromodoris, dan
Glossodoris, hal ini disebabkan Genus Chromodoris merupakan organisme
diurnal (Thompson, 1976), sehingga dengan waktu penelitian yang dilakukan
siang hari, maka Chromodoris banyak ditemukan. Chromodoris merupakan genus
yang distribusinya sangat kosmopolitan dan keanekaragamannya paling baik di
wilayah tropis, diantara genus anggota Famili Chromodorididae yang lain
(Gosliner dan Draheim, 1996). Genus Elysia hidup di bebatuan di tempat terbuka
dan memakan ganggang hijau halus (Cobb et al., 2006) yang banyak terdapat di
Teluk Jakarta, sehingga pada waktu penelitian banyak ditemukan. Sedangkan
Glossodoris atromarginata dari Genus Glossodoris merupakan spesies yang
umum dan menyebar luas, walaupun lebih banyak ditemukan di daerah subtropis.
Spesies ini teridentifikasi oleh penampilannya yang khas dan ukurannya yang
besar (Cobb et al., 2006). Apabila dibandingkan genus yang lain seperti
Hypselodoris, Cadlinella, Risbecia, Ceratosoma, dan Mexichromis maka Elysia,
Chromodoris, dan Glossodoris ditemukan lebih banyak dan bervariasi. Famili
Dorididae ditemukan dalam jumlah yang sedikit (1 individu) di perairan Teluk
Jakarta, hal ini dimungkinkan karena sebagian genus dari Dorididae aktif pada
malam hari (nocturnal) (Coleman, 2008). Famili Facelinidae juga ditemukan
dalam jumlah yang sedikit (1 individu). Hal ini dimungkinkan karena makanan
dari sebagian Spesies anggota Famili Facelinidae yaitu hidroid jarang ditemukan
(Cobb et al., 2006).
Keanekaragaman Nudibranchia di perairan Teluk Jakarta paling tinggi
adalah di Pulau Bokor dengan jumlah spesies dari Ordo Nudibranchia yang
ditemukan sebanyak 6 spesies, kemudian diikuti oleh Pulau Kelor dengan jumlah
spesies dari Ordo Nudibranchia yang ditemukan sebanyak 5 spesies. Sedangkan
Pulau Untung Jawa merupakan pulau dengan keanekaragaman Nudibranchia

10
paling rendah dikarenakan tidak ditemukannya Nudibranchia di pulau tersebut
(Tabel 7). Sedangkan Pulau dengan jumlah Nudibranchia paling banyak
ditemukan adalah Pulau Kayangan sejumlah 51 individu dan pulau dengan jumlah
Nudibranchia paling sedikit adalah Pulau Untung Jawa dengan tidak ditemukan
satupun Nudibranchia (Tabel 7).
Tabel 7. Spesies dari Ordo Nudibranchia yang terdapat di Teluk Jakarta
A B C D E F G H
4 3
3
Chromodoris lineolata
9 2
Glossodoris atromarginata
4
Risbecia pulchella
Cadlinella ornatissima
1
1
Ceratosoma sp 3
Hypselodoris bullockii
1 1
2
Hypselodoris whitei
1
Ceratosoma gracillimum
48
2
2
Elysia ornata
1
Mexichromis multituberculata
1
Phyllidiella pustulosa
Chromodoris fidelis
2
1
Chromodoris trimarginata
1
Actinocyclus papillatus
1
Gymnodoris aff. Citrina
1 1
Chromodoris tumulifera
1
Jorunna funebris
1
Pteraeolidia ianthina
Total
51 16 9 0 7 10 1 1

I

J

1
1

1

1

Beberapa spesies hanya ditemukan pada stasiun pengamatan tertentu. Pulau
Lancang kecil memiliki Phyllidiella pustulosa. Pulau Kelor memiliki
Mexichromis multituberculata. Pulau Rambut memiliki Jorunna funebris dan
Pteraeolidia ianthina. Pulau Kayangan memiliki Actinocyclus papillatus,
Chromodoris trimarginata, dan Gymnodoris aff. Citrina. Sedangkan Pulau Bokor
memiliki Cadlinella ornatissima, Ceratosoma sp 3, dan Ceratosoma gracillimum.
Spesies yang ditemukan dibeberapa stasiun dan dalam jumlah yang cukup banyak
yaitu Chromodoris lineolata ditemukan sebanyak 10 individu, Glossodoris
atromarginata ditemukan sebanyak 12 individu, dan Elysia ornata ditemukan
sebanyak 52 individu. Menurut Widodo (1997), faktor utama yang mempengaruhi
jumlah organisme, keragaman jenis dan dominansi antara lain adanya perusakan
habitat alami seperti pengkonversian lahan, pecemaran kimia dan organik, serta
perubahan iklim.
Kepadatan Nudibranchia Di Perairan Teluk Jakarta
Kepadatan Nudibranchia merupakan jumlah individu Nudibranchia per
satuan luas wilayah. Kepadatan Nudibranchia akan memberikan gambaran

mengenai kondisi populasinya (Campbell, 2004). Pulau Kayangan merupakan
stasiun penelitian dengan jumlah Nudibranchia paling tinggi yaitu sebanyak 51
individu, sedangkan Pulau Untung Jawa merupakan stasiun pengamatan dengan
jumlah Nudibranchia paling rendah karena tidak ditemukan satupun
Nudibranchia.
Kepadatan Nudibranchia di perairan Teluk Jakarta dan sekitarnya berkisar
antara 0 hingga 51 individu/500 m². Secara umum kepadatan Nudibranchia di
perairan Teluk Jakarta dan sekitarnya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kepadatan Nudibranchia di perairan Teluk Jakarta
Lokasi
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

Jumlah individu (ni)
51
16
9
0
7
10
1
1
1
1

Kepadatan (ind/m²)
0.102
0.032
0.018
0
0.014
0.02
0.002
0.002
0.002
0.002

Kepadatan Nudibranchia pada stasiun pengamatan Pulau Kayangan 51/500
m², di Pulau Bidadari 16/500 m², di Pulau Kelor 9/500 m², di Pulau Untung Jawa
0/500 m², di Pulau Rambut 7/500 m², di Pulau Bokor 10/500 m², di Pulau Lancang
Besar 1/500 m², di Pulau Lancang Kecil 1/500 m², di Pulau Laki 1/500 m², dan di
Pulau Onrust 1/500 m² (Tabel 8). Menurut Godfrey (2001) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa Nudibranchia lebih banyak berkumpul di tempat yang
kondisi terumbu karangnya sehat dibandingkan dengan yang rusak. Namun, perlu
dilakukan penelitian yang intensif karena selama ini Nudibranchia tidak selalu
dijumpai saat sedang memakan spesies mangsa, tetapi umumnya hanya ditemukan
sedang berada pada permukaan beberapa spesies mangsa seperti porifera, algae
dan terumbu karang. Selama penelitian ini, beberapa spesies Nudibranchia
ditemukan berada pada permukaan sponge, namun kebanyakan Nudibranchia
justru dijumpai di area karang mati yang telah tertutup algae (DCA, Dead Coral
covered by Algae).
Apabila dibandingkan antara presentase tutupan karang hidup (Tabel 5)
dengan kepadatan Nudibranchia (Tabel 8) maka akan terlihat bahwa pada daerah
dengan nilai tutupan karang hidup yang tinggi justru ditemukan Nudibranchia
dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan daerah yang memiliki
tutupan karang hidup yang lebih rendah. Rusaknya ekosistem terumbu karang
menjadikan Nudibranchia lebih mudah ditemukan pada perairan terbuka. Menurut
Rudman (1998), Nudibranchia memiliki banyak sistem pertahanan diri
diantaranya adalah kamuflase dan merubah warna tubuh mereka. Dalam beberapa
kasus baik tekstur dan warna tubuh, Nudibranchia menyesuaikan dengan warna
dan tekstur dari makanan yang mereka makan. Beberapa Opisthobranchia
memiliki kemampuan untuk mengubah warna tubuh mereka untuk lebih cocok
dengan lingkungan mereka dalam waktu empat atau lima jam. Sehingga
menyulitkan dalam kegiatan pencarian dan pengumpulan Nudibranchia. Selain itu

12
yang menjadi kelemahan dalam penelitian ini adalah pengambilan data yang
dilaksanakan tidak pada waktu yang sama, hal ini mungkin akan berpengaruh
terhadap Nudibranchia yang ditemukan karena jam biologi setiap organisme
sangat beragam. Pola distribusi horizontal dan vertikal diduga terkait dengan
kebutuhan habitat dan kebiasaan makanan (food habit) Nudibranchia itu sendiri.
Nudibranchia pada umumnya memakan algae, sponge, karang keras dan lunak,
bryozoans dan hydroids (Allen dan Steene, 1999). Jenis makanan Nudibaranchia
ini biasanya tersedia di daerah yang memiliki terumbu karang. Keberadaan
Nudibranchia di Teluk Jakarta kemungkinan telah mengalami adaptasi dengan
kondisi lingkungan di perairan Teluk Jakarta, hal ini sesuai dengan penelitian
Debelius dan Kuiter (2007), Nudibranchia dalam rantai makanan berperan sebagai
pemangsa maupun mangsa dengan berbagai upaya penyesuaian diri terhadap
lingkungannya.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Total nudibranchia yang ditemukan di Teluk Jakarta yaitu sebanyak 18
spesies dan 97 individu. Famili yang ditemukan adalah Actinocyclidae,
Chromodorididae, Dorididae, Facelinidae, Gymnodorididae, dan Phyllidiidae.
Keanekaragaman jenis Nudibranchia di Teluk Jakarta tertinggi adalah pada Pulau
Bokor dengan keanekaragaman sebanyak 6 spesies. Kepadatan nudibranchia di
Teluk Jakarta berkisar antara 0 hingga 51 individu/500 m². Rusaknya ekosistem
terumbu karang sebagai habitat bagi Nudibranchia mengakibatkan Nudibranchia
lebih banyak ditemukan pada daerah dengan tutupan karang lebih rendah dan
perairan dibandingkan daerah dengan tutupan karang yang lebih tinggi.

Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Perlu adanya penelitian lanjutan yang lebih terfokus pada dua pulau dengan
kelimpahan dan keanekaragaman tertinggi yaitu Pulau Bokor dan Kayangan.
2. Waktu pengambilan data perlu diperhatikan karena menyangkut jam biologis
organisme, alangkah lebih baik apabila waktu penelitian dilaksanakan pada jam
yang sama selama kurun waktu tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Allen GR, Steene R. 1999. Indo-Pacific Coral Reef Guide. Singapore (SG):
Tropical Reef Research.
Burhanuddin S, Martosewojo, Djamali A. 1980. Ikan-ikan demersal di perairan
Teluk Jakarta. Di dalam: A Nontji, A Djamali, editor. Teluk Jakarta:
Pengkajian Fisika, Kimia, Biologi dan Geologi Tahun 1975-1979; Jakarta,
Indonesia. Jakarta (ID): Lembaga Oseanologi Nasional, LIPI. hlm 337-360.
Campbell NA. 2004. Biology. 3rd Edition. Jakarta (ID): Erlangga.
Castro P, Huber M. 2003. Marine Biology. 4th Edition. New Jersey (US):
McGraw-Hill Higher Education.
Coleman N. 2008. Identity Crisis Neville Coleman. [internet]. [diunduh 2013 Nov
25]. Tersedia pada: http://www.nevillecoleman.com.au/journal/id-crisissport-diving-magazine/id-crisispart-one.aspx.
Cobb G, Richard C, Willan. 2006. Undersea Jewels A Colour Guide to
Nudibranchs. Queensland: Australian Biological Resources Study (ABRS).
Dayrat B. 2006. A Taxonomic Revision Of Paradoris Sea Slugs (Mollusca:
Gastropoda: Nudibranchia: Doridina). Zoological Journal Of The Linnaean
Society. 147(2): 125-238.
Debelius H. 2007. Nudibranch And Sea Snails Indo-Pacific Field Guide.
Frankfurt (DE): Ikan-Unterwasserarchiv.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta (ID): Kanisius.
English SCW, Baker V. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources.
Townsville (AU): Australian Institute of Marine Science.
Godfrey S. 2001. Factors Affecting Nudibranch Diversity in The Wakatobi
Marine National Park. [internet]. [diunduh 2013 Nov 29]. Tersedia pada:
http://www.opwall.com/.../Invertebrates/Godfrey,%20S%20Factors%20affe
cting%20nudibranc8h%20distribution.pdf.
Gosliner TM, Draheim R. 1996. Indo-Pacific Opisthobranch Gastropod
Biogeography: How Do We Know What We Don’t Know?. American
Malacol Bulletin. 12(1): 37–43.
Holland JS. 2008 Juni. Warna Warni Kehidupan. National Geographic Indonesia.
hlm 80-83.
McDonald GR, Nybakken J. 1999. A List of the Worldwide Food Habits of
Nudibranchs. [internet]. [diunduh 2013 Nov 29]. Tersedia pada:
http://www.theveliger.org/nudibranch_food.html.
Murniasih, T. 2005. Substansi Kimia untuk Pertahanan Diri dari Hewan Laut Tak
Bertulang Belakang. Oseana. 30(2): 19 – 27.
Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Ed ke-2. Jakarta (ID): Djambatan.
Nybakken JW. 1988. Biologi laut: Suatu pendekatan ekologis. Eidman M,
Koesoebiono, Bengen DG, Hutomo M, Sukardjo S, penerjemah. Jakarta
(ID): PT Gramedia. Terjemahan dari: Marine Biology: An Ecological
Approach.
Rudman WB. 1998. Ophistobranchia Defence. [Internet]. [diunduh 2014 Feb 20].
Tersedia pada: http://www.seaslugforum.net/find/defcol.
Rudman WB. 2004. Biogeography. [Internet]. [diunduh 2014 Feb 21]. Tersedia
pada: http://www.seaslugforum.net/factsheet/biogeog.

14
Thompson TE, G Brown. 1976. British Opisthobranch Molluscs. London (GB):
Acad Press.
Wägele H, A Klussmann-Kolb. 2005. Opistobranchia (Mollusca: Gastropoda) –
More Than Just Slimy Slugs. Shell Reduction And Its Implications On
Defence And Foraging Frontiers. Zoology. 2(3): 1-18.
Widodo J. 1997. Biodiversitas Sumber Daya Perikanan Laut Peranannya dalam
Pengelaolaan Terpadu Wilayah Pantai. Di dalam: Malawa, A, R Syam, N
Naamin, S Nurhakim, ES Kartamihardja, A Purnomo, Rachmansyah, editor.
Simposium Perikanan Indonesia II; 1997 Des 2-3; Ujung Pandang,
Indonesia. Ujung Pandang (ID): Journal of Environment and Earth Science.
hlm 136-141.
Zamani NP, Maduppa HH. 2011. A Standard Criteria for Assesing the Health of
Coral Reefs: Implication for Management and Conservation. Journal of
Indonesia Coral Reefs. 1(2):137-146.

Lampiran 1 Dokumentasi spesies dari Ordo Nudibranchia oleh Tim Ekspedisi
Teluk Jakarta

Glossodoris atromarginata
Cadlinella ornatissima

Chromodoris tumulifera

Chromodoris lineolata

Ceratosoma sp 3

Phyllidiella pustulosa

16

Lampiran 1 Dokumentasi spesies dari Ordo Nudibranchia oleh Tim Ekspedisi
Teluk Jakarta (lanjutan)

Hypselodoris whitei
Actinocyclus papillatus

Jorunna funebris
Ceratosoma gracillimum

Gymnodoris aff. citrina
Chromodoris fidelis

18

Lampiran 1 Dokumentasi spesies dari Ordo Nudibranchia oleh Tim Ekspedisi
Teluk Jakarta (lanjutan)

Hypselodoris bullockii

Risbecia pulchella

Mexichromis multituberculata
Chromodoris trimarginata

Pteraeolidia ianthina
Elysia ornata

20

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 17 Juli 1992 dari ayah yang
bernama Walan dan ibu Choriyah. Penulis merupakan anak pertama dari empat
bersaudara. Tahun 1998 – 2004 penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Dasar Negeri 1 Karang Song, kemudian tahun 2004 – 2007 menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sindang, dan tahun 2007 –
2010 menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sindang.
Tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi
Kelautan (ITK) melalui jalur Undangan Masuk Mahasiswa IPB (USMI) serta
berhasil memperoleh beasiswa Bidik Misi yang didanai oleh DIKTI.
Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis
mendapatkan kesempatan sebagai asisten mata kuliah Biologi laut (2014) dan
memiliki sertifikat One Star Scuba Diving. Penulis pernah mengikuti Program
Kreatifitas Mahasiswa yang didanai oleh DIKTI tahun 2014. Penulis aktif dalam
Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Keluarga Dan Mahasiswa Darma Ayu
(IKADA) Bogor sebagai anggota divisi PSDM (2010-2011), ketua divisi PSDM
(2011-2012), dan Ketua OMDA IKADA Bogor (2012). Penulis juga aktif dalam
organisasi Merpati Putih Kolat IPB sebagai anggota (2010-2011), Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM FPIK) sebagai
anggota divisi PSDM (2011-2012), dan Himpunan Mahasiswa Ilmu dan teknologi
Kelautan (HIMITEKA) sebagai anggota divisi Biro Usaha (2011-2012).
Dalam rangka penyelesaian studi di departemen Ilmu dan Teknologi
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis melaksanakan
penelitian dengan judul “Distribusi Dan Kelimpahan Nudibranchia (Moluska) Di
Teluk Jakarta”.