Perilaku yang Berhubungan dengan Aktivitas Makan Bajing Tiga Warna (Callosciurus prevostii) pada Siang Hari di Penangkaran

PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS
MAKAN BAJING TIGA WARNA (Callosciurus prevostii)
PADA SIANG HARI DI PENANGKARAN

SKRIPSI
DAYANI PANDANWATI

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN
DAYANI PANDANWATI. D24104087. 2009. Perilaku yang Berhubungan
dengan Aktivitas Makan Bajing Tiga Warna (Callosciurus prevostii) pada
Siang Hari di Penangkaran. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan
Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota

: Ir. Anita Sardiana Tjakradidjaja, MRur.Sc.

: Dr. Wartika Rosa Farida

Bajing tiga warna (Callosciurus prevostii) termasuk satwa liar yang perlu
dilindungi dari kepunahan. Salah satu cara untuk mencegah penurunan populasi dan
kepunahan bajing tiga warna diperlukan usaha penangkaran. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran secara deskriptif mengenai perilaku yang berhubungan
dengan aktivitas makan bajing tiga warna pada siang hari di penangkaran.
Materi yang digunakan dalam penelitian adalah tiga ekor bajing tiga warna
berjenis kelamin betina (1 ekor) dan jantan (2 ekor). Penelitian ini menggunakan
analisis data secara deskriptif dengan menggunakan metode one zero sampling yaitu
memberikan nilai satu apabila terjadi aktivitas dan nilai nol apabila tidak terjadi
aktivitas. Pengamatan dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.00
WIB dengan interval waktu pengamatan selama 15 menit.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh bajing
tiga warna pada siang hari dari yang tertinggi ke terendah adalah istirahat (68,62%),
lokomosi (13,34%), makan (8,10%), minum (4,05%), grooming (4,53%), defekasi
(1,22%) dan urinasi (0,15%). Bajing betina merupakan bajing yang paling aktif jika
dibandingkan dengan kedua bajing jantan. Bajing jantan A lebih sedikit melakukan
aktivitas daripada kedua bajing lainnya. Jenis pakan yang diberikan selama penelitian
adalah biji bunga matahari, jagung, jambu, kelapa, markisa, pepaya. Dari jenis

pakan yang disajikan, jambu biji dan pepaya merupakan pakan yang paling disukai.
Kata kunci : Bajing tiga warna, perilaku makan, penangkaran

ABSTRACT
Behaviour related to feeding Activity of Prevost's Squirrel (Callosciurus
prevostii) during Daylight in the Captivity
D. Pandanwati, A. S. Tjakradidjaja, and W. R. Farida
Prevost's squirrel (Callosciurus prevostii) is included in protected wild
species list. Concervation is an alternative way to save this species from being
extinct. The purpose of this experiment was to obtain information about behaviour
that related to feeding activity of prevost's squirrel. The experiment was conducted at
capture breeding, Zoology Division, Research Centers for Biology – LIPI, Cibinong.
The observation were divided into three periods, that were morning, afternoon, and
evening. Each of the observation period was further divided into interval time in
every 15 minutes. Data were analyzed using one zero sampling method. The results
indicated that the activites of prevost's squirrel during daylight from the highest to
the lowest are resting activity (68.62%), locomotion (13.34%), eating (8.10%),
drinking (4.05%), grooming (4.53%), defecation (1.22%) and urination (0.15%).
Resting activity is the highest activity which is done by the squirrel. During daylight
feeds given are sunflower seed, sweet corn, guava, coconut, poison fruit and papaya.

From all of these feeds, squirrel likes guava and papaya very much.
Key Word : Callosciurus prevostii, feeding behaviour, captivity

PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS
MAKAN BAJING TIGA WARNA (Callosciurus prevostii)
PADA SIANG HARI DI PENANGKARAN

DAYANI PANDANWATI
D24104087

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009


PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS
MAKAN BAJING TIGA WARNA (Callosciurus prevostii)
PADA SIANG HARI DI PENANGKARAN

Oleh :
DAYANI PANDANWATI
D24104087

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 10 September 2009

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Ir. Anita S. Tjkradidjaja, MRur. Sc.
NIP. 131 624 189

Dr. Wartika Rosa Farida
NIP. 320 004 822


Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc. Agr.
NIP. 131 955 531

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 21 Januari 1986 dan merupakan
anak kedua dari pasangan Bapak Djonny Harijanto dan Ibu Nanik Hariani.
Pendidikan Penulis diawali dari Sekolah Dasar Negeri Kandangan V Kediri pada
tahun 1992 kemudian dilanjutkan ke SDN Jombang 2 Ciputat pada tahun 1996.
Penulis menempuh pendidikan lanjutan di SLTP Negeri 3 Kediri tahun 1998 dan
lulus dari SMUN 1 Kediri tahun 2004.
Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas, Penulis
melanjutkan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana pada tahun 2004 di Institut
Pertanian Bogor, program studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur SPMB.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas karunia
dan nikmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Perilaku yang Berhubungan dengan
Aktivitas Makan Bajing Tiga Warna (Callosciurus prevostii) pada Siang Hari di
Penangkaran” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil
penelitian di Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi – LIPI, Cibinong mulai dari
bulan Juli 2008 sampai bulan Agustus 2008.
Bajing tiga warna (Callosciurus prevostii) termasuk dalam daftar satwa liar
yang dilindungi. Penangkaran sebagai salah satu upaya penyelamatan satwa liar dari
kepunahan, namun informasi mengenai perilaku bajing tiga warna di penangkaran
masih terbatas sehingga mendorong dilakukannya penelitian ini. Informasi mengenai
aktivitas makan dan pemilihan pakan dapat membantu keberhasilan dan pemeliharan
satwa liar selama di penangkaran. Apabila keberhasilan tersebut tercapai maka secara
tidak langsung dapat membantu kelestarian dari ekosistem satwa liar yang ada di
Indonesia.
Akhir kata Penulis berharap semoga skripsi yang masih jauh dari sempurna
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Sehingga nantinya dapat dijadikan pembanding
bagi penelitian – penelitian mengenai perilaku bajing tiga warna lebih lanjut maupun
sebagai referensi bagi pembaca. Amin.

Bogor,


Agustus 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN.........................................................................................

ii

ABSTRACT............................................................................................

iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ............................................................................


v

DAFTAR ISI...........................................................................................

vi

DAFTAR TABEL...................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

x

PENDAHULUAN ..................................................................................


1

Latar Belakang ............................................................................
Perumusan Masalah ....................................................................
Tujuan .........................................................................................

1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

3

Bajing tiga warna ........................................................................
Perilaku .......................................................................................
Konsumsi Pakan..........................................................................
Jenis Pakan..................................................................................
Biji Bunga Matahari (Helianthus annuus) ........................

Jagung Manis (Zea mays) ..................................................
Jambu Biji (Psidium guajava) ...........................................
Kelapa (Cocos nucifera)....................................................
Markisa (Passiflora flavicarva).........................................
Pepaya (Cacarica papaya).................................................
Penangkaran ................................................................................

3
4
5
6
6
7
7
7
8
8
9

METODE................................................................................................


10

Waktu dan Lokasi .......................................................................
Materi ..........................................................................................
Hewan Penelitian ......................................................................
Kandang.............................................................................
Peralatan ............................................................................
Bahan Pakan ....................................................................
Rancangan...................................................................................
Peubah Yang Diamati ......................................................
Prosedur Pengamatan ........................................................
Analisis Data ...................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................

10
10
10
10
10
10
11
11
11
12
13

Kondisi Penangkaran ................................................................

13

Aktivitas Bajing Tiga Warna ......................................................
Aktivitas yang Berhubungan Langsung dengan Aktivitas
Makan .........................................................................................
Aktivitas makan.................................................................
Aktivitas Minum................................................................
Aktivitas Defekasi .............................................................
Aktivitas Urinasi................................................................
Aktivitas yang Mempengaruhi Aktivitas Makan ........................
Aktivitas Istirahat ..............................................................
Aktivitas Lokomosi ...........................................................
Aktivitas Grooming ...........................................................
Pemilihan Pakan..........................................................................

13
15
16
18
19
20
22
23
24
25
26

KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................

29

Kesimpulan .................................................................................
Saran ...........................................................................................

29
29

UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................

30

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

31

LAMPIRAN ...........................................................................................

35

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Urutan Pemilihan Pakan Bajing Tiga Warna selama
di Penangkaran ............................................................................

26

2. Kandungan Nutrisi Pakan Penelitian Bajing Tiga Warna............

27

PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS
MAKAN BAJING TIGA WARNA (Callosciurus prevostii)
PADA SIANG HARI DI PENANGKARAN

SKRIPSI
DAYANI PANDANWATI

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN
DAYANI PANDANWATI. D24104087. 2009. Perilaku yang Berhubungan
dengan Aktivitas Makan Bajing Tiga Warna (Callosciurus prevostii) pada
Siang Hari di Penangkaran. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan
Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota

: Ir. Anita Sardiana Tjakradidjaja, MRur.Sc.
: Dr. Wartika Rosa Farida

Bajing tiga warna (Callosciurus prevostii) termasuk satwa liar yang perlu
dilindungi dari kepunahan. Salah satu cara untuk mencegah penurunan populasi dan
kepunahan bajing tiga warna diperlukan usaha penangkaran. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran secara deskriptif mengenai perilaku yang berhubungan
dengan aktivitas makan bajing tiga warna pada siang hari di penangkaran.
Materi yang digunakan dalam penelitian adalah tiga ekor bajing tiga warna
berjenis kelamin betina (1 ekor) dan jantan (2 ekor). Penelitian ini menggunakan
analisis data secara deskriptif dengan menggunakan metode one zero sampling yaitu
memberikan nilai satu apabila terjadi aktivitas dan nilai nol apabila tidak terjadi
aktivitas. Pengamatan dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.00
WIB dengan interval waktu pengamatan selama 15 menit.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh bajing
tiga warna pada siang hari dari yang tertinggi ke terendah adalah istirahat (68,62%),
lokomosi (13,34%), makan (8,10%), minum (4,05%), grooming (4,53%), defekasi
(1,22%) dan urinasi (0,15%). Bajing betina merupakan bajing yang paling aktif jika
dibandingkan dengan kedua bajing jantan. Bajing jantan A lebih sedikit melakukan
aktivitas daripada kedua bajing lainnya. Jenis pakan yang diberikan selama penelitian
adalah biji bunga matahari, jagung, jambu, kelapa, markisa, pepaya. Dari jenis
pakan yang disajikan, jambu biji dan pepaya merupakan pakan yang paling disukai.
Kata kunci : Bajing tiga warna, perilaku makan, penangkaran

ABSTRACT
Behaviour related to feeding Activity of Prevost's Squirrel (Callosciurus
prevostii) during Daylight in the Captivity
D. Pandanwati, A. S. Tjakradidjaja, and W. R. Farida
Prevost's squirrel (Callosciurus prevostii) is included in protected wild
species list. Concervation is an alternative way to save this species from being
extinct. The purpose of this experiment was to obtain information about behaviour
that related to feeding activity of prevost's squirrel. The experiment was conducted at
capture breeding, Zoology Division, Research Centers for Biology – LIPI, Cibinong.
The observation were divided into three periods, that were morning, afternoon, and
evening. Each of the observation period was further divided into interval time in
every 15 minutes. Data were analyzed using one zero sampling method. The results
indicated that the activites of prevost's squirrel during daylight from the highest to
the lowest are resting activity (68.62%), locomotion (13.34%), eating (8.10%),
drinking (4.05%), grooming (4.53%), defecation (1.22%) and urination (0.15%).
Resting activity is the highest activity which is done by the squirrel. During daylight
feeds given are sunflower seed, sweet corn, guava, coconut, poison fruit and papaya.
From all of these feeds, squirrel likes guava and papaya very much.
Key Word : Callosciurus prevostii, feeding behaviour, captivity

PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS
MAKAN BAJING TIGA WARNA (Callosciurus prevostii)
PADA SIANG HARI DI PENANGKARAN

DAYANI PANDANWATI
D24104087

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS
MAKAN BAJING TIGA WARNA (Callosciurus prevostii)
PADA SIANG HARI DI PENANGKARAN

Oleh :
DAYANI PANDANWATI
D24104087

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 10 September 2009

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Ir. Anita S. Tjkradidjaja, MRur. Sc.
NIP. 131 624 189

Dr. Wartika Rosa Farida
NIP. 320 004 822

Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc. Agr.
NIP. 131 955 531

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 21 Januari 1986 dan merupakan
anak kedua dari pasangan Bapak Djonny Harijanto dan Ibu Nanik Hariani.
Pendidikan Penulis diawali dari Sekolah Dasar Negeri Kandangan V Kediri pada
tahun 1992 kemudian dilanjutkan ke SDN Jombang 2 Ciputat pada tahun 1996.
Penulis menempuh pendidikan lanjutan di SLTP Negeri 3 Kediri tahun 1998 dan
lulus dari SMUN 1 Kediri tahun 2004.
Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas, Penulis
melanjutkan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana pada tahun 2004 di Institut
Pertanian Bogor, program studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur SPMB.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas karunia
dan nikmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Perilaku yang Berhubungan dengan
Aktivitas Makan Bajing Tiga Warna (Callosciurus prevostii) pada Siang Hari di
Penangkaran” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil
penelitian di Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi – LIPI, Cibinong mulai dari
bulan Juli 2008 sampai bulan Agustus 2008.
Bajing tiga warna (Callosciurus prevostii) termasuk dalam daftar satwa liar
yang dilindungi. Penangkaran sebagai salah satu upaya penyelamatan satwa liar dari
kepunahan, namun informasi mengenai perilaku bajing tiga warna di penangkaran
masih terbatas sehingga mendorong dilakukannya penelitian ini. Informasi mengenai
aktivitas makan dan pemilihan pakan dapat membantu keberhasilan dan pemeliharan
satwa liar selama di penangkaran. Apabila keberhasilan tersebut tercapai maka secara
tidak langsung dapat membantu kelestarian dari ekosistem satwa liar yang ada di
Indonesia.
Akhir kata Penulis berharap semoga skripsi yang masih jauh dari sempurna
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Sehingga nantinya dapat dijadikan pembanding
bagi penelitian – penelitian mengenai perilaku bajing tiga warna lebih lanjut maupun
sebagai referensi bagi pembaca. Amin.

Bogor,

Agustus 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN.........................................................................................

ii

ABSTRACT............................................................................................

iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ............................................................................

v

DAFTAR ISI...........................................................................................

vi

DAFTAR TABEL...................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

x

PENDAHULUAN ..................................................................................

1

Latar Belakang ............................................................................
Perumusan Masalah ....................................................................
Tujuan .........................................................................................

1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

3

Bajing tiga warna ........................................................................
Perilaku .......................................................................................
Konsumsi Pakan..........................................................................
Jenis Pakan..................................................................................
Biji Bunga Matahari (Helianthus annuus) ........................
Jagung Manis (Zea mays) ..................................................
Jambu Biji (Psidium guajava) ...........................................
Kelapa (Cocos nucifera)....................................................
Markisa (Passiflora flavicarva).........................................
Pepaya (Cacarica papaya).................................................
Penangkaran ................................................................................

3
4
5
6
6
7
7
7
8
8
9

METODE................................................................................................

10

Waktu dan Lokasi .......................................................................
Materi ..........................................................................................
Hewan Penelitian ......................................................................
Kandang.............................................................................
Peralatan ............................................................................
Bahan Pakan ....................................................................
Rancangan...................................................................................
Peubah Yang Diamati ......................................................
Prosedur Pengamatan ........................................................
Analisis Data ...................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................

10
10
10
10
10
10
11
11
11
12
13

Kondisi Penangkaran ................................................................

13

Aktivitas Bajing Tiga Warna ......................................................
Aktivitas yang Berhubungan Langsung dengan Aktivitas
Makan .........................................................................................
Aktivitas makan.................................................................
Aktivitas Minum................................................................
Aktivitas Defekasi .............................................................
Aktivitas Urinasi................................................................
Aktivitas yang Mempengaruhi Aktivitas Makan ........................
Aktivitas Istirahat ..............................................................
Aktivitas Lokomosi ...........................................................
Aktivitas Grooming ...........................................................
Pemilihan Pakan..........................................................................

13
15
16
18
19
20
22
23
24
25
26

KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................

29

Kesimpulan .................................................................................
Saran ...........................................................................................

29
29

UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................

30

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

31

LAMPIRAN ...........................................................................................

35

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Urutan Pemilihan Pakan Bajing Tiga Warna selama
di Penangkaran ............................................................................

26

2. Kandungan Nutrisi Pakan Penelitian Bajing Tiga Warna............

27

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Bajing Tiga Warna di Penangkaran .........................................

3

2. Persentase Aktivitas Bajing Tiga Warna (C. prevostii)
Selama Pengamatan ..................................................................

14

3. Persentase Aktivitas Bajing Tiga Warna (C. prevostii)
Jantan dan Betina .....................................................................

14

4. Persentase Aktivitas yang Berhubungan Langsung
Dengan Aktivitas Makan Bajing Tiga Warna ..........................

15

5. Persentase Aktivitas yang Berhubungan Langsung
Dengan Aktivitas Makan Bajing Tiga Warna Jantan
dan Betina .................................................................................

16

6. Persentase Aktivitas Makan Bajing Tiga Warna Jantan
dan Betina ................................................................................

17

7. Persentase Aktivitas Minum Bajing Tiga Warna Jantan
dan Betina .................................................................................

18

8. Persentase Aktivitas Defekasi Bajing Tiga Warna Jantan
dan Betina .................................................................................

20

9. Persentase Aktivitas Urinasi Bajing Tiga Warna Jantan
dan Betina .................................................................................

21

10. Persentase Aktivitas yang Mempengaruhi Aktivitas
Makan Bajing Tiga Warna ......................................................

22

11. Persentase Aktivitas yang Mempengaruhi Aktivitas
Makan Bajing Tiga Warna Jantan dan Betina ..........................

22

12. Persentase Aktivitas Istirahat Bajing Tiga Warna
Jantan dan Betina ....................................................................

23

13. Persentase Aktivitas Lokomosi Bajing Tiga Warna ................

24

14. Persentase Aktivitas Grooming Bajing Tiga Warna ................

25

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Data Suhu dan Kelembaban Selama Pengamatan ……………….

36

2. Rataan Aktivitas Bajing Tiga Warna Betina di Penangkaran ……

37

3. Persentase Rataan Aktivitas Bajing Tiga Warna Betina
di Penangkaran ……………………………………………………

37

4. Rataan Aktivitas Bajing Tiga Warna Jantan A di Penangkaran ….

38

5. Persentase Rataan Aktivitas Bajing Tiga Warna Jantan A
di Penangkaran …………………………………………………….

38

6. Rataan Aktivitas Bajing Tiga Warna Jantan B di Penangkaran …..

39

7. Persentase Rataan Aktivitas Bajing Tiga Warna Jantan A
di Penangkaran …………………………………………………….

39

8. Rataan Aktivitas Bajing Tiga Warna Jantan dan Betina di
Penangkaran …………………………………………………….

40

9. Persentase Aktivitas Bajing Tiga Warna Jantan dan Betina di
Penangkaran …………………………………………………….

41

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan
yang luas. Keragaman flora dan fauna menyebar secara merata di seluruh kepulauan
Indonesia. Perkembangan zaman, pertambahan jumlah penduduk dan pembukaan
hutan telah menyebabkan populasi satwa liar di hutan semakin menurun. Penyebab
lainnya adalah pemanfaatan hutan sebagai lahan pertanian, pemukiman, pemburuan
liar yang tidak terkontrol, pembalakan hutan dan kebakaran hutan yang telah
merusak ekosistem hutan. Pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan menjadi
ancaman utama dalam kepunahan satwa liar.
Satwa liar merupakan salah satu komponen dalam ekosistem hutan sehingga
kerusakan hutan akan mempunyai dampak yang besar terhadap kelestarian satwa liar.
Pola konservasi satwa liar bertujuan untuk melestarikan kehidupannya melalui sistem
pengelolaan yang berimbang antara habitat dengan populasinya. Kehidupan satwa
dapat dilestarikan apabila memiliki habitat yang cocok, baik untuk tempat tinggal,
mencari makan, minum, tempat berlindung maupun untuk berkembang biak. Bagi
beberapa daerah, satwa liar bebas diburu dan dianggap sebagai hama yang sering
mengganggu tanaman di lading. Bajing tiga warna (Callosciurus prevostii) termasuk
jenis satwa liar yang dilindungi dari kepunahanan.
Penangkaran merupakan salah satu cara penyelamatan satwa liar dari
kepunahan. Pemeliharaan hewan di dalam penangkaran merupakan salah satu sistem
pelestarian secara ex situ. Dalam hal ini perlu diupayakan habitat yang mendekati
habitat aslinya yang meliputi lingkungan untuk tempat tinggal, berlindung, istirahat
dan tersedia pakan yang sesuai dengan kebutuhan.
Satwa liar mempunyai tingkah laku dan proses fisiologis untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Tingkah laku makan secara umum meliputi menangkap,
makan, mengunyah dan menelan. Tingkah laku makan meliputi aktivitas makan dan
minum. Informasi mengenai perilaku makan bajing di penangkaran hingga saat ini
sangat terbatas sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai aktivitas makan bajing
tiga warna.

Perumusan Masalah
Bajing tiga warna (Callosciurus prevostii) merupakan satwa liar yang
dilindungi dari kepunahan. Penangkaran merupakan salah satu cara untuk mencegah
penurunan populasi dan kepunahan bajing tiga warna. Informasi mengenai perilaku
yang berhubungan dengan aktivitas makan bajing tiga warna di penangkaran sangat
terbatas sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat menunjang sistem pemeliharaan
bajing tiga warna agar menjadi lebih baik sehingga dapat mempertahankan
populasinya di masa yang akan datang.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara deskriptif
mengenai perilaku yang berhubungan dengan aktivitas makan bajing tiga warna pada
siang hari di Penangkaran Mamalia Kecil, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi
– LIPI, Cibinong.

TINJAUAN PUSTAKA
Bajing Tiga Warna
Bajing tiga warna (Callosciurus prevostii) merupakan jenis mamalia pengerat
yang termasuk famili Sciuridae. Bajing tiga warna dalam bahasa Inggris dikenal
dengan nama Prevost’s squirrel atau Asian tri-colored squirrel (Oakland Zoo, 2001).
Bajing dan tupai memiliki perbedaan, tupai sepintas mirip dengan bajing, tetapi
berbeda anatomi dan perilakunya. Tupai mempunyai moncong lebih panjang (bagian
muka, mulut dan hidung), sedangkan bajing tidak demikian (Agus, 2007). Menurut
Hoffman (2003), klasifikasi bajing tiga warna adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Rodentia

Famili

: Sciuridae

Genus

: Callosciurus

Species

: Callosciurus prevostii (Desmarest, 1822)

Gambar 1. Bajing tiga warna di Penangkaran
Foto : Dayani (2008)

Bajing ini tersebar luas di bagian selatan Thailand, di beberapa bagian
kepulauan Indonesia, terutama Sumatera dan Kalimantan, dan banyak pulau kecil di
Asia Tenggara serta Semenanjung Malaysia (Corbett dan Hill, 1992). Bajing juga
ditemukan di utara Sulawesi dimana telah diperkenalkan oleh Musser pada tahun
1987 (Duckworth dan Hedges, 2008).

Menurut Duckworth dan Hedges (2008), bajing tiga warna merupakan hewan
diurnal yang aktif sepanjang pagi dan siang hari. Selain itu, bajing juga merupakan
jenis hewan arboreal karena hampir sepanjang hidupnya dihabiskan di atas pohon.
Bajing hanya akan turun ke bawah pada saat mencari makanan. Bajing membuat
sarang di atas pohon dengan menggunakan ranting atau dedaunan.
Bajing tiga warna memiliki tiga macam warna rambut yang berbeda.
Punggung berwarna hitam, dengan sisi berwarna putih, dan sisi bawah berwarna
merah-coklat (Heaney, 1978). Bajing memiliki ukuran panjang tubuh antara 15
sampai 25 cm (Oakland Zoo, 2001). Bahan pakan bajing terdiri atas kacangankacangan, buah-buahan dan biji-bijian dan juga serangga beserta telurnya (Heaney,
1978). Musim perkawinan bajing tiga warna adalah sepanjang tahun, namun
demikian puncaknya adalah antara bulan Juni dan Agustus. Lama kehamilannya
adalah 40 hari dan tiap kali beranak menghasilkan 3-4 ekor anak (Nowak, 1999).
Perilaku
Perilaku satwa adalah respon atau ekspresi satwa oleh adanya rangsangan
atau stimulus atau agent yang mempengaruhinya. Ada dua macam rangsangan yaitu
rangsangan dalam dan rangsangan luar. Rangsangan dalam antara lain adalah faktor
fisiologis sekresi hormon dan faktor motivasi, dorongan alat insentif sebagai akibat
aktivititas. Rangsangan luar dapat berbentuk suara, pandangan, tenaga mekanis dan
rangsangan kimia (Mukhtar, 1986). Perilaku hewan adalah gerak gerik hewan dan
cenderung dianggap sebagai gerak atau perubahan gerak, termasuk dari bergerak ke
tidak bergerak (Tinbergen, 1969). Perilaku merupakan cara hewan itu berinteraksi
secara dinamik dengan lingkungannya, baik dengan mahluk lain maupun dengan
benda-benda (Tanudimadja dan Kusumamihardja, 1985).
Menurut Prijono dan Handini (1998), perilaku juga dapat diartikan sebagai
ekspresi seekor hewan yang dituangkan dalam bentuk gerakan-gerakan. Salah satu
yang mempengaruhi munculnya perilaku hewan adalah adanya rangsangan yang
berasal dari dalam tubuh hewan tersebut ataupun dari lingkungannya. Perilaku seekor
hewan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam (hormon dan sistem
saraf) dan faktor dari luar (cahaya, suhu dan kelembaban). Tingkah laku bersifat
genetis, tetapi dapat berubah oleh lingkungan dan proses belajar hewan (Hafez,
1969).

Menurut Alikodra (1990), fungsi utama tingkah laku adalah untuk
memungkinkan seekor hewan menyesuaikan diri terhadap beberapa perubahan
keadaan, baik dari luar maupun dari dalam. Tingkah laku ini berkembang sesuai
dengan perkembangan dari proses belajar. Satwa liar mempunyai tingkah laku dan
proses fisiologis untuk

menyesuaikan diri

dengan lingkungannya.

Untuk

mempertahankan hidupnya, satwa liar melakukan kegiatan-kegiatan yang agresif,
melakukan persaingan dan bekerja sama untuk mendapatkan makanan, perlindungan,
pasangan untuk kawin, reproduksi dan sebagainya.
Mukhtar (1986) menyatakan bahwa pola perilaku dapat dikelompokkan ke
dalam 9 sistem perilaku yaitu sebagai berikut :
1. Perlaku ingestif , yaitu perilaku makan dan minum
2. Shelter seeking (mencari perlindungan), yaitu kecenderungan mencari kondisi
lingkungan yang optimum dan menghindari bahaya.
3. Perilaku agonistik, yaitu perilaku persaingan atau persaingan antara dua satwa
sejenis, umum terjadi selama musim kawin.
4. Perilaku seksual, yaitu perilaku peminangan (courtship behaviour), kopulasi dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan hubungan antara satwa jantan dan betina satu
jenis.
5. Care giving atau epimelitik atau perilaku pemeliharaan, yaitu pemeliharaan
terhadap anak (maternal behaviour) dan memberi bantuan kepada individu lain
yang menderita tekanan (succorant behaviour).
6. Care soliciting atau et-epimelitik atau perilaku meminta dipelihara, yaitu perilaku
individu muda untuk dipelihara dan diperhatikan oleh yang dewasa.
7. Perilaku eliminatif, yaitu perilaku membuang kotoran.
8. Perilaku allelometik, yaitu perilaku meniru salah satu anggota kelompok untuk
melakukan pekerjaan yang sama dengan beberapa tahap rangsangan dan
koordinasi yang berbalas-balasan.
9. Perilaku investigatif, yaitu perilaku memeriksa lingkungan
Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan dan yang digunakan
untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Tillman et al., 1991).
Sedangkan Parakkasi (1999) menyatakan tingkat konsumsi (voluntary feed intake)

adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh hewan secara ad libitum. Faktor –
faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi adalah hewan itu sendiri, pakan yang
diberikan dan lingkungan.
Kategori sumber pakan menurut Fleagle (1988) ada tiga yaitu :
1. Struktural, yaitu bagian tumbuhan yang meliputi daun, batang, cabang dan materi
tumbuhan lainnya yang mengandung struktur karbohidrat (selulosa);
2. Bagian reproduktif, yaitu organ tumbuhan seperti tunas bunga, bunga dan buah
(matang atau mentah);
3. Materi dari hewan, yaitu makanan yang berasal dari hewan baik vertebrata
maupun invertebrata.
Menurut Tilman et al. (1991), nutrisi yang terkandung dalam pakan yang
dikonsumsi akan sangat penting bagi setiap bentuk kehidupan, karena dapat
digunakan untuk bertahan hidup, pertumbuhan, produksi dan reproduksi. Dari segi
nutrisi perlu diperhatikan bahan kering, protein, energi dan mineral. Kebutuhan
hewan untuk tumbuh normal, tergantung pada banyak hal seperti spesies, umur, jenis
kelamin, fase pertumbuhan dan fase reproduksi.
Menurut Sutardi (1980), selera makan hewan mempengaruhi konsumsi,
dimana selera makan merupakan faktor internal yang merangsang rasa lapar pada
hewan, faktor lain yang mempengaruhi konsumsi adalah kesehatan hewan.
Ditambahkan pula oleh Parakkasi (1986) bahwa faktor makanan yang meliputi sifat
fisik dan komposisi kimia akan mempengaruhi tingkat konsumsi.
Jenis Pakan
Pakan memegang peranan penting dalam suatu usaha penangkaran. Menurut
Prijono dan Handini (1998), untuk menjaga kesehatan dan mempertahankan hingga
umur yang panjang, dibutuhkan pakan yang kaya akan zat makanan. Beberapa zat
makanan utama yang terdapat dalam bahan makanan adalah karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral serta air. Oleh karena itu, pemberian pakan yang
bervariasi sangat dianjurkan daripada hanya satu atau dua jenis pakan.
Biji Bunga Matahari (Helianthus annuus)
Bagian yang paling banyak dimanfaatkan dari bunga matahari adalah bijinya.
Selain itu bagian akar, bunga dan daun juga mempunyai khasiat tersendiri. Biji dari

tanaman bunga matahari kaya akan serat dan asam lemak tak jenuh, kandungan
senyawa yang terdapat di dalamnya antara lain : minyak, tannin, vitamin B1, vitamin
B3, dan vitamin B6, juga vitamin E yang sangat penting untuk kesehatan dan juga
kaya akan kalsium dan zat besi. Komposisi gizi biji bunga matahari per 100 gram
adalah air 1 g, energi 619 kcal, protein 17,21 g, total lemak 56,8 g, karbohidrat 20,59
g, serat 11,5 g dan ampas 4,4 g (Dewayanie, 2007) .
Jagung (Zea mays)
Biji

jagung kaya akan

karbohidrat.

Sebagian

besar

berada

pada

endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan
amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi
lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu
memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.
Kandungan nutrisi jagung manis per 100 gram adalah kadar air 75,9 %, protein 3,22
g, lemak 1,18 g, energi 86 (kkal) (Maynard dan Loosli, 1993).
Jambu Biji (Psidium guajava)
Buah jambu biji bulat menyerupai bentuk pir atau berry, berdiameter 5 cm.
Kulit buah jambu biji tipis, berwarna kuning kehijauan. Daging buah dapat berwarna
putih, kuning, merah muda atau dapat pula berwarna merah. Buah bervariasi dalam
ukuran, intensitas aroma dan rasa (Bourke, 1976).
Jambu biji mengandung berbagai zat gizi yang dapat digunakan sebagai obat
untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Kandungan kadar gizi yang terdapat
dalam 100 g buah jambu biji masak segar adalah kalori 49 kal, vitamin A 25 SI,
vitamin B1 0,05 mg, vitamin C 87 mg, kalsium 14 mg, hidrat arang 12,2 g, fosfor 28
mg, besi 1,1 mg, protein 0,9 mg, lemak 0,3 g, dan air 86 g (Departemen Pertanian,
2002).
Kelapa (Cocos nucifera)
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang mempunyai
buah berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak

bercabang, dan dapat mencapai 10 - 14 meter lebih. Daunnya berpelepah,
panjangnya dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang
setiap helaian. Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat
sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang
sudah besar dan subur dapat menghasilkan 2 - 10 buah kelapa setiap tangkainya
(Ronans, 2009). Kandungan gizi kelapa per 100 g adalah air 83,3 g, protein 1 g,
lemak 0,9 g, energy 68 kcal, karbohidrat 14 g, dan vitamin 4 g (Rindengan dan
Novarianto, 2004).
Markisa (Passiflora flavicarva)
Markisa adalah tanaman yang menjalar. Buah markisa mengeluarkan sulur
paut dari pangkal daun. Bentuk daunnya bulat membujur dan rata di tepi, berukuran
kira-kira 6-7 cm dan mempunyai berat sebesar 8 g. Warna buah berwarna hijau muda
pada mulanya dan kemudian akan berubah menjadi ungu tua atau kuning ketika
masak. Markisa mempunyai rasa dan bau yang sedap apabila matang (Ahmad, 1999).
Markisa banyak mengandung asam-asam organik seperti sitrat, malat,
suksinat, malonat, askorbat, dan asam-asam volatile (mudah menguap). Setiap 100 g
markisa mengandung : air 75 g, protein 2,2 - 2,5 g, karbohidrat 15 - 20 g, kanji 2,5 3,5 g, lemak 0,75 - 1,5 g, abu 0,6-0,8 g, unsur surih 1,5 - 2,5 g, vitamin A 500 i.u,
vitamin B1,8 mg, vitamin C20 - 30 mg, gula penurun 6,5 - 8,0 g, gula bukan penurun
1,5 - 3,0 g (Ahmad, 1999). Selain mempunyai citarasa dan aroma yang unik, markisa
merupakan sumber pro-vitamin A, vitamin C, niacin, dan riboflavin. Kulit buah
markisa dapat dijadikan makanan ternak (Ahmad, 1999).
Pepaya (Carica papaya)
Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Pepaya
dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Getah pepaya
(dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam
protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya.
Daun pepaya juga berkhasiat obat dan perasannya digunakan dalam pengobatan
tradisional untuk menambah nafsu makan (Setiawan, 2006).
Buah pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, pseudo karpaina,
glikosid, karposid, saponin, beta karotene, pectin, d-galaktosa, l-arabinosa, papain,

papayotimin papain, vitokinose, glucoside cacirin, karpain, papain, kemokapain,
lisosim, lipase, glutamin, siklotransferase (Setiawan, 2006).
Penangkaran
Penangkaran satwa liar adalah pembiakan dan pemeliharaan satwa liar dalam
keadaan terkurung oleh manusia untuk mencapai sasaran tertentu (Alikodra, 1993).
Penangkaran adalah salah satu proses menuju domestikasi yang prinsipnya adalah
pemeliharaan dan perkembangan sejumlah satwa liar yang sampai batas-batas
tertentu dapat diambil dari alam, tetapi untuk selanjutnya pengembangannya hanya
diperkenankan mengambil dari keturunan-keturunan yang berhasil ditangkarkan.
Menurut Thohari (1987), penangkaran adalah suatu kegiatan untuk
mengembangbiakkan jenis-jenis satwa liar dan tumbuhan alam yang tujuannya untuk
memperbanyak populasi dengan mempertahankan kemurnian jenisnya sehingga
kelestarian dan keberadaanya di alam dapat dipertahankan.
Jenis satwa liar yang perlu ditangkarkan adalah yang secara alami
populasinya mengalami penurunan secara tajam dari waktu ke waktu sehingga
terancam punah. Satwa yang mempunyai nilai potensi ekonomi dan tingkat
pemanfaatan bagi manusia terus bertambah sehingga terancam kelestariannya.
Berdasarkan tujuannya penangkaran dibagi menjadi dua yaitu penangkaran untuk
budidaya dan penangkaran untuk konservasi (Kartika, 2000).

METODE
Waktu dan Lokasi
Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Juli hingga akhir Agustus 2008 di
Penangkaran Mamalia Kecil, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi – LIPI,
Cibinong.
Materi
Hewan Penelitian
Hewan penelitian yang digunakan adalah tiga ekor bajing tiga warna
(Callosciurus prevostii) berjenis kelamin betina (1 ekor) dan jantan (2 ekor). Ketiga
bajing tiga warna berasal dari pulau Belitung dengan umur rata - rata 1,5 tahun.
Kandang
Kandang yang digunakan berbentuk kandang individu sebanyak tiga buah
kandang. Kandang tersebut memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi masingmasing adalah 2 X 2 X 2,5 m. Sistem perkandangan yang digunakan adalah sistem
kandang setengah tertutup (semi closed). Udara dapat keluar masuk dengan bebas.
Sinar matahari pun dapat masuk kandang. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat
pakan, tempat minum, batang bambu yang dipasang bersilang untuk bermain dan
kotak tidur yang berukuran panjang x lebar x tinggi yaitu 37 X 32 X 41 cm.
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah termohigrometer (untuk mengukur suhu dan
kelembaban udara), tempat pakan, tempat minum, jam atau pencatat waktu (untuk
membatasi interval pengamatan), peralatan untuk kebersihan, timbangan digital dan
alat tulis.
Bahan Pakan
Bahan pakan yang diberikan berupa buah-buahan segar dan biji-bijian seperti
biji bunga matahari (Helianthus annuus), jagung (Zea mays), jambu biji (Psidium
guajava), kelapa (Cocos nucifera), markisa (Passiflora flavicarva) dan pepaya
(Carica papaya). Pakan diberikan untuk memenuhi kebutuhan bajing tiga warna.
Bahan pakan ini berasal dari pasar tradisional yang ada di sekitar pusat penangkaran.

Pakan dan air minum diberikan satu kali dalam sehari saat pagi hari dan diberikan ad
libitum.
Rancangan
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati selama penelitian adalah :
1. Aktivitas yang berhubungan langsung dengan aktivitas makan, meliputi :
Makan

:

Memilih, mencium, menggigit pakan, memasukkan
makanan ke mulut, mengunyah, menelannya, kemudian
memuntahkan dan memakannya kembali

Minum

:

Memasukkan cairan ke dalam mulut dan menelannya

Urinasi

:

Mengeluarkan kotoran dalam bentuk cairan

Defekasi

:

Mengeluarkan kotoran dalam bentuk padat

2. Aktivitas yang mempengaruhi aktivitas makan, terdiri dari :
Lokomosi

:

Bergerak atau melompat, bergelayutan, berpindah tempat,
bergeser, berjalan, bangun tidur, menguap, meregangkan
tubuh, bersuara

Grooming

:

Membersihkan atau merawat diri, menggaruk-garuk dan
menjilati setiap bagian tubuh

Istirahat

:

Diam, sama sekali tidak melakukan aktivitas

3. Pengamatan pemilihan dan urutan pengambilan jenis pakan yang dikonsumsi
Prosedur Pengamatan
Penelitian diawali terlebih dahulu penelitian preliminary yaitu penelitian
pendahuluan yang dilakukan selama satu minggu. Pengamatan dilakukan mulai
pukul 06.00 - 18.00 WIB. Waktu pengamatan dibagi tiga periode yaitu pagi (06.00 –
10.00 WIB), siang (10.00 – 14.00 WIB) dan sore hari (14.00 – 18.00 WIB). Setiap
periode pengamatan dibagi lagi dengan interval waktu selama 15 menit. Aktivitas
yang diamati kemudian dicatat.
Pencatatan suhu dan kelembaban dilakukan setiap hari pada pagi, siang, dan
sore hari. Pengamatan pada pemilihan pakan dilakukan dengan cara melihat urutan

jenis pakan yang dimakan dari semua jenis pakan yang diberikan. Preferensi bajing
terhadap pakan yang diberikan juga diamati dan kemudian dicatat.
Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif.
1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui persentase aktivitas bajing tiga
warna dengan menggunakan metode one zero sampling yaitu angka satu apabila ada
aktivitas dan angka nol apabila tidak ada aktivitas pada periode pengamatan (Martin
dan Bateson, 1988). Penghitungan persentase aktivitas setiap individu adalah sebagai
berikut :
X
Persentase perilaku =

X 100 %
Y

Keterangan :
X

= Frekuensi satu perilaku yang diamati dalam pengamatan

Y

= Frekuensi seluruh perilaku yang diamati dalam pengamatan
2. Analisis Deskriptif
Data yang sudah dianalisis secara kuantitatif kemudian dianalisis secara

deskriptif dengan cara dibuat dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil tersebut kemudian
diterjemahkan ke dalam suatu kalimat yang dapat menjelaskan dan menyimpulkan
hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Penangkaran
Secara umum kondisi lingkungan yang ada di sekitar kandang mempengaruhi
aktivitas bajing tiga warna, seperti kondisi kandang, cuaca, suhu, kelembaban dan
tingkat kebisingan. Penangkaran terletak di Desa Sampora, Kecamatan Cibinong,
Kabupaten Bogor. Letak kandang bajing tiga warna dekat dengan perkampungan
penduduk, namun cukup jauh dari jalan utama yang sering dilalui kendaraan dan
pejalan kaki. Keadaan ini tidak terlalu berpengaruh pada aktivitas bajing tiga warna,
karena satwa tersebut telah beradaptasi dengan lingkungan kandang.
Ukuran kandang yang luas dengan ruang ventilasi yang cukup membuat
bajing tiga warna bebas bergerak dan udara bebas keluar masuk kandang sehingga
tidak menimbulkan kepengapan di dalam kandang. Menurut Tillman et al. (1991),
kandang yang berventilasi baik dapat menjamin aliran udara yang terus menerus
melewati kandang dan sekitar hewan. Menurut Anggraeni (2006), ventilasi yang baik
juga akan mencegah seminimal mungkin debu dan kadar bau-bauan yang dapat
mempengaruhi kesehatan hewan secara langsung.
Rataan suhu yang tercatat selama penelitian adalah pada pagi 25,3 0C, siang
30,8 0C dan sore 30,1 0C serta kelembaban masing - masing sebesar 82,2%; 63,7%
dan 65%. Kondisi suhu yang rendah dan kelembaban yang tinggi pada pagi hari
serta suhu tinggi dan kelembaban rendah pada siang hari akan berpengaruh terhadap
kondisi dan aktivitas bajing tiga warna. Suhu di penangkaran hampir mendekati suhu
asal bajing tiga warna hidup yaitu Pulau Belitung dimana suhu maximum 29,9 0C
dan suhu minimumnya 24,9 0C serta kelembaban sebesar 83,1%.
Aktivitas Bajing Tiga Warna
Peubah yang diamati selama pengamatan bajing tiga warna di penangkaran
meliputi aktivitas makan, minum, urinasi, defekasi, grooming, lokomosi, dan
istirahat. Secara keseluruhan aktivitas bajing tiga warna yang diamati terdiri dari dua
macam yaitu aktivitas yang berhubungan langsung dengan aktivitas makan (makan,
minum, urinasi, dan defekasi) dan aktivitas yang mempengaruhi aktivitas makan
(lokomosi, grooming, dan istirahat). Gambar 2 menunjukkan persentase aktivitas
bajing tiga warna.

68,62

70,00

Persentase Aktivitas (%)

60,00
50,00
40,00
30,00
13,34

20,00
10,00

1,22

8,10

4,53

4,05

0,15

0,00

i
ing
as
om
fek
o
e
D
Gr

i
os
om
k
Lo

t
ha
ra
i
t
Is

an
ak
M

m
inu
M

si
ina
r
U

Aktivitas Harian

Gambar 2. Persentase Aktivitas Bajing Tiga Warna (C. prevostii) Selama
Pengamatan
Aktivitas harian tertinggi bajing tiga warna selama pengamatan adalah
istirahat sebesar 68,62% dari total seluruh aktivitas (Gambar 2). Anggraeni (2006)
menyatakan perilaku istirahat yang dominan tidak mengindikasikan rendahnya
aktivitas selama di penangkaran. Hal ini dikarenakan setiap kali bajing tiga warna
melakukan aktivitas makan, minum, defekasi, urinasi, grooming dan lokomosi selalu
diselingi dengan aktivitas istirahat. Selain itu, mungkin disebabkan pengaruh suhu
yang tinggi sebesar 30,82% sehingga udara terasa panas pada siang hari. Kondisi ini
menyebabkan bajing lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat.
Lokomosi merupakan aktivitas tertinggi kedua yang kemudian diikuti dengan
aktivitas makan, minum, grooming, defekasi dan aktivitas terendah adalah urinasi

62 82,5
,1
4 6