Effectivity of Learning Communication on lnternet Based Distance Learning Shape

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMBELAJARAN DENGAN
MODE DISTANCE LEARNING BERBASIS WEBSITE

oleh :

SUBAGYO

PROGRAM STUD1
KOMUNlKASl PEMBANGUNAN PERTANIAN
DANPEDESAAN
SEKOLAH PASCASARJANA IPB
2007

Abstract
SUBAGYO. Effectivity of Learning Communication on lnternet Based Distance
Learning Shape. Supervized by Purwiyatno Hariyadi and Sutisna Riyanto
Subarna.
This research is a quasi-experiment design which was held at SEAFAST Center,
Bogor Agricultural University (IPB), jointly by Institute of Food Science &
Engineering of Texas A&M University, USA. It is applied on internet based
distance learning to 41 students of food technology. The main goal is to describe

learning communication effectiveness, especially to measure relationships of
distance learning activity, personality students, environmental factors, and other
media exposure on learning communication effectiveness. Data were analyzed
descriptively using frequency distribution, Rank Spearman correlation, Pearson
correlation and Contingency Coefficient The results showed that internet based
distance learning shape is effective to learning communication. Communication
media of lnternet based versus face to face have showed that both of them are
easy to comprehend, be a good to learning, be more much advancement in
knowledge, and be relative compatible to replace studying at IPB. Learning
communication effectiveness had relationships with : I ) Self learning factors.
They were frequencies and intensities; High access frequencies of students has
tendency to get a high advancement in knowledge, and high access intensities of
students has tendency to keep a media in clearly, 2) Personality factors. They
were gender, social, and Cumulative Peformance Index (IPK). Female students
are more easy to comprehend a message of course module who compared with
male students; Social capacity of students as a vehicle transportation has
tendency to get an advancement in knowledge with low; High IPK value of
students had tendency to get an average pretest in high and a delta test (science
increased) in low, 3) Environmental factors. They are the organisation and
leaning facilities; Both of sum organisation and learning facilities of students had

tendency to get an advancement in knowledge with high, 4) Other media factors.
They had not relationships to learning communication effectiveness.
Keywords: Distance learning, lnternet based, Online communication, Food Safety

SlJRAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
Efektivitas Komunikasi Pembelajaran Dengan Mode Distance Learning
Berbasis Website
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua
surnber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Februari 2007

EFEKTlVlTAS KOMUNIKASI PEMBELAJARAN DENGAN
MODE DISTANCE LEARNING BERBASIS WEBSITE

oleh :

SUBAGYO


Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pernbangunan Pertanian dan Pedesaan

PROGRAM STUD1
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERTANIAN
DAN PEDESAAN
SEKOLAH PASCASARJANA IPB
2007

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tesis

:

Nama
NRP
Program Studi


:
:
:

Efektivitas Komunikasi Pembelajaran Dengan mode
Distance Learning Berbasis Website
Subagyo
PO54040081
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Ketua

Ir. Sutisna Rivanto Subarna, MS
Anggota

Mengetahui,


2. Ketua Proaram Studi
~omunikasiPembangunan P
dan Pedesaan

Tanggal Ujian : 12 Maret 2007

.es&3~ekan Sekolah Pascasarjana

Tanggal Lulus : 2 7 APR 2007

Penulis dilahirkan di Boyolali, Jawa Tengah pada tanggal 27 Juni 1956 dari
ayah Sagimin (Alrn.) dan lbu Suyati (Alm.), dan rnerupakan putra ke enarn dari
delapan bersaudara.
Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri Bangak lulus tahun
1968, SMP Negeri Banyudono lulus tahun 1971, SMA Negeri Boyolali lulus tahun
1974, lokasi semuanya berada di Kabupaten Boyolali. Kemudian penulis
rnelanjutkan kuliah di UPN "Veteran" Yogyakarta Fakultas Pertanian jurusuan
Agronomi lulus tahun 1985. Atas bantuan Bank Dunia penulis rnendapat
kesempatan kuliah "gelar ganda" di Universitas Padjadjaran Bandung Fakultas
llmu Komunikasi jurusan Perpustakaan pada tahun 1994-1995. Penulis menjadi

Pegawai Negeri Sipil tahun 1988 hingga sekarang di Perpustakaan lnstitut
Pertanian Bogor.
Tahun 2004 penulis mendapatkan ijin untuk melanjutkan pendidikan di
Sekolah Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor pada Program Studi Komunikasi
Pembangunan Pertanian dan Pedesaan atas biaya sendiri. Selama kuliah,
penulis mengikuti lornba penulisan karya ilmiah yang diselenggarakan
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bagi staf perpustakaan di lndonesia.
Pada September tahun 2004 penulis memperoleh juara harapan satu, dan pada
September tahun 2006 penulis memperoleh juara ketiga.
Penulis rnenikah dengan Dra. Any Trapsilowati pada tahun 1990 dan
mendapat karunia satu anak perempuan bernama Anugrahani Yuniar Ekawati
(11 tahun).

PRAKATA
Puji dan syukur selalu dipersembahkan kehadirat lllahi Robbi, Tuhan
Yang Maha Esa atas berkah dan rakhrnat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Terna yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan
sejak bulan Februari 2006 ialah efektivitas kornunikasi pembelajaran dengan
mode distance learning berbasis website.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulustulusnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. Ir. Purwiyatno

Hariyadi M.Sc. dan Bapak Ir. Sutisna Riyanto Subarna, MS. yang telah banyak
mencurahkan waktu, pemikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis
untuk menyelesaikan tesis ini. Penulis menyampaikan pula ucapan terima kasih
kepada Bapak Ir. Gardjito MSc. yang telah berkenan sebagai Penguji Luar
Komisi.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak Dr. Kudang Boro Seminar
MSc. selaku Kepala Perpustakaan IPB yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana lnstitut Pertanian
Bogor. Terima kasih kepada rekan-rekan Tim Automasi Perpustakaan IPB (Tim
SIPISIS - IPB) antara lain Bapak Ir. Abdurahman Saleh MSc, Bapak Drs. B.
Mustafa MLib. Bapak Ir. Suparman. Bapak Ir. FX. Bayu Raharjo yang telah
dapat memberikan dorongan dan jalan untuk mencari sumber finansial guna
membiayai selama perkuliahan.
Terima kasih kepada Kepala-kepala Perpustakaan : IAlN Pekanbaru,
Unand Padang, STSl Padangpanjang, Perpumda Jambi, Unimed Medan,
Perpumda

Palangkaraya,

Politeknik


Negeri

Samarinda

dan

lain-lain

perpustakaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas finansial kerja dari
Tim Sipisis untuk membiayai perkuliahan. Terima kasih kepada rekan-rekan Staf
Perpustakaan IPB yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk
menjalani kuliah pascasarjana. Terima kasih kepada istri tersayang Dra. Any
Trapsilowati dan putri Anugrahani Yuniar Ekawati atas pengertiannya. Dan tak
lupa terirna kasih kepada rekan-rekan KMP-2004 yang telah membantu dan
mendorong penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis.
Semoga karya tulis ini bermanfaat kepada para pembaca.
Bogor, Februari 2007

DAFTAR IS1


DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN ..............
Latar Belakang
Perumusan masalah
Tujuan Penelitian

Halaman
ix

x
xi
1

..................................,.,

..


.. ................................................
Manfaat Penellt~an
TINJAUAN PUSTAKA
.. .....................................................
Distance Learning ...................................... . ................................................
Mahasiswa .......
Efektivitas Komunikasi ...
SEAFAST Center IPB
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
..
Kerangka Pemlkiran ............................... .
.
.....................................
Hipotesis
METODE PENELlTlAN
Desain Penellitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi
.....................
Teknik Pengumpulan Data ................................................................

Validitas dan Reliabilitas
Definisi Operasional
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
. ............
Efektivitas Komunikasi Pembelajaran
Aktivitas Mode Distance \Learning ............................ .
.
...... . . . . . . . . . . . .
Perkuliahan modul (Lecture of Module)
Belajar Mandiri (Self Learning)
Faktor Personal Mahasiswa
Faktor Lingkungan
..................................
Terpaan (Exposure) Media Lain
.
.
.... . . . . . . . . . . . . . .
Pandangan Mahasiswa Terhadap Media Internet Based vs Tatap Muka ....
Durasi Kursus Fundamentals of Food Safety ..............................................

I
2
4

5
6
6
11
18
23
25
25
26
27
27
27
28
29
29
30
36
38
38
40
49
49
60
68
74
79
84
90

Hubungan Aktivitas Perkuliahan Modul Terhadap Efektivitas Kornunikasi
Pernbelajaran ................. ............... .... .........,.,....... ,........,............................
Hubungan Aktivitas Belajar Mandiri Terhadap Efektivitas Komunikasi
Pernbelajaran
.....,.......................................................
Hubungan Faktor Personal DenganEfektivitas Kornunikasi Pembelajaran..
Hubungan Faktor Lingkungan Terhadap Efektivitas Komunikasi
............... ................ ........................
Pembelajaran ..... ........ ........ .... ..
Hubungan Terpaan Media Lain Terhadap Efektivitas Komunikasi
.,......,,, ......................................
Pembelajaran
Hubungan Faktor Personal Terhadap Pandangan Penerapan lnferned
Based vs Tatap Muka
SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA .......................
.

DAFTAR TABEL
Halarnan
Rataan Skor Responden Menurut Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran .......
Sebaran Responden Menurut Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran ..............
Rataan Skor Responden Menurut Aktivitas Perkuliahan rnodul ...................
..
Sebaran Responden Menurut Aktivitas Perkuliahan modul .......................
Rataan Skor Responden Menurut Aktivitas Belajar Mandiri ............................
Sebaran Responden Menurut Aktivitas Belajar Mandiri .................................
Rataan Skor Responden Menurut Faktor Personal Mahasiswa ......................
Sebaran Responden Menurut Faktor Personal Mahasiswa .............................
Rataan Skor Responden Menurut Faktor Lingkungan ...................................
Sebaran Responden Menurut Faktor Lingkungan ...........................................
Rataan Skor Responden Menurut Terpaan Media Lain .................................
Sebaran Responden Menurut Terpaan Media Lain .............................. .
.
...
Alarnat Akses Mahasiswa Pada Website Lain .........................
.
.......... ..........
Rataan Skor Responden Menurut Pandangan Mahasiswa Terhadap Mode
Internet based vs Tatap Muka dan Penerapannya

41
42
50
51
61
62
70
71
75
76
80
81
82

86

Sebaran Responden Menurut Pandangan Mahasiswa Terhadap Mode
lnternet based vs Tatap Muka dan Penerapannya

87

Hubungan Aktivitas Perkuliahan Modul Terhadap Efektivitas Kornunikasi
Pernbelajaran

92

Hubungan Aktivitas Belajar Mandiri Terhadap Efektivitas Kornunikasi
Pernbelajaran

93

Hubungan Faktor Personal Dengan Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran ....
Hubungan Prestasi Dengan Rataan Pretest dan Posttesf .....................
.
......

96
97

Hubungan Faktor Lingkungan Terhadap Efektivitas Komunikasi
Pernbelajaran

102

Hubungan Terpaan Media Lain Terhadap Efektivitas Kornunikasi
Pernbelajaran ......................
.
...... ........... ..........................................................

105

Faktor Personal Terhadap Pandangan Penerapan Media lnternet Based vs
Tatap Muka ......................................................................................................

106

DAFTAR GAMBAR
Halarnan
1 Terrninologi Learning .....................................................................................
7
2 Skerna Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran Mode Distance Learning
Berbasis Website ............................................................................................ 25
3 Gedung Utarna SEAFAST Center IPB, Ruang Kelas Distance Education,
dan Aktivitas Kursus "Fundamentals of Food Safety" Mahasiswa Teknologi
Pangan ...........................................................................................................
28
4 Halaman Login Users ke Distance Education SEAFAST Center ...................
5 Plot data ordinal dalarn hubungan aktivitas belajar rnandiri terhadap
efektivitas kornunikasi pernbelajaran bagi kornponen frekuensi akses
dengan peningkatan pengetahuan .........................................................
6

Plot data ordinal dalarn hubungan aktivitas belajar rnandiri terhadap
efektivitas kornunikasi pernbelajaran bagi kornponen intensitas akses
.
...........................................................
dengan penerirnaan .........................

7 Plot data ordinal dalarn hubungan faktor personal terhadap efektivitas
kornunikasi pernbelajaran bagi
- kornponen sosial dengan peningkatan
pengetahuan ....................
....
..................................................................

aa

Plot data rasio dalarn hubungan prestasi dengan rataan pretest dan
posttest bagi kornponen TOEFL dengan rataan pretest (atas); dan
komponen TOEFL dengan rataan posttest (bawah) ...................................

8b Plot data rasio dalarn hubungan prestasi dengan rataan pretest dan
posttest bagi kornponen TOEFL dengan rataan posttest minus pretest
9a Plot data rasio dalarn hubungan prestasi dengan rataan pretest dan
posttest bagi kornponen IPK dengan rataan pretest (atas) dan kornponen
IPK dengan rataan posttest (bawah) ...............................................................
9b Plot data rasio dalarn hubungan prestasi dengan rataan pretest dan
posttest bagi kornponen IPK dengan rataan posttest minus pretest ..............
10 Plot data ordinal dalarn hubungan faktor lingkungan terhadap efektivitas
kornunikasi pembelajaran bagi kornponen organisasi dengan peningkatan
pengetahuan .................................................................................................
11 Plot data ordinal dalarn hubungan faktor lingkungan terhadap efektivitas
kornunikasi pernbelajaran bagi kornponen sarana belajar dengan
peningkatan pengetahuan .............................................................................

l2

Plot data ordinal dalarn hubungan pandangan personal rnahasiswa
terhadap media internet based vs tatap muka serta penerapan pengganti
kuliah bagi kornponen prestasi dengan peningkatan pengetahuan

39

94

95

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Skerna Aliran Pesan Mode Distance Learning Berbasis Website di
SEAFAST Center ....................
...............
............. ..... ....... .....~

2 Fundamentals of Food Safety Module Outline .......................................
3 Calender of Fundamental of Food Safety .... ...........................................

116
117

118
... 121

4 Uji Realibilitas Efektivitas Komunikasi Pembelajaran
5 Hasil Rekaman Pretest dan Posttest Mahasiswa Peserta Distance
Learning "Fundamentals of Food Safety" ................

123

6 Durasi Mahasiswa pada Distance Learning "Fundamentals of Food
.................................................................. ..
Safety" .................... ........

.

.

125
7 Saran-saran Mahasiswa Terhadap Operasionalisasi Mode Internet
Based di Lingkungan IPB ...................................... . ................................ 126
8 Hasil Pengolahan Data
..
9 Kuisioner Penelltian

. ..............................
. ................................

129
138

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi informasi dan kornunikasi banyak diyakini dapat memberikan
banyak manfaat bagi perkembangan dan kualitas pembelajaran di dunia
pendidikan. Kemarnpuan dan potensi yang dimiliki ICT (Information and
Communication

Technology)

dipandang

akan

mampu

merubah

dan

mentransformasikan pendidikan ke arah yang betul-betul tidak terbayangkan
sebelumnya.

Gardner (dalam Bakri, 2003) dari Stanford University pernah

menyampaikan keyakinannya, bahwa kurun waktu 20 tahun dari sekarang (tahun
2000) orang akan menyaksikan dunia pendidikan saat ini adalah sesuatu yang
sangat primitif. Menurut Gatot Hari Priowirjanto, Direktur Pendidikan Menengah
Kejuruan (Kompas, 2002) perkembangan teknologi informasi berjalan sangat
cepat dan harus ditanggapi dengan pikiran positif. Teknologi dapat dijadikan jalan
to1 untuk mempercepat proses penyampaian materi pendidikan. Sebenarnya
bukan saja untuk proses penyampaian materi, tetapi teknologi informasi dapat
dikembangkan untuk melakukan evaluasi hasil pendidikan.
Aplikasi ICT kini semakin banyak digunakan dalam dunia pendidikan 1
pembelajaran, salah satunya adalah distance learning. "Republika online" (2005)
menuliskan bahwa perkembangan teknologi komputer, telekomunikasi dan
informasi saat ini memungkinkan terjadinya perubahan paradigma pendidikan.
Perubahan tersebut adalah pendidikan konvensional menjadi distance learning
atau e-learning. Pendidikan konvensional biasanya mengharuskan mahasiswa
berkomunikasi dengan dosen secara tatap muka. Pada prinsipnya distance
learning atau e-learning merupakan pembelajaran yang menggunakan jasa
elektronik sebagai alat bantu komunikasi, sehingga dosen berkomunikasi dengan
mahasiswa secara tatap muka tidak langsung.
SEAFAST (South East Asian

Food and Agriculture Science and

Technology) Center atau Pusat Pengembangan llmu dan Teknologi Pertanian
dan Pangan Asia Tenggara mempunyai salah satu program jangka pendek
berupa pendidikan internasional jarak jauh (distance education) dengan teknologi
komputer (IPB, 2005).

Menurut Pufwanto (2004) pemanfaatan semua

kemudahan ICT akan sangat tergantung daripada infrastruktur milik lembaga,
pengembangan isi (content), dukungan policy dan kesiapan masyarakat.
lmplementasi distance learning berbasis website merupakan ujicoba pertama di

lnstitut Pertanian Bogor (IPB). Proses komunikasi akan melibatkan sumber
(kornunikator dari Texas)

untuk menyampaikan materi perkuliahan (pesan)

melalui teknologi berbasis website kepada mahasiswa (komunikan) di SEAFAST
Center (Lampiran 1). Peserta kursus distance learning berbasis website adalah
mahasiswa

Teknologi Pangan IPB. Pembelajaran diharapkan dapat terjalin

komunikasi interaktif antara sumber dan mahasiswa maupun di antara
rnahasiswa sendiri, serta mendorong aktivitas mahasiswa mencari surnbersumber lain. Dengan demikian efektivitas komunikasi pembelajaran bisa tercapai
sesuai dengan tujuan belajar mahasiswa. Hal tersebut mendorong peneliti untuk
melakukan suatu pengkajian (assessment) terhadap efektivitas komunikasi
pembelajaran mahasiswa.

Perurnusan Masalah
Distance learning berbasis website merupakan mode pembelajaran jarak
jauh dengan fokus mahasiswa dan proses belajar rnelalui sarana website
(Simamora, 2002 dan Pannen, 1999). Mahasiswa memanfaatkan fasilitas kelas
di SEAFAST Center untuk niengakses rnateri atau pesan berbasis internet
(website).

Pelaksanaan pembelajaran rnenggunakan materi fundamentals of

food safety yang terdiri atas 1'1 modul (Lampiran 2). Materi atau pesan berupa
file multimedia yang tersimpan di server SEAFAST Center IPB. Pembuatan
materi melibatkan sumber dari Institute of Food Science & Engineering (IFSE)
Texas A&M University. Penyampaian pesan melalui kornputer dengan bentuk
komunikasi verbal berupa tulisan (written) dan atau suara (spoken).
Dalam proses pembelajaran ini, rnahasiswa dapat melakukan interaktivitas
komunikasi secara asynchronous (tidak langsung pada saat itu) berupa email
dan quasi-interaktif (interaktif sernu) berupa hasil pretest maupun posttest.
Sebelum pembelajaran, mahasiswa rnendapat pengenalan program terlebih
dahulu. Hal ini mempunyai tujuan agar mahasiswa dapat menyesuaikan diri
dalam proses pembelajaran terutama interaksi terhadap media komputer.
Fasilitator menjelaskan bagaimana cara mengoperasikan program distance
learning lisensi Avatar Technology (1998-2006) dari Division of Alchemy Training,
LP. Professional and Staff Development Management Systems. Mahasiswa
sebelum memulai aktivitas kursus, mereka perlu memasukan informasi personal
user seperti nama pertama, alamat email, password dan lain-lain. Di samping itu
mahasiswa, perlu memperhatikan sistem navigasi program guna melangkah
lebih lanjut dengan mudah.

Setiap modul mempunyai satu atau lebih topik bahasan, di mana setiap
modul terdapat ikon pretest dan posffest yang menggunakan pilihan ganda
(multiple choice). Mahasiswa harus melakukan pretest dan posttest pada setiap
modul pertemuan. Pelaksanaan pretest menjelang perkuliahan modul, kemudian
selang waktu seminggu rnahasiswa melakukan posttest. Setelah posttest,
mahasiswa langsung melakukan pretest untuk modul berikutnya tersebut. Pada
masing-masing modul kemungkinan terdapat assigment (tugas), ha1 ini
tergantung dafi pesan masing-masing modul. Apabila mahasiswa memiliki nilai
hasil posttest

kurang dari 70 persen, mahasiswa tersebut wajib mengulangi

materi yang telah diberikan sumber.
Perkuliahan mulai tanggal 27 Februari 2006 sampai 5 Juni 2006, namun
jadwal pelaksanaan belajar mengalami perubahan waktu. Hal ini karena software
mendapat gangguan teknis pada perternuan modul tiga. Dengan demikian jadwal
pelaksanaan

belajar

menjadi mundur.

Begitu juga

pelaksanaan video

conferencing mendapat kendala teknis terutama perbedaan waktu Indonesia
dengan Texas, sehingga mode tersebut gagal dilaksanakan. Pelaksanaan
program atau kursus distance learning 'Fundamentals of Food Safety" tersebut
diberhentikan pada modul sembilan atau ditutup pada tanggal 3 Juli 2006.
Kapasitas kelas SEAFAST Center dapat menampung sejumlah 26
komputer untuk operasional distance education. Masing-masing komputer (client
computers) mempunyai RAM (Random Access Memory) sebesar 512 Mbyte
dengan Operating System Windows XP Professional. Sedangkan Server
SEAFAST Center mempunyai RAM sebesar 2 Gbyte guna operasional akses
mahasiswa ke modul secara jaringan (Local Area Network). Meskipun demikian
mahasiswa dapat juga melakukan akses dari luar melalui jaringan fiber optik IPB,
di mana server IPB mempunyai bandwith sebesar 2 Mbps. Bandwifh tersebut
telah mendapat perhatian Pimpinan IPB yang senantiasa bertambah yaitu mulai
tanggal 3 Oktober 2006 menjadi 6 Mbps (IPB. 2006) dan mulai tanggal 19
Februari 2007 rnenjadi 10 Mbyte rnenurut keterangan KPSI IPB.
Bahasa pengantar rnodul rnenggunakan bahasa lnggris. Dengan demikian
mahasiswa harus mempunyai kemampuan komunikasi dalam bahasa lnggris
atau mahasiswa perlu menyesuaikan diri dalam komunikasi pembelajaran. Oleh
karena mahasiswa biasa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, maka
komunikasi pembelajaran tersebut menjadi beban tersendiri. Bahasa komunikasi
bisa juga merupakan pemacu bagi mahasiswa untuk aktif berbahasa lnggris.

minimal mendengar suara modul maupun membaca teks. SEAFAST Center telah
mensyaratkan skor TOEFL mahasiswa minimal 450, atau mahasiswa dapat
mengikuti kursus atas rekomendasi dari ketua jurusan.
Sejalan dengan uraian tersebut, peneliti rnerasa tertarik untuk melakukan
pengkajian (assessmenf) terhadap efektivitas komunikasi pembelajaran dari
masing-masing individu mahasiswa. Assessment tidak hanya mengungkapkan
atau menjawab efektivitas komunikasi pembelajaran dengan mode

distance

learning berbasis website, akan tetapi penelitian juga mengkaji berbagai faktor
yang terkait dengan proses tersebut. Sehubungan ha1 itu penelitian mempunyai
maksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah aktivitas mode distance learning berbasis website

berhubungan

dengan efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa ?

2. Faktor-faktor personal apa saja yang berhubungan dengan efektivitas
komunikasi pembelajaran mahasiswa ?
3. Apakah ada peran faktor lingkungan terhadap efektivitas komunikasi
pembelajaran mahasiswa ?
4. Apakah ada peranan media lain yang berhubungan dengan efektivitas

komunikasi pembelajaran mahasiswa ?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini mernpunyai tujuan utama untuk mengetahui efektivitas
komunikasi pembelajaran mahasiswa teknologi pangan dengan mode distance
learning berbasis website di SEAFAST Center. Berkaitan tujuan utama tersebut,
penelitian ini dapat dirumuskan menjadi beberapa tujuan khusus yaitu :

1. Mengukur hubungan aktivitas mode

distance learning berbasis websife

dengan efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa.
2. Mengukur faktor-faktor personal yang berhubungan dengan efektivitas

komunikasi pembelajaran mahasiswa.
3. Mengukur hubungan peran faktor lingkungan terhadap efektivitas komunikasi
pembelajaran mahasiswa.
4. Mengukur peranan media lain yang berhubungan dengan efektivitas

komunikasi pembelajaran mahasiswa.

Manfaat Penelitian
Teknologi informasi dan komunikasi jelas berkembang secara cepat seperti
kita dapat lihat pada kenyataan sekarang ini. Secara sadar maupun tidak sadar
teknologi telah melanda personil maupun lembaga pendidikan juga. Hasil
penelitian diharapkan sebagai bahan informasi atau masukan bagi Lembaga IPB
dalam kegiatan komunikasi (belajar mengajar) melalui distance learning atau elearning bagi segenap civitas akademika.
Sesuai dengan motto IPB yaitu "Mencari dan Memberi yang Terbaik", maka ha1
ini dapat menjadi suatu pertimbangan dalam operasionalisasi pendidikan. Dosen
dapat melakukan blended learning untuk menghindari terjadinya kekosongan
atau kekurangan waktu penyampaian pesan secara tatap muka dengan
mahasiswa. Hal ini disebabkan suatu kesibukan yang padat. Sehingga dosen
dapat memenuhi jumlah silabus yang telah ditetapkan. Mahasiswa juga tidak
mengalami kerugian atas berkurangnya pesan (isi kuliah) yang harus diterima.
Harapan lebih jauh IPB dapat membuka kuliah atau kursus secara distance
learning.

TINJAUAN PUSTAKA
Distance Learning
Pengertian
Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam
proses dan tujuan pendidikan. Pada hakekatnya proses pendidikan juga
merupakan proses komunikasi, maka media pembelajaran juga bisa dipahami
sebagai media komunikasi yang digunakan dalam konteks dan untuk tujuan
pendidikan. Proses tersebut terlihat bahwa media pembelajaran memiliki peran
penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran (Hardjito, 2004).
Catherall (2005) menjelaskan bahwa distance learning merupakan istilah secara
luas yang mendeskripsikan beberapa kursus belajar dengan mengurangi waktu
kontak antara tutor dan siswa. Distance learning lebih tepat digunakan untuk
mendeskripsikan pengajaran kursus melalui bentuk komunikasi jarak jauh.
Selama tiga dasawarsa terakhir, istilah sistem pendidikan jarak jauh
(distance education) digunakan untuk menjelaskan beragam pendekatan
terhadap proses belajar mengajar, seperti belajar di rumah (home sfudy), belajar
mandiri

(independent

study),

pendidikan

korespodensi

(correspodence

education), tele-education, open learning, dan belajar di luar sekolah (external
sfudy). Menurut Keegan bahwa sistem pendidikan jarak jauh mempunyai dua
komponen yaitu sistem belajar jarak jauh (distance learning) dan sistem
pengajaran jarak jauh (distance teaching). Sistem belajar jarak jauh memberikan
penekanan kepada siswa dan proses belajar (learned-centered); sedangkan
pengajaran jarak jauh lebih berfokus pada proses pengajaran, sistem organisasi,
dan pengajarnya (teacher and system centered). Dengan demikian pendidikan
jarak jauh berfokus pada kedua sisi secara utuh, baik pada siswa dan proses
belajarnya maupun pada proses pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya
(Pannen, 1999).
Terminologi Learning
Suatu organisasi sekarang mempunyai tantangan untuk menyediakan
proses belajar bagi setiap orang atau anggota organisasi pada saat yang tepat
serta tidak terbatas lokasi di mana orang atau anggota tersebut berada. Salah
satu solusi untuk menjawab tantangan ini adalah organisasi mengadakan proses
pembelajaran mandiri atau pembelajaran jarak jauh (distance learning). Distance
learning akhir-akhir ini mengalami perkembangan sangat pesat, seiring dengan

perkembangan dan konvergensi yang terjadi pada teknologi telekomunikasi dan
informasi. Berbagai teknologi dan aplikasi tercipta dalam upaya mendukung
kegiatan operasional kehidupan manusia maupun organisasi, termasuk kegiatan
belajar dan mengajar.
Gambaran terminologi learning yang dapat digunakan dalam memfasilitasi
kegiatan distance learning maupun e-learning serta mendukung penciptaan
kompetensi sumberdaya manusia, dapat diilustrasikan pada Gambar 1
(Simamora, 2002).

g
Gambar 1. Terminologi Learning
Pada saat ini terminologi learning muncul banyak sekali sehubungan
dengan distance learning. Namun beberapa terminologi tersebut sebenarnya
bermuara pada definisi yang sama. Distance learning merupakan seluruh bentuk
pembelajaran (pendidikan dan pelatihan) jarak jauh, baik berbasis korespodensi
(modul

tercetak)

maupun

berbasis

teknologi

komunikasi.

E-Learning

memanfaatkan bentuk pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi
komunikasi

secara

synchronous

dan

asynchronous.

Online

learning

memanfaatkan teknologi internetlintranet yang dikenal dengan world wide web
(web-based learning). Computer-based learning memanfaatkan komputer
sebagai terminal akses ke proses belajar (CBT-Computer based training, CDROM learning).
Aplikasi Distance Learning
Pada KTT masyarakat informasi atau World Summit on the Information
Society (WSIS) Desember 2003, hasil pertemuan telah disusun rencana aksi
bagi tiap negara. Wujud rencana aksi bervariasi antara lain sekolah, universitas,
perpustakaan, lembaga pemerintah dan rumah sakit yang terhubung dengan

ICT. Hal ini harus terwujud satu dekade lagi tepatnya tahun 2015. Bisakah
lndonesia memenuhi target WSIS? Kusumastuti (2005) mengatakan bahwa
lndonesia tidak lagi bicara bisa atau tidak bisa, "Jika tak berhasil melaksanakan
program WSIS, kita akan terisolasi dari perkembangan di lingkungan global".
Disini Kusumastuti melihat pentingnya distance learning atau e-learning.
Selanjutnya

dia

menuturkan

bahwa

membangun

masyarakat

berbasis

pengetahuan merupakan cara strategis untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat, sehingga masyarakat perlu ditunjang dengan akses
luas terhadap informasi dan pengetahuan.
Pada web based distance learning, dosen dan mahasiswa memerlukan
fasilitas internet untuk tetap menjaga konektivitas. Kemampuan mahasiswa untuk
tetap menjaga konektivitas menentukan bagi kesinambungan suatu sistem
pendidikan jarak jauh. Apabila suatu pendidikan jarak jauh berbasis web
diumpamakan sebagai suatu community, maka pendidikan tersebut harus dapat
memfasilitasi berinteraksinya mahasiswa dan dosen. Kebiasaan dosen berada di
depan kelas agak sulit untuk berpindah ke dalam suatu bentuk web, ha1 ini harus
melibatkan berbagai komponen di dalamnya. Adanya sistem ini membuat
mentalitas dosen dan mahasiswa harus berubah. Perbedaan karakteristik dosen
dalam mengajar tidak tampak dalam metode ini. Seperti layaknya sebuah
perguruan tinggi, metode ini juga harus mampu memberikan informasi
perkuliahan kepada mahasiswa. lnforrnasi harus selalu dapat diakses oleh
mahasiswa dan dosen, serta informasi selalu diperbaharui setiap waktu.
lnformasi yang sering dibutuhkan berupa silabus kuliah, jadwal kuliah,
pengumuman, siapa saja peseria kuliah, materi kuliah dan penilaian atas prestasi
mahasiswa. Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki
unsur sebagai berikut :

I)Pusat kegiatan siswa. Suatu community web based distance learning harus
mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, di mana
mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari
informasi dan sebagainya.
2) lnteraksi dalam grup. Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain
untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir
dalam grup
diberikannya.

untuk rnemberikan sedikit ulasan tentang materi yang

3) Sistern adrninistrasi mahasiswa. Mahasiswa

dapat melihat berbagai

informasi mengenai status rnahasiswa, prestasi dan sebagainya.
4) Pendalaman rnateri dan ujian. Dosen biasanya sering mengadakan kuis
singkat, dan rnemberikan tugas untuk tujuan pendalarnan rnateri, serta
melakukan test pada akhir rnasa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi
oleh web based distance learning.
5) Perpustakaan

digital.

Pada

bagian ini terdapat

berbagai informasi

kepustakaan yang tidak terbatas pada buku, tetapi juga kepustakaan digital
seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat penunjang belajar
dan berbentuk database.
6) Materi online di luar materi kuliah. Bahan bacaan tersedia pada web lainnya
agar rnateri dapat menunjang perkuliahan. Dosen dan mahasiswa dapat
langsung terlibat dalam mernberikan bahan tersebut untuk publikasi kepada
mahasiswa lainnya rnelalui web.
Pekerjaan rnewujudkan ide dan keinginan tersebut ke dalarn suatu bentuk
realitas, bukanlah suatu pekerjaan yang rnudah. Kita rnelihat negara lain telah
lama rnengernbangkan web based disfance learning, dan sudah banyak sekali
institusi atau lernbaga yang rnernanfaatkan rnetode tersebut. Selain pekerjaan
rnembutuhkan skill dari para engineer, juga berbagai kebijakan dalam bidang
pendidikan

sangat

mernpengaruhi

perkembangannya.

Kesiapan

sarana

pendukung (rnisalnya hardware) tidak perlu diragukan lagi keberadaannya. Di
Indonesia pengguna internet mempunyai perhatian utama dalam permasalahan
bandwith. Tentunya

bandwith terbatas

dapat

mengurangi kenyarnanan

khususnya pada nontext based material (Abdurrahrnan, 2004)
Aplikasi distance learning berbasis website rnernberikan sarana komunikasi
berupa ernail untuk interaksi antara surnber (tutors) dan mahasiswa (students).
Sering tutors atau rnanajer kursus berperan sebagai moderator atau rnengontrol
sarana aliran komunikasi yang digunakan dalam konteks diskusi.
Format Distance Learning
Sarana komunikasi utama dalam VLEs (Virtual Learning Environments)
adalah : discussion board, E-mail, file exchange, personal portofolio/homepage,
file storage, chat, whiteboard, project collaboration, assesment tools, sun/ey
tools, dan lain-lain. Banyak software digunakan secara luas untuk mendukung
penyarnpaian pernbelajaran, rnisalnya Microsoff Office seperti Powerpoint. Word
dan lain-lain. Format file tersebut biasanya harus dicantumkan dalarn web agar

bisa diketahui user. Materi pesan

agar dapat diakses (search) dengan

menggunakan web browser, maka berkas tersebut perlu dilakukan konversi
menjadi bentuk HTML (Hiper-text Mark-up Language). Atau penggunaan aplikasi
pembuat software harus compatible antara sumberdaya pembelajaran dengan
standar internasional seperti Instructional Management System, di mana materi
dapat diupload ke dalam sistem pembelajaran.
Kehadiran isyarat multimedia pada internet memungkinkan peningkatan
manfaat komunikasi dan relasi, sehingga ada gambaran kuat penggunaan
internet untuk suara dan visual hingga videoconferencing. Keefektivan video
conferencing sekurang-kurangnya dalam setting orientasi tugas, dan hasil telah
ditemukan sangat bercampur. Ketika itu videoconferencing memusatkan pada
partisipan dan wajahnya bukan material atau obyek tugas. Hal ini muncul
penafsiran yang tidak menguntungkan. Karena percakapan meliputi kolaborasi
tugas fisik, dan isyarat video mengenai obyek maka perhatian orang lebih banyak
mendapatkan pengaruh kuat yang diperlihatkan (Walther, Gay & Hancock, 2005).
Pada mode distance learning berdasarkan kehadiran isyarat multimedia
dapat dibedakan menjadi dua yaitu video conferencing dan internet based. Video
conferencing mempunyai komunikasi point-to-point maupun multipoint sehingga
komunikan (mahasiswa) dapat langsung berinteraksi dengan tutors melalui layar.
Internet based mempunyai komunikasi point-to-point sehingga mahasiswa tidak
dapat melihat tutor secara langsung dan pesan berbentuk hypertextuality dan
atau multimedia.
Kelemahan Distance Learning
Di samping beberapa kelebihan-kelebihan distance learning atau e-learning
dalam kaitan proses belajar mengajar, namun ha1 tersebut tidak cocok untuk
materi pelatihan atau bahan ajar yang menuntut kehadiran seorang guru/mentor.
Kehadiran guru umumnya terkait dengan sikap atau perilaku, seperti
pengembangan kepribadian, pembangunan motivasi dan lain-lain (Intervisi,
2005). Untuk mengatasi ha1 tersebut, paradigma pembelajaran yang digunakan
dalam pengembangan e-learning merupakan :

(1) enrichment (pengayaan) bukan replacement (pengganti). Jumlah pertemuan
tatap muka tidak akan terkurangi dengan adanya sistem e-learning.

(2) blended learning bukan pure e-learning. Proses pembelajaran merupakan
gabungan metode pembelajaran konvensional di depan kelas dengan elearning.

Dosen diharapkan dapat memberikan penugasan untuk diskusi

secara online dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Penilaian keaktifan
mahasiswa secara online juga merupakan salah satu parameter dalam
metode student-centered learning (UGM, 2004).

Mahasiswa
Pengertian
Pembelajaran mahasiswa harus memuat dan merujuk pada empat pilar
yang dipakai oleh UNESCO, yakni learn to know misalnya belajar teori teknik
menulis, learn to do misalnya latihan menulis, learn to be misalnya upaya
menjadi penulis yang baik, dan learn live together merupakan keterkaitan dengan
masalah lain misalnya tidak menjadi plagiator (IPB, 2005 dan Suparno, 2001).
Mahasiswa adalah pengguna jasa layanan perguruan tinggi, sekolah
maupun Iembaga diklat; sekaligus mahasiswa juga merupakan masukan (input).
Kualitas masukan ini akan mempengaruhi hasil, oleh karenanya dalam proses
ada

perlakukan-perlakuan khusus untuk

menangani kelompok-kelompok

mahasiswa yang berbeda-beda. Mahasiswa mempunyai kemampuan awal yang
beragam, meskipun mahasiswa telah dijaring melalui ujian masuk perguruan
tinggi dan penelusuran bakat dan minat. Secara logika mahasiswa yang
mengalami defisit kemampuan awal di dalam proses belajar, maka mahasiswa
harus memperoleh perlakuan secara lebih intensif agar kualitas keluaran relatif
sama (Suparno, 2001)
TOEFL Mahasiswa
Kebijakan SEAFAST Center memberikan persyaratan skor TOEFL minimal
sebesar 450 kepada mahasiswa untuk operasionalisasi mode distance learning.
TOEFL (Test of English as a Foreign Language) merupakan suatu angka
standarisasi tentang kemampuan berbahasa lnggris dari seseorang. Hal ini demi
kelancaran mahasiswa menangkap atau menyerap materi pesan modul dalam
mengikuti aktivitas distance learning. Adapun tes TOEFL ini dapat dilakukan oleh
lembaga akademik atau lembaga kursus bahasa lnggris.
Aktivitas Mahasiswa
Aktivitas mahasiswa berjalan dalam bentuk perkuliahan modul dan belajar
mandiri di ruangan SEAFAST Center. Pada awal akses mahasiswa didampingi
fasilitator, selanjutnya mahasiswa sudah dapat melakukan aktivitas sendiri tanpa
fasilitator.

Perkuliahan modul ditentukan pada hari Senin dalam dua group.

berarti seseorang lebih cepat belajar dengan kualitas yang tinggi dengan jalan
rnendengarkan. Visual berarti seseorang dapat belajar lebih cakap kalau
rnenggunakan alat visual, termasuk seseorang rnencenati objek-objek berupa
tulisan dalarn buku atau pada layar monitor komputer. Kinesik berarti sesoorang
lebih mudah belajar jika ada unsur gerak. Kombinasi sifat merupakan perpaduan
antara kemampuan auditif, visual dan kinesik.
Gaya belajar seseorang merupakan sesuatu yang unik bagi dirinya, dan gaya
tersebut mungkin sangat berbeda-beda setiap orang. Berkaitan gaya belajar,
tindakan atau aktivitas yang dapat membantu mengefektifkan seseorang dalam
belajar antara lain : rnembuat konsep rangkuman, membuat pemetaan konsepkonsep penting, rnencatat hal-ha1 yang esensial dan rnernbuat kornentar,
membaca secara efektif (skimming, scanning, rnernbaca kesirnpulan, rnembaca
untuk pendalarnan, rnernanfaatkan indeks). Belajar adalah pekerjaan yang
memerlukan pengerahan penglihatan, pendengaran, latihan, dan pikiran. Oleh
karena itu seseorang perlu suasana yang menunjang, seperti tempat yang relatif
tenang dan pikiran yang terkonsentrasi.
Memotivasi diri sendiri adalah seseorang menumbuhkan motivasi belajar
melalui sifat intrinsik maupun ekstrinsik. Sifat intrinsik memang tumbuh di dalam
diri orang sejak awal, sedangkan ekstrinsik tumbuh berasal dari luar dirinya
seperti orang tua, guru, ataupun tuntutan kebutuhan.

b. Belajar Mandiri (SelfLearning)
Kegiatan self learning merupakan aktivitas rnahasiswa di SEAFAST Center
sesudah lecture of module. Mahasiswa bisa juga mengakses melalui terminal lain
misalnya warnet. Menurut Windrati (2004) aktivitas mahasiswa dalam kegiatan
belajar secara online meliputi frekuensi, intensitas dan aksesibilitas. Frekuensi
adalah tingkat keseringan mahasiswa melakukan akses rnateri dari sumber
(tutor) dan atau tingkat keseringan mahasiswa melakukan akses pada
surnberdaya yang lain. lntensitas adalah tingkat kedalarnan mahasiswa dalam
mernpelajari suatu pengetahuan, dan atau tingkat kedalaman mahasiswa
melakukan akses terhadap sumberdaya lain. Aksesibilitas adalah tingkat
kernudahan mahasiswa dalarn menggunakan media komputer dalam aplikasi
internet. Aksesibilitas terbagi menjadi tiga, yaitu : keterjangkauan media (seperti
ketersediaan media, kedekatan dengan media, dan kernarnpuan membayar
sewa), keterarnpilan menggunakan media, serta rnernbuka program komputer.

peserta belajar sehingga melahirkan mutual understanding di antara peserta
belajar itu sendiri, dan permasalahan diharapkan dapat terpecahkan.
Namun demikian interaksi pengajar, peserta belajar dan antar peserta
belajar dapat tenvujud secara baik manakala adanya : a) keterbukaan (openness
or transparancy), yaitu tidak ada penghalang dalam melahirkan interaksi, b)
saling memperhatikan (caring), yaitu setiap pihak saling memerlukan informasi,
c) ketergantungan satu sama lain (interdependence), yaitu adanya saling
ketergantungan antara setiap orang yang terlibat dalam pembelajaran, d)
kemandirian satu sama lain (separateness), yaitu setiap orang memiliki
kesempatan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan keunikan masingmasing, kreativitas dan individualitasnya, e) saling mernpertemukan kebutuhan
(mutual needs meeting) yaitu mempertemukan kebutuhan belajar yang sama di
antara peserta belajar. (Abdulhak dan Anwas, 2003)
Mahasiswa mempunyai rentang waktu antara pertemuan yang telah
dilakukan menjelang pertemuan berikutnya untuk

belajar mandiri dan

menyelesaikan tugas. Selama rentang waktu tersebut, mahasiswa kemungkinan
dipengaruhi faktor lingkungan di sekitarnya maupun peranan terpaan dari
sumber-sumber bacaan media lain.
Faktor Personal Mahasiswa
Pembelajaran adalah suatu aktivitas gabungan yang melibatkan guru,
peserta didik dan mata pelajaran dalam suatu interaksi yang dinarnis. lnteraksi ini
adalah interaksi aktif antara mentallpsikis dengan lingkungannya, sehingga
menghasilkan

perubahan-perubahan

dalam

pengetahuan,

pemahaman,

keterampilan dan terutama sikap yang bersifat permanen (Hardjito, 2004).
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai adanya perubahan tingkah
laku. Perubahan tersebut berlangsung secara interaksi aktif antara mahasiswa
dengan lingkungan belajarnya. Dalam ha1 ini mahasiswa perlu rnenciptakan dan
melaksanakan aktivitas belajar dengan baik, yaitu memotivasi dirinya untuk
mencapai aktivitas itu. Dengan kata lain mahasiswa harus memiliki motivasi
untuk mencapai perolehan belajar. Motivasi merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya dalam proses belajar. Motivasi (Sadirman, 2000 dalam Sutjipto,
2004) adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu
sehingga seseorang itu rnau dan rela melaksanakan sesuatu.

Jika proses pembelajaran diamati secara cermat, mahasiswa akan menghadapi
masalah-masalah yang muncul di lapangan. Menurut Suparno (2001),
permasalahan tersebut dapat dikelompokkan rnenjadi dua faktor yaitu :

(1) Faktor dari dalarn diri mahasiswa. Faktor ini meliputi : kesukaran mencerna
materi, gairah belajar, disiplin diri, tidak bisa konsentrasi, ketekunan belajar,
konsep diri rendah dan gangguan emosi.
(2) Faktor dari luar diri mahasiswa. Faktor ini

meliputi : kernampuan sosial

ekonomi, strategi pernbelajaran, tugas nonakademik, dukungan orang
sekitar, lingkungan fisik, lembaga pendidikan (sarana belajar), kejadian di
masyarakat.
Sedangkan menurut Rakhmat (2002) dalam model "uses and gratification"
menyatakan bahwa anteseden meliputi variabel individual yang terdiri atas data
demografi seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan,
serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial.
Exposure Media Lain

Exposure media lain merupakan suatu media lain yang dipergunakan
rnahasiswa selama rnengikuti distance learning. Sumber daya (resource) media
lain diharapkan

dapat

menunjang kegiatan belajar, terutama

kegiatan

menyelesaikan tugas individu maupun kelompok.
Bentuk sumber daya media lain bisa berupa berupa : virtual, elektronik, dan
tercetak. Media virtual adalah bentuk sarana sumber daya mahasiswa yang
diperoleh dengan akses internet (website), minimal seperti anjuran tutor pada
setiap materi. Media elektronik adalah bentuk sarana sumber daya mahasiswa
yang diperoleh secara elektronik, seperti : CD-ROM.

Media tercetak adalah

semua bentuk bahan tercetak seperti buku, jurnal, laporan, dan fotokopi print out
hasil down load dari rekan mahasiswa lain.
Gangguan (Noise)
Konsep gangguan atau kebisingan (noise) menunjukkan setiap macam
gangguan dalam bentuk transmisi sinyal-sinyal (telepon), suara gaduh pada
ruangan, interferensi ataupun induksi listrik pada kabel jaringan komputer. Ada
juga gangguan berupa kompetisi dalam setiap medium, ketika pilihan medium
semakin

banyak.

Sebagai

akibatnya,

kornunikasi

cenderung

menjadi

terdisorganisasikan dalam waktu yang panjang. Dalam teori informasi, proses

disorganisasi yang bertahap disebut sebagai entropi (Gonzales, 1988). Makna
dan pesan terkikis oleh waktu atau yang dikenal dengan efek komunikasi.
Gangguan akses bermacam-macam asalnya, yaitu : hardware, soffware
maupun brainware. Gangguan hardware merupakan gangguan perangkat keras
sepelti jaringan komputer, bandwith, listrik, kemampuan komputer (spesifikasi).
Gangguan software merupakan gangguan terhadap operasional komputer
seperti program komputer, virus kornputer, kepadatan lalu lintas aliran data.
Sedangkan gangguan brainware rnerupakan gangguan yang terjadi dalam diri
seseorang untuk rnelakukan akses internet.
Masalah akses terhadap sumber daya elektronik oleh mahasiswa secara
jelas merupakan aspek penting dalam sistem desain atau seleksi informasi.
Meskipun interface dari World Wide Web nampak relatif sederhana dan media
tidak begitu kompleks, ternyata problem akses surnber daya berbasis web
sekarang menjadi tantangan bagi pengguna (mahasiswa). Kondisi permasalahan
mengenai ketidakmampuan akses menurut Catherall (2005), antara lain :
4

Tampilan kabur atau sebagian (Blind or partially sighted). Pengguna ini
mempunyai masalah mengenai akses media tekstual dan grafik pada web.

4

Penggerak, gerakan atau keterampilan (Motor, mobility or dexterity).
Kelompok ini mempunyai kesulitan interaksi dengan fitur web yang lebih
kompleks, seperti formulir, box teks atau tombol-tombol.

+

Kognitif (Cognitif). Kelompok ini termasuk pengguna dalam kesulitan belajar;
pengguna mungkin suka singkatan, informasi navigasi lebih ringkas atau
alternatif deskripsi penjelas untuk teks yang lebih panjang.

+

Warna kurang jelas (Colour blindness). Kelompok ini mempunyai kesulitan
terhadap tampilan kombinasi warna tertentu (misalnya kontras warna teks
dan warna background). Tampilan terdapat banyak bentuk dan tingkatan
kekaburan warna.

4

Epilepsi (Epilepsy). Penggunaan objek pencahayaan atau background pada
sumberdaya web atau internet mungkin dapat rnemacu serangan epilepsi.

+

Ketulian/kelemahan

pendengaran

(Deafnesslhearing

impairment).

Penggunaan suara, bunyi atau musik dalam suatu konteks digital mungkin
memberikan kesulitan untuk pengguna yang tuli.

+

Membaca

dan

menulis

(Reading

and

writing).

Kondisi

pengguna

mempengaruhi kemampuan membaca, seperti dyslexia atau dyspraxia,

mungkin pengguna mengalami kesulitan dalam interpretasi navigasi berbasis
web yang kompleks atau informasi deskripsi yang lain.
Gangguan akses ini tidak dilakukan penelitian, akan tetapi kondisi selama
pertemuan dalam distance learning berbasis website di SEAFAST Center hanya
dijelaskan pengaruhnya.
Efektivitas Komunikasi
Pengertian Komunikasi
Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai "berbagi pengalaman".
Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan bahwa mereka telah
melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman. Komunikasi
insani menjadi unik karena kemampuan istimewa untuk meciptakan dan
menggunakan lambang-lambang, sehingga "manusia dapat berbagi pengalaman
secara tidak langsung atau seseorang memahami pengalaman orang lain".
Komunikasi menurut Gonzalez (1988) adalah suatu proses yang dalam proses
itu beberapa partisipan bertukar tanda-tanda informasi dalam suatu waktu.
Tanda-tanda informasi ini dapat bersifat verbal, nonverbal dan paralinguistik.
Komunikasi tersebut merupakan suatu transaksi di antara partisipan, di mana
setiap orang memberikan kontribusi pada transaksi itu meskipun dalam derajat
yang berbeda. Model komunikasi konvergen berlaku pada situasi komunikasi
interpersonal maupun komunikasi massa. Menurut Tubbs (1996) komunikasi
terdiri atas komponen :

komunikator 1 (pengirim I penerima dan elemen

penyaring), pesan, saluran, gangguan, komunikator 2 (penerima 1 pengirim dan
elemen penyaring), umpan balik, waktu.
Komunikasi adalah proses sistematik di mana individu-individu saling
berinteraksi sampai menciptakan simbol-simbol dan menafsirkan makna. Salah
satu area yang lebih mengasyikan dari bidang komunikasi modern adalah media
dan teknologi baru (Wood, 2004). Potter dalam Baran dan Davis (2003)
mengidentifikasi empat dimensi bacaan media, masing-masing operasional
saling berkaitan (berangkai). Dengan perkataan lain, mereka berinteraksi dengan
pesan media dalam empat arah dan berlaku pada berbagai tingkatan kurang
kesadaran dan keterampilan. Dimensi tersebut adalah : 1) W