BAHAN UJIAN KOMPETENSI

APEKSIFIKASI

  

Trauma pada gigi immatur merupakan hal yang sering terjadi dan

melibatkan kurang lebih 30% populasi anak.Pembentukan akar sempurna

terjadi 3 tahun setelah gigi erupsi. Pada mayoritas kasus, trauma terjadi

sebelum pembentukan akar sempurna dan menyebabkan inflamasi pulpa

bahkan nekrosis.

  

Apeksifikasi adalah suatu perawatan untuk merangsang pembentukan

barrier kalsifikasi atau bahkan dapat melanjutkan penutupan akar bagian

apikal pada gigi nekrosis.

  

Apeksifikasi adalah suatu cara untuk mencipatakan lingkungan di dalam

saluran akar dan jaringan periapeks setelah pulpa mengalami kematian

agar terbentuk jaringan keras berupa apikal barier kalsifikasi dengan

tujuan menutup apeks yang terbuka. osteosementum

Teknik ini memerlukan debridemen kemomekanis dan aplikasi

medikamen intrakanal yang berperan untuk merangsang

penyembuhan apikal dan pembentukan barrier kalsifikasi.

  

Barrier kalsifikasi berguna untuk mencegah ekstrusi semen dan gutta-

percha ke daerah periapikal pada saat dilakukan obturasi.

  

Bahan yang sering digunakan untuk apeksifikasi adalah Calcium

hydroxide Ca(OH)

  2 . merupakan suatu bahan yang bersifat basa kuat

dengan pH alkalis yang berkisar antara 11-12,8. Dalam bentuk terlarut,

Calcium hydroxide akan terurai menjadi ion-ion kalsium dan hidroksil.

  

Ion kalsium dapat merangsang pembentukan jaringan keras, salah

satunya barrier kalsifikasi dalam perawatan apeksifikasi, sedangkan ion

hidroksil diketahui dapat memberikan efek antimikroba.

  

Mekanismer : Ca(OH)2 bereaksi dg jar.Gigi  menghasilkan ion hidroksil

(alkali) dan ion kalsium  menghasilkan lingkungan yg baik utk sel2

odontoblast  mineralisasi dentin  penutupan apical ( barrier kalsifikasi)

  2 Waktu yang diperlukan oleh Ca(OH) untuk membentuk barrier kalsifikasi pada perawatan apeksifikasi berkisar 5-20 bulan.

  

Ketika merawat gigi non-vital, masalah terbesar yang dihadapi adalah

menghilangkan bakteri dari sistem saluran akar. Oleh karena penggunaan

instrumen tidak dapat digunakan secara maksimal dalam perawatan gigi

  

dengan akar terbuka, maka pembersihan dan disinfeksi sistem saluran

akar dibantu oleh aksi kimiawi NaOCl sebagai irigan dan Ca(OH) 2 sebagai dressing saluran akar.

  

Irigan yang digunakan pada kasus ini menggunakan larutan NaOCl

berkonsentrasi rendah yakni 0,5%, karena akar gigi belum terbentuk

sempurna sehingga tinggi kemungkinan irigan terdorong ke jaringan

periapikal yang dapat menyebabkan iritasi pada jaringan periapikal.

  

Kompensasi dari rendahnya konsentrasi NaOCl adalah dengan

meningkatkan volume irigan.

Selain itu, jarum irigasi dimasukkan 2-3 mm lebih pendek dari panjang

kerja gigi untuk mencegah terdorongnya irigan ke jaringan periapikal.

Setelah barrier kalsifikasi terbentuk, barulah digunakan larutan NaOCl

2,5%.

Setelah terbentuk barrier kalsifikasi, dilakukan obturasi saluran akar dgn

teknik termoplastis gutta percha karena saluran akar yang cukup

lebar dan mengurangi kemungkinan fraktur akar karena tidak

menggunakan tekanan yang berlebihan pada saat kondensasi terhadap

gigi immatur dengan dinding dentin yang tipis. Kekurangan Ca(OH) 2 yakni, dibutuhkan jangka waktu yang panjang untuk

pembentukan barrier, memerlukan kunjungan berulang dari pasien, dan

meningkatnya resiko fraktur akar.

Ada empat tipe penutupan apeks setelah dilakukan apeksifikasi (Frank

1966).

1. saluran akar dan apeks terbentuk sesuai dengan konfigurasi normal

akar; 2. apeks menutup, tetapi saluran akar tetap berbentuk blunderbuss;

3. tidak terlihat perubahan radiografis, tetapi suatu barier osteoid yang

tipis terbentuk menjadi apikal stop pada apeks atau dekat dengan apeks;

  4. terbentuk barier di dalam saluran akar, sebelum apeks.

  Tujuan : Untuk mengembalikan bentuk dan fungsi gigi sesuai dengan system stomatognatik Indikasi : Gigi non vital dengan apek masih terbuka

Kontra indikasi : fraktur vertical, akar terlalu pendek, ada resorbsi

Bahan untuk apeksifikasi : Ca(OH) 2 , MTA (mineral trioxide aggregate)

Komposisi Barrier Calsifikasi : Dentin, osteodentin, sementum aseluller, sememtum seluller, dan tulang

Ca(OH)

  2 ; Kunjungan lama (3-24 bulan ), gigi dapat mengalami fraktur/Reinfeksi, dapat memperlemah struktur akar gigi.

  MTA : Dapat dilakukan dalam 1 kali visit, biokompatibel, mampu menstimulasi beradaptasi dengan baik terhadap dinding SA. MTA bersifat osteokonduktif dan merangsang osteogenesis,karena MTA mrp bahan aktif utk tulang dan merangsang pelepasan interleukin. MTA bersifat semen konduktif pd jar. Yg memeiliki sementum TEKNIK PERAWATAN APEKSIFIKASI DENGAN Ca(OH) 2  apical barrier a. Isolasi gigi dgn cotton roll atau rubber dam.

  b. Pembuatan akses opening, menggunakan endo acces bur, menuju orifice terbesar diteruskan keruang pulpa, shg semua orifice terlihat.

  c. Penentuan panjang akar, menggunakan apex locater dan dikonfirmasi dgn Ro foto, d. Panjang kerja di kurangi minimal 2 mm dari gambaran radiografik apeks

  e. Preparasi saluran akar, Instrumentasi dengan gerakan sirkumferensial, diawali dengan file besar dan meningkat sesuai kebutuhan.

  f. Irigasi dgn NaOCL 2% dan aquadest steril, lalu keringkan dgn paper point g. Dressing dgn Ca(OH)2 Dan ditutup dgn tambalan sementara.

  h. Ro foto utk melihat hasil pengisian Ca(OH)2 i. Kontrol setelah 4 minggu j. Dilakukan Ro foto bila kepadatan Ca(OH)2 berkurang densitasnya menurun, maka pasta di keluarkan dan dilakukan pengisian ulang Ca(OH)2. k. Bila Ca(OH)2 terlihat padat, maka control kembali setelah 3 bulan. l. Kontrol : lakukan Ro foto utk melihat barrier kalsifikasi terbentuk. m. Bila barrier kalsifikasi sudah terbentuk bias di lakukan obturasi

  n. Obturasi menggunakan teknik thermoplastic

TEKNIK PERAWATAN APEKSIFIKASI DENGAN MTA terbentuk apical plak

  a. Setelah preparasi SA akar selesai, Irigasi dgn NaOCL 2% dan aquadest steril, lalu keringkan dgn paper point. c. Ca(OH)2 dibersihkan dari SA, irigasi, keringkan, campuran MTA di masukkan ke dalam SA dengan amalgam carrier, lalu kondensasi dgn plugger atau paper point untuk penutupan apeks 3-4 mm.

  d. Dilakukan Ro foto utk melihat posisi MTA

  e. Beri kapas lembab (setting MTA) dan tutup Ts

  f. Obturasi secara thermoplastiks

  Evaluasi Keberhasilan 1. Tidak ada tanda atau gejala penyakit periapeks.

  2. Pembentukan barrier kalsifikasi di sekitar apeks , terlihat dengan Ro foto.

  3. Tidak terdapat penutupan apeks yang jelas tetapi terdapat rintangan jika file dimasukkan.

  4. Akar tumpul dan lebih pendekdari akar normal Kasus gagal :

  • ada kontaminasi bakteri
  • Tidak terjadi penutupanapikal
  • Sakit, sensitive thd tekanan
  • Radioluscen periapaikal

Perawatan saluran akar

  Tujuan :

  PSA dilakukan pada gigi vital dan non vital, dgn atau tanpa lesi periapikal, dgn cara mengeluarkan jar. Pulpa vital sehat maupun patologis dan membersihkan jar. Nekrotik dari dalam ruang pulpa dan Sal.Akar, membentuk SA utk persiapan pengisian SA.

  2. Mengembalikan estetika

  3. Mempertahankan kesehatan jar. Pendukung gigi

  Indikasi :

  1. gigi dgn Pulpitis irreversible 2. gigi dgn Nekrosis pulpa 3. gigi sehat atau pulpitis reversible, yg membutuhkan koreksi malposisi gigi utk perubahan inklinasi atau membutuhkan restorasi dengan retensi intra pulpa.

  Kontra Indikasi :

  1. kerusakan jar. Pendukung gigi yg parah 2. gigi dgn SA buntu

  3. Fraktur akar vertical

  Cara pembuatan access opening :

  1. Memasang rubber dam dan saliva ejection

  1. Mempertahankan gigi tetap berfungsi scr fisiologi dan anatomi dlm sistim stomatognati

  2. Dimulai dgn menggunakan endo access bur menuju letak orifice terbesar, dan diteruskan sampai mencapai ruang pulpa shg terlihat semua orifice

Preparasi saluran akar, dgn teknik :

  a. preparasi menggunakan file

  b. File #15 - #20 (MAF) diukur sesuai PK

  c. File #30 dgn PK – 1mm

  d. File #35 dgn PK sama dgn file#30 dikurangi 1 mm

  e. File #40 dgn PK File #35 dikurangi 1 mm

  f. File #45 dst dgn PK file #40

  g. Setiap no dilakukan rekapitulasi

  h. Setiap pergantian no dilakukan irigasi 2. crown down Pressureles, :

  a. Preparasi menggunakan Protaper (FHU & Rotary )

  b. Access opening, gunakan K-File #10 dan K-File #15

  c. Utk memperbaiki akses gunakan file protaper #S1, lanjutkan dgn #SX, bila belum

  d. Gunakan kembali K-file #10 dan #15, dilakukan penghitungan Panjang Kerja (PK)

  e. Lakukan preparasi SA dgn memakai File Protaper S1, S2, F1,F2,F3 sesuai panjang kerja sampai di dapatkan tag back f. Gunakan chelating agent selama preparasi

  g. Setiap penggantian no file, lakukan irigasi secara perlahan-lahan

  3. balance force :

  a. Menggunakan R-flex atau Niti K-Flex, dan gunakan GG dril utk memperbaiki akses yg di mulai dr no kecil b. Preparasi SA di mulai File # 10-#35, sesuai PK dgn putaran searah jarum jam, kmd utk pembentukan dilakukan gerakan berlawanan dgn arah jarum jam(steem winding).

  c. Dilakukan preparasi dgn GGD mulai yg kecil GGD#2 dgn PK -3 mm, selanjutnya GGD #3 dgn PK -2 mm dari PK sebelumnya di lanjutkan dgn GGD no berikutnya sampai di dapat hasil preparasi yg didinginkan sesuai panjang SA. Dilanjutkan dgn file #40-#45 sesuai PK.

  d. Trial guttap dan buat Ro Foto utk konfirmasi

  3. single Length

  a. Preparasi menggunakan M-Two, setelah di dapatkan glide path, pertama-tama digunakan C pilot 10 b. Menghitung PK menggunakan apex locater di konfirmasi dgn Ro Foto

  c. Digunakan file M-two #04/10 dilanjutkan dgn #05/15 utk membentuk sampai daerah 1/3 apikal kmd dilanjutkan pengecekan dgn C pilot #10 d. Preparasi dilanjutkan dgn M-two #06/20dan #07/25 , juga dilakukan pengecekan dgn C Pilot #10 e. selama m’gunakan M-Two, gunakan chelating agent, dan irigasi setiap pergantian file f. Apabila sal Akar lebar lanjutkan dgn M-two #04/35, #04/40 dan #07/25 ,

  g. Trial guttap-percha sesuai file terakhir

  Obturasi saluran akar, syarat-syarat :

  a. tdk ada keluhan rasa sakit

  b. tdk ada gejala klinik

  c. Tumpatan sementara masih baik

  d. Tdk ada eksudat berlebihan

  Obturasi sal akar dapat dilakukan secara

  1.single cone

  2.Thermoplastic ( down pack dan back fill )

  Obturasi SA teknik thermoplastic ;

  1. di gunakan alat thermoplastic 2. gutta point dipanaskan 70’ C selama 15 menit, ujung jarum di masukkan setengah panjang SA, dan gutta point lunak di masukkan perlahan-lahan ke dlm

  SA

  3. Gutta point lunak di ratakan dgn spreader

  4. Dilakukan Ro foto pengisian

One visit Endodontik Indikasi :

  1. pulpa terbuka karena trauma iatrogenik tanpa lesi periapikal, 2. pulpitis irreversible tanpa lesi periapikal, 3. gigi nekrosis tanpa gejala-gejala klinis dan lesi periapikal 4. bentuk saluran akar yang normal pada saluran akar tunggal kontra indikasi :

  1. SA yang tidak dapat kering karena adanya eksudat aktif yang terus keluar melalui SA

  2. Periodontitis akut dengan rasa nyeri pada saat perkusi dan

  3. Pasien dengan kelainan Sendi Temporo Mandibula (STM)

  Keuntungan PSA one visit endodontik adalah

  1. dapat mengurangi jumlah kunjungan, 2. preparasi dan pengisian dlm waktu yang sama shg dapat mengurangi kemungkinan kesalahan atau mencari kembali SA bila dibandingkan dgn PSA kunjungan ganda,

  3. mengurangi ketakutan dan kecemasan pasien, 4. gigi dapat segera direstorasi sehingga mengurangi resiko fraktur, 5. mengurangi rasa nyeri yang timbul pada saat perawatan 6. kebanyakan flare up disebabkan karena adanya kebococran tumpatan, 7. biaya lebih ekonomis

  Kerugian :

  1. Melelahkan pasien karena membuka mulut dalam waktu yang cukup lama, 2. tidak semua kasus dapat dilakukan PSA satu kali kunjungan, bila terjadi perdarahan atau terdapat eksudat menjadi sulit untuk mengontrol dan menyelesaikan pada kunjungan yang sama,

  3. tidak dapat dilakukan untuk kasus-kasus sulit

  1. mampu membersihkan sistim saluran akar yang telah dibentuk, 2. memiliki efek melarutkan serpihan dentin dan jaringan pulpa (nekrotik/vital), 3. bersifat antimikroba serta sebagai lubrikan.

  4. Sampai saat ini larutan NaOCl masih menjadi larutan irigasi pilihan yang digunakan dalam perawatan endodontik. Tujuan menggunakan tehnik preparasi SA crown down pressureless :

  1. tetap mempertahankan penyempitan apical dan bentuk saluran akar yang taper, 2. mencegah pecahnya dinding saluran akar. S

  single cone dengan menggunakan guttaperca poin protaper

  Saluran akar diisi secara dengan pertimbagan untuk menyesuaikan preparasi yang telah dilakukan. Guttaperca dimasukkan kedalam saluan akar dan dapat menutup dengan rapat

  

kearah lateral maupun apikal, tahan kelembaban, radiopak, tidak mudah

larut,tidak mengiritasi jaringan periapikal, tidak menyebabkan perubahan

warna, dan stabil dan mudah disterilkan.

  Pengisian saluran akar dengan menggunakan AH Plus yang merupakan semen resin yang dapat meningkatkan kerapatan pengisian saluran akar.