Visi dan Misi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

RSUD dr. Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit Pendidikan kelas B yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan terletak di antara Jalan Prof. Haji Mohammad Yamin, SH No. 47 dan Jalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur. Kepegawaian RSUD dr. Pirngadi Kota Medan meliputi tenaga medis, tenaga penunjang medis, dan tenaga non medis.

3.2 Visi dan Misi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

Visi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan adalah menjadi rumah sakit pusat rujukan dan unggulan di Sumatera bagian Utara tahun 2015. Misi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan adalah: a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. b. Meningkatkan pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu kedokteran serat tenaga kesehatan lainnya. c. Mengembangakan manajemen rumah sakit yang profesional.

3.3 Struktur Organisasi

RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 orang wakil direktur yaitu: 1. Wakil direktur bidang administrasi umum dan keuangan. 2. Wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan. 3. Wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan. Direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan juga dibantu oleh kelompok pejabat fungsional yang terdiri dari staf medik fungsional dan instalasi yang Universitas Sumatera Utara bertanggung jawab langsung kepada Direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Salah satu instalasi tersebut adalah instalasi farmasi yang bertugas mengatur dan menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian di rumah sakit. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 69.

3.4 Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan merupakan salah satu unit fungsional yang dipimpin oleh seorang Apoteker dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Motto instalasi farmasi adalah: Obat yang Bermutu dan Terjangkau Adalah yang Utama. Struktur Instalasi Farmasi dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 70. Instalasi farmasi dibagi menjadi tiga bagian subinstalasi, yaitu subinstalasi kesekretariatan, subinstalasi perlengkapan, dan subinstalasi distribusi.

3.4.1 Subinstalasi Kesekretariatan

Merupakan bagian dari instalasi farmasi rumah sakit yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi dan keuangan, farmasi klinis, perencanaan dan evaluasi kefarmasian di instalasi farmasi. Kesekretariatan dipimpin oleh seorang Apoteker yang disebut dengan sekretaris instalasi farmasi. Sub instalasi ini terbagi dari:

3.4.1.1. Administrasi dan Keuangan

Dalam melaksanakan tugasnya subinstalasi administrasi dibagi dua bagian, yaitu: 1. Umum, kepegawaian dan rumah tangga, tugasnya adalah: Universitas Sumatera Utara a Mencatat surat-surat yang masuk ke instalasi farmasi dan mengarsipkannya dengan rapi. Pada buku agenda, surat-surat yang masuk dicatat tanggal, asal surat, isi ringkas, nomor surat dan sebagainya b Mencatat surat-surat yang keluar dari instalasi farmasi dan menyampaikan ke alamat yang dituju dengan pertanggungjawaban yang jelas dan mengarsipkannya c Mengarsipkan data-data pegawai di instalasi farmasi d Membalas surat yang masuk ke instalasi farmasi e Mengatur mutasi pegawai di lingkungan instalasi farmasi f Mengarsipkan resep dan kuitansi penjualan resep g Mengurus permintaan keperluan rumah tangga di instalasi farmasi misalnya alat tulis, dan mengurus kerusakan alat-alat rumah tangga 2. Akuntansi, laporan dan statistik, tugasnya adalah: a Mencatat semua data-data pengeluaran dan pemasukan obat-obatan, dan alat kesehatan b Melakukan pemeriksaan silang cross check dengan gudang dan subinstalasi distribusi setiap bulan dan menyesuaikannya dengan kartu administrasi persediaan farmasi c Membuat laporan bulanan penjualan obat-obatan yang terjual melalui resep setiap bulan d Membuat laporan pengeluaran obat-obatan, dan alat kesehatan yang dikeluarkan instalasi farmasi dalam bentuk laporan tahunan e Menyesuaikan jumlah uang hasil penjualan dengan kwitansi penjualan resep yang akan disetor ke bagian keuangan setiap hari Universitas Sumatera Utara f Membuat neraca rugi laba berdasarkan data dari semua bagian instalasi farmasi rumah sakit setiap akhir tahun. Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut dapat diketahui persediaan akhir setiap bulan dan setiap tahun. Selain tugas-tugas di atas, subinstalasi administrasi juga bertugas membuat, mengatur, dan mengevaluasi perhitungan unit cost. Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh instalasi farmasi rumah sakit untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan medis bagi pasien, yang dalam penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti reagen, kapas, plester dan lain-lain. Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan, operasi dan rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus: a. Pasien rawat jalan bulan setiap berkunjung pasien Jumlah bulan setiap n dikeluarka yang farmasi perbekalan biaya Jumlah farmasi perbekalan cost Unit = Keterangan: Data diambil minimal selama 3 bulan berturut-turut kemudian dihitung rata-ratanya. b. Pasien rawat inap bulan setiap rawatan hari Jumlah bulan setiap n dikeluarka yang farmasi perbekalan biaya Jumlah farmasi perbekalan cost Unit = Biaya unit cost untuk pasien JKN, Medan sehat, Pemprovsu dan umum besarnya sama. Jumlah biaya unit cost ini diproses menggunakan sistem komputerisasi, dihitung jumlahnya oleh petugas instalasi farmasi dan pembayarannya langsung diklaim oleh instalasi farmasi ke keuangan rumah sakit. Contoh rekapitulasi perhitungan unit cost dapat dilihat pada Lampiran 16, halaman 84. Universitas Sumatera Utara Setiap bulan dibuat neraca rugilaba untuk unit cost sehingga dapat dievaluasi secara berkala dan dapat segera disesuaikan jika terdapat perubahan yang signifikan.

3.4.1.2. Farmasi Klinis

Farmasi klinis adalah suatu ilmu disiplin kesehatan dimana farmasis memberikan asuhan bukan hanya jasa pelayanan klinis kepada pasien dengan tujuan untuk mengoptimalkan terapi obat, mempromosikan kesehatan, dan prevensi penyakit. Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan adalah: a. Pelayanan Informasi Obat PIO Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan pengobatan yang optimal dapat tercapai, PIO dapat dilakukan pada saat pemberian obat. Adapun PIO yang diberikan meliputi: - memberikan informasi tentang cara penggunaan obat. - memberikan informasi akan pentingnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obat. - pola hidup yang seharusnya dilaksanakan oleh pasien untuk menunjang pengobatan yang sedang dijalaninya. b. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS Universitas Sumatera Utara Instalasi farmasi rumah sakit juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit yang pelaksanaannya dilakukan oleh apoteker. Penyuluhan diberikan kepada pasien yang menderita penyakit kronis seperti tuberkulosis, hipertensi, cara penggunaan obat khusus sepeti tetes hidung dan inhaler, dan diabetes melitus di ruang tunggu pelayanan farmasi rawat jalan. c. Konseling pada pasien rawat jalan. Konseling merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan pada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Konseling bertujuan memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain. Kegiatan yang dilakukan dalam konseling meliputi: 1. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien. 2. Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui three prime questions. 3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat. 4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan obat. 5. Mengedukasi pasien tentang gaya hidup life style yang sehat. 6. Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien. 7. Dokumentasi. Universitas Sumatera Utara

3.4.1.3 Perencanaan dan Evaluasi a. Perencanaan

Dalam proses perencanaan perbekalan farmasi barang habis pakai, obat- obatan IFRS melakukan perencanaan setiap tahun, tetapi untuk bahan atau barang yang perlu secara mendadak dapat diadakan kapan saja dengan persetujuan kepala IFRS. b. Evaluasi Bagian kesekretariatan IFRS juga bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi terhadap petugas medis IFRS, petugas non medis IFRS dan perbekalan farmasi barang habis pakai dan obat-obatan. Dalam proses evaluasi ini, bagian kesekretariatan melakukan evaluasi setiap minggu pada petugas medis IFRS, sedangkan untuk petugas non medis IFRS dan perbekalan farmasi dilakukan setiap bulan.

3.4.2 Subinstalasi Perlengkapan

Subinstalasi perlengkapan farmasi dipimpin oleh seorang apoteker dan bertugas untuk membantu dan menunjang fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam hal pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan dan administrasi perbekalan farmasi sesuai kebutuhan rumah sakit.

3.4.2.1 Pemilihan

IFRS Rumah Sakit dr. Pirngadi kota Medan melakukan pemilihan berdasarkan beberapa kriteria sebagai berikut: • Jenis obat yang paling sering digunakan di RSUD dr. Pirngadi kota Medan. • Prioritas obat generik dan obat paten yang pantas dijual Universitas Sumatera Utara • Pemilihan distributor yang memiliki izin Penentuan seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dalam KFT untuk menetapkan kualitas dan efektifitas serta jaminan purna transaksi pembelian.

3.4.2.2 Perencanaan

Proses perencanaan di IFRS Rumah Sakit dr. Pirngadi kota Medan melakukan perencanaan dengan berpedoman kepada: • Formularium nasional dan Formularium RSUD dr. Pirngadi • Siklus pola penyakit yang ada • Stock obat yang ada di gudang • Berdasarkan pemakaian bulan sebelumnya

3.4.2.3 Pengadaan

Langkah-langkah pengadaan di IFRS Rumah Sakit dr. Pirngadi kota Medan meliputi: • Perbekalan farmasi dipesan sesuai dengan perencanaan kepada distributorPBF yang disetujui • Diketahui oleh kepala IFRS • Disetujui oleh pejabat RS • Surat pesanan SP perbekalan farmasi diserahkan kepada distributorPBF • DistributorPBF mengantarkan perbekalan farmasi sesuai dengan SP berikut fakturnya • perbekalan farmasi diterima dan disimpan di gudang Farmasi • Kemudian disusun menurut abjad, FIFO,dan FEFO. Universitas Sumatera Utara

3.4.2.4 Penyimpanan

Proses penyimpanan merupakan salah satu kegiatan di IFRS dr. Pirngadi yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Penyimpanan perbekalan farmasi yang ditetapkan: • Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya • Dibedakan menurut suhunya dan kestabilannya • Disusun menurut abjad • Disusun berdasarkan FIFO first in first out dan FEFO first expair date first Out • Dicatat di kartu stock dan buku barang masuk Penyimpanan perbekalan farmasi ada dua bagian: 1. Gudang obat farmasi Menyimpan obat JKN dan obat pasien umum 2. Gudang alat kesehatan menyimpan alat kesehatan habis pakai

3.4.2.5 Produksi

Merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Saat ini, bagian IFRS RSUD dr. Pirmgadi kota Medan juga melakukan proses produksi seperti penyedian Alkohol dan Formalin dengan berbagai konsentrasi, pengemasan kembali Povidone Iodine dan cairan irigasi H 2 O 2 dalam berbagai volume, dan pembuatan pulvis. Dalam hal sediaan steril IFRS juga telah melakukan proses produksi seperti pencampuran obat Sitoststika. Universitas Sumatera Utara

3.4.3 Subinstalasi Distribusi

Subinstalasi distribusi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang apoteker. Distribusi perbekalan farmasi obat-obatan dan alat kesehatan merupakan salah satu fungsi utama pelayanan farmasi rumah sakit. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah menjamin pemberian obat yang benar dan tepat kepada pasien sesuai dengan dosis dan jumlah yang tertulis pada resepkartu obat. Sistem distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat inap dilakukan berdasarkan resep perorangan Individual Prescription. Untuk pasien rawat inap JKN, Medan Sehat, dan Pemprovsu untuk sediaan injeksi dilakukan berdasarkan One Day Dose Dispensing ODDD, namun pada pemberian sediaan oral belum berdasarkan ODDD. One Day Dose Dispensing ODDD merupakan sistem distribusi di mana obat dikemas untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan apoteker dalam memonitor penyampaian perbekalan farmasi kepada pasien sehingga tercapai penggunaan obat yang rasional dan efektif. Secara umum sistem pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi pada subinstalasi distribusi adalah sebagai berikut: a. Subinstalasi distribusi meminta perbekalan farmasi ke gudang berdasarkan besarnya kebutuhan rumah sakit dengan menggunakan formulir B2 Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. b. Subinstalasi distribusi menerima barang dari gudang dan menyalurkannya berdasarkan permintaan melalui resep, dan kartu obat. Universitas Sumatera Utara Sistem pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran barang dari dan ke subinstalasi distribusi dilakukan dengan cara cross check dengan subinstalasi administrasi setiap bulan. Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan melalui: a Pelayanan farmasi pasien jaminan kesehatan rawat inap dan rawat jalan b Apotek satelit Instalasi Gawat Darurat IGD c Apotek satelit Instalasi Bedah Sentral IBS d Distribusi ruangan dan poliklinik

3.4.3.1 Pelayanan Farmasi Jaminan Kesehatan Rawat Inap Dan Rawat Jalan

Pelayanan farmasi jaminan kesehatan rawat inapjalan melayani pasien JKN, medan sehat, pemprovsu, pasien kredit pasien yang berasal dari perusahaan yang bekerja sama dengan RSUD dr. Pirngadi seperti PJKA, PLN, dan lain-lain, dan pasien penderita HIV. Permintaan obat menggunakan resepkartu obat. Untuk pasien penderita HIV harus disertai kartu pasien VCT Voluntary Counseling and Testing. A. Pelayanan Farmasi Jaminan Kesehatan JKN, Medan Sehat, Dan Pemprovsu 1. Pelayanan Rawat Inap Pasien JKN adalah setiap orang yang memiliki kartu jaminan kesehatan yang telah terdaftar di BPJS, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 enam bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Medan Sehat adalah salah satu program pemerintah daerah kota Medan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga kota Medan yang tidak mempunyai jaminanan kesehatan apapun. Jika pasien berasal dari keluarga yang mampu, maka tidak diperbolehkan mengikuti program Medan Sehat ini. Universitas Sumatera Utara Pemberian obat pasien Medan Sehat adalah sesuai formularium nasional. Penagihan biaya juga sama ketentuannya seperti pasien JKN. Beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Medan Sehat diantaranya: a. Pasien membawa resep rangkap dua b. Membawa fotokopi kartu peserta Medan Sehat c. Protokol terapi untuk obat-obat khusus dan hasil pemeriksaan laboratorium Program Kesehatan Pemprovsu adalah salah satu kebijakan pemerintah Propinsi Sumatera Utara untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Sumatera Utara yang tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun seperti Medan Sehat atau JKN. Setiap warga Sumatera Utara berhak menjadi peserta program ini tetapi harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Pemberian obat pasien Pemprovsu juga disesuaikan dengan formularium nasional. Penagihan biaya juga sama ketentuannya seperti pasien JKN. Beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Pemprovsu diantaranya: a. Membawa fotokopi KTP b. Membawa fotokopi Kartu Keluarga c. Memiliki Surat Permohonan Bantuan Pelayanan Kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara d. Memiliki surat keterangan kurang mampu dari kelurahan yang diketahui oleh Camat e. Membawa surat rujukan dari puskesmasdokterspesialisRS Daerah Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien JKN: a Perawat membawa kertas resep rangkap tiga beserta status pasien ke apotek Universitas Sumatera Utara b Petugas BPJS memeriksa kesesuaian resep dengan status pasien dan memeriksa kelengkapan resep tanda tangan dokter dan kepala ruangan c Untuk obat-obat tertentu harus disertai protokol terapi d Untuk obat oral yang diresepkan harus sesuai dengan formularium rumah sakit dan formularium nasinal dan jumlah maksimum 3 hari pemakaian e Petugas BPJS menyetujui jika syarat sudah terpenuhi dan resep diberikan kepada tim legalisasi untuk diperiksa rasionalisasi penggunaan obatnya f Resep dinomori dan dicatat g Lalu disiapkan obat-obat sesuai dengan resep h Dibuat Catatan Pemberian Obat CPO sesuai dengan obat yang diresepkan. Form Catatan Pemberian Obat dapat dilihat pada Lampiran halaman i Obat diantar ke ruangan oleh petugas dan diperiksa oleh perawat j Penagihan biaya obat dilakukan dengan mengarsipkan CPO dan copy resep, untuk pengklaiman diserahkan ke perusahaan yang bersangkutan BPJS. Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien Medan SehatPemprovsu: a. Perawat membawa resep rangkap dua beserta status pasien ke apotek b. Tim legalisasi mengkaji rasionalitas obat yang tertera pada resep c. Untuk obat oral yang diresepkan harus sesuai dengan formularium dan jumlah maksimum 3 hari pemakaian d. Resep dinomori dan dicatat e. Lalu disiapkan obat-obat sesuai dengan resep f. Dibuat catatan penggunaan obat sesuai dengan obat yang diresepkan g. Obat diperiksa dan diserahkan kepada perawat untuk dibawa ke ruangan Universitas Sumatera Utara 2. Pelayanan Farmasi Pasien Jaminan Kesehatan Rawat Jalan Pelayanan farmasi ini khusus melayani pasien Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disingkat PBI Jaminan Kesehatan dan Non PBI Bukan Penerima bantuan iuran. PBI Jaminan Kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Menurut peraturan BPJS nomor 1 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan jaminan kesehatan Peserta PBI Jaminan Kesehatan terdiri atas: a. Orang yang tergolong fakir miskin b. Orang tidak mampu. Peserta Non PBI Jaminan Kesehatan terdiri atas: a. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 enam bulan dan anggota keluarganya b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 enam bulan dan anggota keluarganya c. Bukan Pekerja dan anggota keluarganya. Pasien PBI, Medan Sehat, Pemprovsu dan pasien non PBI rawat jalan yang berasal dari berbagai poliklinik di rumah sakit. Pasien PBI, Medan Sehat, Pemprovsu dilayani di apotek rawat jalan PBI dan untuk pasien non PBI dilayani di apotek rawat jalan non PBI untuk kelancaran pelayanan. Prosedur pelayanan farmasi Pasien PBI, Medan Sehat, Pemprovsu dan non PBI rawat jalan: Universitas Sumatera Utara a. Pasien datang membawa resep dari poliklinik disertai kartu peserta dan surat jaminan perawatan bagi pasien JKN, Medan sehat dan Pemprovsu. b. Asisten apoteker mengambil kartu kendali obat pasien, dan mengembalikan kartu peserta BPJSMedan sehatPemprovsu pasien beserta nomor antrian c. Asisten apoteker mencatat nama dan nomor resep d. Apoteker memeriksa rasionalitas penggunaan obat yang tertera pada resep e. Obat disiapkan dan dibuat etiket f. Obat yang diresepkan dicatat dalam kartu obat g. Obat diserahkan kepada pasien beserta informasi mengenai obat h. Pasien menandatangani resep sebagai bukti telah menerima obat, lalu bukti copy resep tersebut diserahkan ke bagian administrasi instalasi farmasi untuk diklaim kebagian keuangan rumah sakit. B. Pelayanan Farmasi Pasien Kredit Pasien kredit adalah pasien yang berasal dari perusahaan yang bekerja sama dengan RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Prosedur pelayanan farmasi pasien kredit: a. Pasien menyerahkan resep rangkap tiga disertai surat keterangan dari perusahaan yang sudah disetujui oleh bagian keuangan rumah sakit b. Apotekerasisten apoteker memeriksa kelengkapan resep dan menyiapkan obat serta memberi etiket c. Obat diserahkan kepada pasien disertai informasi yang dibutuhkan d. Pasien menandatangani resep sebagai bukti telah menerima obat e. Penagihan biaya dilakukan ke perusahaan oleh bagian keuangan rumah sakit Universitas Sumatera Utara C. Pasien Poliklinik VCT Voluntary Counseling and Testing Prosedur pelayanan farmasi pasien VCT: a. Pasien membawa resep asli yang telah diberi stempel dari poliklinik VCT disertai kartu pasien VCT lalu diserahkan kepada apotekerasisten apoteker b. Resep diperiksa kelengkapannya, lalu obat disiapkan c. Obat-obat yang diambil dicatat di dalam kartu pasien VCT d. Lalu obat diserahkan kepada pasien e. Pasien menandatangani buku catatan pengambilan obat f. Penggunaan obat dilaporkan kepada Kemenkes.

3.4.3.2 Pelayanan Farmasi di Instalasi Gawat Darurat IGD

Pelayanan farmasi di IGD dipimpin oleh seorang apoteker. Pelayanan farmasi di IGD selama 24 jam dilayani oleh petugas yang terbagi atas 3 shift yaitu pagi, siang dan malam hari. Pada setiap pergantian shift dilakukan serah terima barang dan uang. Pengadaan barang dari unit gudang dengan menggunakan formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Pelayanan farmasi yang dilakukan di IGD berupa sistem individual prescription Resep Peroragan. Fungsi dari pelayanan satelit farmasi IGD: - melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk ke IGD. - melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang memerlukan tindakan bedah di KBE Kamar Bedah Emergensi. - pasien yang membutuhkan Observasi ODC One Day Care. - Melayani perbekalan farmasi yang bersifat emergensi dari ruangan. Fungsi ODC One Day Care yaitu sebagai tempat observasi pasien yang memerlukan penanganan khusus, dengan melihat kondisi pasien. Jika kondisi Universitas Sumatera Utara pasien tidak memungkinkan untuk pulang maka pasien dimasukkan ke ruang rawat inap.

A. Sistem Pelayanan Farmasi di IGD

Sistem pelayanan pada instalasi farmasi di IGD adalah dengan cara individual prescription Resep Perseorangan dimana resep pasien dilayani secara perorangan sesuai prosedur pelayanan masing- masing jenis cara bayar. Jenis-jenis pelayanan pasien farmasi IGD: a. Pasien umum Pasien umum yang dimaksud adalah pasien yang teregistrasi dengan cara bayar umum. • Penjualan langsung: pasien langsung melakukan transaksi pembayaran di apotik IGD • Pelayanan Pasien: pasien melakukan transaksi pembayaran pada saat pulang b. Pasien JKN o Pasien memiliki dan memenuhi persyaratan sebagai peserta JKN o Pasien telah teregistrasi dengan cara bayar JKN o Pasien mendapat obat sesuai daftar formularium rumah sakit dan formularium nasional o Pasien mendapat obat sesuai aturan retriksi peresepan maksimal o Obat - obat diluar formularium rumah sakit dan formularium nasional melebihi retriksi dikenakan biaya sebagai pasien umum c. Pasien Medan SehatPempropsu • Pasien mememiliki persyaratan sebagai peserta pasien jaminan Universitas Sumatera Utara • Pasien telah teregistrasi dengan cara bayar sesuai kartu jaminan yang dimiliki pasien • Pasien dilayani menggunakan obat sesuai dengan formularium nasional. • Obat obat diluar formularium dapat diberikan apabila mendapat persetujuan tim Verifikasi Komite Farmasi dan Terapi. d. Pasien Mr.Mrs. X Untuk pasien Mr.Mrs. X, perbekalan farmasi yang diberikan sama seperti pada pasien umum. Biaya perbekalan farmasi dimasukkan ke komputer pada pelayanan obat pasien umum dan akan ditagih ke bagian keuangan rumah sakit setelah pasien meninggalkan rumah sakit. Jika pasien tidak mampu membayar, maka petugas IGD melaporkan ke bagian pelayanan medis agar membuat surat keterangan miskin yang ditandatangani oleh direktur rumah sakit, sehingga pasien tersebut tidak perlu membayar biaya pengobatan dan perbekalan farmasi yang digunakan. Penagihan biaya dilakukan pada bagian keuangan rumah sakit.

B. Prosedur Pelayanan Farmasi di IGD

a Prosedur pelayanan pasien KBE adalah: • Petugas KBE mengisi data pasien pada format operasi. • Petugas KBE menulis prakiraan kebutuhan perbekalan farmasi selama operasi berlangsung • Petugas farmasi menganalisa dan melayani kebutuhan operasi sesuai jenis operasi • Petugas farmasi menginputkan data perbekalan farmasi yang terpakai selama operasi sesuai cara bayar pasien Universitas Sumatera Utara b Pasien IGD dan One Day Care  Petugas perawatan menyerahkan resep pasien yang telah dilayani melalui lemari emergensi kepada petugas farmasi IGD.  Petugas Farmasi IGD memeriksa kelengkapan resep dan kesesuaian resep dengan diagnosa pasien.  Petugas farmasi IGD melayani resep dan menyerahkan kepada petugas IGD.  Petugas farmasi dan perawatan membubuhkan tanda tangan pada lembar resep sebagai bukti pelayanan obat.  Petugas farmasi menginputkan data perbekalan farmasi yang terpakai sesuai cara bayar pasien. c Kebutuhan emergensi ruang perawatan  Petugas ruang perawatan membawa status pasien sebagai bukti pasien membutuhkan perbekalan farmasi  Petugas ruangan mengisi form bon ruangan sebagai bukti pengambilan perbekalan farmasi  Petugas farmasi IGD melayani sesuai permintaan dengan menyesuaikan dengan terapi yang tertera di status pasien  Petugas farmasi menginputkan data perbekalan farmasi yang terpakai sesuai cara bayar pasien. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitostatika berlaku bagi pasien umum, JKN, Medan Sehat, dan Pemprovsu. Prosedur pelayanannya adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara - Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kertas resep. Dalam melakukan pelayanan pasien umum, JKN, Medan Sehat, dan Pemprovsu pemilihan jenis obat berdasarkan standar Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit. - Perawat ruangan membawa status ke lantai tiga untuk diperiksa oleh apoteker, kemudian apoteker menghitung dosis pemakaian obat kanker, - Apoteker menuliskan kembali di lembar form nama obat-obat sitostika, kemudian asisten apoteker menyiapkan obat dan mencampur obat sitostatika di lantai enam dengan diawasi oleh apoteker, - Setelah selesai apoteker menyerahkan obat sitostatika ke perawat ruangan untuk diberikan pada pasien, lalu - Perawat ruangan menyerahkan kuitansi asli kepada keluarga pasien dan dilakukan penagihan biaya obat langsung bagi pasien umum. Sedangkan pasien JKN, Medan Sehat, dan Pemprovsu tidak dipungut biaya.

3.4.3.3 Pelayanan Farmasi di Instalasi Bedah Sentral IBS

Pelayanan farmasi di Instalasi Bedah Sentral IBS melayani kebutuhan perbekalan farmasi untuk operasi yang terencana. Untuk pasien umum, pembiayaan obat dan alat kesehatan yang digunakan dalam operasi di tanggung sendiri. Untuk pasien JKN, biaya penggunaan obat-obat operasi ditanggung oleh BPJS dan obat yang digunakan harus sesuai Formularium Rumah Sakit dan Formularium Nasional. Sedangkan untuk pasien Medan Sehat Pempropsu, biaya penggunaan obat-obat ditanggung oleh pemerintah dan obat yang digunakan harus sesuai formularium nasional dan formularium rumah sakit. Persyaratan bagi pasien JKN, Medan Sehat dan Pempropsu, yaitu: Universitas Sumatera Utara - kartu JKNMedan SehatPempropsu, - Surat Jaminan Perawatan SJP, - protokol terapi untuk penggunaan alat-alat yang mahal, narkotik, yang melebihi batas ketentuan DPHO, dan resep.

A. Prosedur Penjadwalan Pasien:

o Pasien dirawat inap terlebih dahulu o Satu hari sebelum jadwal operasi direncanakan, pasien konsul ke dokter anastesi o Jika dokter anastesi setuju, maka perawat ruangan mendaftarkan ke IBS dengan membawa blanko persetujuan dari anastesi supaya di jadwalkan operasi besok harinya Boarding Pass o Batas pendaftaran pasien dari ruangan jam 12.00 setiap hari kerja.

B. Prosedur Pelayanan Obat :

 Satu hari sebelum operasi dilaksanakan, Ka. Instalasi Bedah Sentral membuat jadwal operasi  Jadwal Operasi disampaikan kepada: CSSD, Ruangan, Anastesi, Farmasi IBS.  Petugas Farmasi IBS mempersiapkan kebutuhan perbekalan farmasi sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan untuk keperluan anastesi  Perawat bedah menuliskan permintaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan di format operasi  Kemudian petugas farmasi menyiapkannya sesuai dengan permintaan perawat dan meletakkannya ke dalam keranjang. Kemudian diserahkan ke perawat yang bersangkutan Universitas Sumatera Utara  Selesai operasi, alat kesehatan habis pakai dan obat-obat yang berlebih dikembalikan ke farmasi IBS dan dilakukan serah terima. Perbekalan farmasi yang terdapat di pelayanan farmasi IBS adalah obat- obatan sediaan injeksi terutama anestesi dan alat kesehatan habis pakai. Obat-obat dan alat-alat kesehatan di pelayanan farmasi IBS ini berasal dari gudang instalasi farmasi yang diminta dua kali seminggu dengan menggunakan Formulir Permintaan dan Pengeluaran Farmasi Formulir B2. Pemakaian obat narkotika di kamar bedah dicatat dalam formulir Pemakaian Obat Golongan Narkotika dan ditandatangani oleh dokter penanggung jawab anastesi. Formulir ini merupakan pertinggal di sub instalasi distribusi. Ini akan memudahkan instalasi farmasi rumah sakit untuk mengetahui jumlah pemakaian obat narkotik sehingga mudah untuk membuat laporan penggunaan obat-obat golongan narkotik. Pemasukan dan pengeluaran barang dicatat dalam buku pemasukan dan pengeluaran, lalu dimasukkan ke kartu stok dan di cross check dengan sub instalasi administrasi setiap bulan.

C. Administrasi IBS :

• Setiap transaksi perbekalan farmasi baik penjualan langsung ataupun pelayanan pasien operasi di entri ke komputer. • Resep operasi pasien umumJKNPemprovsuMedan Sehat dan amprahan narkotik dari ruangan diantar setiap hari ke farmasi lantai 3 untuk diklaim setiap bulan. • Pengamprahan perbekalan farmasi dilakukan dua kali seminggu setiap hari selasa dan jumat ke gudang perbekalan farmasi. Universitas Sumatera Utara • Setiap akhir bulan dilakukan stok opname.

3.4.3.4 Distribusi ruangan dan poliklinik

Distribusi ruangan melayani permintaan dari poliklinik rawat jalan dan ruang perawatan rawat inap. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang perawatan adalah perbekalan farmasi yang termasuk ke dalam unit cost. Obat dan alat kesehatan yang didistribusikan dari distribusi ruangan ke poliklinik dan ruangan perawatan merupakan kebutuhan rutin seperti kapas, betadin, alkohol, plester, salep, film USG, rontgen, reagen, gelang pasien, penjepit untuk tali pusat, gas O 2, Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang perawatan adalah berdasarkan permintaan pemakaian dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi. Permintaan ini dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari senin. dan sebagainya. Pengadaan barang berasal dari gudang instalasi farmasi yang biasanya diamprah pada hari Selasa dan Jumat dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Pemasukan barang dari gudang dan pengeluaran ke ruangan didokumentasikan dalam buku pemasukan dan pengeluaran, kemudian dipindahkan ke kartu apotek dengan sistem alfabet untuk tiap jenis barang.

3.5 Instalasi Central Steril Supply Department CSSD