g. Hubungan dengan orang lain
Kahneman, Diener, Schwarz dalam Chairani, 2013 mengatakan bahwa pada saat kebutuhan akan hubungan dekat dengan orang lain terpenuhi, baik
melalui hubungan pertemanan yang saling mendukung maupun melalui
pernikahan, manusia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik, baik secara fisik maupun emosional.
h. Standard Referensi
Chairani 2013 menyatakan bahwa kualitas hidup akan dipengaruhi oleh harapan, tujuan, dan standard dari masing-masing individu.
Jadi, individu membandingkan kondisinya dengan kondisi orang lain dalam menghayati kualitas
hidupnya.
2.8 Hubungan Kualitas Hidup dan Depresi
Hubungan kualitas hidup dengan depresi bersifat dua arah. Depresi sering disebabkan oleh penurunan kualitas hidup yang dialami pasien CKD dengan terapi
hemodialisis, demikian pula pasien CKD dengan terapi hemodialisis yang mnegalami depresi pada umumnya kualitas hidupnya akan menurun.
Penderita CKD lebih memilih terapi hemodialsis sebagai terapi pengganti ginjal untuk meningkatkan kualitas hidupnya, tetapi tidak jarang yag mengalami
permasalahan fisik akibat efek samping dari hemodialisis Theofilou, 2011. Pasien CKD yang menjalani
hemodialisis juga seringkali mengalami komplikasi psikologis yaitu depresi Vasilios Vasilios, 2012. Hal ini sejalan dengan penelitian
Rustina 2012 yang menyatakan bahwa 19 pasien 28 mengalami depresi ringan, 3 pasien 4,5 mengalami depresi sedang, dan 2 pasien 3 mengalami depresi berat.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Wijaya 2010 menarik kesimpulan bahwa pasien CKD yang menjalani hemodialisis dengan depresi mempunyai nilai-nilai dimensi
kualitas hidup lebih rendah daripada pasien CKD tanpa depresi. Sebaliknya, penelitian yang telah dilakukan Astuti 2014 tentang faktor-faktor
penyebab depresi pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis menyatakan bahwa salah satu faktor risiko depresi yang utama adalah kualitas hidup yang buruk, terbukti
dari hasil penelitiannya ditemukan 20 pasien depresi 54,1 mempunyai kualitas hidup yang buruk dan 17 pasien depresi 45,9 masih berkualitas hidup yang baik.
Pasien depresi cenderung mengaku mempunyai kualitas hidup yang buruk karena selain mengalami penurunan kualitas diri dari domain fisik, seperti mudah letih,
penurunan nafsu makan, dan keterbatasan beraktivitas juga mengalami penurunan dari domain psikologis seperti cemas, putus asa, dan kehilangan rasa percaya diri.
Permasalahan fisik maupun psikologis pada pasien yang didiagnosis CKD meruakan stressor penyebab depresi Santos, 2011. Kualitas hidup pasien CKD mulai menurun
dari stadium awal, terutama baru dirasakannya pada stadium tiga, sehingga depresi dapat terjadi mulai pada stadium ini Cruz et al, 2011.
2.9 Kerangka Konseptual