IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS 1A DI Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas 1a Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (Sdit) Muhammadiyah Al-Kau

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS 1A DI
SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT)
MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada
Program Studi Magister Pendidikan Islam
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam

Oleh:
Nugrahani Khoirunisa
NIM: O100130030

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015 M/1437 H

ABSTRAK

Cita-cita pendidikan Islam adalah pendidikan yang mampu membentuk
insan kamil, manusia yang berkarakter luhur. Perhatian pemerintah mengenai
karakter generasi penerus bangsa mulai lebih diperhatikan, buruknya karakter
akan mempengaruhi masa depan bangsa sehingga harus mulai dibenahi.
Pembenahan ini diawali dari bangku pendidikan, perubahan sistem pendidikan
dimulai dengan evaluasi kurikulum yang telah mengantar menuju kurikulum yang
disempurnakan yaitu, kurikulum 2013. Istilah pendidikan karakter di Indonesia
baru diperkenalkan pada tahun 2000-an, di negara Amerika pendidikan karakter
belum diperkenalkan, temuan ini berdasarkan karya ilmiah salah satu mahasiswa
di Amerika. Indonesia patut bangga dengan hal ini karena pakar pendidikan dan
masyarakat mulai sadar akan pentingnya pendidikan karakter. Kurikulum yang
dikembangkan saat ini adalah kurikulum 2013, kurikulum yang disempurnakan
dianggap mampu menangani persoalan krisis karakter yang sedang dihadapi.
kurikulum 2013 menekankan pada pendidikan karakter yang memiliki 18 nilai
karakter menurut kementerian pendidikan nasional, antara lain: Religius, Jujur,
Disiplin, Toleransi, Kerja keras, Kreatif, Demokratis, Rasa ingin tahu, Cinta tanah

air, Mandiri, Semangat kebangsaan, Gemar membaca, Menghargai prestasi,
Peduli sosial, Bersahabat/komunikatif, Cinta damai, Peduli lingkungan, Tanggung
jawab.

Kata Kunci : Implementasi Kurikulum 2013, Mata Pelajaran Aqidah
Akhlak, Karakter Siswa kelas 1A.

2

ABSTRACT

Ideals Islamic education is the education that the capable of forming insan
kamil, human characterless sublime. Attention the government about character
generation began to be considered, bad chacarters to be affecting for our nation
future so have to start be improved. Improvement started from a stool in
education, education system change begins with evaluation the curriculum has
led in to the curriculum refined namely 2013 curriculum. The term character
education in indonesia just introduced in 2000, in a united character education not
introduced, this finding based on the work of scientific one student in the united.
Indonesia for proud of this is because education expert and the community

starting to wake up about the importance of character education. The curriculum
developed now is 2013 curriculum, the curiculum refined are able to deal with
problems the crisis character currently faced by. 2013 curriculum emphasis on
education a character having 18 value of a character according to the ministry of
national education, among others: religious, honestly, discipline, tolerance, hard
work, creative, democratic, curiosity, love of country, independent spirit
nationalities,

avid

reader,

appreciate

achievement,

socially

responsible,


friendly/communicative, peace-loving, caring environment, responsibility.

Password: The Implementation Of 2013 Curriculum, Subjects Aqidah
Akhlak, Character Of Students Grade 1A.

3

NASKAH PUBLIKASI

4

A. PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pendidikan karakter menjadi satu hal yang mutlak
dilakukan di jenjang pendidikan manapun, khususnya di jenjang pendidikan
dasar. Hal ini sangat beralasan karena pendidikan dasar adalah pondasi utama
bagi tumbuh kembang generasi muda Indonesia. Pemahaman yang mendalam
dari

praktisi pendidikan terhadap konsep pendidikan karakter menjadi


taruhan bagi keberhasilan pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan.1
Di era globalisasi saat ini banyak masyarakat yang mulai sadar akan
pentingnya pendidikan Islam, sebab dengan pendidikan Islam dapat
membentuk

akhlakul

karimah.

Pendidikan

yang

berdasarkan

Islam

merupakan pendidikan yang yang dipahami dan dikembangkan berdasarkan
ajaran yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits. Pendidikan Islam
berusaha menyajikan pola pendidikan yang dapat mengcover semua yang

dibutuhkan peserta didik, saat ini banyak berdiri sekolah Islam yang
menerapkan berbagai macam pola pendidikan demi terwujudnya insan kamil.
Sebagai langkah perwujudannya dengan mengubah kurikulum, dari yang
mulai terakhir digunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
hingga kurikulum 2013 yang menitik beratkan pada karakter.
Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 merupakan suatu
langkah maju pemerintah untuk menciptakan generasi yang berkualitas.
Berkualitas tidak hanya dari segi akademik, namun juga akhlak, mampu
membawa dan memperbaiki citra bangsa Indonesia. Proses membangun
karakter berlangsung terus menerus dan seyogianya dilakukan melalui
pendidikan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses tersebut
memerlukan upaya serius untuk merealisasikannya secara terencana. Studi
tentang pembangunan karakter dapat ditinjau dari berbagai aspek, di
antaranya

melalui pembelajaran

bidang

studi


tertentu,

melalui

pengembangan kemampuan berpikir; mengintegrasikan domain kognitif,
afektif

dan

psikomotor;

memfokuskan

pada

ipteks

dan


imtaq.

1

Zulnuraini, Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi dan Pengembangannya di
Sekolah Dasar Di Kota Palu, Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012.

5

Pembangunan karakter melalui mata pelajaran aqidah akhlak merupakan
salah satu cara yang tepat dalam pengimplementasian nilai-nilai karakter.
Implementasian kurikulum 2013 guru dituntut untuk bekerja secara
profesional. Bukan hanya cerdas, inovatif, kreatif, namun juga berkarakter.
Mungkin sekilas setiap sekolah akan mencari guru yang cerdas, namun
setelah melihat fakta dilapangan tidak hanya cerdas yang dibutuhkan namun
keuletan dan cinta kasih sayang terhadap peserta didik yang membuat peserta
didik nyaman dan ikhlas untuk belajar. Kurikulum menjadi aspek yang
berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional dan menjadi
komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan.
UntukituPendidikan juga tidak bisa dilepaskan oleh sistem cara kerja dalam

implementasi (penerapannya) terhadap suatu manajemen yang juga sebagai
pendukung sistem pendidikan dalam pengaplikasian kurikulum yang sifatnya
tidak

tetap

dan

selalu

berubah-ubah.

Sehinggaapa

citakandalampembelajarandapatmudahdisampaikan,

namun

yang
hal


dicitatersebut

terjadi karena demi kepentingan serta kebaikan bersama dalam mewujudkan
visi dan misi demi mencapai suatu hasil yang optimal, dalam hal ini
khususnya dunia pendidikan untuk generasi muda yang berkualitas dan
mampu

bersaing

dalam

dunia

globalisasisehinggaterkadangpaksaanperludilakukan.
Kurikulum merupakan suatu sistem yang mempunyai komponenkomponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain.
Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi
pembelajaran, metode,dan evaluasi. Bentuk sistem ini kurikulum akan
berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerjasama
diantara seluruh sub sistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum

tidak berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang
baik dan maksimal. Kurikulum 2013 berusaha mengangkat dan menguatkan
aspek karakter, dari sinilah yang membuat kurikulum 2013 menjadi lebih
berbeda. Pendidikan Islam menginginkan masyarakat yang berkarakter luhur,
dengan

itu

berusaha

menyempurnakan

pembelajarannya

dengan

6

menyempurnakan kurikulum. Kurikulum yang setiap tahunnya mengalami
perubahan, perubahan dilakukan untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Menuju
generasi

yang

mampu

membawa

nama

Idealnyapendidikandasarmampumewujudkangenerasi
seperti

yang

terjadi

di

Kautsardimanasiswanyaberkarakter,

SDIT

baik
yang

negerinya.
berkarakter,

Muhammadiyah

Al-

akademikdanhubungandengan

Allah

dapatdiraihdenganbaik.Implementasi kurikulum 2013 menekankan pada
pendidikan karakternya, dan dengan hal tersebut sekolah berbasis Islam
mengembangkannya dengan nilai-nilai keIslaman. Pendidikan Islam mencoba
menyajikannya melalui pembiasaan, dan etika yang baik. Pendidikan Islam
yang dikolaborasikan dengan kurikulum 2013

terangkum dalam mata

pelajaran aqidah akhak. Mengapa aqidah akhlak? Karena Aqidah memiliki
peranan penting dalam mendidik siswa, ruang lingkup aqidah dapat
membentuk akhlak mulia yang akan mengantarkan manusia Indonesia
sebagai manusia yang mumpuni dalam segala aspek kehidupan yang intinya
menjadi manusia berkarakter baik. Ruang lingkup dari aqidah yaitu: Ilahiyat,
nubuwat, ruhaniyat, dan sam’iyyat. 2
Kurikulum dan pendidikan merupakan dua konsep yang harus dipahami
terlebih dahulu sebelum membahas mengenai pengembangan kurikulum.
Sebab, dengan pemahaman yang jelas atas kedua konsep tersebut diharapkan
para

pengelola

pendidikan,

terutama

pelaksana

kurikulum,

mampu

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Agar tujuan pembentukan
karakter dalam kurikulum 2013 dapat berjalan dengan semestinya. Secara
kodrati, manusia sejak lahir telah mempunyai potensi dasar (fitrah). Fitrah
merupakan potensi dasar manusia yang dibawa sejak lahir yang harus
ditumbuh kembangkan agar fungsional bagi kehidupannya di kemudian hari.
Untuk itu, aktualisasi terhadap potensi tersebut dapat dilakukan usaha-usaha
yang disengaja dan secara sadar agar mencapai pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal. Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai
2

YunaharIlyas. Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengalaman Islam
(LPPI), 2000), Hlm. 6.

7

bagaimana implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar, karena
penanaman nilai karakter dimulai dari yang dasar.Penanaman pendidikan
aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa dengan melihat unsur atau
nilai-nilai yang harus dikembangkan di sekolah dalam menentukan
keberhasilan pendidikan karakter yang berjumlah 18. 3 Aspek karakter
terangkum dalam 18 komponen, dari komponen-komponen ini akan
menghasilkan manusia yang berkarakter.
Pendidikan karakter menjadi topik utama dalam kurikulum 2013,
bahkan di antara alasan utama perubahan kurikulum 2013 adalah alasan
karakter. Bahkan jauh sebelum kurikulum bergulir dan diterapkan,
pendidikan karakter telah ramai dibicarakan di Indonesia dan berbeda dengan
negara

lain,

dengandemikian

Indonesia

pedulidengankarakterpesertadidiknya,

dapatdikatakannegara

sekolah-sekolah

di

yang

Indonesia

mulaimemikirkankaraktergenerasipenerusnya, seperti yang dilakukan SDIT
Muhammadiyah

Al-Kautsar

yang

peduliakannasibpesertadidiknya.

Implementasi kurikulum di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar dianggap
berhasil, untuk itu banyak hal yang harus digali mengenai keberhasilannya.
SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar dijadikan sebagai sekolah percontohan
untuk sekolah-sekolah lain, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang
berada didalamnya sudah terorganisir dengan baik. Sekolah ini berbeda
dengan sekolah yang lain, disaat banyak sekolah dasar yang memaksa
mundur dari penggunaan kurikulum 2013, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar
tetap bertahan menggunakan kurikulum 2013. Berdasar keberhasilan ini
dilakukanlah penelitian untuk lebih mengetahui bagaimana implementasi
kurikulum 2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter
siswa. Mengapa mata pelajaran aqidah akhlak? Karena sebelum terbentuknya
karakter, peserta didik harus beraqidah terlebih dahulu, kemudian
terbentuklah

akhlak

Muhammadiyah

dan

Al-Kautsar

akan
tidak

memunculkan
hanya

aspek

karakter.

Di

akademiknya

SDIT
yang

3

Agus ZainulFitri. Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai &
Etika Di Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2012), Hlm. 40.

8

diperhatikan, namun aspek keIslamannya juga.Untuk itu penulis melakukan
penelitian di SDIT Al-Kautsar untuk mengetahui pengimplementasian
karakter melalui mata pelajaran aqidah akhlak, yang mana pendidikan
karakter sebagai program pendidikan nasional.

B. LANDASAN TEORI
Aqidah akhlak merupakan suatu perjalanan awal terbentuknya karakter,
aspek aqidah yang menekankan pada keyakinan/keimanan, aspek akhlak yang
menekankan pada pembiasaan untuk berbuat kebaikan dan menjauhi
perbuatan yang buruk. Penyelenggaraan pendidikan Islam dengan adanya
kurikulum 2013, khususnya sekolah dasar (SD) lebih menekankan pada aspek
pembentukan karakter, khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlak. Melalui
kurikulum yang mengalami perubahan ini khususnya pada mata pelajaran
aqidah akhlak, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
betakwa kepada Allah, serta berakhlakul karimah. Berikut adalah penjelasan
lebih lanjut mengenai aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa.
1. Implementasi kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang di
desain untuk mengembangkan potensi peserta didik bertujuan untuk
mewujudkan generasi bangsa indonesia yang bermartabat, beradab,
berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi
warga

negara

demokratis,

dan

bertanggung

jawab. 4

Sedangkan

implementasi kurikulum adalah bagaimana membelajarkan pesan-pesan
kurikulum kepada peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang
memiliki seperangkat kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan
kemampuan masing-masing. Tugas guru dalam implementasi adalah
bagaimana memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, agar
44

Kurikulum 2013, Pedoman Pemberian Bantuan Implementasi Kurikulum Tahun 2013,
Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. (Online), http://psg15.um.ac.id/wpcontent/uploads/2013/08/IMPEMENTASI-KURIKULUM-2013-FINAL.pdf diakses senin, 2
September 2015.

9

mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi
perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan dalam Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulus (SKL). 5
Implementasi kurikulum adala upaya pelaksanaan atau penerapan
kurikulum yang telah dirancan/didesain dengan baik, implementasi
kurikulum melakukan upaya sepenuh hati dan keinginan kuat dalam
pelaksananaannya. Permasalahan besar yang akan terjadi apabila yang
dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah
dirancang. 6
2. Pendidikan Aqidah Akhlak
Secara etimologis aqidah berakar kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan‘aqidatan. ‘Aqdan memiliki beberapa makna diantaranya adalah simpul,
kokoh, ikatan, dan perjanjian. Setelah kata ‘aqdan terbentuk menjadi
‘aqidah maka berarti keyakinan. Kaitan antara arti kata ‘aqdan dan
‘aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati,
bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. 7
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara
umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.
Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia didalam hati serta diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu. 8
Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu
keyakinan tentang wujud Allah, Tuhan yang maha esa, tidak ada yang
menyekutuinya,

baik

dalam

zat,

sifat-sifat

maupun

perbuatan-

9

perbuatannya. Akhlak menurut Al-Ghazali dalam buku pemikiran
5

Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (bandung: PT. Remaja Rosda Karya),
2013, Hlm. 158.
6
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013,
(Surabaya: kata pena), 2014, Hlm. 5.
7
SudarnoShobron, Dkk. Studi Islam 1, (Surakarta: LPID UMS, 2012), Hlm. 1.
8
YunaharYunahar.Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman
Islam (LPPI), 2000), Hlm. 2.
9
Ahmad AzharBasyri. Pendidikan Aqidah Islam 1 (Aqidah), (Yogyakarta: Perpustakaan
Hukum Universitas Islam Indonesia, 1998), Hlm. 43.

10

pendidikan Islam mengatakan bahwa Al-khuluq (jamak akhlak) ialah ibarat
(sifat atau keadaan) dan pelaku yang konstan (tetap) dan meresap di jiwa,
dari padanya tumbuh perbuatan dengan sendirinya dan wajar tanpa
memerlukan pikiran dan pertimbangan. 10
Secara etimologis (Lughatan) akhlaq (bahasa arab) adalah bentuk
jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku/tabiat.
Berakar dari kata khalaq yang artinya menciptakan seakar dengan kata
khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan) dan khalq (pencipta). Secara
terminologis menurut Imam Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan
baik

atau

buruk,

tanpa

membutuhkan

pemikiran

dan

pertimbangan. 11Berdasarkan beberapa pendapat tentang akhlak, dapat
disimpulkan bahwa pendapat yang kuat adalah menurut Al-Ghazali akhlak
muncul dengan sendirinya, datang dari dalam diri individu tanpa
direncanakan, spontan dan mengalir dengan sendirinya yang meresap
dalam jiwa. Perbaikan akhlak tidak semudah yang dibayangkan, perlu
adanya pemiasaan berkala yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pendidikan Karakter
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak
atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang
menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakan dengan individu
lain. 12Pendidikan karakter adalah suatu tingkah laku manusia yang muncul
dengan sendirinya tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu. Karakter
digunakan sebagai ciri kepribadian khusus tiap individu, sebagai pembeda
antara individu satu dengan lainnya.Berdasarkan kerangka teoritik
tersebut, maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut. Mendidik
berarti

pula

membantu

anak

agar

mampu

mencerdaskan

dan

10

AbdulKholiq, Dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik Dan Kontemporer,
(Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1999), Hlm. 87.
11
YunaharIlyas. Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengamalan Islam
(LPPI), 2001), Hlm. 1-2.
12
M. FurqonHidayatullah, Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa,
(Surakarta: Yuma Pusaka, 2010), Hlm. 12.

11

mengembangkan potensi yang ada untuk lebih berkembang serta belajar
terus menerus. 13 Itulah yang selalu menjadi PR (Pekerjaan Rumah) untuk
pendidik kita dan pemerintah, pemerintah berusaha menyempurnakan
kurikulum yang baik untuk generasi bangsanya. Serta guru berusaha
melaksanakan kurikulum dengan cara yang kreatif dan inovatif dalam
implementasi kurikulum 2013.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, tidak sedikit orang
tua yang merasa gagal dalam mendidik anak-anak mereka dan banyak pula
anak yang merasa tidak mendapat pendidikan yang diharapkannya dari
orang tua. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sangat dibutuhkan
pendidikan. 14 Kebutuhan akan pendidikan sangat meningkat, terutama
pendidikan yang berbasis pada keIslaman yang membentuk manusia
seutuhnya (insan kamil). Anak diharapkan dapat menguasai ilmu umum
dan agama, anak diharapkan selain mengerti ilmu umum juga memiliki
keimanan yang kuat. Apalah arti ilmu yang tinggi jika tidak dilandasi
keimanan yang kuat, dalam hal ini tidak hanya terfokus pada perasaan
(hati) namun juga pada perilaku yang pada akhirnya dapat merugikan
orang lain. Manusia hidup memiliki tujuan yang sama, yaitu mengharap
rahmat dan surga dari Allah. Begitu juga aqidah akhlak memiliki tujuan,
yaitu membentuk kepribadian manusia.
Ini adalah permasalahan yang besar bagi dunia pendidikan Islam.
Bagaimana caranya pendidikan Islam dapat mencerdaskan peserta
didiknya, yang notabene tidak hanya cerdas dalam akademik saja namun
cerdas dalam menghadapi permasalahan hidup yang semakin pelik ini.
Pendidikan agama Islam seharusnya dapat menjawab tantang globalisasi
ini, dalam Al-Qur’an dan hadis sudah banyak jawabannya tinggal manusia
itu yang mengembangkan. Salah satu cara mewujudkan pendidikan agama
islam yang mencerdaskan adalah dengan cara membuat kurikulum yang
berkualitas. Kurikulum yang fokus pada program

pembentukan

13

Syaiful Bahri Djamarah,Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2000), hlm 63.
14
Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), Hlm. 219.

12

kecerdasan akademik dan kecerdasan dalam menghadapi permasalahan
hidup, yang dapat digunakan untuk menanggulangi kebocoran akhlak
dimasa yang akan datang. Untuk itu perlu dibahas tentang bagaimana
pendidikan agama islam yang mencerdaskan, yang pada mulanya tentu
akan dibahas tentang pengertian pendidikan agama islam, sumber
pendidikan islam, tujuan, dan lain sebagainya.
Pendidikan pada anak dimulai ketika calon orang tua memilih
pasangan, dan pendidikan karakter disekolah dimulai dari kurikulumnya.
Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013, kurikulum
yang mengalami penyempurnaan. Ini menjadi tugas elemen sekolah
terutama guru bagaimana metode yang digunakan untuk

membentuk

karakter siswa dan memasukkan nilai karakter keIslaman pada mata
pelajaran apa saja. Ketika kehilangan kekayaan, anda tidak kehilangan
apa-apa. Ketika kehilangan kesehatan, anda kehilangan sesuatu. Ketika
kehilangan karakter, anda kehilangan segalanya. 15 Begitu pentingnya
karakter, ketika kehilanganpun segalanya bisa hilang. Dalam Islam Aqidah
Akhlak adalah modal utama hidup (pondasi), tanpa aqidah akhlak manusia
tidak akan sempurna. Sebab dalam Aqidah akhlak mengandung kecintaan
kepada Allah, seberapa berat cobaan hidup bila mengingat Allah akan
terasa ringan, untuk itu dalam pendidikan dasar anak diajarkan mengenal
dan mengingat Allah.Jika kurikulum 2013 ini berhasil, maka Insya Allah
kualitas generasi penerus akan lebih baik.
Atas dasar inilah bangsa Indonesia perlu untuk menghidupkan
kembali pendidikan karakter, gagasan ini menyadarkan bahwa untuk
bekerja lebih keras lagi dalam memperbaiki karakter peserta didik. Salah
satu cara memperbaiki kualitas peserta didik adalah dengan

proses

Implementasi kurikulum 2013, suatu kurikulum yang disempurnakan
dalam membentuk karakter siswa yang melibatkan semua pihak yang
menjadi subjek

dari civitas pendidikan, diantaranya adalah kepala

15

Mohammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2014), Hlm. xxi.

13

sekolah, guru, siswa, staf dan karyawan. Tentu tidak terlepas dari faktor
pendukung dan hambatannya dalam proses implementasinya. Sehebat
apapun pencapaian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, jika
tidak diikuti dengan perbaikan karakter bangsa, tetap saja kita akan
terpuruk dalam keadaan yang sama. Dalam hal ini aspek atau ranah yang
terkandung dalam konsep kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum
2013 adalah: Pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding),
kemampuan (skill), nilai (value), sikap (attitude), minat (interest).16
Dengan kompetensi tersebut diharapkan dapat terbentuk karakter peserta
didik, dan salah satu jalan yang digunakan adalah pada mata pelajaran
aqidah akhlak. Dalam konteks ini, tujuan penggunaan metode penanaman
aqidah akhlak dalam membentukkarakter adalah untuk menjadikan sumber
daya manusia yang berakhlak mulia dan berperilaku muslim, sebagai bukti
dari keberhasilan metode kurikulum pendidikan yang diterapkan.

C. METODE PENELITIAN
Terkait dengan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini, ada beberapa instrumen yang digunakan. Intrumen
tersebut adalah:
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode
ilmiah. 17
Ditinjau dari tempatnya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan
(Field Research), karena data sepenuhnya digali dari lapangan.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, adalah prosedur

16

Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2013), Hlm. 67-68.
17
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2010), Hlm. 1.

14

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 18
2. Subjek Penelitian
Sumber data adalah semua informasi berupa benda nyata, sesuatu
yang bersifat abstrak, peristiwa/gejala yang baik secara kuantitatif atau
kualitatif. 19
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti. Jika
kuurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga menjadi penelitian
populasi. Jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-20% atau 2025%. 20
Berdasarkan penelitian tersebut, maka dapat ditentukan penelitian ini
sebagai penelitian Populasi. Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian adalah kepala sekolah, guru, siswa dan semua pihak yang terkait
dalam

pelaksanaan

pembentukan

karakter

melalui

implementasi

pendidikan aqidah akhlak.
3.

Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
a. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. 21
Pada Penelitian ini menggunakan metode wawancara bebas
terpimpin, yaitu dengan mengajukan pertanyaan lengkap dan terperinci
sesuai keinginan penulis akan tetapi masih tetap berpedoman pada
tema penelitian yang diteliti. Adapun metode wawancara ini digunakan
18

Lexy JMoleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2013), Hlm.

3.
19

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2006), Hlm. 44.
SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Hlm. 130 & 134.
21
Lexy JMoleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 1993), Hlm.

20

135.

15

untuk mencari data yang berhubungan dengan implementasi kurikulum
2013 mata pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa.
b. Metode Observasi (Pengamatan)
Metode observasi adalah cara mengumpulkan data dengan
mengamati atau mengobservasi obyek penelitian atau peristiwa baik
berupa manusia, benda mati maupun alam. 22
MenggunaKan metode observasi agar dapat mengamati dan
mencatat data yang didapat berdasarkan observasi atau pengamatan di
SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura. Observasi digunakan
untuk mencari data keadaan sekolah, gedung-gedung, sarpras, perilaku
siswa, dan lain sebagainya.
c. Teknik Dokumentasi
Teknik

Dokumentasi

menurut

Irwan

adalah

teknik

pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian, dokumen
yang diketik dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen
resmi. 23 Untuk mencari data yang berhubungan dengan sejarah berdiri,
letak geografis sekolah, visi dan misi, tujuan, sasaran, kurikulum 2013,
konsep tentang mata pelajaran aqidah akhlak, dan pendidikan karakter.
4. Metode Analisis Data
Analisi data merupakan aktivitas pengorganisasian data. Data yang
terkumpul dapat berupa catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar,
foto, dokumen, laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. 24
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan, dalam menganalisis
data dilakukan secara diskriptif (Menutur kata dengan apa adanya secara
kualitatif) dengan menggunakan metode induktif.

22

AhmadTanzeh, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2011), Hlm. 87.
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2006), Hlm. 100-

23

101.
24

Afifuddin & Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2012), Hlm. 145.

16

Metode induktif adalah membiarkan permasalahan-permasalahan
muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. 25
5. Validitas Data
Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam
penelitian. Uji validitas data adalah keabsahan yang ditujukan pada
konsistensi antara data dengan yang sebenarnya. 26
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari
konsep kesahihan (validitas). 27
Reliabilitas data adalah merujuk pada konsistensi hasil perekaman
data (pengukuran). Karena hasil yang konsisten tersebut, maka instrumen
tersebut dapat dipercaya (reliable) atau dapat diandalkan (dependable). 28
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. 29
Berdasarkan uraian teknik keabsahan data tersebut dapat
digunakan sebagai pemeriksaan terhadap keabsahan data. Penelitian ini
menggunakan triangulasi data, karena penelitian ini membandingkan data
yang ada dalam penelitian Implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran
aqidah akhlak dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas 1A di SDIT
Muhammadiyah Al-Kautsar kartasura Tahun 2015 dengan data lain yang
digunakan peneliti sebagai pembanding. Sehingga jelas penelitian yang
dilakukan dapat dipertanggung jawabkan dari segala segi.
Informan review atau pengecekan kebenaran informasi kepada
informan, yaitu laporan penelitian yang telah diteliti oleh peneliti dalam

25

Nana SyaodiyahSukmadinata, Metode Peneltiain Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya,
2010), Hlm. 60.
26
Afifuddin & Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2012), Hlm. 188.
27
Lexy JMoleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2010), Hlm. 321.
28
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
Hlm. 58.
29
Lexy JMoleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2010), Hlm. 330.

17

laporan penelitian (member check) dibacakan kepada informan dalam
suatu pertemuan yang dihadiri oleh para responden atau informan. 30
Penelitian ini penulis menggunakan teknik informan review untuk
menguji keabsahan data dengan cara memberikan draft laporan kepada
informan untuk dilakukan pengecekan keabsahan datanya. Melalui cara ini
maka laporan yang ditulis merupakan suatu deskripsi sajian yang disetujui
informan dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sehingga laporan
ini benar-benar teruji kebenarannya.

D. HASIL PENELITIAN
1. Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak.
a. Materi
Materi yang digunakan di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar
adalah dengan merujuk pada buku Tematik Aqidah Akhlak. Khusus
untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Muhammadiyah
Al-Kautsar dipecah menjadi beberapa pelajaran, yaitu: Fiqih, Qur’an
hadits, Aqidah akhlak, dan lain sebagainya. Mengenai pembentukan
akhlak yang diterapkan tidak ada materi khusus yang terangkum,
hanya pembiasaan yang berlangsung sehari-hari yang termuat dalam
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang berkarakter, yang
dimaksud berkarakter disini adalah memuat nilai-nilai karakter yang
ingin dicapai.
b. Tujuan
Wali Kelas 1A menuturkan bahwa tujuan pembelajaran aqidah
akhlak adalah untuk menyiapkan generasi masa depan yang jujur,
berakhlak mulia dan profesional sesuai dengan tujuan sekolah. Hal
tersebut juga disampaikan oleh bebrapa guru yang mengampu dan
menangani bidang tersebut. Tujuan tersebut ingin menyiapkan

30

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, (Malang: UMM Press, 2004), Hlm. 82 .

18

generasi Islami yang kompeten, kuat menghadapi perubahan zaman
yang. Tujuan pembelajaran aqidah akhlak ini adalah untuk
menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal
maupun yang murah untuk menegakkan agamanya serta memperkuat
tiang penyanggahnya tanpa peduli apa yang akan terjadi untuk
menempuh jalan itu sesuai dengan tujuan aqidah akhlak. 31Tujuan
pembelajaran aqidah akhlak selain yang diutarakan tersebut juga ingin
menuntun dan mengemban dasar keTuhanan yang dimiliki manusia
sejak lahir. Memberikan pedoman hidup yang pasti. Memberikan
ketenangan dan ketentraman jiwa. 32
c. Metode
Metode yang digunakan dalam implementasi kurikulum 2013 mata
pelajaran aqidah akhlak dalam membentuk karakter siswa adalah
melalui 3 keteladanan yang diterapkan guru, yaitu: Keteladanan
Religiusistas, Humanitas, dan Intelektualitas. Keteladanan Religiusitas
contohnya: Setiap pagi siswa berdo’a yang dipimpin oleh ketua kelas
dan muroja’ah sebelum pelajaran dimulai, sholat dhuha sebelum
pelajaran dimulai. Kemudian sholat dzuhur yag dilaksanakan didalam
kelas yang di imami setiap harinya secara bergantian dengan tujuan
agar siswa bisa dan terbiasa memimpin sholat. Kemudian keteladanan
Humanitas, keteladanan seperti baris-berbaris sebelum masuk kelas

31

Wawancara Elvandari Pubianti, S. Pd. I S. Psi dan Muhammad Ismail Mansur, S. Pd. I,
SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-05-2015.
32
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2011), hlm. 131.

19

untuk melatih sikap kepemimpinan dan kedisiplinan, serta sosialitas
yang baik dengan guru dan teman. Terakhir keteladanan Intelektual,
keteladanan yang ditujukan untu guru dalam rangka meninkatkan
profesionalitas guru, seperti kajian, sharing. 33 Ini sesuai dengan teori
yang berkembang mengenai metode penanaman karakter pada anak,
yaitu: Metode internalisasi, Metode keteladanan, Metode pembiasaan,
Metode bermain, Metode cerita, Metode nasihat, Metode penghargaan
dan hukuman. 34 Beberapa metode ini sudah sering di digunakan oleh
bebrapa guru, termasuk guru aqidah akhlak.
d. Evaluasi
Adapun hasil dari evaluasi tertulis adalah berdasar pada nilai
ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
No.

Nama

Nilai
Ulangan

Ulangan

Harian 1

Harian 2

UTS

UAS

1.

Abdullah Azmi

95

100

79

94

2.

Abiyu Al Farizy

80

70

78

82

3.

Aiko Asyiffania Putri

90

90

84

90

4.

Alyaa Riani E

90

95

86

90

33

Elvandari Pubianti, S. Psi, S. Pd. I, Wawancara, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar
Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-5-2015 Pukul. 09.32 WIB.
34
Amirulloh Syarbini, Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga Revitalisasi Peran
Keluarga dalam Membentuk Karakter Anak Menurut Perspektif Islam, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2014), hlm. 59-73.

20

5.

Ananda Zakaria Kusnadi

95

95

84

100

6.

Aqsan Terry Setiawan

80

75

72

78

7.

Azky Huwaidati Mumtaz

100

100

100

100

8.

Azna Aida Liana

90

85

78

90

9.

Bintang Pandu P

85

90

58

84

10.

Cessamigo Paramitha N

100

95

92

94

11.

Cottina Hasna Rosyida

95

90

76

100

12.

Daffa Hafiz Firdaus

80

80

62

82

13.

Derryl Favian Nuha

95

90

88

92

14.

Fahri Hamka Santoso

90

90

76

90

15.

Farrel Lazuardi Adnan

90

100

88

98

16.

Hasna Hurriyatus S

100

100

94

100

17.

Irsyad Huda Syafa’at

95

90

80

86

18.

Jibril Nizam Alfaruq

95

95

86

96

19.

Luthfi Anindya

90

100

86

98

20.

Marsal Vide Justitio S

80

85

78

82

21.

Muhammad Habib H. AH

85

90

86

88

22.

Naswa Arifa Janna

100

95

86

96

23.

Nasywa Yumna I

95

100

90

96

24.

Rachmadani Widia Q

90

95

80

90

25.

Rafi Ghani Akmal

75

80

54

76

26.

Sabiq Zulkaifaziah

100

100

96

100

21

27.

Zafira Annabel P.C

95

95

84

96

28.

Salsabila Ayu Istanti W

95

95

82

92

29.

Salsabila Octavia W

95

100

90

100

30.

Shabrina Syafna Madania

100

90

92

100

31.

Vina Zahra Karima

85

90

80

82

32.

Waldan Hanif Wibowo

90

95

62

98

33.

Lana Sabila Rusyda

90

85

-

90

Tabel Hasil Evaluasi Belajar Siswa.
Dapat dilihat dari pencapaian nilai tersebut, siswa kelas 1A pada
mapel aqidah akhlak meraih nilai yang memuaskan. Selain dari
evaluasi tertulis, guru juga melakukan evaluasi dengan cara melihat
sikap siswa sehari-hariya disekolah. Mulai dari sikap siswa terhadap
guru, teman, dan seluruh warga sekolah. Bagaimana siswa
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar juga termasuk dalam
penilaian, sikap religiusistasnya juga di nilai berdasar siswa mau
menjadi imam saat sholat dzuhur dan ketertiban dalam melaksanakan
sholat.
2. Pendidikan Karakter di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura.
a. Materi
Maeri pendidikan karakter disekolah dimuat dan disusun
berdasarkan kurikulum 2013 yang telah disempurnakan. Materi yang
digunakan dalam implementasi pendidikan karakter dalam mata
pelajaran aqidah akhlak adalah yang termuat dalam buku paket aqidah

22

akhlak dan nilai-nilai keIslaman yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, jadi dalam hal ini tidak ada materi khusus yang
mengharuskan pendidikan karakter itu dilaksanakan. Namun materi
pendidikan itu sendiri berupa pesan, informasi, pengetahuan, dan
pengalaman. Semua itu disampaikan guru pada peserta didik
menggunakan cara guru masing-masing, dari serangkaian hal itu
terangkum dalam kurikulum yaitu kurikulum yang disempurnakan.
Peserta didik mampu menerapkan 1 nilai karakter dari kementrian
pendidikan nasional yang dipersempit menjadi 9 pilar oleh jenderal
sudirman.
b. Metode
Mengenai metode setiap guru memiliki cara masing-masing dalam
penyampaian materinya, namun pada intinya dari penerapan metode
tersebut agar peserta didik dapat dengan mudah menerima pesan yang
dimaksud., metode yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan
karakter adalah melalui keteladanan yang dicontohkan guru pada
peserta didik, karena pada dasarnya anak adalah peniru yang baik.
Dengan begitu dalam kesehariannya guru harus berhati-hati dalam
bersikap. 35Metode pelaksanaan pendidikan karakter bagi tiap orang
memiliki cara masing-masing. Untuk menanamkan karakter pada diri
anak

dapat

menggunakan

metode

sebagai

berikut:

Metode

35

Wawancara Elvandari Pubianti, S. Pd. I S. Psi dan Muhammad Ismail Mansur, S. Pd. I,
Wawancara, SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-05-2015.

23

Internalisasi, Metode Keteladanan, Metode Pembiasaan, Metode
Bermain, Metode Cerita, Metode Nasihat.
3. Evaluasi
Evaluasi dari pendidikan karakter adalah berdasarkan penilaian
sikap peserta didik, selain itu juga penilaian dari tes tertulis yang sudah
tertera dalam tabel. Karater merupakan totalitas dari seseorang, karakter
ini bersifat unik. Antara manusia yang satu dengan manusia akan
memiliki perbedaan ibarat cokelat yang rasanya manis namun bentuknya
berbeda-beda. Begitu pula dengan manusia, semua manusia ingin terliat
manis, namun bagaimana cara mereka membuat hal itu menjadi manis
mereka punya cara masing-masing. Sama halnya dengan anak-anak,
dengan penanaman pendidikan karakter sejak dini akan mudah untuk
mengarahkannya menjadi insan kamil.

E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran Aqidah Akhlak
dalam membentuk karakter siswa kelas 1A SDIT Muhammadiyah AlKautsar Kartasura Kabupaten Sukoharjo berjalan dengan sangat baik,
seluruh program dan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sukses
dilaksanakan. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi tertulis ulangan
harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Nilai yang didapat
siswa kelas 1A dapat dikatakan memuaskan, tidak hanya berdasar pada
hasil evaluasi tertulis saja. Namun berdasarkan sikap sehari-hari, siswa

24

kelas 1A dapat dikatakan sudah berkarakter baik. Mampu memposisikan
diri nya sebagai seorang muslim/muslimah yang taat, sebagai seorang
pelajar, dan anak yang berbakti pada orang tuanya. Karakter yang sangat
menonjol pada siswa kelas 1A adalah apapun yang mereka lakukan selalu
berlandaskan pada Allah, seperti makan dan minum sambil duduk. Saling
mengingatkan antar sesama teman, meminta maaf apabila melakukan
salah, tidak suka berdusta, menghormati dan mematuhi perintah orang tua
dan guru, melaksanakan nasehat orang tua dan guru, membiasakan
bersikap sopan dengan siapa pun.
Upaya yang bisa dilakukan untuk pembinaan karakter peserta didik
di antaranya adalah dengan memaksimalkan fungsi mata pelajaran,
terutama yang memuat materi pendidikan karakter seperti Pendidikan
Agama Islam (PAI). Selain memaksimalkan fungsi mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang fokus pada pendidikan aqidah akhlak
adalah dengan pengoptimalan implementasi kurikulum melalui kebiasaankebiasaan di sekolah dan rumah. Dalam hal ini sekolah bekerjasama
dengan wali murid, penanaman karakter pada anak tidak akan berhasil
tanpa campur tangan orang tua/wali murid. Penananaman karakter melalui
kebiasaan sholat berjamaah dimasjid, berdo’a sebelum beraktifitas, dan
lain sebagainya.Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi
pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran
aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati,
menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Sebagai

25

catatan dari adanya perubahan ini. Perubahan metode mengajar ini hanya
mungkin dilakukan ketika para guru menguasai metode-metode mengajar
yang efektif. Jadi guru perlu diberdayakan sehingga menguasai bidang
yang diajarkannya dengan baik sekaligus trampil menyampaikan topik itu
dengan cara yang menarik, sederhana, mengasyikkan dan membuat anak
didik paham. Kadang ada anak didik yang malas untuk mendengarkan
pelajaran tersebut dikarenakan malas dengan guru yang mengajar, untuk
itu guru juga dituntut untuk bersikap sebaik mungkin dengan siswa, lebih
sabar dalam mengajar, berpenampilan semenarik mungkin dan saat KBM
menggunakan metode-metode yang menyenangkan.
Faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum 2013
mata pelajaran Aqidah Akhlak dalam membentuk karakter siswa kelas 1A
SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
Faktor pendukungnya adalah adanya rasa tanggung jawab wali murid
yang menanamkan karakter baik pada anak melalui pembiasaanpembiasaan dirumah, wali murid mulai sadar pentingnya akhlak. Selain
itu kepala sekolah, guru dan staff sekolah juga memberi andil yang besar
dalam implementasi pendidikan karakter ini. Yaitu kepala sekolah, guru
dan staff sekolah diikutkan diberbagai seminar dan pelatihan guna
mengasah kemampuan dan kreatifitas dalam mendidik siswa. Prinsip
efektifitas, yaitu baik efektifitas mengajar guru, maupun efektifitas belajar
murid dan prinsip fleksibilitas, yaitu semacam ruang gerak yang
memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak, baik yang berorientasi

26

pada fleksibilitas pemilihan program pendidikan maupun dalam
mengembangkan program pembelajaran.
Hambatannyaadalah mengenai tingkat usia kematangan anak,
sehingga anak sulit menangkap kata-kata yang menurut mereka sulit.
Anak-anak belum dapat memahami tentang hal-hal yang abstrak sehingga
guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah diterima siswa.
2. Saran
a. Kepala Sekolah
Dalam upaya implementasi pendidikan karakter, kepala sekolah
diharapkan mampu memberikan motivasi dan semangat yang lebih
pada guru, staf sekolah, dan siswa. Karena tugas kepala sekolah bukan
hanya sebagai pengatur dan penentu kebijakan sekolah namun juga
sebagai

seorang

motivator

dan

fasilitator.

Memperbanyak

tulisan/poster yang bertuliskan hadits/ayat yang dapat memotivasi
siswa untuk menjadi anak yang lebih baik.
b. Guru
Demi kemajuan implementasi kurikulum 2013, ada baiknya jika
guru lebih memperhatikan peserta didik. Perhatian lebih utama di
fokuskan pada akhlak siswa. Mengenai hafalan do’a sehari-hari,
kelancaran membaca Al-Qur’an untuk lebih diperhatikan. Adakalanya
guru melakukan pengecekan kembali akan hal tersebut, kadang guru
lalai mungkin karena tugas guru yang terlau banyak dan tidak serta
merta guru hanya bertugas sebagai penyampai materi namun juga
fasilitator, selain itu juga guru bertugas sebagai pengawas. Membantu
peserta didik untuk menjelaskan suatu hal yang masih dianggap
abstrak oleh mereka. selain dari pada itu guru juga harus mengajarkan
arti cinta tanah air, pancasila pada siswa. Setidaknya melaksanakan
27

upacara untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dalam diri siswa.
Guru juga diharapkan mampu menjadi contoh dan teladan bagi
peserta didik, mampu menjaga sikap dan perilaku sesuai dengan nilai
keIslaman.
c. Penelitian selanjutnya
Hasil atau temuan penelitian diharapkan bisa menjadi wacana dan
wawasan keilmuan tentang Implementasi kurikulum 2013 mata
pelajaran aqidah akhlak. Memberikan kontribusi positif berupa
informasi ilmiah untuk menyempurnakan proses pembentukan
karakter siswa yang bersumber pada ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits.

28

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin & Beni Ahmad Saebani. 2012,Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Alim, Muhammad.Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2011), hlm. 131.
Al-Mishri, Mahmud. 2009, La Tahzan For Trouble Solutions, Solo: Pustaka
Arafah.
Arikunto,Suharsimi. 2006,Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Basyri, Ahmad Azhar. 1998, Pendidikan Aqidah Islam 1 (Aqidah),Yogyakarta:
Perpustakaan Hukum Universitas Islam Indonesia.
Darajat,Zakiah.1980, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1980
Djamarah,Syaiful Bahri. 2000,Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Elvandari Pubianti, S. Psi, S. Pd. I, Wawancara, SDIT Muhammadiyah AlKautsar Kartasura-Sukoharjo, Senin, 25-5-2015 Pukul. 09.32 WIB.
Emzir. 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif,Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Fitri, Agus Zainul. 2012,Reinventing Human Character: Pendidikan Karakter
Berbasis Nilai & Etika Di Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, (Malang: UMM Press, 2004), Hlm. 82 .
Hidayat, Sholeh. 2013,Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Hidayatullah, M. Furqon. 2010,Pendidikan Karakter Membangun Peradaban
Bangsa,Surakarta: Yuma Pusaka.
Ilyas, Yunahar.2000, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan
Pengalaman Islam (LPPI).
_____________. 2001,Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan
Pengamalan Islam (LPPI).
Kholiq, Abdul, Dkk. 1999, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik Dan
Kontemporer, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

29

Kurikulum 2013, pedoman pemberian bantuan implementasi kurikulum tahun
2013, jakarta: kementrian pendidikan dan kebudayaan. (Online),
http://psg15.um.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/IMPEMENTASIKURIKULUM-2013-FINAL.pdf diakses senin, 2 September 2015.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum
2013,Surabaya: kata pena.
Moleong,Lexy J. 1993,Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: Rosda Karya.
______________.2010, Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
______________.2013, Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2013, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Mustari,Mohammad. 2014, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan, Jakarta:
PT. Raja Grafindo.
Narwati, Sri. 2011,Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk
Karakter dalam Mata Pelajaran,Yogjakarta: Diva Press.
Ramadlan, Abu H.F. 1987, Tarjamah Durasatun Nasihin, Surabaya: Mahkota.
Shobron,Sudarno. Dkk. 2012,Studi Islam 1,Surakarta: LPID UMS.
Sukandarrumidi. 2006,Metodologi Penelitian Praktis, Yogyakarta: Teras.
Sukmadinata,Nana Syaodiyah. 2010,Metode Peneltiain Pendidikan,Bandung:
Rosda Karya.
Suryabrata, Sumadi. 2011,Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Syarbini, Amirulloh.Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga Revitalisasi
Peran Keluarga dalam Membentuk Karakter Anak Menurut Perspektif
Islam, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014), hlm. 59-73.
Tanzeh, Ahmad. 2011,Metodologi Penelitian,Yogyakarta: Teras.
Zulnuraini.Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi dan Pengembangannya di
Sekolah Dasar Di Kota Palu, Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1,
September 2012.

30

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas 1a Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (Sdit) Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015.

0 5 34

DAFTAR PUSTAKA Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas 1a Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (Sdit) Muhammadiyah Al-Kautsar Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015.

0 4 5

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS 1A Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas 1a Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (Sdit) Muhammadiyah Al-Kauts

0 29 202

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA KELAS 1A DI Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas 1a Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (Sdit) Muhammadiyah Al-Kau

0 8 15

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MTS DARUL HIKMAH TAWANGSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 4

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MTS DARUL HIKMAH TAWANGSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MTS DARUL HIKMAH TAWANGSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MTS DARUL HIKMAH TAWANGSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 19

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MTS DARUL HIKMAH TAWANGSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 21

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI MTS DARUL HIKMAH TAWANGSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 37