Tujuan Pembelajaran Kegiatan Belajar

68 MENGAMATI OBSERVASI : Lakukan pengamatan terhadap siklus reproduksi hewan ruminansia dan non ruminansia dengan cara : a. Membaca uraian materi tentang siklus reproduksi hewan, meliputi ruminansia dan non ruminasia. b. Mencari informasi di lokasi setempat tentang siklus reproduksi hewan ruminansia dan non ruminansia. c. Mengamati suatu siklus reproduksi pada hewan ruminansia dan non ruminansia. 69

2. Uraian Materi

a. Siklus Reproduksi Hewan Ruminansia Siklus reproduksi pada hewan khususnya hewan ruminansia merupakan periode antara proses reproduksi yang dimulai dari pubertas, siklus berahi, perkawinan, kebuntingan, kelahiran, laktasi, kondisi anestrus, kembali bersiklus, dan seterusnya yang terjadi secara berulang. Pada bab ini, akan dibahas secara khusus tentang pubertas, siklus berahi, musim kawin, serta induksi dan sinkronisasi berahi. Sasaran pembelajaran adalah menjelaskan pubertas dan faktor-faktor yang mempengaruhi, siklus berahiestrus, serta induksi dan sinkronisasi berahi. Untuk mencapai sasaran pembelajaran pada materi ini, maka strategi pembelajaran yang diterapkan adalah melalui pembelajaran interaktif, belajar mandiri, collaborative learning, praktikum dan pemberian tugas. Pubertas Pubertas pada ternak dapat didefinisikan sebagai umur pada saat pertamakali diekspresinya berahi yang diikuti dengan ovulasi. Pubertas terjadi ketika gonadotropin FSH dan LH diproduksi pada level yang cukup tinggi untuk memulai pertumbuhan folikel, pematangan oosit, dan ovulasi. Folikel yang tumbuh dapat dideteksi beberapa bulan sebelum pubertas. Mendekati pubertas, frekuensi pulsa GnRH meningkat dan menstimulir ovarium. Pertama-tama, gelombang folikel tumbuh dan diikuti dengan atresia. Ketika frekuaensi dan amplitudo pulsa GnRH mendekati pola dewasa, maturasi oosit dan ovulasi akan terjadi. Semakin tinggi frekuensi GnRH pada awal munculnya pubertas nampaknya sebagai bagian dari penurunan sensitivitas hipotalamus terhadap pengaruh umpan balik negatif steroid ovarium yang mungkin berinteraksi dengan atau hasil dari faktor lain. Endogenous opioids danatau melatonin dapat terlibat dalam pengaturan perubahan pola-pola hormon ini. 70 Umur pubertas dipengaruhi baik faktor genetik maupun lingkungan, sedangkan berat badan pada saat pubertas dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor genetik dapat dilihat dengan membandingkan spesies atau bangsa didalam spesies. Umur dan berat badan pada saat pubertas dari spesies dan bangsa yang berbeda disajikan pada Tabel 2. Sejumlah faktor lingkungan mempengaruhi umur pubertas. Umumnya faktor dengan pertumbuhan lambat, kekurangan nutrisi, suhu lingkungan yang tinggi, musim pada saat dilahirkan, penyakit, sanitasi lingkungan yang kurang baik akan menghambat munculnya pubertas. Tabel 2. Umur dan berat badan pada saat pubertas dari spesies dan bangsa yang berbeda Spesies dan bangsa Umur bulan Berat kg Kambing Babi Domba 5 – 7 10 - 30 Kuda 4 – 7 68 - 90 Kambing Babi Domba 7 - 10 27 - 34 Kuda 15 - 24 Bervariasi dengan ukuran kematangan bangsa Sapi Perah :  Jersey  Guernsey  Holstein  Ayrshire 8 – 13 8 11 11 13 160 – 270 160 200 270 240