dengan dua tingkat. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang dimasukkan tadi.
Gambar diatas adalah contoh proses Sebuah kolom destilasi juga dapat digunakan untuk mendaur ulang. Absorber yang terpolusi dilewatkan kedalam destilasi
kolom. Dibawahnya, pelarut dikumpulkan dan dikirim kembali ke absorber.
c. Rektifikasi
Rektifikasi adalah memisahkan suatu komponen yang mudah menguap dari suatu campuran dengan cara penguapan dan kondensasi berulang-ulang
dengan perpindahan massa tetap panas melalui refluks yang terkendali dan di
kondensasi dan kondensat ditampung.
Pada rektifikasi uap naik sedapat mungkin dikontakkan dengan baik dengan cairan mengalir kembali refluk dalam arah yang berlawanan. Pada saat
kontak terjadi perpindahan massa dana panas. Komponen yang mudah menguap yang terdapat dalam uap akan mengembun dalam cairan yang mengalir balik
selanjutnya bersama cairan menuju kebawah. Komponen mudah menguap yang
terdapat dalam cairan akan menguap dan selanjutnya bersama uap naik keatas.
16
Dengan cara ini konsentrasi komponen mudah menguap dan yang terdapat didalam uap akan meningkatkan dari bawah ke atas dan konsentrasi komponen
sukar menguap yang terdapat dalam cairan yang mengalir kebawah akan meningkatkan dari atas kebawah. Akibatnya akan diperoleh pemisahan lebih
banyak dari pada destilasi sederhana.
Dengan rektifikasi campuran cairan dapat dipisahkan menjadi komponen- komponen yang praktis murni. Dengan cara ini dibutuhkan peralatan yang
kompleks. Dan memerlukan panas yang lebih banyak karena cairan yang di uapkan di alirkan kembali sebagian kedalam alat penguap dalam bentuk refluks
sehingga cairan harus diuapkan berulang kalirecycle. Rektifikasi Normal :
1. Penguapan komponen-komponen cairan yang lebih mudah menguap didalam alat penguap
2. Perpindahan massa dan panas dalam kolom rektifikasi 3. Kondensasi uap yang keluar dari ujung atas kolom di dalam kondensor
4. Membagi aliran kondensasat menjadi cairan yang mengalir kembali ke
kolom dan destilat yang akan di ambil. 5. Pendinginan lanjut dalam sebuah alat pendingin dari destilat yang akan di
ambil 6. Penampung destilat dalam sebuah bejana
7. Pengeluaran residu 8. Pendingin lanjut dari residu yang di keluarkan
9. Penampung residu dalam bejana
Perbedaan : Destilasi : kondensasinya terjadi 1x dan pemisahan komponen yang lebih
mudah menguap. Rektifikasi : kondensasinya berulang-ulang dan pemisahan komponen yang
lebih mudah dan sulit menguap. Persamaan Destilasi dan Rektifikasi :
Pemisahan komponen berupa cairan, pemisahan dengan cara penguapan dan destilatnya berupa cairan.
Kerugian Rektifikasi : 1, Rektifikasi waktu yang dibutuhkan lama
2, peralatannya yang dibutuhkan lebih kompleks 3, pemanasan lebih besar sehingga biaya yang diperlukan lebih banyak
4, selalu butuh banyak pemanasan pada tiap tahapnya
17
Untuk memulai proses rektifikasi kolom di isi dengan cairan campuran yang akan dipisahkan dididihkan dalam alat penguap. Uap yang
timbul di embunkan secara sempurna dalam kondensor dan semua kondesat yang terbentuk di kembalikan ke dalam kolom. Setelah menjadi
kesetimbangan antara refluks, uap yang naik dan muatan cairanhole up pada setiuap cairan di antara benda pengisididalam benda jajalpacking.
Setelah itu barulah cairan yang diperoleh produk atas dalam kondensoer mencapai kemurnian yang optimal, dan pengambilan destilat sudah dapat
di mulai, pengambilan destilasi dilakukan sebelum kesetimbangan diperoleh, yaitu segera setelah dilakukan sebelum kesetimbangan
diperoleh, yaitu segera setelah derajat kemurnian yang diharapkan tercapai ditentukan dengan analisispengukur temperatur dalam kolom.
Perbandingan antara kuantitas kondensat yang di kembalikan kekolom kuantitas refluks persatuan waktu disebut perbandingan refluk
dan merupakan besaran penting dalam rektifikasi. Untuk memperoleh pemisahan yang baik maka di tetapkan perbandingan minimum.
Pada perbandingan refluks yang relatif kecil, yaitu banyak sedikit lebih besar dari pada perbandingan refluks minimum, biaya pemanasan relatif
murah. Namun kolom-kolomnya memerlukan lebih banyak perlengkapan dan menjadi lebih mahal.
Dengan perbndingan refluks yang relatif besar, biaya pemasaran jadi lebih tinggi tetapi biaya instalasinya lebih murah, semakin kecil
perbandingan refluks, semakin besar jumlah tahap pemisahan teoretis yang diperlukan.jumlah tahap teoretis ini disebut juga jumlah pelat teoretis.
Pelat teoretis yang di maksud disini bekuanlah pelat yang sesungguhnya melainkan bagian rektifikasi . bagian ini terjadi suatu
kesetimbangan yang sempurna dalam hubungannya dengan perpindahan massa dan panas antara uap yang naik dan cairan yang mengalir dibalik
kebawah. Yang dimaksud dengan pelat praktis adalah pelat kolom yang sesungguhnyatinggi unggul jejak yang sesuai.
Derajat pemisahan pada pelat praktis selalu lebih kecil dari pada pelat teoretis. Ukuran derajat pemisahan dapat berupa perbandingan
pengayaan enrichement retio yaitu perbandingan antara derajat pemisahan yang sesungguhnya dicapai dan yang di mungkinkan secara
teoretis dari suatu pelat biasanya antara 0,7 dan 0,9.
Jenis-jenis rektifikasi berdasarkan pada : 1. Kuantitas
2. Komposisi’ 3. Jenis campuran yang akan di pisahkan
4. Persyartan yang berhubungan dengan kemurnian produk.
Macam-macam proses rektifikasi berdasarkan prosesnya : 1. Rektifikasi kontinu dan tak kontinu
2. Rektifikasi normal dan macam 3. Rektifikasi dengan bahan penolong rektifikasi aerotrop, rektifikasi
ektraktif
18
Pada rektifikasi tersebut dilaksanakan pada dua proses yang berbeda : 1. Perbandingan refluks dipertahankan konstan.
Hal ini memang hanya memerlukan kerja pengoperasian atau pengendalian yang lebih sedikit namun komposisi didalam labu dan kolom
berubah. Dengan demikian komposisi produk atas juga teru berubah, sehingga destilat sering harus ditampung dalam fraksi yang berbeda-beda.
2. Komposisi destilat dipertahankan konstan Tetapi karena fraksi zat yang lebih mudah menguap didalam labu dan
kolom menurun terus, komposisi destilat yang konstan hanya mungkin dicapai bila perbandingan refluks dinaikan terus. Jika perbandingan
refluks tidak lagi ekonomis dan konsentrasi terlalu tinggi sehingga merugikan rektifikasi harus dihentikan. Kemudian residu harus
dikeluarkan langsung dari alat penguap labu. Fraksinasi adalah suatu proses pemisahan senyawa – senyawa berdasarkan
tingkat kepolaran. Jumlah dan senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi berbeda – beda tergantung pada jenis tumbuhan. Pada prakteknya dalam
melakukan fraksinasi digunakan dua metode yaitu dengan menggunakan corong pisah dan kromatografi kolom.
Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam
ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen
dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas
berbeda yang takcampur.
Destilasi bertingkat atau fraksinasi adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya
pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zatsenyawa cair dimana zat
pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain,
destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil.
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi
yang dipasang pada labu destilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir samatidak
begitu berbeda. sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke
dalam labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
19
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turunmenetes sebagai destilat.
Macam – macam proses fraksinasi: a Proses Fraksinasi Kering Winterization
Fraksinasi kering adalah suatu proses fraksinasi yang didasarkan pada berat molekul dan komposisi dari suatu material. Proses ini lebih murah
dibandingkan dengan proses yang lain, namun hasil kemurnian fraksinasinya rendah.
b Proses Fraksinasi Basah Wet Fractination Fraksinasi basah adalah suatu proses fraksinasi dengan menggunakan zat
pembasah Wetting Agent atau disebut juga
proses Hydrophilization atau detergent proses. Hasil fraksi dari proses ini sama dengan proses fraksinasi kering.
c Proses Fraksinasi dengan menggunakan Solvent pelarut Solvent Fractionation
Ini adalah suatu proses fraksinasi dengan menggunakan pelarut. Dimana pelarut yang digunakan adalah aseton. Proses fraksinasi ini lebih mahal
dibandingkan dengan proses fraksinasi lainnya karena menggunakan bahan pelarut.
d Proses Fraksinasi dengan Pengembunan Fractional Condentation Proses fraksinasi ini merupakan suatu proses fraksinasi yang didasarkan
pada titik didih dari suatu zat bahan sehingga dihasilkan suatu produk dengan kemurnian yang tinggi. Fraksinasi pengembunan ini membutuhkan
biaya yang cukup tinggi namun proses produksi lebih cepat dan kemurniannya lebih tinggi.
19
1. Teknologi terbaru dari peralatan bubble coloum