oleh NIST dalam pemilihan algoritma standar enkripsi, sebagai pengganti standar DES adalah sebagai berikut:
1. Merupakan algoritma kriptografi simetri chipher blok.
2. Seluruh rancangan algoritma harus publik tidak dirahasiakan.
3 .
Panjang kunci fleksibel, yaitu sebesar 128 bit, 192 bit dan 256 bit.
4. Ukuran blok sebesar 128 bit.
5. Algoritma memungkinkan untuk diimplementasikan baik sebagai
perangkat lunak maupun sebagai perangkat keras. Ada lima
algoritma yang ditetapkan sebagai standar enkripsi yang dipilih oleh NIST, kelima algoritma tersebut
adalah:
1 MARS, dari Team IBM.
2 RC6, dari tim Laboratorium RSA.
3 Rijndael, dari tim Vincent Rijmen dan Joan Daemen.
4 Serpent, dari tim Ross Anderson, Eli Biham, dan Lars
Knudsen.
5 Twofish, dari tim Bruce Schneie.
Penelitian ini membahas tentang algoritma enkripsi cipher blok MARS yang menjadi kandidat Advanced Encryption Standard AES. MARS merupakan
algoritma kunci simetri dengan 128-bit cipher block dan memiliki variasi panjang kunci diantara 128 s.d. 1248 bit. MARS dibuat untuk memenuhi kebutuhan
dalam keamanan data, terutama sebagai salah satu jawaban atas kurang memuaskannya DES Data Encryption Standard. Kedua algoritma ini memiliki
sejumlah teknik dan operasi yang hampir sama secara prinsip, karena pada dasarnya untuk algoritma kunci simetri memiliki sejumlah operasi yang standard,
seperti substitusi dan transposisi. Algoritma kriptografi klasik modern umumnya beroperasi dalam mode
karakter , sedangkan kriptografi modern beroperasi pada mode bit. Operasi dalam mode bit berarti semua data dan informasi baik kunci, plainteks, maupun
cipherteks dinyatakan dalam rangkaian string bit biner, 0 dan 1. Algoritma
Universitas Sumatera Utara
enkripsi dan dekripsi memproses semua data dan informasi dalam bentuk rangkaian bit.
Rangkaian bit yang menyatakan plainteks dienkripsi menjadi cipherteks dalam bentuk rangkaian bit, demikian sebaliknya. Pada umumnya algoritma
kriptografi modern memproses data dalam bentuk blok-blok rangkaian bit yang dipecahkan menjadi blok-blok bit dapat ditulis dalam sejumlah cara bergantung
pada panjang blok. Contoh : Plainteks 100111010110
Bila dibagi menjadi blok 4-bit 1001 1101 0110
maka setiap blok menyatakan 0 sampai 15: 9 13
6 Bila plainteks dibagi menjadi blok 3-bit:
100 111 010 110 maka setiap blok menyatakan 0 sampai 7:
4 7 2 6 Bila panjang rangkaian bit tidak habis dibagi dengan ukuran blok yang
ditetapkan, maka blok yang terakhir ditambah dengan bit-bit semu yang disebut Padding bits: bit-bit tambahan jika ukuran blok terakhir tidak mencukupi panjang
blok. Misalnya rangkaian bit di atas dibagi menjadi blok 5-bit menjadi. 10011 10101
000 10
Blok yang terakhir telah ditambahkan 3 bit 0 di bagian awal agar ukurannya menjadi 5 bit. Padding bits dapat mengakibatkan ukuran cipherteks
hasil enkripsi lebih panjang daripada ukuran plainteks semula. Cara lain untuk menyatakan rangkaian bit adalah dengan notasi
heksadesimal HEX. Rangkaian bit dibagi menjadi blok yang berukuran 4 bit dengan representasi dalam HEX adalah :
0000 = 0 0001 = 1
0010 = 2 0011 = 3
0100 = 4 0101 = 5
0011 = 6 0111 = 7
1000 = 8 1011 = 9
1010 = A 1011 = B
1100 = C 1101 = D
1110 = E 1111 = F
Universitas Sumatera Utara
Contoh : plainteks 111001010001 dibagi menjadi blok 4-bit: 1110 0101 0001 dalam notasi HEX adalah E 5 1
Operasi biner yang sering digunakan dalam cipher yang beroperasi dalam mode bit adalah XOR. Notasi matematis untuk operator XOR adalah
⊕. Operator XOR dioperasikan pada dua bit dengan aturan sebagai berikut :
⊕0 = 0 ⊕1 = 1
1 ⊕0 = 1
1 ⊕1 = 0
Perhatikan bahwa operator XOR identik dengan penjumlahan modulo 2: ⊕ 0 = 0 ⇔ 0 + 0 mod 2 = 0
⊕ 1 = 1 ⇔ 0 + 1 mod 2 = 1 1
⊕ 0 = 1 ⇔ 0 + 1 mod 2 = 1 1
⊕ 1 = 1 ⇔ 1 + 1 mod 2 = 0 Hukum-hukum yang terkait dengan operator XOR:
i a ⊕ a = 0
ii a ⊕ b = b ⊕ a
iii a ⊕ b ⊕ c = a ⊕ b ⊕ c
Jika dua rangkaian dioperasikan dengan XOR, maka operasinya dilakukan dengan meng-XOR-kan setiap bit yang berkoresponden dari kedua rangkaian bit
tersebut.
Contoh:
10011 ⊕ 11001 = 01010
yang dalam hal ini, hasilnya diperoleh sebagai berikut :
1 1 1
1 1
0 1 ⊕
1 ⊕ 1 0 ⊕ 1 0 ⊕ 0 1⊕ 0 1 ⊕ 1
1 1 0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan maka penelitian ini akan membuat suatu modifikasi pengembangan matematika dalam proses
enkripsi dan dekripsi. Dalam sistem pengamanan data dengan melakukan perubahan pada rumusan matematika yang telah diterapakan pada sistem ini.
1.2. Perumusan Masalah.