AWAL PEMBEBASAN JERUSALEM DARI IRAQ
AWAL PEMBEBASAN JERUSALEM DARI IRAQ
“Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam Kitab itu, ‘Kamu pasti
akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan
menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar’. Maka apabila
saat hukuman bagi (kejahatan) yang pertama dari dua (kejahatan) itu
datang, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa,
lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Dan itulah ketetapan yang
pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk
mengalahkan mereka, Kami membantumu dengan harta kekayaan dan
anak-anak, dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu
berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika
kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.
Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan
musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam
masjid (Majidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama
kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. Mudahmudahan Robb kamu melimpahkan rahmat kepadamu; tetapi jika kamu
kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu).
Dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang kafir.” (QS. AlIsra’:
4-8).
Ayat-ayat tersebut bercerita mengenai ketetapan Allah bahwa Bani Israel
akan melakukan kerusakan di muka bumi ini sebanyak dua kali dan
bersikap angkuh yang melampaui batas. Pada saat itulah, Allah kemudian
mengutus beberapa hamba-Nya yang memiliki kekuatan yang besar lalu
menguasai dan menghancurkan mereka. Kemudian Allah memberikan
kemenangan kembali kepada Bani Israel. Namun ketika Bani Israel
kembali melakukan kejahatan dan kezaliman maka Allah kembali
mengutus suatu kaum yang kembali menguasai dan menghancurkan
mereka
sebagaimana
saat
pertama
kalinya.
Dalam catatan sejarah bahwa pasukan yang pertama kali menghancurkan
bani Israel senagaimana ketapan yang pertama dalam ayat di ats adalah
Nebukadnezar, Raja Babilonia. Dalam bukunya Zionis, Gerakan
Menaklukkan Dunia, Maulani menjelaskan Setelah Sulaiman as wafat
pada tahun 922 SM, pemerintahan Daud terpecah menjadi dua: kerajaan
Israel di bawah pimpinan Jeroboam di sebelah utara dan kerajaan
Yahudza di sebelah selatan yang dipimpin oleh Rehoboam. Di antara
keduanya sering terlibat peperangan panjang hingga masa mereka
dihancurkan oleh Bukhtanshar Raja Babilonia pada tahun 587 SM. Pada
penyerangan ini terjadi penghancuran terhadap Yerusalem termasuk
terhadap Haekal Sulaiman. Mereka berhasil menawan dan membawa
banyak orang-orang Yahudi ke Babilonia dan menetap di sana yang
dikenal dalam sejarah Yahudi dengan para tawanan orang-orang Babilonia
Abu Al-Khaththab Al-Maqdisi, dalam bukunya Ad-Dalaail Al-Watstaq ‘ala
Anna Zawaal Daulah Al-Yahuud min AL-Iraaq. telah memberi sebuah
anlisa bahwa beberapa ayat dari QS. Al-Isra’ tersebut, beliau telah
menemukan beberapa kesimpulan. Diantaranya:
1. Keruntuhan Negara Yahudi untuk pertama dan kedua kalinya
dihancurkan oleh bangsa yang berasal dari Irak, yaitu Bangsa Asiria dan
Bangsa
Babilonia.
2. Jika mereka kembali melakukan kerusakan di negeri yang diberkahi
tersebut maka Allah akan kembali meruntuhkan mereka dengan
perantaran bangsa yang berasal dari Irak, sebagaimana pada keruntuhan
pertama
dan
kedua
mereka.
3. Pembebasan Palestina pada masa Sahabat dimulai dengan
membebaskan Irak. Dari Irak inilah kemudian para Sahabat kemudian
berhasil
menaklukkan
Syam.
4. Jihad melawan ekspansi Salibis pada era Perang Salib juga berasal dari
Irak yang dipimpin oleh Sultan Imaduddin Zanki. Dia berhasil menyatukan
negeri-negeri kecil yang ada di Syam dan berhasil membebaskan Roha.
Tidak lama berselang, dia berhasil dibunuh oleh salah seorang Syi’ah
Rafidhah. Dia kemudian digantikan oleh putranya, Nuruddin Mahmud
yang berhasil menyatukan total negeri-negeri yang ada di Syam, selain
juga sukses meruntuhkan negara Syi’ah Rafidhah di Mesir yang dahulunya
menjadi penyebab terlepasnya negeri-negeri yang ada di Syam dari
tangan umat Islam. Keruntuhan negara Syi’ah Rafidhah di Mesir tersebut
dikomandoi oleh muridnya, Shalahuddin Yusuf Al-Kurdi Al-‘Iraqi. Tidak
berhenti di sini, Shalahuddin kemudian berhasil menyatukan Hijaz
sehingga kembalilah Irak, Syam, Mesir dan Hijaz di bawah naungan
Daulah Islam yang satu. Setelah itulah, Shalahuddin kemudian berhasil
membebaskan Baitul Maqdis, sebagaimana yang dicatat oleh para
sejarawan.
5. Dalam catatan historis, keruntuhan negera Israel pada pertama dan
kedua kalinya berasal dari bangsa yang eksis di Irak. Pun demikian,
pembebasan Baitul Maqdis oleh umat Islam sebanyak tiga kali juga
berawal dari Irak. Pertama, yang dipimpin oleh Yusya’ bin Nun yang
berhasil mengalahkan bangsa bertubuh raksasa. Kedua, yang dipimpin
oleh Khalid bin Al-Walid dan ‘Amru bin Al-‘Ash yang berhasil menaklukkan
bangsa Romawi. Dan ketiga, di bawah pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi
yang berhasil mengusir tentara Salibis. Sunnatullah tidak akan berubah
dan sejarah akan terulang dengan sendirinya.
Pengalaman
Historis
Menurut Abu Al-Khaththab dengan berpijak catatan historis, tidak pernah
sekalipun Palestina dibebaskan sendiri oleh penduduknya. Bahkan ketika
tentara Yahudi memasuki Palestina, penduduknya tidak mampu untuk
mempertahankannya dan mengusir bangsa Yahudi setelah mereka
berhasil
menjajah
selama
beberapa
dekade.
Diantara beberapa catatan historis mengenai bukti bahwa sepanjang
masa Palestina hanya dibebaskan melalui Irak, yaitu:
1. Penghancuran Negara Israel Utara melalui orang-orang Asiria dibawah
pimpinan
Salmaneser
V
pada
tahun
722
SM.
2. Penghancuran Negara Yahudza Selatan melalui orang-orang Babilonia
yang dipimpin oleh Nebukadnezar II pada tahun 586 SM.
3. Penaklukan Palestina pada masa Sahabat di mulai dengan
menaklukkan Irak kemudian merambah ke Syam yang termasuk di
dalamnya
Palestina.
4. Saat Shalahuddin Al-Ayyubi menaklukkan Syam dan Palestina, pusat
Daulah Az-Zankiyah berada di Irak. Dari sanalah keluar instruksi kepada
Shalahuddin Al-Ayyubi untuk membebaskan Palestina.
Dari penjelasan keterangan tersebut di atas menurut Abu Al-Khaththabmaka jelaslah beberapa hal berikut, Zaman dahulu, Negara Yahudi pernah
tegak berdiri sebanyak dua kali, sementara yang menguasai dan
menghancurkan mereka adalah bangsa yang berasal dari Irak.
Pembebasan Palestina pada masa Sahabat dimulai dengan membebaskan
Irak. Dari Irak inilah para Sahabat kemudian berhasil menaklukkan Syam.
Saat pembebasan Baitul Maqdis dari tangan tentara Romawi pada masa
Shalahuddin Al-Ayyubi, pusat kepemimpinan dan komando berasal dari
Irak. Kemudian berdirilah Negara Yahudi untuk ketiga kalinya, dan
sejarahsebagaimana kita ketahui- akan terulang kembali bahwa Palestina
tidak akan dibebaskan kecuali dengan berkumpulnya kekuatan umat
Islam di bawah kepemimpinan dan komando dari Irak, sebagaimana
peristiwa-peristiwa sejarah yang disebutkan sebelumnya. Inshaa Allah
dengan izin Allah Daulah Islam panji hitam dari khurashan yang akan
membebaskan kembali Yerusalem dari tangan kaum yahudi. sebagaimana
hadis
rasulullah
Dari Abu Hurayrah, ia berkata : Bersabda Rasulullah SAW : “Akan muncul
dari Khurasan bendera-bendera hitam, dimana tidak ada satupun yang
dapat mengusirnya hingga ia tertancap di Iliya (Baitul maqdis).” (HR.
Tirmidhi).
“Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam Kitab itu, ‘Kamu pasti
akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan
menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar’. Maka apabila
saat hukuman bagi (kejahatan) yang pertama dari dua (kejahatan) itu
datang, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa,
lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Dan itulah ketetapan yang
pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk
mengalahkan mereka, Kami membantumu dengan harta kekayaan dan
anak-anak, dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu
berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika
kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.
Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan
musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam
masjid (Majidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama
kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai. Mudahmudahan Robb kamu melimpahkan rahmat kepadamu; tetapi jika kamu
kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu).
Dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang kafir.” (QS. AlIsra’:
4-8).
Ayat-ayat tersebut bercerita mengenai ketetapan Allah bahwa Bani Israel
akan melakukan kerusakan di muka bumi ini sebanyak dua kali dan
bersikap angkuh yang melampaui batas. Pada saat itulah, Allah kemudian
mengutus beberapa hamba-Nya yang memiliki kekuatan yang besar lalu
menguasai dan menghancurkan mereka. Kemudian Allah memberikan
kemenangan kembali kepada Bani Israel. Namun ketika Bani Israel
kembali melakukan kejahatan dan kezaliman maka Allah kembali
mengutus suatu kaum yang kembali menguasai dan menghancurkan
mereka
sebagaimana
saat
pertama
kalinya.
Dalam catatan sejarah bahwa pasukan yang pertama kali menghancurkan
bani Israel senagaimana ketapan yang pertama dalam ayat di ats adalah
Nebukadnezar, Raja Babilonia. Dalam bukunya Zionis, Gerakan
Menaklukkan Dunia, Maulani menjelaskan Setelah Sulaiman as wafat
pada tahun 922 SM, pemerintahan Daud terpecah menjadi dua: kerajaan
Israel di bawah pimpinan Jeroboam di sebelah utara dan kerajaan
Yahudza di sebelah selatan yang dipimpin oleh Rehoboam. Di antara
keduanya sering terlibat peperangan panjang hingga masa mereka
dihancurkan oleh Bukhtanshar Raja Babilonia pada tahun 587 SM. Pada
penyerangan ini terjadi penghancuran terhadap Yerusalem termasuk
terhadap Haekal Sulaiman. Mereka berhasil menawan dan membawa
banyak orang-orang Yahudi ke Babilonia dan menetap di sana yang
dikenal dalam sejarah Yahudi dengan para tawanan orang-orang Babilonia
Abu Al-Khaththab Al-Maqdisi, dalam bukunya Ad-Dalaail Al-Watstaq ‘ala
Anna Zawaal Daulah Al-Yahuud min AL-Iraaq. telah memberi sebuah
anlisa bahwa beberapa ayat dari QS. Al-Isra’ tersebut, beliau telah
menemukan beberapa kesimpulan. Diantaranya:
1. Keruntuhan Negara Yahudi untuk pertama dan kedua kalinya
dihancurkan oleh bangsa yang berasal dari Irak, yaitu Bangsa Asiria dan
Bangsa
Babilonia.
2. Jika mereka kembali melakukan kerusakan di negeri yang diberkahi
tersebut maka Allah akan kembali meruntuhkan mereka dengan
perantaran bangsa yang berasal dari Irak, sebagaimana pada keruntuhan
pertama
dan
kedua
mereka.
3. Pembebasan Palestina pada masa Sahabat dimulai dengan
membebaskan Irak. Dari Irak inilah kemudian para Sahabat kemudian
berhasil
menaklukkan
Syam.
4. Jihad melawan ekspansi Salibis pada era Perang Salib juga berasal dari
Irak yang dipimpin oleh Sultan Imaduddin Zanki. Dia berhasil menyatukan
negeri-negeri kecil yang ada di Syam dan berhasil membebaskan Roha.
Tidak lama berselang, dia berhasil dibunuh oleh salah seorang Syi’ah
Rafidhah. Dia kemudian digantikan oleh putranya, Nuruddin Mahmud
yang berhasil menyatukan total negeri-negeri yang ada di Syam, selain
juga sukses meruntuhkan negara Syi’ah Rafidhah di Mesir yang dahulunya
menjadi penyebab terlepasnya negeri-negeri yang ada di Syam dari
tangan umat Islam. Keruntuhan negara Syi’ah Rafidhah di Mesir tersebut
dikomandoi oleh muridnya, Shalahuddin Yusuf Al-Kurdi Al-‘Iraqi. Tidak
berhenti di sini, Shalahuddin kemudian berhasil menyatukan Hijaz
sehingga kembalilah Irak, Syam, Mesir dan Hijaz di bawah naungan
Daulah Islam yang satu. Setelah itulah, Shalahuddin kemudian berhasil
membebaskan Baitul Maqdis, sebagaimana yang dicatat oleh para
sejarawan.
5. Dalam catatan historis, keruntuhan negera Israel pada pertama dan
kedua kalinya berasal dari bangsa yang eksis di Irak. Pun demikian,
pembebasan Baitul Maqdis oleh umat Islam sebanyak tiga kali juga
berawal dari Irak. Pertama, yang dipimpin oleh Yusya’ bin Nun yang
berhasil mengalahkan bangsa bertubuh raksasa. Kedua, yang dipimpin
oleh Khalid bin Al-Walid dan ‘Amru bin Al-‘Ash yang berhasil menaklukkan
bangsa Romawi. Dan ketiga, di bawah pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi
yang berhasil mengusir tentara Salibis. Sunnatullah tidak akan berubah
dan sejarah akan terulang dengan sendirinya.
Pengalaman
Historis
Menurut Abu Al-Khaththab dengan berpijak catatan historis, tidak pernah
sekalipun Palestina dibebaskan sendiri oleh penduduknya. Bahkan ketika
tentara Yahudi memasuki Palestina, penduduknya tidak mampu untuk
mempertahankannya dan mengusir bangsa Yahudi setelah mereka
berhasil
menjajah
selama
beberapa
dekade.
Diantara beberapa catatan historis mengenai bukti bahwa sepanjang
masa Palestina hanya dibebaskan melalui Irak, yaitu:
1. Penghancuran Negara Israel Utara melalui orang-orang Asiria dibawah
pimpinan
Salmaneser
V
pada
tahun
722
SM.
2. Penghancuran Negara Yahudza Selatan melalui orang-orang Babilonia
yang dipimpin oleh Nebukadnezar II pada tahun 586 SM.
3. Penaklukan Palestina pada masa Sahabat di mulai dengan
menaklukkan Irak kemudian merambah ke Syam yang termasuk di
dalamnya
Palestina.
4. Saat Shalahuddin Al-Ayyubi menaklukkan Syam dan Palestina, pusat
Daulah Az-Zankiyah berada di Irak. Dari sanalah keluar instruksi kepada
Shalahuddin Al-Ayyubi untuk membebaskan Palestina.
Dari penjelasan keterangan tersebut di atas menurut Abu Al-Khaththabmaka jelaslah beberapa hal berikut, Zaman dahulu, Negara Yahudi pernah
tegak berdiri sebanyak dua kali, sementara yang menguasai dan
menghancurkan mereka adalah bangsa yang berasal dari Irak.
Pembebasan Palestina pada masa Sahabat dimulai dengan membebaskan
Irak. Dari Irak inilah para Sahabat kemudian berhasil menaklukkan Syam.
Saat pembebasan Baitul Maqdis dari tangan tentara Romawi pada masa
Shalahuddin Al-Ayyubi, pusat kepemimpinan dan komando berasal dari
Irak. Kemudian berdirilah Negara Yahudi untuk ketiga kalinya, dan
sejarahsebagaimana kita ketahui- akan terulang kembali bahwa Palestina
tidak akan dibebaskan kecuali dengan berkumpulnya kekuatan umat
Islam di bawah kepemimpinan dan komando dari Irak, sebagaimana
peristiwa-peristiwa sejarah yang disebutkan sebelumnya. Inshaa Allah
dengan izin Allah Daulah Islam panji hitam dari khurashan yang akan
membebaskan kembali Yerusalem dari tangan kaum yahudi. sebagaimana
hadis
rasulullah
Dari Abu Hurayrah, ia berkata : Bersabda Rasulullah SAW : “Akan muncul
dari Khurasan bendera-bendera hitam, dimana tidak ada satupun yang
dapat mengusirnya hingga ia tertancap di Iliya (Baitul maqdis).” (HR.
Tirmidhi).