Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Zakiah Nur Azizah, 2016 KONTRIBUSI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE- BANDUNG UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengembangan sistem dalam pengelolaan pendidikan memiliki peran penting dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pengembangan sistem pendidikan pada tingkat sekolah dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia harus bermuara pada tujuan pendidikan nasional. Secara makro dalam UU RI No.20 Tahun 2003, pendidikan nasional berjalan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh. Sedangkan secara mikro dalam UU RI No.20 Tahun 2003, pendidikan nasional membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia, memiliki nalar maju, cakap, cerdas, inovatif, dan bertanggung jawab, berkemampuan komunikasi sosial tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, demokratis, dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri. Selain tujuan pendidikan nasional ada pula tujuan institusional, tujuan institusional merupakan tujuan untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab V Pasal 26 dijelaskan bahwa: Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2 Zakiah Nur Azizah, 2016 KONTRIBUSI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE- BANDUNG UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa : “kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan p rofesi.” Pada hakekatnya, guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik sebagai pendidik yang profesional merupakan guru yang benar-benar berkompeten dibidangnya. Berdasarkan sumber data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan bahwa nilai rata-rata UKG nasional pada tingkat TK, SD, SLB, SMP, SMA, dan SMK pada tahun 2015 adalah 56,69. Nilai rata- rata tersebut dari aspek kompetensi pedagogik sebesar 52,37 dan kompetensi profesional sebesar 58,55 dengan skala nilai 0-100. Di Provinsi Jawa Barat, UKG yang telah dilaksanakan menghasilkan nilai rata-rata 58,97. Nilai rata-rata tersebut dari aspek kompetensi pedagogik sebesar 54,36 dan kompetensi profesional sebesar 60,95. Pada tingkat SMP, hasil UKG nasional yaitu rata-rata 58,25. Berdasarkan pemaparan di atas bahwa nilai UKG nasional pada tingkat SMP sudah melampaui nilai UKG nasional pada tingkat TK, SD, SLB, SMP, SMA, dan SMK. Dengan demikian kinerja guru sudah optimal. Dengan kinerja guru yang berkualitas dapat memberikan dampak terhadap hasil pembelajaran peserta didik dilihat dari rata-rata Nilai Ujian Nasional UN di Kota Bandung tahun 20152016 persentase kelulusannya yaitu mencapai 100. Berdasarkan sumber dari litbang kemendikbud SMP Negeri yang ada di Kota Bandung terutama dibagian Bandung Utara pada tahun 2015 memasuki peringkat 10 besar di Provinsi Jawa Barat yaitu SMP Negeri 5 dengan peringkat ke empat yaitu nilai sebesar 347,72 dengan rata-rata nilai 86,93. Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, karena guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas memberikan sejumlah bahan pelajaran kepada peserta 3 Zakiah Nur Azizah, 2016 KONTRIBUSI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE- BANDUNG UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina peserta didik agar menjadi manusia yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak, terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam mencapai mutu pendidikan yang baik, sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru. Kinerja guru merupakan sarana penentu dalam mencapai tujuan pendidikan, baik tujuan pendidikan nasional maupun tujuan institusional. Kinerja adalah kemampuan Ability dan motivasi Motivation. Hal tersebut sesuai dengan pendapat John W. Atkinson dalam Wibowo, 2007, hlm. 99 mengemukakan bahwa : “kinerja merupakan fungsi motivasi dan kemampuan. Dengan demikian, model persamaan kinerja=f motivasi, kemampuan. ” Dalam berbagai referensi dapat diketahui berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Armstrong dan Baron dalam Wibowo, 2007, hlm. 99 yaitu : ”personal factor, leadership, team factor, system factor.” Selain itu menurut Sutermeister 1976, hlm. 11 memaparkan bahwa: Kinerja atau performance dipengaruhi oleh 2 unsur yaitu motivation dan ability. Unsur-unsur yang ada dari motivasi yaitu phsycal conditions, individuals phsycological social egoistic, formal organization, informal organization groups. Unsur dari ability yaitu skill dan knowledge. Dari pengertian kinerja diatas, jadi kinerja merupakan kemampuan yang dimiliki berdasarkan pada tugas dan tanggung jawab dan didorong oleh motivasi dalam manghasilkan suatu pekerjaan. Dimensi dari kinerja guru adalah kemampuan pedagogik, kemampuan profesional, kemampuan kepribadian, dan kemampuan sosial. Faktor pertama yang mempengaruhi kinerja dari unsur motivation motivasi yaitu dilihat dari formal organization atau sistem dari organisasi, yaitu 4 Zakiah Nur Azizah, 2016 KONTRIBUSI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE- BANDUNG UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kualitas kehidupan kerja. Menurut Cascio 2006, hlm. 24 menyatakan bahwa terdapat dua cara dalam menjalankan kualitas kehidupan kerja yaitu : Pertama, kualitas kehidupan kerja dipandang sebagai sekumpulan persepsi karyawan mengenai rasa aman dalam bekerja, kepuasan kerja, dan kondisi untuk dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia. Kedua, kualitas kehidupan kerja dipandang sebagai sekumpulan sasaran yang ingin dicapai melalui kebijakan organisasi seperti : kondisi kerja yang aman, keterlibatan kerja, kebijakan pengembangan karir, kompensasi yang adil dan lain-lain. Menurut Nawawi 2001 terdapat sembilan komponen dalam kualitas kehidupan kerja yaitu : “restrukturisasi kerja, sistem imbalan, lingkungan kerja, partisipasi pekerja, kebanggan, pengembangan karir, penyelesaian konflik, komunikasi, dan kesehatan kerja .” Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep kualitas kehidupan kerja adalah sebuah pendekatan sistem manajemen yang bertujuan untuk mengkoordinasikan dan mengelola potensi yang dimiliki oleh guru sehingga tercipta rasa aman dalam bekerja dapat menumbuhkan kepuasan kerja sehingga guru dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia. Dimensi kualitas kehidupan kerja dalam penelitian ini yaitu dilihat dari restrukturisasi kerja, partisipasi dan sistem imbalan. Faktor kedua yang mempengaruhi kinerja dari unsur ability kemampuan adalah Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB. Pengembangan profesi tenaga pendidik sangat berperan dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Pengembangan profesi guru secara berkelanjutan memiliki dampak terhadap kualitas pembelajaran. Menurut Loeb, dkk. 2012 memaparkan bahwa : “meningkatkan pembelajaran bukan hanya sekedar bagaiamana memperoleh guru yang baik, akan tetapi perlunya dukungan peningkatan kompetensi guru. Melalui pengembangan keprofesian secara berkelanjutan, guru dapat meningkatkan kompetensinya sebagai dukungan dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Pengembangan guru yang dilakukan secara berkesinambungan tentunya akan berdampak terhadap kualitas kinerja guru. Pengembangan profesi tenaga pendidik sangat berperan dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan 5 Zakiah Nur Azizah, 2016 KONTRIBUSI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE- BANDUNG UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Institue For Learning IFL yang menyatakan bahwa : “Continuing professional development means maintaining, improving and broadening relevant knowledge and skills in your subject specialism and your teaching so that it has a positive impact one.” Pendidikan yang dinamis menuntut guru untuk terus meningkatkan kompetensinya guna menghadapi tuntutan perkembangan zaman terkait kualitas mutu pendidikan. Kegiatan pengembangan profesi guru dapat dilakukan baik secara mandiri atau melalui komunitas belajar learning community seperti seminar, pelatihan, pembuatan karya tulis, in house training, lesson study, atau kegiatan lain dalam forum belajar misalnya Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP. Kegiatan dari pengembangan keprofesian berkelanjutan menurut kemendikbud adalah: “pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.” Tiga macam kegiatan tersebut dapat dilakukan baik secara individu maupun berkelompok. Pada hakekatnya kegiatan-kegiatan yang di ulas diatas bertujuan untuk peningkatan kompetensi guru sehingga mampu menghadapi tuntutan pendidikan serta melakukan inovasi dalam rangka peningkatan kualitas mutu pembelajaran. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan suatu proses tindakan yang dilakukan guru secara berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kompetensinya untuk menunjang karirnya sebagai guru yang profesional. Dimensi dari pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah evaluasi diri, analisis kebutuhan, pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan didukung dengan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, bahwa beberapa sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Bandung Utara sudah berakreditasi A sudah menjalankan pengembangan keprofesian berkelanjutan yaitu dilihat di sekolah sudah melaksanakan in house training, lesson study, pembuatan karya tulis, seminar, pelatihan atau kegiatan lain dalam forum belajar misalnya MGMP. Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, penulis ingin mengetahui seberapa besar “Kontribusi Kualitas Kehidupan Kerja dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri se-Bandung Utara .” 6 Zakiah Nur Azizah, 2016 KONTRIBUSI KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE- BANDUNG UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian