B. Tinjauan Mengenai Jaminan Fidusia
1. Pengertian Jaminan Fidusia
,
Dari definisi Fidusia yang diberikan Undang- Undang Fidusia dapat di katakan bahwa dalam Jaminan fidusia terjadi pengalihan
hak kepemilikan. Pengalihan itu terjadi atas dasar kepercayaan dengan janji benda
yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda. Pengalihan hak kepemilikan tersebut dilakukan dengan cara
. Dalam kehidupan sehari - hari, selama ini kita mengenal
lembaga jaminan fidusia dalam bentuk atau disingkat FEO yang berarti pengalihan hak milik
secara kepercayaan. Pranata jaminan FEO ini timbul berkenaan dengan ketentuan dalam Pasal 1152 Ayat 2 Kitab Undang- Undang
Hukum Perdata yang mengatur tentang gadai. Sesuai dengan pasal ini kekuasaan atas benda yang digadaikan tidak boleh berada pada
pemberi gadai. Larangan tersebut mengakibatkan bahwa pemberi gadai tidak dapat mempergunakan benda yang digadaikan untuk
keperluan usahanya.
27
27
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op.cit.,
halaman 123
constitutum possessorium verklaring van houderschap
“fiduciaire eigendoms overdracht”
Jaminan Fidusia
Menurut. Subekti berarti: “secara kepercayaan”
suatu kepercayaan yang diberikan secara timbal balik oleh suatu pihak kepada yang lain, bahwa apa yang keluar ditampakkan
sebagai pemindahan milik, sebenarnya kedalamkeluar hanya suatu jaminan saja untuk suatu utang”
28
. Dalam Undang-Undang No. 42 tahun 1999 memberikan
pengertian mengenai Fidusia dan Jaminan fidusia. Dalam Pasal 1 butir 1 disebutkan pengertian mengenai Fidusia yang berarti sebagai
berikut: “Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas
dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda”.
Sedangkan Pasal 1 butir 2 Undang - Undang Jaminan Fidusia memuat pengertian:
“Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak
bergerak khususnya yang tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor
28
R. Subekti, ,
Bandung: Alumni,`1982 halaman, 76
fiduciaire
Jam inan- Jaminan Untuk Pem berian Kredit Menurut Hukum Indonesia
4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan
hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditor lainnya”.
Dalam Undang - Undang Fidusia yang dimaksud dengan subjek adalah Pemberi fidusia dan penerima fidusia. Pasal 1 Ayat 5
Undang-Undang Fidusia menyebutkan bahwa Pemberi fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi pemilik benda yang
menjadi objek jaminan fidusia, dan Pasal 1 ayat 6 menyebutkan, Penerima Fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi yang
mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin dengan ja fidusia. Korporasi adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum
atau berbadan usaha bukan berbadan hukum. Sedangkan yang dimaksud dengan wakil adalah seseorang yang secara hukum
dianggap sah mewakili Penerima Fidusia dalam penerimaan jaminan fidusia, misalnya wali amanat dalam mewakili kepentingan
pemegang obligasi. Pasal 9 Undang- Undang Fidusia menetapkan bahwa Jaminan fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih
satuan atau jenis benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan maupun yang diperoleh kemudian. Ini
2. Subjek jaminan fidusia