Subyek Pajak Bumi dan Bangunan Obyek Pajak Bumi dan Bangunan

IPEDA, hasilnya diserahkan pada Pemerintah Daerah walaupun pajak tersebut masih merupakan pajak pusat. Hasil Iuran Pembangunan Daerah IPEDA tersebut digunakan untuk membiayai Pembangunan Daerah. Tetapi yang disayangkan bahwa dasar hukum Iuran Pembangunan Daerah IPEDA sangat lemah atau dapat di katakan tidak ada dasar hukumnya. Memang maksud Iuran Pembangunan Daerah IPEDA adalah untuk menggantikan Verponding. Inlands Verponding dan Pajak Hasil Bumi pada waktu itu merupakan pajak atas harta tak gerak.Tetapi belum pernah ada undang-undang yang menghapuskan Verponding dan Pajak Hasil Bumi. Selanjutnya masing-masing daerah dapat mengubah peraturan Iuran Pembangunan Daearah IPEDA. Maka Pajak Bumi dan Bangunan yang baru merupakan suatu jalan keluar yang sangat berharga yang memberikan dasar hukum yang kuat, dan memberikan keseragaman sehingga pungutan itu tidak dilakukan secara simpang siur di masing-masing daerah. 15

D. Subyek Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan dikenakan atas bumi dan atau bangunan. Subyek Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. Dengan demikian subyek pajak tersebut diatas menjadi wajib pajak Pajak Bumi dan Bangunan. Jika subyek pajak dalam waktu yang lama berada di luar wilayah letak Obyek Pajak sedangkan perawatannya dikuasakan kepada orang atau badan, orang atau badan 15 Rochmat Soemitro, SH, ibid, hlm 3. yang diberi kuasa dapat ditunjuk sebagi wajib pajak oleh Direktur Jenderal Pajak. Namun penunjukkan tersebut bukan merupakan bukti kepemilikan. Subyek Pajak yang ditetapkan seperti pada contoh diatas dapat memberikan keterangan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak bahwa ia bukan wajib pajak terhadap obyek pajak yang dimaksud. Apabila keterangan wajib pajak disetujui, maka Direktur Jenderal Pajak membatalkan penetapan sebagai wajib pajak dalam jangka waktu satu bulan sejak diterimanya surat keterangan dimaksud. Namun bila tidak disetujui, Direktur Jenderal Pajak mengeluarkan Surat Keputusan penolakan disertai dengan alasan-alasan. Selanjutnya setelah jangka waktu satu bulan sejak diterima Surat Keterangan ternyata Direktur Jenderal tidak memberi keputusan keterangan yang telah pernah diajukan dianggap disetujui.

E. Obyek Pajak Bumi dan Bangunan

Sebagaimana penjelasan diatas bahwa Pajak Bumi dan Bangunan dikenakan atas Bumi dan atau Bangunan, maka obyek pajaknya adalah bumi dan atau bangunan. Pengertian bumi adalah permukaan bumi yang ada di bawahnya, sedangkan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah atau perairan. Termasuk dalam pengertian bangunan adalah : 1. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut; 2. Jalan Tol; 3. Kolam renang 4. Pagar mewah; 5. Tempat olahraga; 6. Galangan kapal, dermaga; 7. Taman mewah; 8. Tempat penampungan kilang minyak, air dan gas, pipa minyak; 9. Fasilitas lain yang memberikan manfaat. 16

F. Surat Pemberitahuan Obyek Pajak