Produksi Juwana Kuda Laut (Hippocampus kuda) pada Sistern Resirkulasi Filtrasi dengan Penambahan Amoniak dan Nitrit.

PRODUKSI JUWANA KUDA LAUT (Hippocampus kuda) PADA
SISTEM RESIRKULASI FILTRASI DENGAN PENAMBAHAN
AMONIAK DAN NITRIT

ADHITYA MARENDRA KILOES

SKRIPSI

PROGRAM STUD1 TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIR4N
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

PRODUKSI JUWANA KUDA LAUT (Hippocun~puskudu) PADA SISTEM
RESIRKULASI FILTRASI DENGAN PENAMBAHAN AMONIAK DAN
NITRIT

adalah benar lnerupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Selnua sumber data dan informasi yang berasal
atau dari karya yang diterbitkan lnaupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi
ini.
Bogor, Desember 2004

ADHITYA MARENDRA KILOES
C01400047

ABSTRAK
ADHITYA MARENDRA XILOES. Produksi J u w a n a Kuda L a u t (Hi/?poc(rt~t[~us
kuda) pada Sistern Resirkulasi Filtrasi dengan Penambahan Arnoniak dan Nitl-it.
Dibimbing ofell Ir. Irzal Effendi, M.Si. d a n Dr. Ir. K u k u l ~Nirn~ala,M.Sc.
Dalaln pengembangbiakan kuda laut, kestabilan kualitas air sanyat
menentukan keberhasilan kegiatan tersebut, karena kuda laut menibut~~likan
lingkungan yang stabil untuk bereproduksi. Untuk menstabilkan lingkungan dapat
digunakan sistem resirkulasi. Sistem resirkulasi dilengkapi dengan filter biologi.
Untuk mengkondisikan filter biologi dapat dilakukan dengan mempercepat
penumbuhan bakteri nitrifikasi antara lain dengan menambahkan nutrisi yany

dibutuhkan oleh bakteri tersebut. Nutrisi yang diperlukan oleh bakteri tersebut adalah
amoniak dan nitrit, antara lain dalam bentuk NH4CI dan NaN02. Apabila siste~n
resirkulasi berjalan dengan baik maka akan tercapai kestabilan lingkungan seliingga
bisa mendukung pemijahan. Penetitian ini bertujuan untilk mengetahui produksi
juwana kuda laut yang dipelihara pada sistem resirkulasi dengan penambahan
amonium klorida (NH4CI) dan sodium nitrit (NaN02) saat awal pengoperasian
sistem. Tingkah laku dan perubahan warna kuda laut serta kualitas air pada sistem
resirkulasi tersebut juga dikaji.
Sistem resirkulasi yang digunakan sebanyak 2 unit yang terdiri dari wadali
pemeliharaan (bak fiber 1,5 ton), filter mekanik (kapas filter), filter biologi (karang
mati dan cangkang kerang), dan bak pengendapan (akuarium 100 liter, ditanam
rumput laut Eucheuma cotonii). Untuk meningkatkan kerja filter biologi salali satu
sistem diberi penambahan amonium klorida (NH4CI) 46 mg/l (69 gl1500 I) dan
sodium nitrit (NaN02) 73 mgll (109,5 g/1500 I) pada bak pemeliharaan setiap hari
selama 20 hari sebelum induk kuda laut dimasukkan. Sistem yang lain dijalankan
selama 20 hari sebelum induk kuda laut dimasukkan tanpa penambahan apapun.
lnduk kuda laut dipilih yang berumur 8 bulan dan warna seragam. Padat
penebaran induk 20 ekor tiap ton wadah pemeliharaan (30 ekorl wadah). Ukuran
induk jantan lebih besar (10,46 1,10 g) dari induk betina (9,58 i 1,58 g). Induk
jantan dan betina sebelumnya dipelihara dalam wadah yang terpisah untuk

mengosongkan perut induk jantan dan mematangkan gonad induk betina. Pemberian
pakan ikan rucah cincang dilakukan pada pagi (07.00 WIB) dan sore liari (15.30
WIB) sebanyak 5% dari bobot total induk. Induk kuda laut dipelihara selama 41 liari.
Peubali yang diamati adalah jumlali juwana yang dihitung setiap kali ada kelaliiran,
warna tubuli, dan kualitas air (suhu, salinitas, pH, DO, NH3, NO?, N o 3 d a ~ i
kelimpalian bakteri), dan pertumbuhan rumput laut. Data jumlali juwana dan kualitas
air dianalisis dengan statistik non parametrik Kruskal-Wallis.
Jumlah total juwana yang dihasilkan adalah 903 dan 931 ekor niasing-~ilasing
pada sistem tanpa penambahan dan dengan penambahan NHdCI dan NaNOz. jumlah
juwana setiap kelahiran pada kedua sistem adalah sama. Nilai kualitas air (NH3, N02,
NO3) untuk pemijahan pada kedua sistem telah layak untuk pemijahan ltuda laut
semenjak awal masa pemeliharaan. Pada sistem resirkulasi tanpa dan dengan
penambahan NH4CI dan NaN02 nilai NH3, NO2, NO3 masing-masing adalah 0,0065-

*

0,063 ppm dan 0,012-0,11 ppm, 0,016-0,125 ppm dan 0,032-1,7 ppm, 0,12-O,S3 ppm
dan 0,89-2,75 ppm. Penambahan NH4CI dan NaNOz hanya menyebabkan perbedaa~i
kualitas air pada awal pemeliharaan saja. Nilai suhu, salinitas, pH dan DO yang
didapat juga rnasih dalam kisaran yang baik untuk kehidupan kuda laut dan bakteri

nitrifikasi. Nilai kualitas air dikatakan stabil karena berada dalain kisaran yang
dibolehkan dan perubahannya tidak terlalu besar.
Perbedaan warna kuda laut terjadi pada saat masa terakhir pemeliharaan.
Warna kuda laut yang dipelihara di sistem resirkulasi dengan penambalian NH4CI dan
NaNOz menjadi lebih gelap.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa produksi juwana antara
kedua sistem adalah sama. Jumlah total juwana pada sistern tanpa dan deligat1
penarnbahan NH4CI dan NaNOz masing-masing 903 dan 931 ekor. Kualitas air pada
kedua sistem juga tidak berbeda, masih dikatakan stabil dan layak untuk pemijahan
kuda laut. Dapat disarankan untuk pemijahan kuda laut dalarn sistem resirkulasi tidak
diperlukan penambahan NH4CI dan NaN02untuk menumbuhkan bakteri nitritikasi.