Menganalisis tujuan pembelajaran
b. Menganalisis tujuan pembelajaran
1) Siswa mampu menjelaskan tatacara pengurusan jenazah (memandikan, mengkafankan, menshalatkan, dan menguburkan).
2) Siswa mampu mempraktekkan tatacara pengurusan jenazah (memandikan, mengkafankan, menshalatkan dan menguburkan).
Dari hasil analisis kedua tujuan pembelajaran tersebut maka peneliti memilih kedua tujuan pembelajaran tersebut namun hanya dari aspek mengkafani jenazah saja, sedangkan untuk memandikan, menshalatkan dan menguburkan tidak dipilih karena peneliti ingin fokus mengembangkan bahan ajar hanya dengan satu sub materi saja yaitu mengkafani jenazah. Materi mengkafani jenazah adalah materi yang cukup kompleks namun cukup mudah untuk diterapkan pada bahan ajar berbasis multimedia karena didalamnya terdapat tahapan-tahapan serta ketentuan- ketentuan dalam proses pelaksanaannya. Tahapan-tahapan (tutorial) inilah nantinya yang hanya mampu digambarkan dalam bahan ajar berbasis multimedia yang dikembangkan.
Analisis tujuan pembelajaran ini dilakukan untuk menetapkan sejumlah keterampilan tertentu yang harus dimiliki siswa agar mampu mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan yang harus dimiliki siswa yang telah dirumuskan adalah memahami tata cara penyelenggaraan jenazah (mengkafani jenazah) serta mampu memperagakan tatacara penyelenggaraan jenazah (mengkafani jenazah). Jika siswa mampu Analisis tujuan pembelajaran ini dilakukan untuk menetapkan sejumlah keterampilan tertentu yang harus dimiliki siswa agar mampu mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan yang harus dimiliki siswa yang telah dirumuskan adalah memahami tata cara penyelenggaraan jenazah (mengkafani jenazah) serta mampu memperagakan tatacara penyelenggaraan jenazah (mengkafani jenazah). Jika siswa mampu
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, peneliti akan melakukan ujicoba bahan ajar pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 P.Raya. Adapun jumlah siswa kelas XI IPA yang mengikuti proses ujicoba produk baik perorangan, kelompok kecil dan kelompok besar ada 31 orang. Data siswa yang ikut serta dalam proses ujicoba bahan ajar berbasis multimedia dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Daftar nama siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 P.Raya
1 Andini Ridho Ningrum
1 Ahmad Rifani
2 Denta Ayu. S
2 Ahmad Reza Pahlevi
3 Nadya Wira
3 Muhammad Bahrul Anwar
4 Rani Yatin Ulfa
4 Teguh Prasetyo
5 Vira Wiriyati Safitri
5 Ihsantio
6 Adinda Rizky Amelia
6 Irdian Sundah
7 Adifa Muzdalifa
7 Jihad Alif Alfiqri
8 Dhea Aulindasari
8 Nur Muhammad Faisal Ghani
9 Gina Yuvani Amelia
9 R. Seandy. N.P.P
10 Ifah Minarwiyanti
10 Eko Sigit Prayogo
11 Nor Hikmah
11 Yudha Nugraha
12 Riezky Faradina
12 Apriannor
13 Rizky Apriliani Putri
13 Hendra Priwijaya
14 Septia
14 Rahmad Rully Fauzi
15 Sabila Putri
16 Sintya Octaviani
17 Nonik Nazlika
Sebelum peneliti mengembangkan bahan ajar, peneliti sudah menganalisis karakter siswa kelas XI IPA yang berusia sekitar 16, 17, dan Sebelum peneliti mengembangkan bahan ajar, peneliti sudah menganalisis karakter siswa kelas XI IPA yang berusia sekitar 16, 17, dan
Walaupun pada mulanya Piaget beranggapan bahwa pada usia sekitar 15 tahun, hampir semua remaja akan mencapai tahap perkembangan formal operation ini. Namun kenyataannya membuktikan bahwa banyak siswa SMA bahkan sebagian orang dewasa sekalipun tidak
memiliki kemampuan berfikir dalam tingkat ini. 58 Oleh karena itu, siswa pada tahap formal operation ini lebih cocok menggunakan kegiatan
pembelajaran yang bersifat konstruktifisme dan kontekstual. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 P.Raya memiliki karakteristik yang sama seperti yang digambarkan oleh Piaget. Mereka masih belum mampu mengambil kesimpulan atas apa yang disampaikan guru dengan menggunakan bahasa verbal serta belum mampu mengasumsikan sesuatu yang mereka dengar tanpa mereka amati. Sehingga bahan ajar yang peneliti kembangkan mampu membantu siswa dalam mencerna materi yang bersifat abstrak karena bahan ajar yang dikembangkan mampu memproyeksikan serta memvisualisasikan materi pembelajaran kedalam bentuk nyata, seperti terdapat animasi dalam tatacara mengkafani jenazah.yang terdapat didalam bahan ajar berbasis multimedia yang dikembangkan. Bahan ajar yang dikembangkan ini cocok untuk laki-laki dan perempuan karena didalamnya terdapat praktek mengkafani jenazah untuk lelaki dan pembelajaran yang bersifat konstruktifisme dan kontekstual. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 P.Raya memiliki karakteristik yang sama seperti yang digambarkan oleh Piaget. Mereka masih belum mampu mengambil kesimpulan atas apa yang disampaikan guru dengan menggunakan bahasa verbal serta belum mampu mengasumsikan sesuatu yang mereka dengar tanpa mereka amati. Sehingga bahan ajar yang peneliti kembangkan mampu membantu siswa dalam mencerna materi yang bersifat abstrak karena bahan ajar yang dikembangkan mampu memproyeksikan serta memvisualisasikan materi pembelajaran kedalam bentuk nyata, seperti terdapat animasi dalam tatacara mengkafani jenazah.yang terdapat didalam bahan ajar berbasis multimedia yang dikembangkan. Bahan ajar yang dikembangkan ini cocok untuk laki-laki dan perempuan karena didalamnya terdapat praktek mengkafani jenazah untuk lelaki dan