EVALUASI KURIKULUM PAI K13 KELAS 1 SD NE

  

EVALUASI KURIKULUM PAI K13 KELAS 1

SD NEGERI KRATON KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang

  Saat pemerintah sudah mulai menerapkan kurikulum K13. K13 diberlakukan untuk pada tahun 2013.

  Penerapan secara serentak di SD Kraton baru dapat dilaksanakan pada semester 1 tahun 2014. Hal ini terkait dengan kesiapan sekolah dan sumber daya yang ada. Masa transisi penerapan kurikulum 2013. Ada beberapa permasalahan yang ditemukan dalam penerapan K13 khususnya mata pelajaran PAI.(wawancara, data hasil belajar siswa pada semester 1 akhir). Fakta. 1,2.3. Dampak jika masalah dipecahkan. Upaya pemecahan permasalahan, melakukan evaluasi. Urgensi evaluasi kurikulum..

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana evaluasi implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI kelas 1 di SD Negeri Kraton Pasuruan?

  2. Apa saja hambatan-hambatan implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI kelas 1 di SD Negeri Kraton Pasuruan?

  3. Bagaimana konsep upaya peningkatan kualitas implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI kelas 1 di SD Negeri Kraton Pasuruan?

  1.3 Tujuan Evaluasi

  1. Mendeskripsikan evaluasi implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI kelas 1 di SD Negeri Kraton Pasuruan.

  2. Mengidentifikasi hambatan-hambatan implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI kelas 1 di SD Negeri Kraton Pasuruan.

  3. Menghasilkan Konsep upaya peningkatan kualitas implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI kelas 1 di SD Negeri Kraton Pasuruan.

  1.4 Manfaat Evaluasi

  1. Bagi siswa: Siswa dapat belajar lebih mudah, cepat dan menyenangkan sehingga pembelajaran berjalan lebih efektif, efisien dan menarik.

  2. Bagi guru b. Guru akan dapat mengajar lebih efiesien.

  c. Guru akan dapat mengajar lebih berdaya tarik.

  3. Bagi sekolah:

  a. Dapat mengetahui hasil evaluasi implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI kelas 1 di SD Negeri Kraton Pasuruan.

  b. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI kelas 1 di SD Negeri Kraton Pasuruan.

  c. Dapat menetapkan kebijakan upaya peningkatan kualitas implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI kelas 1 di SD Negeri Kraton Pasuruan.

  4. Dinas Pendidikan.

  5. Ilmu Pendidikan Islam.

  1.5 Definisi Operasional

A. Pengertian Evaluasi

  Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Fokus evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok atau kelas. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu program.

  Evaluasi menurut Griffin & Nix (1991) adalah judgment terhadap nilai atau implikasi penilaian. Menurut Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Masih banyak lagi definisi tentang evaluasi, namun semuanya selalu memuat masalah informasi dan kebijakan, yaitu informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan berikutnya.

  Evaluasi secara singkat juga dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Informasi yang digunakan untuk mengevaluasi program pembelajaran harus memiliki kesalahan sekecil mungkin. Evaluasi pada dasarnya adalah melakukan judgment terhadap hasil penilaian, maka kesalahan pada penilaian dan pengukuran harus sekecil mungkin.

  Stark dan Thomas (1994) menyatakan bahwa evaluasi yang hanya melihat

  kesesuaian antara unjuk kerja dan tujuan telah dikritik karena menyempitkan fok us dalam banyak situasi pendidikan. Hasil yang diperoleh dari suatu program pembelajaran bisa banyak dan multi dimensi. Ada yang terkait dengan tujuan ada yang tidak. Yang tidak terkait dengan tujuan bisa bersifat positif dan bisa negatif. Oleh karena itu, pendekatan goal free dalam melakukan evaluasi layak untuk digunakan. Walaupun tujuan suatu program adalah untuk meningkatkan prestasi belajar, namun bisa diperoleh hasil lain yang berupa rasa percaya diri, kreatifitas, kemandirian, dan lain-lain.

  Astin (1993) mengajukan tiga butir yang harus dievaluasi agar hasilnya dapat

  meningkatkan kualitas pendidikan. Ketiga butir tersebut adalah masukan, lingkungan sekolah, dan keluarannya. Selama ini yang dievaluasi adalah prestasi belajar peserta didik, khususnya pada ranah kognitif saja. Ranah afektif jarang diperhatikan lembaga pendidikan, walau semua menganggap hal ini penting, tetapi sulit untuk mengukurnya.

B. Jenis-jenis Evaluasi

1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi:

  a. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan- kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

  b. Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu. c. Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.

  d. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

  e. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.

  a. Evaluasi konteks adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.

  b. Evaluasi input adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.

  c. Evaluasi proses adalah evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.

  d. Evaluasi hasil atau produk adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.

  e. Evaluasi outcom atau lulusan adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

3. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran:

  a. Evaluasi program pembelajaran adalah evaluai yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.

  b. Evaluasi proses pembelajaran adalah evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

  c. Evaluasi hasil pembelajaran adalah evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum

  C.

  BAB II LANDASAN TEORI

  1. HAKEKAT EVALUASI KURIKULUM,

   Pengertian evaluasi kurikulum menurut B (Maria, 2013).

  Pengertian evaluasi kurikulum menurut C (Kastono, 2014). Jadi hakekat evaluasi kurikulum adalah ……………………..

  2. DIMENSI EVALUASI KURIKULUM,

  3. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI KURIKULUM, 4. FUNGSI DAN PROSEDUR EVALUASI KURIKULUM.

  Evaluasi kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas maupun lingkup mikro dalam bentuk pembelajaran. Pada dasarnya kurikulum terdiri atas komponen dimana yang satu dengan yang lainnya saling terkait. Bahwa setiap komponen yang saling terkait tersebut hanya mempunyai satu tujuan yaitu tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan kurikulum. Evaluasi kurikulum sendiri berisikan Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria, evaluasi kurikulum juga suatu kebijakan publik, dimana dibanyak negara keberadaan evaluasi didasari oleh ketentuan bahwa pengembangan kurikulum terbuka untuk dievaluasi. Agar kurikulum yang baik dapat tercapai, harus diimplementasikan dengan baik, kreatif, dan inovatif. Untuk dapat mengetahui tingkat tersebut harus melewati satu tahap yang dinamakan evaluasi kurikulum.

1 Bandono, Adi, Penelitian Kualitatif sebuah Paradigma, Surabaya: Bina Aksara, 2014,

  DAFTAR PUSTAKA (Kasto, 2012)