Pengetahuan Bahan

  PERTEMUAN I Pengantar

  Mata kuliah ini merupakan pendukung dari kelas “studio”. Pengetahuan bahan interior merupakan mata kuliah yang mempelajari karakteristik, spesifikasi dan pengolahan bahan interior yang dikaitkan dengan aplikasi konsep perancangan interior fasilitas ruang.

  Tujuan : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat membuat keputusan

  • dalam menentukan material apa yang tepat untuk digunakan dalam merencana suatu fasilitas interior termasuk furnitur di dalamnya dengan disertai pemahaman yang baik mengenai karakteristik setiap material yang dipilih dalam pengaplikasiannya.

  Memperlihatkan film dokumenter tentang “Material”

  Literatur Pendukung : nd Pile, John f. 1995. Interior Design 2 edition.New York : Harry N. Abrams.Inc Lucky, S. 1988. Diktat Teknologi Bahan. Bandung : Penerbit ITB

International Building Products Data Catalogue 92/93, A division of Wilmington

Publiching Ltd., 1992.

  PERTEMUAN II Elemen Interior Sebuah ruang, terbentuk dari beberapa elemen pendukung.

  Ceiling Dinding

Lantai

  Untuk menunjang estetis, pemakaian material sangat berpengaruh terhadap kesan yang akan disampaikan desainer terhadap karyanya. Misalnya: Jika desainer menginginkan suasana elegan, maka material yang dipilih adalah

  • material yang sesuai dengan tampilan elegan (granit dan marmer).
  • berasal dari material kayu.

  Jika desainer menginginkan tampilan country, maka material yang dipilih biasanya

  Elemen arsitektur dan interior secara sifatnya dibagi atas dua : a.

  Elemen Struktural b.

  Elemen Non-struktural Elemen struktural adalah elemen-elemen atau komponen utama pembentuk sebuah ruang.

  Diantaranya : lantai, kolom, ceiling.

  Sedangkan elemen non-struktural adalah elemen tambahan (yang tidak mesti ada). Misalnya pintu, jendela, furniture, dinding, dan lain-lain.

  Material ‘ditempelkan’ pada elemen struktural maupun nonstruktural dengan pemilihan yang sesuai dengan kebutuhan ruang.

  Tipe- tipe material : 1.

  Natural Materials Merupakan tipe material yang bisa digunakan langsung tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Misalnya kayu dan batu. Untuk jenis kayu, serat kayu natural dipertahankan sebagai bagian yang ditonjolkan estetisnya.

  2. Processed Materials Merupakan material yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dipakai. Pengolahan bisa dengan cara memakai jenis material yang sama atau dengan mengkombinasikan dua material yang berbeda. Dalam pengolahan material, tidak jarang memakai bahan kimia sebagai campurannya.

  3. Synthetic Materials Merupakan tipe material yang secara

  ‘pure’ buatan manusia dan mesin. Misalnya plastik.

  Dalam mengolah material, desainer juga harus memperhatikan efeknya terhadap lingkungan. Akhir-akhir ini muncul wacana ‘material ramah lingkungan’. Maksud dari material ramah lingkungan ini adalah :

  • Proses mendapatkan material tidak merusak lingkungan’
  • Tidak memakai bahan beracun
  • Durability tinggi
  • Limbah pengolahannya bisa digunakan kembali.
  • Dan lain-lain
    • memperlihatkan contoh-contoh material

PERTEMUAN III KAYU

  a f b c d e

  a.

  Kulit Luar : bagian ini kering dan bersifat sebagai pelindung b.

  Kulit dalam : bagian lunak, basah. Fungsi untuk mengangkut makanan dari daun ke bagian lain dari tumbuhan.

  c.

  Kambium : berada di bagian kulit dalam. Bagian yang membuat sel-sel kulit dan sel-sel kayu d.

  Kayu gubal ; mengangkut air dan zat makanan dari tanah ke daun e. Kayu teras ; bagian yang dimanfaatkan untuk bangunan. Merupakan perubahan perlahan-lahan dari gubal. Tahan serangga, bubuk kayu dan jamur.

  f.

  Hati : lingkaran kecil di tengah g.

  Jari teras : penyimpanan dan peralihan bahan.

  Kepadatan kayu

  = berhubungan dengan berat jenis kayu dan kekuatannya. Semakin ringan kayu, semakin kurang kepadatannya, semakin kurang pula kekuatannya. a.

  Berat Jenis, merupakan perbandingan berat dan volume kayu dalam keadaan kering udara dengan kadar air sekitar 15 % (tergantung iklim setempat). Indonesia sekitar 12-20%.

  b.

  Kekuatan Kayu, kekuatan, kekerasan dan sifat teknis lain pada kayu berbanding lurus dengan berat jenisnya. Tetapai ada faktor lain yang mempengaruhi kekuatan kayu tersebut, yaitu susunan dari kayu tersebut.

  Kelas Kuat Berat Jenis Kekuatan Kekuatan

  2

  2 Lengkung(kg/cm ) Tekan(kg/cm )

  I >= 0.90 >= 1100 >= 650

  II 0.90 1100 - 725 650

  • – 0.60 – 425

  III 0.60 725 425

  • – 0.40 – 500 – 300

  IV 0.40 500 300

  • – 0.30 – 360 – 215 V =<0.30 =<360 =<215

  Mata Kayu

  Kayu bermata seringkali tidak dijadikan pilihan dengan alasan keberadaan mata kayu membuat serat kayu berubah sehingga kekuatan kayu berkurang. Namun terkadang keberadaan mata kayu dapat menambah nilai estetis pada rancangannya. Pada pemakaian balok atau tiang kayu ber’mata’ yang bersifat konstruksional, maka perlu diperhatikan letak dan besarnya mata kayu, sehingga masih dapat ditoleransi untuk memikul tugas tersebut : a.

  Besar mata kayu tidak boleh melebihi ¼ lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 5cm b. Pada tinggi balok, mata kayu tidak boleh lebih besar dari 1/10 tinggi balok tersebut.

  Corak Kayu

  Corak yang terjadi pada kayu siap pakai, ditentukan oleh teknis pemotongannya. Secara umum ada dua tipe penggergajian, yaitu : a.

  Penggergajian rata Metode ini menghasilkan potongan kayu yang maksimum dan ekonomis. Tetapi orientasi serat yang dihasilkan berbeda-beda.

  b.

  Penggergajian Perempat Penggergajian ini menghasilkan potongan kayu yang coraknya lebih rapat dan menawan. Tetapi boros karena lebih banyak kayu yang terbuang.

  PERTEMUAN IV Pengenalan Jenis Kayu

  Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya. Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam penentuan je-nis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur). Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur

  

(disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih

  dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.

  Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah : a. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras, b. tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang, c. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu, d. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial e. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis f. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu, g. lingkaran tumbuh, h. bau, dan sebagainya. Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah : a.

  Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal.

  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang- lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi).

  b.

  Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).

  c.

  Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya. d.

  Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel- sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil.

  e.

  Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.) f. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).

  g.

  Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api- api (Avicennia spp). Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan sifat struktur kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar.

  PERTEMUAN 5

  Tak terbatas Tak terbatas

  6 Serangan bubuk kayu kering Tidak Tidak Hampir tidak

  Sangat cepat Sangat cepat

  5 Serangan rayap tanah Tidak Jarang Agak cepat

  Tak terbatas 20 thn 20thn

  Tak terbatas Tak terbatas

  Sangat lama Bbrp thn Pendek 4 = 3, tapi dipelihara dengan baik, dan di cat secara teratur

  3 Di bawah atap, tidak berhubungan dengan tanah lembab

  Dari sifatnya, kayu memiliki keawatan yang beragam, Badan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan membagi keawetan kayu Indonesia dalam lima kelas awet sebagi berikut :

  2 Hanya dipengaruhi cuaca 20 thn 15 thn 10 thn Bbrp thn Sangat pendek

  8 thn 5 thn 3 thn Sangat pendek Sangat pendek

  1 Selalu berhubungan dengan tanah lembab

  IV V

  III

  I II

  Keawetan kayu No Kondisi

  Tidak berarti Sangat cepat

  Pemanfaatan kayu olahan :

  Veneer : irisan batang kayu berupa bidang atau lembaran tipis untuk keperluan konstruksi dan dekorasi. Tebal irisan sekitar 2mm.

  Tiga lapis veneer digabungkan menjadi tripleks, dengan arah urat kayu diselang-seling berbeda 90 . Bila veneer lebih dari tiga lapis (jumlah ganjil), hasilnya adalah multipleks.

  a.

  Kayu lamina Potongan-potongan kayu yang direkat dan di laminasi satu sama lain sehingga didapat ukuran, bentuk dan mutu sesuai tujuan.

  b.

  Kayu Komposit Struktural Kayu olahan ini dibuat dari lapisan kayu tipis, yang semua seratnya diorientasikan dalam arah memanjang dari potongan kayu tersebut untuk mencapai kekuatan lentur yang maksimum, salah satu produknya : LVL ( Laminated Veneer Lumber) c. Panil Kayu struktural

  Dibagi menjadi : Plywood/ panil kayu lapis, terbuat dari vinir kayu lapis yang direkat jadi satu.

  • Serat vinir pada bagian muka dan belakang berarah sama, sedang lapisan dalamnya dibuat berselang seling dengan serat saling tegak lurus antara lapis satu dengan yang lapis yang lain.
  • belakang, namun dibagian tengahnya terbuat dari serat kayu pakai ulang.

  Panil komposit, jenis ini menggunakan vinir kayu untuk bagian muka dan

  • Ruang antara dua lapis veneer dapat diisi dengan komponen kayu yang lain :

  Panil tak bervinir.

  Blockboard : potongan-potongan kayu kecil (blocks)

  • Chipboard : bubur kayu
  • Particle board : serpihan kayu
  • Softboard atau hardboard : bubur kayu dicetak menjadi lembaran tanpa
  • memakai lapisan veneer.
  • densitas tertentu.

  MDF : Medium Density Fiber , kayu yang dibubuk, dicetak, dipres dengan

  • memperlihatkan contoh

  PERTEMUAN 6 Memperlihatkan contoh-contoh material kayu secara langsung/nyata.

  Contoh ; kayu jati, bangkirai, pinus, sonokeling, dan lain-lain, lengkap dengan penjelasan masing-masing identitas kayu. Kuis

  Kayu - (sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya) Keramik

  PERTEMUAN 7 MATERIAL LANTAI Pemilihan material lantai harus disesuaikan dengan beban yang akan dipakai.

  • Motif, warna dan bentuknya beraneka ragam
  • Perawatan mudah
  • Terbuat dari tanah liat
  • Tahan lama
  • Tekstur beragam (ada yang matte dan glossy)
  • Tahan air
  • Harga beragam
  • Untuk eksterior gunakan keramik yang bertekstur kasar.
  • Bisa memuai.
  • Cenderung memberikan kesan dingin
  • Termasuk material ‘keras’ (kurang nyaman untuk dipijak)
  • Mudah pecah
  • Nat antar keramik cepat kotor dan susah dibersihkan
  • Ukuran/ dimensi ; 15x15 cm, 20x20, 30x30, 40x40, 50x50, 60x60 dengan tebal 1 cm.

  Contoh :

  Mozaik

  • Merupakan potongan dari keramik, dimensi lebih kecil
  • Tahan air
  • Mudah dibentuk sesuai ukuran
  • Memiliki tampilan yang hidup dan atraktif
  • Memiliki ragam warna dan bentuk serta tekstur
  • Tidak terlalu kuat menahan beban
  • Pemakaian berlebihan bisa menciptakan kesan ‘ramai’.
  • Ukuran di pasaran biasanya 2x2 atau 5x5 cm.
    • memperlihatkan contoh

  PENGETAHUAN BAHAN INTERIOR PERTEMUAN 8 Ujian Tengah Semester

  PERTEMUAN 9 MATERIAL LANTAI Tegel (batu ubin)

  • Terbuat dari tanah liat
  • Termasuk material klasik
  • Terasa sejuk saat diinjak
  • Pemasangan mudah
  • Sangat sesuai untuk ruangan bertema rustic
  • Susah dipotong karena mempunyai dimensi yang tebal
  • Tidak tahan terhadap air (jika tidak dilapisi dengan glasir)
    • memperlihatkan contoh

  Marmer

  • Biasanya untuk ruang-ruang tertentu, seperti foyer, lobby
  • Pola tidak ada yang sama
  • Tahan lama
  • Tampilan elegan
  • Harga cenderung mahal
  • Pemasangan cenderung susah, harus teliti
  • Terkesan dingin dan kaku
  • Mudah terkena noda
  • Tidak tahan air (kecuali dilapisi pelindung)
    • memperlihatkan contoh

  PERTEMUAN 10 MATERIAL LANTAI Terakota

  • Terbuat dari tanah liat yang dibakar pada temperature rendah
  • Terakota lebih berpori dibandingkan tegel
  • Tidak keras dan nyaman dipijak
  • Tahan lama
  • Tahan air
  • Cocok untuk daerah dapur, koridor, dan ruang makan
  • Memerlukan perawatan rutin untuk mempertahankan sifat tahan airnya.

  Granit

  • Tampilan : semburat kilau seperti Kristal -

  Sensitive terhadap noda karena permukaan yang berpori

  • Perawatan lebih mudah dibandingkan marmer
  • Warna masih terbatas
  • Finishing flame texturing dan glossy
  • Pemakaian granit bertahun-tahun lama kelamaan akan menjadi licin
  • Tebal beraneka ragam
  • Corak tidak ada yang sama
  • Memberikan tampilan yang mewah
  • Harga mahal
  • Memberikan kesan dingin dan ‘keras’

  Batu kapur (lime stone)

  • Biasa dipakai untuk interior bertemakan minimalis
  • Finishing glossy dan matte
  • Tahan lama
  • Perwatannya mudah
  • Memiliki tampilan yang netral
  • Permukaan keras
  • Mahal -

  Bobot berat, sebaiknya tidak digunakan untuk lantai 2 dan seterusnya

  • Pemasangan sulit.

  Teraso

  • Menyerupai batu alam
  • Pemasangan bisa di cor langsung pada permukaan lantai dan ada juga yang dicetak
  • Keuntungan dicor di tempat : dimensi tak terbatas
  • Jika teraso cetak, harus diratakan lagi dengan mesin
  • Tahan lama
  • Perawatan mudah
  • Tahan air karena tidak berpori
  • Bisa dipakai untuk semua ruangan
  • Agak mahal
  • Tampilan keras
  • Sulit dibongkar

  Beton

  • Dulu dianggap jelek dan kotor
  • Sesuai untuk konsep modern tropis
  • Tampilan jujur dan sederhana
  • Lantai beton dapat diperoleh dengan cara ‘precast’ (lantai beton siap pakai), pengecoran di tempat, concrete tile.

  • Bersifat fleksibel (bisa diolah dengan beragam cara)
  • Semakin tua usia lantai beton, semakin keras dan kuat kualitasnya
  • Harga terjangkau
  • Sangat fleksibel
  • Perlu pengecekan rutin (1,5-3 tahun)
  • Perawatan harus dibersihkan total dan dilapisi pelindung
  • Kesan : dingin dan sejuk
    • contoh material

  PERTEMUAN 11 MATERIAL LANTAI Karpet

  • Terbuat dari wol, nylon, dan wol nylon
  • Mempunyai kesan lembut dan hangat
  • Mempunyai aneka warna, motif, dan tekstur
  • Harga beraga,
  • Bersifat sebagai isolator bunti
  • Menyimpan debu
  • Tidak tahan air
  • Perawatan cukup sulit.
  • Terdiri dari dua jenis :

  Cut pile (contoh) Loop pile (contoh)

  Serat alam

  • Suistanable source (bisa didaur ulang)
  • Murah -

  Tersedia dalam beragam kualitas

  • Mempunyai variasi warna
  • Sulit dibersihkan
  • Hanya ruang-ruang tertentu yang bisa memakai material ini
  • Contoh : eceng gondok, mendong, sea grass, bamboo, rotan, dan lain-lain
    • memperlihatkan contoh

PERTEMUAN 12 MATERIAL DINDING

  Kayu - (sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya), tambahan untuk dinding : Plywood, biasa dipakai untuk material dinding, pintu, jendela dan partisi.

  • Ringan -

  Data digunakan sebagai lembaran yang luas tanpa sambungan

  • Bagian sisi tebal cukup kuat menahan beban
  • Peka terhadap kelembaban, perlu perawatan intensif
  • Daya serap suara yang baik (biasanya digunakan untuk dinding ruangan studio musik)
  • Diproduksi dengan permukaan putih polos, berlubang atau bertekstur
  • Tebal, 6,8,10,12,dan 50mm
  • Rentan terhadap kelembaban
  • Bahan lunak
  • Pengerjaan mudah
  • Tidak bisa dipakai untuk mebel

  Softboard

  MDF

  • Papan serat yang banyak dipakai untuk dinding partisi dan mebel
  • Ringan -

  Murah

  • Kekuatan hampir sama dengan kayu lapis
  • Peka terhadap kelembaban

  Kayu solid ataupun kayu lapis yang dipasang pada dinding disebut dengan istilah “ lambrisering”.

  Kaca

  • Menghadirkan efek yang bernilai artistic
  • Tahan lama
  • Tahan air
  • Bisa memantulkan cahaya
  • Harga agak mahal
  • Memiliki kesan dingin dan kaku
  • Cocok untuk ruangan yang menampilkan kesan modern
  • Licin - Secara umum terdiri dari dua jeni, yaitu : tempered glass dan frosted glass.
  • Sifat transparent dan translucent
  • Tebal : 3mm, 5,6,8,9,12,15,20mm.

  Batu Alam

  • Batu candi
  • Batu kali
  • Batu palimanan
  • Batu andesit
    • memperlihatkan contoh material

  PERTEMUAN 13 MATERIAL CEILING (Langit-langit)

  Gypsum :

  • Material alam, Hydrated Calcium Sulfat Berupa lembaran, dan bisa dicetak sesuai permintaan Harga cukup murah Tidak tahan air Untuk dinding atau partisi biasanya mempunyai ketebalan 10-20mm, sedangkan untuk ceiling 2-12 mm.

  Bisa dipakai sebagai elemen estetis (untuk profil) Wallcover

  • Terdiri dari dua jenis : wall vynil (bahan plastic), dan wall paper 9bahan kertas).

  Cocok untuk elemen dekoratif Tahan air untuk wall vynil Tersedia dalam berbagai corak

  Material baja ringan

  • Kayu -
  • memperlihatkan contoh

  Plastik (Fiber)

MATERIAL FURNITUR

  • Acrylic -

  Resin

  • Plastik -

  Stainless steel

  • Alumunium -

  Bamboo

  • Rotan -------------------------------------------------memperlihatkan contoh material

   1807 - 1940

  WELDABILITY (PROSES LAS MUDAH DISATUIN) 

  ELECTROLITYC CORROSION 

  THERMAL EXPANSION 

  FATIGUE 9CENDEREUNG GAGAL DALAM PROSES PENGERJAAN 

  EFFECT OF TEMPERATURE 

  BUCKLING/LENGKUNG MENIPIS 

  LOW TEMPERATURE PERFORMANCE 

  GLUEING 

  MACHINABILITY : MILLING/PENGGILINGAN 

  EXTRUSION PROCESS 

   O2 SILIKON

  TDK BERKARAT 

  CASTING : ZINC, IRON 

  KONSTRUKSI : 500 N/MM2 

  DAYA RENGGANG 90-140 N/MM2 (FURNITURE) 

  INGGRIS : ALUMUNIUM 

  

   AMERIKA : ALUMINUM

   LIGHT N BRIGHT

  DEFLECTION /PEMBELOKAN

  

ALLOY USAGE

  

LARGE RIVETS /PAKU

   Welding

  

EXTRUDED SECTIONS

  

ADHESIVE BONDING

   MILLING

   TEBAL MINIMAL 1.2 MM, PANJANG 10M, LEBAR 300-600MM

   ROLL 1.5 M

   PLATE , KETEBALAN <= 6MM

   SHEET O.5 , 0.6, 0.8, 1.0, 1.2, 1.5, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0, 5.0, 6,0

   TUBE

   CLAD SHEET ; LEBIH TAHAN

   TREDPLATE : ANTI LICIN

  

PROFILED SHEET

  

EMBOSSED SHEET

  

COLD ROLLED SHEET

   BOLTING N SCREWING (baut)

  

  ISOLASI 

RIVETING (PAKU)

  PERTEMUAN 15 Miscellaneous

  Plastik Penggunaan plastik sebagai bahan mebel relatif baru dibandingkan dengan penggunaan bahan kayu dan besi.

  Plastik adalah bahan sintesis yang dapat diformulasikan melalui komposisi kimia dengan jumlah variasi yang tidak terhitung banyaknya. Dalam mebel, bahan plastik dapat dikerjakan dengan banyak cara, tetapi yang paling lazim adalah dengan proses cetak atau cor (casting molding).

  Jenis bahan plastik terdiri dari dua kelompok besar, yaitu : Termoplastik

  • Jika dipanaskan menjadi empuk atau meleleh dan membeku bila didinginkan (sama seperti lilin) Termasuk dalam kelompok ini : acrylic, nylon, vynil, polyethylene, PVC.
  • Jika dipanaskan mengeras. Termasuk dalam kelompok ini antara lain : resin, fiberglass, epoxy, laminates, melamine, polyester, dan polyurethane (karet busa)

  Plastik termoset

  • memperlihatkan contoh material

TUGAS KELOMPOK

PERTEMUAN XVI UJIAN AKHIR SEMESTER