Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Kemampuan Komunikasi matematis Siswa

ABSTRAK

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
( Studi pada Kelas VII Semester Genap SMP Tunas Mekar Indonesia
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh
LIA PUTRI WINDI HARIDINI

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
problem posing terhadap kemampuan komunikasi matematis. Desain penelitian
ini adalah postttest-only-control-group-design. Populasi penelitian ini adalah
siswa kelas VII semester genap SMP Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar
Lampung tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 39 siswa yang terdistribusi dalam
dua kelas. Teknik yang digunakan adalah total sampling (sampel total).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa kemampuan komunikasi
matematis siswa dengan pendekatan problem posing lebih tinggi dari
pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pendekatan problem posing berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi
matematis siswa SMP TMI Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata Kunci

: komunikasi matematis, problem posing, konvensional

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Lia Putri Windi Haridini dilahirkan pada tanggal 5 April 1991 di
Desa Negara Tulang Bawang, Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten Lampung
Utara, Provinsi Lampung. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
pasangan dari Bapak Suhardi dengan Ibu Winarsih.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Lampung Utara, yaitu
di SD Bunga Mayang pada tahun 2003 dan pendidikan menengah pertama di SMP
Bunga Mayang, Bunga Mayang pada tahun 2006. Penulis menyelesaikan
pendidikan menengah atas di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun
2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur penerimaan Ujian Masuk Lokal (UML) Universitas Lampung 2009.


Penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata (KKN) Tematik tahun 2013 di Karta
Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat dan pada
tahun yang sama penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMAN 1 Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat.

PERSEMBAHAN
Segala Puji syukur ku ucapkan kepada sang pencipta Allah
SWT dan Nabi Besar Muhammad SAW

Kupersembahkan buah karya kecilku ini kepada
Kedua orangtuaku tercinta Bapak dan Ibuku yang telah
memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan semangat
yang takkan pernah habis, yang selalu sabar dalam
membesarkanku, yang selalu ada di kalaku sedih dan senang,
yang tak pernah lelah tuk selalu mendoakan dan
memberikanku yang terbaik dalam hidup
Keluarga besarku yang selalu mendukung dan
mendoakanku dalam suka duka
Sahabat dan teman-temanku atas semua doa, semangat
persaudaraan, dan kebersamaan

yang telah kalian berikan
Para pendidik yang kuhormati, terimakasih untuk ilmu dan
pengalaman yang telah membuatku lebih berwawasan
Almamater Universitas Lampung Tercinta

Moto
Beribadahlah seakan-akan kau akan
mati esok dan bekerjalah seakan-akan
kau akan hidup selamanya

Bismillahirrohmanirrohim….

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Pengaruh
Pendekatan Problem Posing Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa (Studi Pada Kelas VII SMP TMI Bandar Lampung Semester Genap Tahun
Pelajaran 2013/2014)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Dosen Pembimbing Utama, Ketua Jurusan
PMIPA dan pembimbing akademik atas kesabaran dan kesediaan memberikan
bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;
2. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Kedua atas
kesabaran dan kesediaan memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam
proses penyelesaian skripsi ini;
3.

Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Penguji Utama dan Ketua
Program Studi Pendidikan Matematik atas masukan, kritik, dan saran kepada
penulis;

4. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta staf dan jajarannya;
5.


Bapak dan Ibu dosen pendidikan matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

6.

Bapak Natalius Hutahaean, M.Si., selaku guru mitra dan guru mata pelajaran
matematika kelas VII SMP TMI Bandar Lampung.

7.

Sahabat-sahabatku: Ratnu, Melly, Arini, Masni, Suke, Yuni, leo, Mba Iin,
Mba Farah, Mba Fiza, terimakasih atas semangat yang kalian berikan.

8. Sahabat-sahabat seperjuanganku Pendidikan Matematika: Arif ageng, Mba
lina, Heri, Risa, Sulis, Rita, Qori, Andri, Hesti, Nurul, Sulis, Yose, Adi, Vera,
Vindi yang memberikan persaudaraan dan kebersamaannya selama ini.
9. Kakak tingkat serta adik tingkat atas bantuan dan kebersamaannya.
10. Rekan-rekan KKN Tematik Unila dan PPL SMP Negeri 1 Tulang Bawang
Udik : Eli, Sarvia, Annisa, Ani, Trian, Pariza, Ruma, Sigit, Fitma, Jefri atas
persaudaraannya selama ini, dan semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga.

11. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 29 September 2014
Penulis,

Lia Putri Windi Haridini

iii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ...........................................................................................

vi


DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
I.

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Masalah ......................................................................
Rumusan Masalah ................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................

1
6
6
6

7

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .........................................................................................
1. Problem Posing ..............................................................................
2. Komunikasi Matematis ...................................................................
3. Penelitian yang Relevan .................................................................
B. Kerangka Pikir .....................................................................................
C. Anggapan Dasar ...................................................................................
D. Hipotesis ..............................................................................................

8
10
12
12
12
14
14

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ............................................................................
B. Desain Penelitian .................................................................................
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data ....................................................
1. Data Penelitian ................................................................................
2. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
a. Instrumen Penelitian .................................................................
1. Validitas Isi .........................................................................
2. Reliabilitas ..........................................................................
D. Teknik Analisis Data ...........................................................................
1. Uji Normalitas ...............................................................................
2. Uji Homogenitas ............................................................................
3. Uji Hipotesis ...................................................................................

15
16
18
18
18
18
19

19
21
21
22
23

iv

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
1. Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ..........................
2. Uji Hipotesis ..................................................................................
3. Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
B. Pembahasan .........................................................................................

25
25
26
26
27


V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................... 30
B. Saran ...................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL

Tabel
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3

4.4

Halaman

Rata-rata Nilai Ujian Semester Ganjil ................................................ 15
Desain Penelitian .................................................................................. 16
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis........... 20
Rekapitulasi Data Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa .................................................................................................... 25
Rekapitulasi Uji Hipotesis ................................................................... 26
Rekapitulasi Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa dengan Pendekatan Problem Posing ......................................... 26
.............................................................................................................
Rekapitulasi Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa dengan Pembelajaran Konvensional ......................................... 27

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN
A.1
A.2
A.3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Konvensional ...... 31
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ......... 39
Lembar Kerja Kelompok (LKK) ...................................................... 52

B. PERANGKAT TES
B.1
B.2
B.3
B.4
B.5

Kisi-kisi Soal Tes .............................................................................
Soal Posttest ......................................................................................
Kunci Jawaban Soal Posttest .............................................................
Pedoman Pensokran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ........
Form Penilaian Validitas Posttest .....................................................

74
75
76
80
81

C. ANALISIS DATA KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
C.1
C.2
C.3
C.4
C.5
C.6
C.7
C.8
C.9
C.10
C.11

Data Awal Kelas Eksperimen ............................................................
Data Awal Kelas Kontrol ..................................................................
Data Releabilitas Instrumen Tes ........................................................
Hasil Posttest Kelas Eksperimen .......................................................
Hasil Posttest Kelas Kontrol .............................................................
Pencapaian Indikator Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen .....
Pencapaian Indikator Komunikasi Matematis Kelas Kontrol ...........
Uji Normalitas Kelas Eksperimen .....................................................
Uji Normalitas Kelas Kontrol ............................................................
Uji Homogenitas ................................................................................
Uji Hipotesis ......................................................................................

D. LAIN - LAIN

83
84
85
86
87
88
90
93
97
110
111

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu
negara ditentukan oleh masyarakatnya karena produk dari pendidikan itu sendiri
adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itu pendidikan mempunyai tugas
menyiapkan SDM untuk pembangunan negara. Untuk menghasilkan kualitas
SDM yang bermutu sebagai subjek dalam pendidikan, diperlukan pembelajaran
yang baik.

Pembelajaran dikatakan baik jika dalam pembelajaran terjadi interaksi yang baik.
Dalam Interaksi tersebut diharapkan terjadi timbal balik yang baik antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Hamalik (2005,108) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran
adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa
setelah berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Namun secara umum untuk
memenuhi harapan tersebut bukanlah suatu hal yang mudah, karena secara sadar kita
mengetahui bahwa manusia memiliki karakteristik yang berbeda. Dengan adanya
keberagaman karakter tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan dan cara
manusia dalam menerima pembelajaran juga berbeda. Hal ini terlihat berdasarkan
keterampilan siswa itu sendiri yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis,

2
kreatif, dan kemampuan bekerja-sama yang efektif dalam pembelajaran dikelas.
Keterampilan siswa tersebut menentukan seberapa besar pencapaian pembelajaran
pada setiap mata pelajaran khususnya pelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu dari bidang studi yang menduduki peranan
penting dalam pendidikan, sehingga dalam pelaksanaannya pelajaran matematika
diberikan di semua jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Siswa memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta agar siswa mampu
mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut. Dalam belajar matematika juga
diharapkan siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis. Menyadari akan peran
penting matematika dalam kehidupan, maka sudah selayaknya matematika
merupakan suatu kebutuhan bagi setiap siswa. Kenyataannya kemampuan
matematis siswa di negara kita selama ini belum memuaskan. Hal ini berdasarkan
hasil survey yang dilakukan oleh PISA tahun 2012 (Balitbang, 2013) diperoleh
bahwa

kemampuan

siswa

dalam

memecahkan

masalah,

bernalar

dan

berkomunikasi secara internasional, Indonesia berada pada urutan 64 dari 65
negara peserta.

Berdasarkan observasi di SMP Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung umumnya guru matematika di sekolah tersebut menerapkan pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran ini lebih banyak
mengandalkan ceramah dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat
contoh soal dan penyelesaiannya, serta mengerjakan tugas yang mirip dengan
contoh soal sebelumnya. Hal ini membuat siswa cenderung menjadi pasif dan

3
hanya meniru cara menjawab dari contoh soal yang diberikan oleh guru sehingga
mereka hanya mengetahui jawaban dari permasalahannya tanpa tahu bagaimana
memahami proses penyelesaiannya yang nantinya jika diberikan soal dengan
bentuk yang sedikit berbeda mereka akan kesulitan menjawab soal tersebut.
Penyebabnya adalah karena siswa tidak terlatih dengan soal yang memicu pada
kemampuan komunikasi matematis siswa, sehingga kemampuan komunikasi
matematis siswa tersebut kurang baik.

Kurang baiknya kemampuan komunikasi yang terjadi pada siswa maka perlu
dilakukan cara untuk memperbaikinya. Upaya memperbaiki kemampuan
komunikasi matematis siswa dengan diberikan pertanyaan yang menuntun siswa
membuat soal, memahami ide-ide dan bahasa matematika serta diberikan
kesempatan aktif dalam pembelajaran kemudian mengkomunikasikan ide-ide
mereka kepada guru dan siswa lain.

Baroody (Ansari, 2009: 4) menyebutkan bahwa:
Sedikitnya ada dua alasan penting, mengapa komunikasi dalam matematika
perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa. Pertama, mathematics as
language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool
to aid thinking), alat untuk menentukan pola, menyelesaikan masalah atau
mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang
berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan
cermat. Kedua, mathematics learning as social activity; artinya sebagai
aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai
wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa.
Oleh karena itu, siswa harus diarahkan dalam pendekatan pembelajaran untuk
mengeluarkan ide, bertanya, memberikan argumen terhadap setiap jawabannya
dan memberi tanggapan setiap jawaban yang diberikan oleh siswa lainnya.
Komunikasi matematis merefleksikan pemahaman matematis dan merupakan

4
bagian dari daya matematis. Siswa-siswa mempelajari matematika seakan-akan
mereka berbicara dan menulis tentang apa yang mereka sedang kerjakan. Mereka
dilibatkan secara aktif dalam mengerjakan matematika, atau berbicara dan
mendengarkan dalam berbagi ide, strategi, dan solusi dengan bahasa tulisan di
kelas.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan selayaknya dapat membantu siswa untuk
menerima pelajaran. Dalam hal ini peran guru sangat dibutuhkan untuk dapat
membawa dan membimbing anak didiknya agar mempunyai kemampuan
komunikasi matematis. Guru maupun calon guru dalam pembelajaran di kelas
haruslah dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, tentunya yang mampu
mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki oleh siswa-siswanya dalam lingkup
komunikasi

matematis.

Kebanyakan

pendekatan

yang

digunakan

dalam

pembelajaran di kelas yaitu yang bersifat “teacher center” atau pengajaran yang
berpusat pada guru. Dalam hal ini peranan dan fungsi guru mendominan,
sementara dilain pihak siswa hanya dapat menyimak dan mendengarkan informasi
atau pun pengetahuan yang sampaikan oleh gurunya. Hal ini menjadikan kondisi
tidak proporsional manakala guru sangat aktif sedangkan siswa menjadi pasif
dalam menerima pelajaran di kelas sehingga siswa kurang dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya.

Anggapan yang memandang siswa sebagai objek pembelajaran itu tidaklah benar
melainkan siswa sebagai subjek pembelajaran. Siswa perlu dilibatkan aktif dalam
pembelajaran di kelas, yaitu dengan menggunakan pendekatan yang terpusat pada
siswa. Pendekatan yang digunakan yaitu problem posing. Problem posing dapat

5
diartikan sebagai pengajuan masalah atau pengajuan soal. Atas dasar pemikiran
yang ada, hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk lebih
mendalami dan mempelajari dengan melakukan sebuah penelitian yang berjudul
“Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa SMP Tunas Mekar Indonesia Bandar Lampung Kelas VII
Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah pendekatan problem posing berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas
VII SMP Tunas Mekar Indonesia Bandar lampung?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan problem
posing terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII Semester 2
SMP Tunas Mekar Indonesia Bandar lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1) Manfaat Teoritis
a. Secara umum, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih terhadap pembelajaran matematika, terutama pada pengembangan kemampuan komunikasi dalam pemecahan masalah siswa melalui pendekatan
pembelajaran problem posing.

6
b. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada sekolah yang diteliti terhadap pendekatan pembelajaran matematika.

2) Manfaat Praktis
a. Bagi guru dan calon guru penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan agar lebih memperhatikan sistem pengajaran dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga menumbuhkan interaksi yang positif dalam
kelas.
b. Bagi kepala sekolah, diharapkan agar dapat memberikan arahan dan masukan untukt terus membimbing guru mata pelajaran dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih bervariatif.
c. Bagi siswa, diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan terhadap pelajaran
matematika dan menumbuhkan semangat serta kerja sama.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1) Pendekatan problem posing dalam pembelajaran matematika adalah
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengajuan soal oleh siswa,
berkaitan dengan syarat-syarat pada masalah yang akan dipecahkan. Aktivitas
kognitif yang digunakan dalam penelitian ini adalah problem posing yaitu pre
solution posing yaitu membuat soal atau masalah dari peristiwa yang
disajikan sesuai materi yang dijelaskan.
2) Pengaruh adalah kekuatan yang ditimbulkan dari pendekatan problem posing.
Dalam penelitian ini pendekatan problem posing dikatakan berpengaruh dalam pembelajaran matematika apabila kemampuan komunikasi matematis

7
siswa dengan pendekatan pembelajaran problem posing lebih baik dibanding
pembelajaran konvensional.
3) Pembelajaran konvensional dapat diartikan sebagai pembelajaran terpusat
pada guru, yaitu guru sebagai pemberi informasi tunggal, sedangkan kegiatan
siswa hanya memperhatikan, mendengarkan, mencatat dan mengerjakan tugas
yang di berikan oleh guru.
4) Komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa saling menyampaikan informasi dari komunikator kepada komunikan dalam proses
pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini komunikasi matematis adalah
kemampuan siswa untuk menyatakan gagasan-gagasan matematika.

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1.

Problem Posing

Problem posing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu problem dan pose,
sehingga dapat diartikan sebagai pengajuan masalah, dalam artian ini masalah
yang dimaksud adalah soal (Mulyatiningsih, 2012: 238). Respon siswa yang
diharapkan dari situasi atau informasi problem posing adalah respon berupa soal
buatan siswa. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan siswa membuat yang
lain, misalnya siswa hanya membuat pernyataan (Agustina 2013: 5). Kemudian
Hamzah (2003:17) mengemukakan bahwa dalam pustaka pendidikan, problem
posing (pengajuan masalah) adalah rumusan masalah matematika sederhana atau
perumusan ulang masalah yang telah diberikan dengan beberapa cara dalam
rangka menyelesaikan masalah yang rumit.

Menurut Mulyatiningsih (2012: 238) langkah-langkah pembelajaran dengan
problem posing dapat dirancang sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian memberi soal-soal
latihan secukupnya.
2) Siswa mengerjakan soal latihan di kelas kemudian membahas hasilnya
secara bersama-sama supaya siswa tahu cara mengerjakan soal yang
benar.

9
3) Siswa diberi tugas mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang dan
siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.
4) Guru menyuruh siswa secara acak atau selektif untuk menyelesaikan
soal buatannya sendiri di depan kelas.

Silver dan Cai dalam Herdian (2009) menjelaskan bahwa pengajuan soal mandiri
dapat diaplikasikan dalam 3 bentuk aktivitas kognitif matematika yakni sebagai
berikut:
a.

Pre solution posing
Pre solution posing yaitu jika seorang siswa membuat soal dari situasi
yang diadakan. Jadi guru diharapkan mampu membuat pertanyaan yang
berkaitan dengan pernyataan yang dibuat sebelumnya.

b.

Within solution posing
Within solution posing yaitu jika seorang siswa mampu merumuskan ulang
pertanyaan soal tersebut menjadi sub-sub pertanyaan baru yang urutan
penyelesaiannya seperti yang telah diselesaikan sebelumnya.jadi,
diharapkan siswa mampu membuat sub-sub pertanyaaan baru dari sebuah
pertanyaan yang ada pada soal yang bersangkutan.

c.

Post solution posing
Post solution posing yaitu jika seorang siswa memodifikasi tujuan atau
kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang
sejenis.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Problem posing
dalam

pembelajaran

matematika

adalah

pendekatan

pembelajaran

yang

menekankan pada pengajuan soal oleh siswa yang berkaitan dengan syarat-syarat
pada masalah yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, pendekatan problem posing
dapat menjadi salah satu alternatif penelitian ini.

10
2. Komunikasi Matematis
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia karena
komunikasi merupakan kebutuhan tiap-tiap individu. Dengan komunikasi manusia
dapat mengembangkan pengetahuan melalui belajar dari pengalaman, maupun
melalui informasi yang mereka terima dari orang lain atau dari lingkungannya.
Komunikasi memungkinkan manusia menembus jarak, ruang dan waktu. Komunikasi berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan berkembangnya zaman.

Untuk dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi, seseorang dapat
menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk dalam bahasa matematis.
Sedangkan kemampuan komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan siswa menyampaikan sesuatu yang diketahui melalui beberapa
peristiwa dialog atau hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi
pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang
dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu
masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah
guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis.

Komunikasi matematis sangat penting dalam pembelajaran matematika, sebab
melalui komunikasi matematis siswa dapat mengorganisasikan dan mengonsolidasikan pemikiran matematis mereka. Pernyataan NCTM (Karlimah, 2010:4)
menulis:
Menuliskan hasil penyelesaian masalah matematika kemudian mendorong
siswa untuk merefleksikan pekerjaan mereka dan menglarifikasi ide-ide
untuk mereka. Ketika siswa dilibatkan secara komunikatif dalam mengerjakan masalah matematis, berarti mereka diminta untuk memikirkan ide-ide
mereka sendiri, atau berbicara dan mendengarkan siswa lain, dalam berbagi

11
ide, strategi dan solusi. Oleh karena itu keterampilan komunikasi matematis
perlu pula dimiliki oleh siswa.

Dinyatakan pula oleh NCTM (Qohar, 2010: 46) bahwa:
a. Mengorganisasikan dan mengonsolidasikan berpikir matematis (mathematical thinking) mereka melalui komunikasi.
b. Mengomunikasikan mathematical thinking mereka secara koheren
(tersusun secara logis) dan jelas kepada teman-temannya, guru dan orang
lain.
c. Menganalisis dan mengevaluasi berpikir matematis (mathematical
thinking) dan strategi yang dipakai orang lain.
d. Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide
matematika secara benar.
Menurut Wihatma (2004: 20) aspek-aspek untuk mengungkapkan kemampuan
komunikasi matematika siswa antara lain:
a. Kemampuan memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan
Siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dalam
menjawab pertanyaan, bagaimana (how) dan mengapa (why). Dalam
berpikir rasional, siswa dituntut supaya menggunakan logika (akal sehat)
untuk menganalisis, menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, bahkan
menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) dan dugaan-dugaan.
b. Kemampuan mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika
Model matematika merupakan abstraksi suatu masalah nyata berdasarkan
asumsi tertentu ke dalam simbol-simbol matematika. Kemampuan
mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika tersebut misalnya
mampu untuk menyatakan suatu soal uraian ke dalam gambar-gambar,
menggunakan rumus matematika dengan tepat dalam menyelesaikan
masalah dan memberikan permisalan atau asumsi dari suatu masalah ke
dalam simbo-simbol.
c. Kemampuan mengilustrasikan ide-ide matematika dalam bentuk uraian
yang relevan ini berupa kemapuan menyampaikan ide-ide atau gagasangagasan dan pikiran untuk menyampaikan masalah dalam kata-kata,
menerjemahkan maksud dari suatu soal matematika, dan mampu
menjelaskan maksud dari gambar secara lisan maupun tertulis.
Proses komunikasi matematis yang baik diharapkan dapat menstimulasi siswa
untuk mengembangkan berbagai ide matematika atau membangun pengetahuannya. Oleh karena itu, problem posing menjadi salah satu alternatif

12
untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa, dengan
indikator kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut:
a) Memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan
b) Mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika
c) Mengilustrasikan ide-ide matematika dalam bentuk uraian yang relevan

3. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain peneliatan yang
dilakukan oleh Merry (2013: 39) yang berjudul pengaruh “Pendekatan Problem
Posing Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa”. Hasil yang
diperoleh adalah kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pendekatan
pembelajaran problem posing lebih tinggi dari pembelajaran konvensional.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Hidayah (2013: 10) yang berjudul “Penggunaan
Metode Problem Posing Dalam Proses Pembelajaran Matematika”. Hasil yang
diperoleh adalah siswa lebih aktif, kreatif, dan mandiri tanpa harus banyak
bergantung kepada guru dalam membuat soal.

B. Kerangka Pikir
Penelitian tentang pengaruh pendekatan pembelajaran problem posing terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa ini merupakan penelitian yang terdiri
dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas adalah pendekatan pembelajaran problem posing
(X), sedangkan kemampuan komunikasi matematis sebagai variabel terikat (Y).

13
Tingkat keberhasilan kegiatan belajar matematika tergantung dari bagaimana
proses belajar mengajar itu terjadi dan selain itu juga tingkat keberhasilan kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Salah satu aspek dari hasil belajar
matematika adalah tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa. Semakin
besar tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa menunjukkan semakin besarnya tingkat keberhasilan pembelajaran dan begitupun sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran menentukan tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa. Dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa diperlukan pendekatan yang tepat dengan situasi siswa yang diteliti,
sehingga dapat memberikan untuk siswa agar dapat mengembangkan kemampuan
komunikasi matematisnya.

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah problem posing (pengajuan soal). Problem posing diterapkan secara berkelompok untuk melatih siswa
aktif bekerjasama dengan teman kelompoknya agar siswa yang mengalami
kesulitan dapat berkomunikasi dengan teman yang berkemampuan lebih agar
mengetahui dan memahami masalah yang telah dibuat bersama sehingga dapat
menyelesaikan secara bersama-sama pula. Disamping itu dapat membiasakan
siswa aktif berpikir kritis dengan menganalisis beberapa pendapat dan akhirnya
menemukan suatu solusi terbaik sehingga siswa dapat menguasai pela-jaran
secara tuntas agar hasil yang diperoleh dapat meningkat.

Kegiatan pengajuan soal (problem posing) merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif di dalam pembelajaran.
Kegiatan yang termuat dalam pendekatan problem posing adalah pre solution

14
posing yaitu siswa membuat pertanyaan berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh
guru. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk aktif dalam mengetahui materi dasar
yang telah dijelaskan oleh guru dan mengomunikasikannya secara tertulis dengan
menuangkannya dalam bentuk tulisan. Bila siswa tidak mengetahui materi dasar
dalam pembelajaran tersebut maka siswa akan terpacu untuk mencari informasi
yang dibutuhkan dalam membuat suatu pertanyaan.

Atas dasar pemikiran diatas maka diharapkan pendekatan pembelajaran problem
posing yang dilakukan secara berkelompok dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis belajar siswa kelas VII SMP Tunas Mekar Indonesia
Bandar Lampung Semester Genap.

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini, bertolak pada anggapan dasar sebagai berikut:
1.

Setiap siswa kelas VII semester genap SMP Tunas Mekar Indonesia Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 memperoleh materi pelajaran matematika sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah.

2.

Faktor-faktor lain yang memengaruhi kemampuan komunikasi matematis
siswa selain pendekatan problem posing diabaikan.

D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pendekatan problem posing berpengaruh
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Tunas Mekar
Indonesia Bandar Lampung.

15

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan
Arief Rahman Hakim No. 36 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua siswa kelas VII semester genap SMP Tunas Mekar Indonesia tahun
pelajaran 2013/2014 sebanyak 39 siswa yang terdistribusi dalam 2 kelas.
Distribusi siswa kelas VII dan rata-rata nilai ujian semester ganjil siswa kelas VII
SMP TMI Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.1 Rata-rata Nilai Ujian Semester Ganjil Kelas VII SMP TMI
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas

Banyak siswa

Rata-rata nilai

VII A

20

60,4

VII B

19

61,9

Populasi

39

61,15

Populasi terdiri dari dua kelas, teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling (sampel total). Untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen
dipilih secara acak. Satu sampel sebagai kelompok dengan pendekatan

16

pembelajaran problem posing. Sedangkan sampel kedua sebagai kelompok dengan pembelajaran konvensional.

B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah posttest-onlycontrol-group-design. Penelitian ini melibatkan dua kelas sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Posttest control design dalam Sugiyono
(2011:75) yaitu:
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Kelompok

Perlakuan

Posttest

A

O

B

O

Keterangan :
A
: kelas eksperimen
B
: kelas kontrol
: pendekatan pembelajaran problem posing
: pembelajaran konvensional
O
: Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikai matematis
siswa
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Melakukan penelitian pendahuluan yaitu melihat kondisi lapangan dengan
jumlah kelas yang ada, jumlah siswa, karakteristik siswa, serta melihat model
pembelajaran yang digunakan oleh guru matematika disekolah tersebut (30
Desember 2013).

2.

Merencanakan penelitian
a. Menentukan populasi dan sampel yang akan digunakan.

17

b. Membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan
problem posing untuk kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol.
c. Menyusun Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang akan diberikan kepada
siswa kelompok eksperimen pada saat diskusi dikelas.
d. Menyiapkan instrumen penelitian dengan terlebih dahulu membuat kisikisi postes yang sesuai dengan indikator pembelajaran dan indikator
kemampuan komunikasi matematis, kemudian membuat soal esai beserta
penyelesaian dan aturan pensekorannya untuk kemudian diuji validitas
oleh guru mitra.
3.

Melakukan penelitian
a. Melaksanakan pembelajaran kelompok problem posing dan konvensional
(10 februari 2014 - 12 maret 2014).
b. Melakukan uji coba instrumen pada kelas IXA (4 maret 2014).
c. Mengukur reliabilitas soal.
d. Melaksanakan postes pada kelompok problema posing dan konvensional
(13 maret 2014).
e. Melakukan uji hipotesis dan penarikan kesimpulan.
f. Menyusun laporan.

Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, siswa pada kelompok problem posing
dibagi menjadi empat (4) kelompok kecil yang heterogen. Pembagian kelompok
tersebut berdasarkan hasil tes ulangan akhir semester ganjil tahun pelajaran
2013/2014. Setiap kelompok terdiri dari 4 - 5 siswa, Berdasarkan jumlah siswa

18

yang ada di kelas. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.

C. Data dan Teknik Pengumpulan data
1.

Data Penelitian

Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data kemampuan
komunikasi matematis siswa.

2.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes diberikan sesudah
pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang
diberikan sesudah perlakuan dimaksudkan untuk melihat peningkatan kemampuan
komunikasi matematis siswa dan tes yang diberikan sebelum perlakuan
dimaksudkan untuk melihat nilai awal kemampuan komunikasi matematis siswa.

A.

Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes berupa soal uraian yang disusun
berdasarkan indicator kemampuan komunikasi matematis dan materi yang
diberikan. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini harus valid dan
realiabel, sehingga tes tersebut perlu dilakukan analisis validitas dan reiliabilitas
berikut:

19

1.

Validitas Isi
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur (tes) dalam melakukan
fungsi ukurnya (Azwar, 1996). Seperti yang diungkapkan oleh Wakhinuddin
(2010) bahwa validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui
pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang
dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauh mana item-item dalam
suatu alat ukur harus komprehensif isinya akan tetapi harus pula memuat
hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur.

Penyusunan instrument tes diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal,
kemudian dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawaban dan
aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Penilaian terhadap
kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa
yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan
dengan menggunakan daftar check list( ) oleh guru. Hasil penilaian terhadap
tes untuk mengambil data penelitian telah memenuhi validitas isi. Berdasarkan penilaian guru mitra, soal yang digunakan telah dinyatakan valid
(Lampiran B.4)

2) Reliabilitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk
uraian. Untuk menentukan tingkat reliabilitas tes digunakan rumus Alpha
(



)

20

Dalam Sudijono (2011:208) dengan kriteria suatu tes dikatakan valid apabila
memiliki nilai reliabilitas

.

Keterangan :
: koefisien reliabilitas tes


: jumlah varians dari tiap-tiap item tes
: varians total

n : banyaknya data
Hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes pada kelas uji coba di kelas IX A
diperoleh koefisien r11 = 0,77 sehingga instrumen tes dapat digunakan dalam
penelitian. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran C.3.
Berikut adalah pedoman penskoran tes kemampuan komunikasi matematis
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.3 Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
No
Indikator
1. Memberikan
alasan
rasional
terhadap
suatu
pernyataan

A.
B.

C.

2. Mengubah
A.
bentuk uraian B.
ke dalam
model
C.
matematika
D.
3. Mengilustrasikan A.
ide-ide
matematika B.
dalam bentuk
uraian yang C.
relevan
D.

Keterangan
Tidak memberikan kesimpulan pada akhir jawaban dan
menuliskan apapun untuk memperjelas penyelesaian
Memberikan kesinpulan pada akhir jawaban setiap bagian
soal benar, serta menuliskan alasan nuntuk memperjelas
penyelesaian tapi salah atau sebaliknya
Memberikan kesimpulan pada akhir jawaban setiap bagian
soal benar, serta menuliskan alasan untuk memperjelas
penyelesaian dan benar
Menuliskan rumus dalam menyelesaikan soal tetapi salah
Benar menuliskan rumus benar tetapi langkah penyelesaian
salah
Benar menuliskan rumus dan langkah penyelesaian benar,
tetapi hasil akhir salah
Benar menuliskan rumus, langkah penyelesaian benar, dan
hasil akhir benar
Tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari soal
Menuliskan apa yang diketahui tetapi tidak menuliskan apa
yang ditanyakan dari soal atau sebaliknya
Menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan dari
soal tetapi salah
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
dari soal dengan benar dan lengkap

Skor
0
1

2

0
2
4
6
0
2
4
6

21

D. Teknik Analisis Data
Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu nilai
kemampuan awal yang diperoleh dari nilai metematika semester sebelumnya dan
tes kemampuan komunikasi matematis yang diperoleh dari posttest. Pemberian
skor ditentukan oleh jawaban yang benar, sehingga diperoleh skor posttest.
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda selanjutnya akan
dilaksanakan tes akhir berupa posttest. Dari hasil postes akan diperoleh data yang
digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis. Sebelum melakukan pengujian
hipotesis maka perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu:

1.

Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji
Chi-Kuadrat. Uji Chi Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273) adalah sebagai
berikut:
a. Hipotesis
Ho

: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1

: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf signifikan : α = 0,05
c. Statistik uji:


Keterangan:

x2

= harga Chi-Kuadrat

22

= frekuensi pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
k = banyaknya pengamat
d. Keputusan uji
Terima H0 jika
normal. Dengan

dengan dk = k – 3, maka data berdistribusi
Dari hasil perhitungan kelas

2
eksperimen, diperoleh harga  hitung
 5,77 . Dari daftar distribusi  2 ,
2
2
2
diperoleh harga : tabel
1 k 3   tabel10, 0553   0,952   5,99 . Dari hasil

perhitungan kelas kontrol, diperoleh harga 

6

2
hitung


i 1

f

 fh 

2

p

fh

5,49

2
2
2
 tabel
1 k 3   tabel10, 0563   0,953  5,99 .

2
2
maka H0 diterima, hal ini berarti data kelas
Karena  hitung
  tabel

eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran C.8
dan C.9.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel yang
diambil yaitu kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai varians yang
homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah
kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang
digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut:

23

, artinya kedua kelompok populasi data homogen
, artinya kedua kelompok populasi data tidak homogen
a.

Taraf Signifikan
Taraf signifikan yang digunakan

b.

Statistik Uji
Untuk menguji hipotesis digunakan statistik:

c.

Keputusan Uji
Tolak H0 hanya jika F ≥ F1/2

α (v1,v2),

dengan F1/2

α (v1,v2)

didapat dari

daftar distribusi F dengan peluang 1/2 α, sedangkan derajat kebebasan
v1 dan v2 masing-masing sesuai dk pembilang dan penyebut. Dari
perhitungan diperoleh Fhitung = 2,30, dan Ftabel = 2,19. Karena Fhitung>
F1/2 α (v1,v2), dan berada pada daerah penerimaan Ho, maka Ho ditolak.
Hal ini berarti data posttest variansi kedua populasi tidak homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran C.10.

3.

Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, maka diketahui
bahwa data posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
normal serta kedua populasi tidak homogen. Sehingga uji hipotesis yang
dilakukan dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata yaitu ujiAdapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah:

.

24

H0 :

(kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pendekatan
problem

pembelajaran

posing

sama

dengan

kemampuan

komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran biasa
atau konvensional).
H1:

(kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pendekatan
pembelajaran problem posing lebih tinggi dari kemampuan
komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran biasa
atau konvensional).

Karena kedua data berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka digunakan
statistik uji t’. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2005: 241) adalah
sebagai berikut.

√(

̅̅̅

)

̅̅̅
(

)

Dengan kriteria pengujian adalah : tolak H0 jika
Keterangan:
w1 =
w2 =
t1 = t(1-α),(n1-1)
t2= t(1-α),(n2 -1)
dengan taraf signifikan

dan untuk harga t lainnya H0 ditolak. Dari

hasil perhitungan, diperoleh harga: t’ = 1,80 ,

= 1,73, t’ >

.

30

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa pembelajran matematika dengan pendekatan problem posing berpengaruh terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan ratarata kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan pendekatan
problem posing lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa pada pembelajaran konvensional.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan agar mendapatkan hasil yang lebih
optimal disarankan hal-hal berikut ini.
1. Kepada peneliti lain yang ingin mengkaji lebih mendalam tentang pendekatan
problem posing, sebaiknya pembentukan kelompok lebih memperhatikan
heterogenitas dan tingkat kemampuan siswa. Selain itu, peneliti harus bisa
mengontrol siswa dengan baik, sehingga proses pembelajaran berjalan
kondusif.

31

2. Kepada guru sebaiknya memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa. Hal ini dikarenakan tidak semua materi pelajaran matematika cocok hanya dengan satu pendekatan pembelajaran tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Ria. 2013. Pembelajaran Matematika Dengan Problem Posing.
[Online]. Tersedia: http://riaagustina020890.blogspot.com/2013/02/pembejaran-matematika-dengan-problem.html [18 Februari 2013].
Ansari, B. 2013. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan
Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Umum Melalui Strategi
Think Talk Write. Disertasi doktor pada fpmipa UPI Bandung. Tidak
diterbitkan.
Azwar, Saifuddin. 1996. TES PRESTASI: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Balitbang. 2013. Kemampuan Siswa Dapat Ditingkatkan Dengan Mengubah
Metode Pengajaran [online]. Tersedia: http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/desember2013/574-kemampuan-siswa-dapat-ditingkatkandengan-mengubah-metode-pengajaran.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Herdian. 2009. Model Pembelajaran Problem Posing. [Online]. Tersedia:
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/19/model-pembelajaran-problemposing/ [14 Juli 2014].
Hidayah, AA. 2013. Penggunaan Metode P r o b l e m p o s i n g
Dalam
Proses Pembelajaran Matematika. (Online). Tersedia: https://www.academia.edu/7558310/PENGGUNAAN_METODE_PROBLEM_POSING_DALA
M_PROSES_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA.
Karlimah. 2010. Pengembangan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Serta Disposisi Matematis Mahasiswa PGSD Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah. Bandung: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan UPI.

Merry, Ratnu. 2013. Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Skripsi pada fpmipa Universitas
Lampung. Tidak diterbitkan.
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Napitupulu, Ester lince. 2012. Prestasi Sains dan Matematika Indonesia
Menurun. [Online] Tersedia: http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/
09005434/Prestasi.Sains.dan.Matematika.Indonesia.Menurun [14/06/2012].
Qahar, A.2010. Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Koneksi dan Komunikasi Matematis serta Kemandirian Belajar Siswa SMP melalui Reciprocal
Teaching. Disertasi pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Uno, Hamzah. B. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wakhinuddin. 2010. Validitas isi. (Online). Tersedia: http://wakhinuddin.wordpress.com/2010/08/02/validitas-isi/[26 desember 2012].
Wardani, S., Guntoro, S. T., Sasongko, H.W., dan Wiworo. 2010. Pengembangan
Model Pembelajaran Aktif (Hasil Penelitian).Salatiga: Penerbit Widya Sari.
Wihatma, Ujang. 2004. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa SLTP Melalui Cooperative Learning Tipe Student Teams
Achievement
Divisions
(STAD).
[Online].
Tersedia:
http://pps.edu/org/abstraktheis/abstrakmat/abstrak04.html. [27 September
2012].