Pendahuluan T1 672009283 Full text

1. Pendahuluan

Perkembangan penggunaan bahasa Mandarin membuat sebagian sekolah menengah pertama memasukan bahasa tersebut dalam kurikulum. Bahkan beberapa sekolah dasar pun sudah mencantumkan bahasa Mandarin dalam kurikulum pelajarannya. Bahasa Mandarin menjadi bahasa yang sangat penting saat ini karena bahasa ini adalah salah satu bahasa internasional selain bahasa Inggris. Sebuah bahasa memiliki huruf abjad vokal dan konsonan, misalnya bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, begitu pula dengan bahasa Mandarin. Hal utama yang harus diperhatikan dalam pembelajaran bahasa Mandarin adalah cara pengucapann ejaannya 拼音 pīnyīn yang baik dan benar sesuai dengan nada baca. Bahasa Mandarin merupakan bahasa nada, maka setiap nada atau intonasi yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula. [1] Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Mandarin di SMP Kristen Satya Wacana, sebagian besar pelajar kurang paham dalam penggunaan pelafalan atau nada dalam bahasa Mandarin. Kebanyakan dari pelajar hanya mengerti abjad atau penulisannya saja, namun kurang memahami akan pelafalan nada sehingga kata yang diucapkan menjadi kurang tepat atau bahkan salah arti. Kegiatan belajar mengajar bahasa Mandarin di dalam SMP Kristen Satya Wacana hanya memakai buku sebagai panduan belajar. Cara seperti ini saja belum cukup memadai dalam membantu pelajar menyelesaikan berbagai masalah yang dialaminya. Oleh karena itu sangatlah diperlukan adanya model pembelajaran yang ideal agar dapat bermanfaat untuk pelajar. Sesuai dengan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana untuk merancang website pembelajaran bahasa Mandarin menggunakan audio yang responsive terhadap semua layar. Berdasarkan observasi siswa kelas 7 di SMP Kristen Satya Wacana, 55 dari 74 siswa sudah memiliki sma rtphone atau Tablet PC milik pribadi ataupun milik orangtua, 40 siswa memiliki smartphone iPhone , Blackberry dan Android Phone , 15 siswa memiliki tablet iPad dan tablet android , sisanya mengakses internet melalui PC atau laptop. Berdasarkan hal tersebut tujuan dibuatnya aplikasi pembelajaran ini adalah untuk membantu pelajar kelas 7 SMP Kristen Satya Wacana agar dapat mengerti pelafalan nada bahasa mandarin dan meningkatkan minat belajar bahasa Mandarin. Di dalam aplikasi ini berisi pembelajaran dengan gambar dan pelafalan suara dari setiap Pīnyīn dan Hànzì yang mempermudah dalam mempelajari materi bahasa mandarin. Teknologi yang mendukung untuk membuat aplikasi tersebut adalah dengan Responsive Web Design dan HTML5. Responsive Web Design adalah pendekatan yang menunjukkan desain website harus menanggapi perilaku user dan lingkungan berdasarkan pada layar, platform ukuran dan orientasi. Sebagai contoh adalah campuran dari flexible grids dan la yout , gambar dan penggunaan CSS, misalnya jika user beralih dari laptop mereka ke iPad , website secara otomatis harus beralih untuk mengubah resolusi dan ukuran gambar. Dengan memanfaatkan teknologi HTML5 yang akan diterapkan pada website ini, sehingga setiap ejaan 拼音 pīnyīn Bahasa Mandarin akan dapat ditampilkan visual dan didengarkan audio. 2. Kajian Pustaka Penelitian berjudul Media Pembelajaran Bahasa Mandarin Berbasis Client Server Pada Sistem Operasi Android membahas tentang aplikasi pembelajaran bahasa mandarin dengan menggunakan fasilitas multimedia digunakan dalam sistem operasi Android . Penelitian ini membahas mengenai pembuatan materi secara menarik dan kreatif, dengan menggunakan gambar, animasi dan audio. [2] Pemanfaatan Responsive Web Design dan HTML 5 dalam pengembangan website juga pernah dilakukan, salah satunya “ Web Responsive Design Untuk Situs Berita Menggunakan Framework Codeigniter ”. Penelitian ini menggunakan Responsive Web Design agar dapat menampilkan halaman situs sesuai dengan layar perangkat dan dapat mengenali setiap ukuran perangkat atau platform pengguna. Responsive Web Design membuat pengguna dengan nyaman dan mudah membaca konten isi berita tanpa harus menggeser layar kesamping.[3] Dari beberapa artikel dan penelitian ilmiah tersebut didapatkan sebuah gagasan untuk membangun sebuah website menggunakan teknologi Responsive Web Design yang dapat secara responsive berubah sesuai dengan layar perangkat mobile yang dipakai. Setiap materi yang ada dibuat dengan menarik menggunakan gambar sebagai bantuan visualisasi dan juga suara sebagai bantuan audio. Digunakan juga Teknologi HTML5 untuk menampilkan setiap file audio yang ada. Bahasa Mandarin adalah bahasa yang bernada. Pelafalan bahasa Mandarin pada dasarnya ada 4. Masing-masing menggunakan tanda nada yang dinyatakan : “ˉ” nada 1 , ” ” nada 2 ”ˇ” nada 3 ” ” nada 4 . Nada juga dianggap sebagai bagian yang membentuk suku kata, karena nada berfungsi untuk membedakan makna d alam bahasa Mandarin. Contoh “tāng, táng, tăng, tàng” 4 huruf ini initial semuanya [tang], finalnya semuanya [ang], hanya karena nada berbeda, makna tentu tidak sama, masing-masing mewakili 4 sifat yang berbeda dalam bahasa Mandarin minimal ada satuan bahasa yang bermakna, dalam penulisannya menjadi 4 huruf yang berbeda. Bagian dasar terbesar dari bahasa dalam bahasa Mandarin adalah suku kata 手 │ 洗 │ 民 │ 失 . suku kata dan suku kata berkombinasi menjadi kata 马 +路 →马 路 │ 开 关 → 开关 . Ada suku kata yang bisa berdiri sendiri sebagai kata 手 洗 ada suku kata yang tidak bisa berdiri sebagai kata, hanya bisa membentuk kata majemuk dengan bergabung dengan suku kata yang lain 民 → 人民 │ 失 →丧 失) . Dalam bahasa Mandarin modern proporsi sepasang suku kata merupakan yang paling besar. Sebagian besar pasangan suku kata tergantung pola majemuk pembentuknya yang terletak di depannya. Pada pelafalannya, bahasa Mandarin memiliki suku kata untuk melambangkan bunyi – bunyi dalam Mandarin atau disebut Bopomofo, terbagi atas pelafalan huruf mati konsonan dan huruf hidup vokal.[1] Responsive Web Design RWD pada dasarnya menunjukan bahwa situs website dibuat menggunakan W3C CSS3 media dengan proporsi berbasis grid , untuk beradaptasi tata letak dengan melihat lingkungan platform dan gambar fleksibel sebagai hasilnya. Pengguna di berbagai platform dan browser akan memiliki akses ke satu sumber konten, ditata sehingga mudah dibaca dan navigasi dengan minimal mengubah ukuran, panning dan scrolling .[4] Responsive Web Design pertama kali diperkenalkan oleh Ethan Marcotte pada artikelnya yang sangat inspiratif Responsive Web Design . Semakin banyaknya perangkat yang muncul dengan berbagai ukuran, maka sebuah situs perlu untuk mengenali ukuran perangkat pengguna. Ketika masih berpikir saat ada perangkat baru yang dirilis dan akan memperbarui situs agar sesuai, maka harus mencari solusi yang lebih efektif dan responsif bagaimana cara agar situs hanya mengakui lebar browser saja tanpa melakukan pembaruan yang lebih spesifik.[3] Menurut Ethan Marcotte didalam bukunya A Book Apart, ada 3 hal yang harus dipakai agar dapat membuat design website yang Responsive yaitu : 1 The Flexible Grid , 2 The Flexible Images , 3 Media Queries. The Flexible Grid, Kerangka dasar yang fleksibel, dibentuk oleh 5 komponen yaitu Flexible Type, Flexible Containers, Flexible Margins, Flexible Padding, dan Flexible Image. Pendekatan yang paling umum untuk ukuran dalam css pada hari ini adalah dengan menggunakan pixel . Pixel dapat memberikan desainer kontrol yang tepat dan akurat dalam penggunaannya. Jika desainer ingin mengubah ukuran teks yang lebih kecil atau teks yang lebih besar berdasarkan ukuran layar, maka akan mengubah elemen css induk. Hal seperti ini biasa disebut fixed width . Tetapi karena Responsive Web Design menggunakan Flexible Grid agar dapat menyesuaikan jenis ukuran layar sesuai dengan perangkat yang dipakai, maka pixel tidak digunakan melainkan digantikan dengan ukuran ems. Flexible Images berarti setiap image yang ada didalam website tidak melebihi lebar container dari layout yang dirancang. Saat merancang desain website responsive bukan hanya tampilan layout yang harus dirancang tetapi juga harus memperhatikan bagaimana image akan ditampilkan. Dengan menuliskan aturan didalam CSS3 maka setiap image dapat menjadi flexible image . Pertama kali ditemukan oleh desainer Richard Rutter, satu aturan ini telah membuat perubahan yang sangat berguna untuk setiap gambar dalam website . Sekarang, elemen img akan cukup pada ukuran apapun yang diinginkan asalkan elemen yang terkandung itu lebih kecil dari elemen yang mengandung. Tetapi jika ternyata elemen yang terkandung lebih lebar daripada elemen yang mengandung, maka max - width :100 akan digunakan untuk memaksakan elemen yang terkandung muat dengan elemen yang mengandung. Media Queries Adalah bagian dalam CSS3 yang digunakan untuk menerapkan style layoutnya dan menentukan target lebar layarnya. Dengan tata letak yang fleksibel membuat kita bisa mengubah ukuran jendela browser untuk lebar yang berbeda beda. Ukuran jendela browser yang berbeda-beda menyebabkan kita harus menangani perbedaan desain dalam resolusi layar yang berbeda sesuai dengan perangkat. Media Queries membuat desain dapat beradaptasi pada perubahan resolusi layar dengan mengoptimalkan halaman setiap desain agar menjadi lebih responsive.[5] CSS 3 adalah versi CSS terbaru yang masih dikembangkan oleh W3C. Namun beberapa web browser sudah mendukung CSS 3. CSS 2 didukung seutuhnya oleh CSS 3 dan tidak ada perubahan, hanya ada beberapa penambahan, sehingga ketika bermigrasi dari CSS 2 ke CSS 3, tidak perlu mengubah apapun. CSS3 memiliki salah satu fitur yakni media queries yang merupakan salah satu fitur utama untuk responsive design dan tentunya didukung fitur-fitur lain untuk menghasilkan web yang fleksibel.[6] CSS2 memungkinkan kita untuk menentukan stylesheet untuk jenis media tertentu seperti layar atau tampilan. Sekarang CSS3 bahkan membuat lebih efisien dengan menambahkan media queries . Dengan kondisi tertentu pada setiap jenis media CSS3 dapat menerapkan stylesheet yang berbeda. Sebagai contoh, CSS3 dapat memiliki satu stylesheet untuk menampilkan tampilan yang besar, dan stylesheet yang berbeda khusus untuk perangkat mobile . Hal ini membuat CSS3 dapat menyesuaikan dengan resolusi layar yang berbeda tanpa mengubah konten isi.[7] HTML Hyper Text Ma rkup Language adalah file teks yang berisi instruksi script kepada web browser untuk menampilkan suatu tampilan grafis dari sebuah halaman website . HTML 5 menyediakan video dan unsur-unsur audio melalui halaman website yang dapat memutar video dan audio tanpa memerlukan plug-in pihak ketiga. Sampai saat ini, belum ada standar untuk memutar file audio pada halaman website , saat ini, kebanyakan file audio diputar melalui plug-in seperti flash . Namun, browser yang berbeda mungkin memiliki berbagai plug - in . HTML5 mendefinisikan elemen baru yang menentukan cara standar untuk menanamkan file audio pada halaman web : elemen audio. Konten teks harus dituliskan diantara tag audio dan audio untuk browser yang tidak mendukung elemen audio. Tabel 1 menunjukan perbandingan beberapa browser yang mendukung format audio yang digunakan di HTML 5. Tabel 1 Tabel perbandingan browser pendukung format audio untuk HTML 5 Browser MP3 Wav Ogg IE 9+ Ya Tidak Tidak Chrome 6+ Ya Ya Ya Firefox 3.6+ Tidak Ya Ya Safari 5+ Ya Ya Tidak Opera 10+ Tidak Ya Ya Seiring dengan berkembangnya pertumbuhan perangkat mobile , penggunaan HTML5 dalam mobile juga sudah banyak kemajuan. Berikut ini adalah tabel hasil dari pengujian sejauh mana HTML5 dapat dipakai dari berbagai sistem operasi mobile .[8] Tabel 2 Tabel perbandingan sistem operasi mobile pendukung untuk HTML5

3. Metode Pengembangan Sistem