Latar Belakang penelitian 2010 peningkatan akselerasi proses pembelajaran komputer pemrograman

2

A. Latar Belakang

Kompetisi dalam berbagai bidang semakin ketat di era global ini. Hanya orang- orang yang memiliki kompetensi yang akan mampu bertahan dalam kompetisi tersebut. Termasuk di dalamnya kompetisi dalam dunia pendidikan. Itulah sebabnya Universitas Negeri Yogyakarta UNY memulai proses untuk menuju universitas berkelas dunia. Dalam rangka meningkatkan mutu menuju world class university WCU, UNY melakukan berbagai usaha, baik dalam bidang akademik, maupun juga pada usaha peningkatan mutu pada semua aspek kegiatan di kampus. Peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam segi materi, proses, mapun evaluasi merupakan salah satu faktor utama yang harus dilakukan. Sementara itu salah satu mata kuliah yang mendasari dan mendukung semua perkuliahan di bidang Teknik Sipil adalah Mata Kuliah komputer pemrograman yang berisi tentang pembuatan program komputer untuk dipakai dalam aplikasi Teknik Sipil. Mata kuliah Komputer Pemrograman di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY berbobot 2 SKS. Dengan mata kuliah ini diharapkan mahasiswa menguasai kompetensi pembuatan program untuk melakukan perhitungan-perhitungan struktur beton, struktur baja, struktur kayu, mekanika teknik, mekanika tanah, mekanika fluida maupun hidrolika. Sudah banyak mahasiswa yang membuat tugas akhir dengan memanfaatkan komputer pemrograman, antara lain: perhitungan aliran di pipa bercabang, analisa dinding penahan tanah, pembuatan media pembelajaran mekanika teknik, dan lain-lain. Berdasarkan hasil pengamatan awal di kelas diketahui bahwa walaupun nilai akhir mata kuliah ini masuk dalam kategori cukup, akan tetapi proses pembelajarannya berjalan dengan lambat. Nilai mahasiswa hampir selalu didapatkan dengan remidial. Penyebab utamanya dari pengamatan awal adalah pemahaman mahasiswa yang kurang responsif, sehingga proses pembelajaran berjalan melebihi waktu yang direncanakan. Lambatnya proses pembelajaran tersebut mengakibatkan cakupan materi yang diberikan kepada siswa menjadi sangat terbatas sehingga kurang mendukung capaian Kompetensi Dasar mahasiswa. Selama ini pelaksanaan perkuliahan Komputer Pemrograman di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan masih menitik beratkan pada produk yang dihasilkan oleh mahasiswa yang berupa software. Dosen memberikan teori terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tugas. Penilaian hanya dilakukan diakhir penyelesaian pemrograman. Tidak dilakukannya evaluasi pada proses pembelajaran menyebabkan dosen tidak mengetahui kendala yang dialami mahasiswa 3 pada saat proses pembuatan program komputer. Apabila dari hasil evaluasi akhir diketahui bahwa mahasiswa mengalami kesalahan dalam pembuatan program, dosen akan mengulangi penjelasan tentang materi pembelajaran terkait yang mengakibatkan banyak waktu tersita. Hal inilah yang membuat proses pembelajaran menjadi tidak efisien. Remidial yang selalu dijalani oleh mahasiswa peserta mata kuliah komputer pemrograman mengindikasikan bahwa proses pembelajaran terutama dari segi waktu belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dari data terdahulu disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa untuk membuat program komputer sebenarnya cukup bagus. Akan tetapi pemahaman yang berjalan dengan lambat membuat proses pembelajaran berjalan dengan memakan waktu yang lama sehingga tidak sesuai dengan rencana pembelajaran. Untuk menganalisa hambatan-hambatan yang dihadapi mahasiswa selama proses pembuatan program komputer maka seharusnya evaluasi tidak hanya dilakukan setelah program selesai. Model evaluasi yang lebih cocok untuk diterapkan guna mengetahui hambatan selama proses pembelajaran adalah dengan Evaluasi Proses. Evaluasi proses adalah evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini evaluasi proses dilakukan sejak proses algoritma, pembuatan flow chart, desain visual, penulisan script, sampai running program. Pelaksanaan pembelajaran dengan evaluasi proses tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak ditindaklanjuti dengan berdasarkan hasil evaluasinya. Untuk mempermudah tindak lanjut hasil evaluasi disetiap tahapan dalam proses pembelajaran praktik laboratorium maka dilakukan dengan metode brainstorming. Edward Sallis 2007:198 mengatakan bahwa Brainstorming merupakan alat yang ideal untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan brainstorming juga bisa meningkatkan kreativitas dan mengembangkan ide-ide secara cepat. Berdasarkan uraian di atas, rumuskan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1 bagaimanakah implementasi model evaluasi proses pada mata kuliah komputer pemrograman untuk meningkatkan akselerasi proses pembelajaran? 2 pada tahap apa tahap algoritma, pembuatan flow chart, desain visual, penulisan script, sampai running program mahasiswa mengalami kendala dalam pembelajaran mata kuliah komputer pemrograman? 3 bagaimana implementasi metode brainstorming untuk menindaklanjuti implementasi model evaluasi proses pada mata kuliah komputer pemrograman sehingga dapat mempercepat akselerasi pembelajaran? Pengertian dasar evaluasi dalam proses pembelajaran mencakup serangkaian kegiatan yang dilakukan dosen untuk mendapatkan informasi tentang perilaku belajar 4 mahasiswa, tentang proses pembelajaran, dan tentang suasana kelas. Angelo 1991 mendefinisikan penilaian dalam proses pembelajaran: “Classroom assessment consist of small-scale assessment conducted continuously in college classrooms by dicipline-based teachers to determine what students are learning in that class ”. Berkaitan dengan evaluasi dalam proses pembelajaran ini Stiggins, 1994 mengemukakan tujuh prinsip sebagai petunjuk pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran yang antara lain sebagai berikut. 1 Clear thinking and effective commnication maksudnya penilaian memerlukan pemikiran yang jernih dan komunikasi yang efektif. 2 Teachers in charge artinya bahwa sebagian besar proses pembelajaran yang diselenggarakan mengandung kegiatan penilaian. 3 Student as the user mengandung implikasi bahwa mahasiswalah yang paling membutuhkan hasil penilaian. 4 Clear and appropriate targets maksudnya bahwa kualitas penilaian kelas tergantung pada kejelasan target belajar yang akan dinilai. 5 High quality assessment kualitas merupakan tuntutan dari semua jenis penilaian. 6 Attention to interpersonal impact artinya bahwa penilaian merupakan hubungan antarperorangan yang kompleks. 7 Assessment as Instruction mempunyai makna bahwa antara penilaian dan pembelajaran merupakan satu kesatuan dimana penilaian merupakan alat pembelajaran yang baik. Teknik evaluasi proses yang dilakukan dosen dalam proses pembelajaran meliputi kegiatan seperti pengamatan, pemberian pekerjaan rumah, tugas atau latihan yang dikerjakan dalam kelas, mewawancarai mahasiswa, tanya-jawab di dalam kelas. Nitko, 1996. Di antara berbagai bentuk evaluasi kelas tersebut dapat dijadikan alternatif pilihan antara lain: 1 interaksi tanya jawab Kuis, 2 latihantugas, 3 observasi, 4 proyek. Adapun brainstorming merupakan piranti perencanaan yang dapat menampung kreativitas kelompok dan sering digunakan sebagai alat pembentukan konsensus maupun untuk mendapatkan ide-ide yang banyak. Teknik brainstorming merupakan salah satu cara mendapatkan sejumlah ide yang mudah dan menyenangkan para peserta didik. Karena mereka boleh bebas menyampaikan pendapatnya tanpa ragu-ragu atau takut salah sepanjang masih dalam topik bahasan. Setiap pesertadidik mendapatkan kesempatan atau giliran untuk berpartisipasi melontarkan idenya sampai habis Affandi:2008. Brainstorming dapat dilakukan dengan metode putaran bebas free wheel maupun putaran teratur round robin. Edward Sallis 2007:199 mengemukakan beberapa aturan yang harus diikuti supaya brainstorming dapat berjalan dengan lancar yang meliputi: 1 semua pihak yang terlibat harus betul-betul memahami brainstorming dan materi yang akan dibahas, 2 menetapkan seseorang untuk mencatat ide-ide nyata yang muncul selama kegiatan 5 berlangsung, 3 mendata semua ide tersebut, 4 tidak diperkenankan mengkritik ide-ide, 5 membangun ide berdasarkan ide-ide sebelumnya. Selanjutnya Edwar Sallis juga menjelaskan bahwa metode brainstorming tidak boleh digunakan lebih dari 15 menit dalam setiap pokok bahasan.

B. Metode Penelitian