PENUTUP ANALISIS PROSES INFORMASI ORGANISASIONAL DENGAN PENDEKATAN KARL WEICK TENTANG PERKEMBANGAN INDONESIA WIFI DI DIVISI WIRELESS BROADBAND AREA YOGYAKARTA.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dimulai dari perkembangan teknologi di dunia, PT Telkom melalui
divisinya yaitu Divisi Wireless Broadband, yang sebelumnya bernama Divisi
Telkom Flexi, memperkenalkan teknologi data baru yang bernama Indonesia WiFi
atau WiFi ID. WiFi ID telah berkembang dan sudah memiliki ribuan titik access
point, termasuk di Area Yoyakarta. Perkembangan Indonesia WiFi ini membawa
dampak yang baik bagi keberlangsungan hidup organisasi. Bisnis baru ini dapat
mempertahankan keberadaan organisasi ditengah masa krisis perusahaan
telekomunikasi, khususnya perusahaan yang bermain di jaringan CDMA. Usaha
yang dilakukan oleh organisasi dengan memberikan inovasi-inovasi baru sehingga
dapat beradaptasi dengan lingkungan organisasi yang juga ikut berubah tercermin
dalam salah satu teori yang mendasari teori yang dipakai peneliti yaitu Teori
Evolusi Sosiokultural Darwin.
Teori yang dicetuskan oleh Karl Weick, yakni Teori Informasi Organisasi,
membawa dua perspektif teori lain yaitu Teori Sistem Umum dan Teori Evolusi
Sosiokultural Darwin. Teori Sistem Umum mengemukakan cara organisasi dalam
mengelola informasi dan cara memahami keterhubungan unit yang ada di dalam
suatu organisasi. Keterhubungan unit dalam sistem terlihat di Divisi Wireless
94
Broadband dalam hal pengembangan Indonesia WiFi atau WiFi ID. Untuk
mengembangkan WiFi ID, organisasi biasanya melibatkan semua unit terkait
dalam sesi bersama. Sesi bersama ini membahas potensi-potensi lokasi yang
memungkinkan untuk dipasang WiFI ID. Sesi bersama ini dihadiri oleh unit yang
menangani masalah akses jaringan, ketersediaan jaringan, izin lokasi hingga
Delivery Channel yang bertugas untuk mengumpulkan informasi. Seluruh unit ini
bekerjasama dalam hal pengembangan WiFi ID di suatu lokasi.
Teori besar yang menjadi dasar penelitian ini dan digunakan untuk
menganalisis proses informasi organisasional di Divisi Wireless Broadband yaitu
Teori Informasi Organisasi. Teori ini memandang organisasi sebagai suatu sistem
yang mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi dari lingkungannya
lalu informasi ditafsir dan dikomunikasikan sehingga menjadi informasi yang
masuk akal. Proses informasi organisasi mengacu pada hal mengumpulkan,
mengelola dan menggunakan informasi. Ada tiga bagian dalam memproses suatu
informasi agar dapat dipahami yaitu enactment, seleksi dan retensi.
Ada sejumlah asumsi mendasar dalam teori ini yang menjadi acuan dalam
menganalisis proses informasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Sejumlah
asumsi tersebut antara lain
1. Organisasi manusia ada dalam sebuah lingkungan informasi. Organisasi berada
ditengah lingkungan masyarakat yang notabene mengawasi setiap perubahan
yang terjadi. Lingkungan organisasi ini memiliki banyak informasi, baik
positif maupun negatif, bagi perusahaan. Terkadang informasi tersebut berada
95
dalam hal ketidakjelasan atau samar-samar bagi perusahaan. Oleh karena itu,
organisasi harus dapat melakukan proses memahami informasi yang baik dan
berguna bagi organisasi. Di dalam Divisi Wireless Broadband, asumsi pertama
ini sesuai dengan tahap mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
perkembangan WiFi ID khususnya di Area Yogyakarta. Informasi tentang
potensi-potensi lokasi datang dari berbagai pihak, baik dari pihak internal
maupun eksternal. Divisi ini memiliki satu unit khusus untuk mengumpulkan
informasi tentang lokasi-lokasi yang berpotensi untuk pengembangan WiFi ID
yaitu Delivery Channel. Delivery Channel yang dimiliki oleh divisi ini terbagi
menjadi empat bagian sesuai segmen pasarnya di lingkungan internal maupun
eksternal organisasi.
2. Informasi yang diterima sebuah organisasi berbeda dalam hal ketidakjelasan.
Seperti yang telah dijelaskan dalam asumsi pertama, ketidakjelasan informasi
timbul karena organisasi menerima banyak informasi sehingga untuk
memahaminya perlu dilakukan pengelolaan informasi. Mengelola informasi ini
sesuai dengan tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan proses informasi
organisasi. Divisi ini mengelola informasi melalui forum Join Planning
Session. Dalam forum ini semua Delivery Channel berkumpul dan mengajukan
usulan potensi lokasi. Organisasi akan menyeleksi informasi-informasi dari
Delivery Channel ini kemudian akan dibuat skala prioritas terhadap informasiinformasi yang berguna sampai informasi yang hanya disimpan saja.
96
3. Organisasi manusia terlibat di dalam pemrosesan informasi untuk mengurangi
ketidakjelasan informasi. Dalam asumsi ini, organisasi harus dapat
menggunakan suatu cara atau metode yang tepat dalam menangani
ketidakjelasan informasi. Jika ketidakjelasan informasi terjadi di Divisi
Telkom Flexi, organisasi ini akan bertindak dengan mencari solusi melalui
koordinasi antar peer atau secara horizontal dan melakukan benchmark dengan
divisi dari daerah lain. Hal ini dilakukan Divisi Wireless Broadband Area
Yogyakarta untuk meminimalisasi keadaan atau situasi buruk yang akan terjadi
apabila ketidakjelasan informasi terjadi. Organisasi juga akan menganalisis
informasi yang diterima itu berguna atau tidak dengan cara mengaitkan
informasi dengan tujuan dan filosofi perusahaan. Jika permasalahan sudah
dapat diselesaikan oleh pihak-pihak tertentu maka tahap terakhir dalam
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi yang telah diputuskan ini
melalui media rapat dan mailing list saja serta melibatkan pihak ketiga dalam
proses tindak lanjut pengembangan WiFi ID.
Jadi dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
memahami sebuah informasi yang datang dari lingkungan organisasi, Divisi
Wireless Broadband Area Yogyakarta memiliki serangkaian proses yang
melibatkan semua unit terkait dan pada akhirnya sesuai dengan tujuan organisasi.
Walaupun divisi ini juga memiliki suatu unit khusus untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan Indonesia WiFi atau WiFi ID, khususnya di
Yogyakarta, tetapi informasi yang samar-samar juga masih ditemukan oleh
97
organisasi. Informasi yang samar-samar tersebut mayoritas berasal dari para
pelanggannya dan dapat ditemui jalan tengah untuk membuat informasi yang
samar-samar menjadi informasi yang masuk akal bagi organisasi sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai.
Jika dikaitkan dengan asumsi dari teori yang melandasi penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa organisasi yang ingin mempertahankan keberadaannya
ditengah-tengah lingkungan masyarakat harus siap dengan berbagai informasi
yang datang. Demikian karena organisasi tidak bisa lepas dari lingkungan
informasi yang bisa saja menimbulkan ketidakjelasan dalam proses menerimanya.
Organisasi dituntut harus dapat memahami informasi tersebut melalui pemrosesan
informasi sehingga dapat ditemukan informasi yang berguna bagi organisasi dan
dapat dilakukan umpan balik terhadap informasi tersebut.
Dalam pelaksanaan tugasnya, divisi ini merupakan jenis organisasi flat,
artinya setiap anggota dapat mengerjakan lebih dari satu pekerjaan atau tidak
sesuai dengan job titlle-nya. Hal ini menjadikan pengalaman-pengalaman mereka
menjadi sebuah acuan dalam proses mengelola informasi. Pengalaman ini
merupakan interpretasi individu dalam menanggapi suatu hal yang terjadi di dalam
organisasi. Ini sesuai dengan teori yang digunakan peneliti bahwa dalam
mengelola informasi tidak ada struktur atau aturan yang mempengaruhi dan
sifatnya interpretif.
98
B. Saran
Selama menjalankan penelitian dan melakukan wawancara terkait proses
informasi organisasi dengan isu perkembangan Indonesia WiFi di Area
Yogyakarta, ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan sesuai dengan
manfaat penelitian yang telah disampaikan sebelumnya. Saran yang dapat
diberikan oleh peneliti meliputi saran akademis dan praktis.
1. Saran Akademis
Penelitian ini menggunakan Teori Informasi Organisasi sebagai kerangka
teoritis dalam menjelaskan suatu organisasi yang mengumpulkan, mengelola,
hingga menggunakan informasi dari lingkungan. Model pengorganisasian dan
umpan balik merupakan sebuah siklus dalam memproses sebuah informasi.
Penelitian ini menggunakan model tersebut dan menemukan bahwa proses
yang dilalui organisasi dalam memahami informasi lebih kompleks dari model
pengorganisasian yang dikemukakan oleh Kreps. Jadi berdasarkan hal tersebut
maka model pengorganisasian informasi perlu dikembangkan lebih lanjut agar
siklus dalam memahami ketidakjelasan informasi dapat lebih tampak.
2. Saran Praktis
Untuk mengelola suatu informasi yang datang dari berbagai pihak dan
mampu untuk memahami informasi tersebut, Divisi Wireless Broadband perlu
melakukan pelatihan atau training karyawan untuk mengetahui maupun
meningkatkan skill para anggota. Hal ini dilakukan agar ketika terjadi suatu
ketidakjelasan informasi yang membuat keadaan perusahaan tidak stabil maka
99
para anggota yang telah mendapatkan pelatihan mampu untuk menanggulangi
masalah-masalah tersebut sehingga tercipta suatu solusi yang baik bagi
perusahaan. Training ini perlu untuk dilakukan mengingat dari sejak
berdirinya divisi ini belum ada pelatihan bagi anggota. Anggota organisasi
hanya mengandalkan pengalaman mereka saja dalam menghadapi suatu
situasi.
Divisi ini pun perlu untuk membuat suatu sesi bersama dengan berbagai
unit untuk menggabungkan pengalaman setiap individu sebagai bentuk
interpretasi dalam proses memahami suatu informasi. Kegiatan ini dapat
menghasilkan suatu kesepahaman bersama bagi para anggota dalam
mengelola hingga memahami informasi yang membingungkan melalui
sharing pengalaman setiap anggota sehingga informasi menjadi masuk akal
dan berguna dalam mencapai tujuan organisasi.
Itulah saran akademis dan saran praktis yang dapat peneliti sampaikan.
Semoga saran-saran tersebut mendapat tanggapan yang positif dari organisasi.
100
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Creswell, John W. 2010. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Cutlip, Center, Broom. 2007. Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Davis Gordon B. 1997. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT Pustaka Binaman
Pressindo
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial : Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif Edisi Kedua. Yogyakarta: UII Press
Littlejohn, Stephen W & Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika
Marhaeni, Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.
101
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Mulyana, Deddy.
2005. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy.
2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Pace, R Wayne and Faules, Don F. 1993. Komunikasi Organisasi: Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga
Salim, Agus. 2006. Teori & Paradigma Penelitian Sosial Edisi Kedua. Yogyakarta:
Penerbit Tiara Wacana
S. Sunarjo, Djoenaesih. 1991. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Penerbit
Liberty
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Penerbit Andi
102
Uchjana Effendy, Onong. 2011. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
West and Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi Edisi 3.
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
Wijaya, H. A.W. 1997. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara
Yin, Robert K. 1996. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Sumber Penelitian :
Wardhani, Irene Wisnu. 2012. Skripsi. Pelaksanaan Sosialisasi Konsep Baru
“Garuda Indonesia Experience” PT Garuda Indonesia Tahun 2009-2011.
Yogyakarta. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Yohana, Anastasia Fanny. 2013. Skripsi: Proses Konstruksi Kebijakan Hubungan
Komunitas PT. Badak NGL (Studi Deskripstif Kualitatif Berdasarkan Teori
Enactment Karl Weick). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Sumber Internet :
http://www.telkomflexi.com/profil/ (diakses pada tanggal 17 Februari 2013)
http://www.telkomflexi.com/promo/wifi-id-indonesia-wifi/ (diakses pada tanggal 17
Februari 2013)
103
http://www.indonesiawifi.com/id/about-indonesia-wifi (diakses pada tanggal 17
Februari 2013)
http://telkomspeedy.com/Indonesia-wifi (diakses pada tanggal 17 Februari 2013)
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/SUSAN
TI_KURNIAWATI/MAKALAH/iNOVASI_ORGANISASI.pdf (diakses pada
tanggal 3 Maret 2013)
http://bangka.tribunnews.com/2012/02/24/persaingan-operator-telekomunikasisudah-hiperkompetisi (diakses pada tanggal 3 Maret 2013)
http://marsnewsletter.wordpress.com/persaingan-flexi-dan-esia-di-pasar-cdma/
(diakses pada tanggal 6 Maret 2013)
http://perilakuorganisasi.com/karl-e-weick-teori-enactment.html (diakses pada
tanggal 7 April 2013)
104
Interview Guide
Daftar pertanyaan yang akan diajukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
A. Equivocality (Ketidakjelasan)
1. Bagaimana proses organisasi dalam menangani ketidakjelasan informasi
dari lingkungan internal dan eksternal?
2. Hal seperti apa yang biasanya membuat suatu informasi tidak jelas bagi
perusahaan?
B. Proses Informasi Organisasi (Probing)
I.
Mengumpulkan Informasi
1. Darimana sumber informasi organisasi diperoleh (lingkungan internal
dan eksternal)?
2. Apakah organisasi memiliki cara-cara khusus untuk mendapatkan
informasi dari lingkungan eksternal?
3. Bagaimana proses informasi itu diterima dan diinterpretasikan oleh
organisasi?
II. Mengelola Informasi
1. Bagaimana tahap-tahap dalam mengelola informasi tersebut?
2. Bagaimana proses seleksi informasi yang berguna dan tidak berguna
bagi organisasi?
3. Apakah ada aturan dalam melakukan seleksi informasi?
III. Menggunakan Informasi
1. Bagaimana cara atau strategi organisasi untuk mengkomunikasikan
dan mengkoordinasikan informasi yang sudah dikelola kepada
lingkungan organisasi?
2. Apakah cara atau strategi tersebut tercantum dalam peraturan
perusahaan?
C. Indonesia WiFi (WiFi ID)
1. Bagaimana proses terbentuknya bisnis Indonesia WiFi di perusahaan?
2. Bagaimana perkembangan Indonesia WiFi sejak berdirinya hingga saat ini
di Area Yogyakarta?
3. Perubahan apa saja yang terjadi di lingkungan organisasi dengan
dikelolanya bisnis baru ini?
4. Apa pengaruh positif dan negatif dari bisnis ini bagi lingkungan organisasi?
Transkrip Wawancara
Wawancara ke
:1
Nama Narasumber : Yogo Santoso
Jabatan
: Manager Wireless Broadband Area Yogyakarta
Waktu
: Jumat, 24 Mei 2013. Pukul 09.00-09.20 WIB
Tempat
: Divisi Telkom Flexi Wilayah Yogyakarta
Baris
1
Pelaku
Peneliti
Uraian Wawancara
Mengapa terjadi pergantian nama Divisi Telkom Flexi
menjadi Divisi Wireless Broadband?
2
Narasumber Jadi awalnya itu disebabkan karena bisnisnya Telkom
Flexi itu oleh direksi ya pimpinannya Telkom itu dianggap
sudah masuk ke masa retrechment, itu artinya upaya yang
dilakukan perusahaan dengan sengaja untuk mengurangi
sumber dayanya untuk mencegah kerugian lebih lanjut
perusahaan. Kenapa begitu? Karena bisnis CDMA ini
dibandingin bisnis GSM gitu ya itu perkembangannya
tidak secepat GSM karena pertama dukungan mitra
handset ya dukungan penyediaan terminal handphone-nya,
modemnya, begitu itu tidak sebanyak GSM. Karena
memang tidak banyak negara yang menggelar layanan
CDMA kan?! Nah, oleh karena itu direksi itu pengen fokus
untuk teknologi wireless-nya, itu yang dikembangkan
hanya GSM lewat Telkomsel. Jadi CDMA tidak akan
dikembangkan lebih lanjut. Tidak akan dikembangkan itu
bukan bisnisnya ditutup bukan, karena basis pelanggannya
kita masih juga banyakkan masih 16 juta gitu, tapi tidak
akan kedepannya dibangun lagi gitu. Tidak dibangun lagi
itu maksudnya kita nggak akan nambah BTS, kita ngga
akan memperluas jangkauan. Pelanggan yang sudah ada itu
kita
retensi
kita
pelihara
tetapi
kita
tidak
akan
membesarkan dan itu kayaknya semua pemain CDMA
seperti itu. Sekarangkan Esia ngga mengembangkan diri,
Flexi juga ngga mengembangkan diri, Starone juga ngga,
Smartfren juga ngga. Smartfren itu sekarang hanya
mengembangkan di sisi data aja tapi dia sebenarnya
sekarang juga tidak menambah BTS. Semua pemain
CDMA seperti itu. Nah kayaknya kedepan pemain CDMA
itu mereka akan marger gitu jadi satu pemain kedepannya,
itu diprediksikan akan seperti itu. Nah padahal yang
sedang berkembang sekarang itu kan data jadi voice sama
sms itu revenue-nya turun, tapi yang berkembang luar
biasa itu sekarang orang beralih dari teknologi sms dari
voice itu ke data. Orang sekarang lebih senang bbm-an,
texting ya, lebih senang pake whats app, pake line daripada
ngebell sama sms gitu. Dan teknologi data itu makin lama
makin keliatan trennya traffic-nya naik makanya kedepan
semua akan lari ke arah data. Nah cuman semua pemain
seluler itu punya keterbatasan kalo main di data karena
bandwitch data itu terbatas. Jadi misalkan ada kata-kata
gitu ya 3G itu sampai dengan 3 Mega, itu up to
sebenarnya. Kalo satu orang pake di satu BTS itu
sendirian, dia dapat 3 Mega tapi kalo 300 orang pake itu ya
3 Mega dibagi 300. Akhirnya kan sekarang banyak
keluhan apapun ya, GSM ataupun CDMA gitu akses
internet mobile itu lamban. Nah untuk mengatasi itu, itu
satu-satunya cara yang dianggap efektif saat ini adalah kita
membangun banyak titik WiFi. Banyak sekali titik WiFi
yang apabila pelanggan seluler masuk ke wilayah WiFi
tersebut bisa langsung pindah koneksi datanya dari BTS ke
WiFi. Jadi layanannya bersifat sameless, sameless itu
maksudnya pelanggan ga harus meregistrasi lagi tapi
secara otomatis, kalau misalkan mbaknya pake ini kan
pake GSM gitu kan pake Telkomsel misalkan speed-nya
rendah nih tapi trus tiba-tiba masuk mall, pas masuk mall
itu speed dapat kencang lagi kenapa? Karena koneksi
datanya di putus dari tadinya masuk lewat BTS masuk ke
lewat WiFi. Nah ini dianggap sebagai suatu solusi untuk
mengatasi keterbatasan bandwitch ya kecepatan internet
untuk
pelanggan
mobile.
Nah
caranya
itu
kita
memperbanyak titik WiFi, makanya direksi Telkom bikin
program satu juta WiFi. Untuk mengelola satu juta WiFi
itu perlu ada unit yang mengelola, nah unit yang mengelola
itu diserahkan ke Divisi Telkom Flexi. Nah karena Divisi
Telkom Flexi sekarang ngurusi satu bisnis baru, wireless
broadband WiFi tadi, makanya terus dirubah namanya
tidak lagi Divisi Telkom Flexi tetapi diubah namanya
menjadi Divisi Wireless Broadband. Nah itu dirubah per-1
November 2011.
3
Peneliti
Berarti sudah jalan hampir dua tahunan ya.
4
Narasumber Ehmm.. sori 1 November 2012
5
Peneliti
6
Narasumber Baru, baru tahun lalu. Nah 1 Desember 2012 itu
Oh jadi baru tahun lalu ya.
pengawakan Divisi Wireless Broadband itu komplit. Jadi
berjalan secara efektif itu per-1 Desember 2012. Nama
Divisi Wireless Broadbandnya itu sendiri diperkenalkan di
1 November, 1 Desember organisasinya sudah berjalan.
7
Peneliti
Berarti sekarang Telkom Flexi ini mengurusi fokusnya itu
ke wirelessnya ya, tapi tetap dengan produk-produk flexi
itu tetap ada dengan melayani pelanggan yang kemarin.
8
Narasumber Iya, jadi Divisi Wireless ini mengelola dua produk, satu
untuk Telkom Flexi yang satu Indonesia WiFi.
9
Peneliti
Itu kerjasamanya sama Indonesia WiFi bagaimana? Apa
itu punya Telkom?
10
Narasumber Iya, punya Telkom. Jadi Telkom kerjasama sama mitramitra WiFi yang ditunjuk yang kita kerjasama strategis itu
Sisco,
kita
membangun,
kerjasama
yang
dengan
melakukan
Sisco.
Tapi
yang
pemasangan
dan
pemeliharaan Indonesia WiFi ini yaitu Divisi Wireless
Broadband.
11
Peneliti
Untuk sekarang udah banyak belum pak spot-spotnya
untuk WiFi ID di Jogja ini?
12
Narasumber Di Jogja sekarang kurang lebih sekitar 1000 titik ya, untuk
wilayah Jogja saja.
13
Peneliti
Pak, ini kan dari penjelasan bapak tadi tentang berubahnya
nama Divisi Telkom Flexi ini kan pasti ada ketidakjelasan
informasi itu pak. Kan di penelitian saya, saya ini
mengandaikan Telkom Flexi sebagai organisasi yang
berdiri sendiri, dia itu internal dan eksternalnya itu
eksternal Telkom di wilayah Yogyakarta. Dari organisasi
Telkom Flexi ini menerima ngga seperti ketidakjelasan
informasi berkaitan tentang WiFi ID dari Telkom. Apakah
para
pihak
dari
direksi
Telkom
itu
secara
berkesinambungan memberi informasi atau bagaimana?
Mengadakan rapat misalnya sehingga tidak membuat
informasi itu kurang jelas bagi Telkom Flexi.
14
Narasumber Ya, awalnya itu, jadi gini awalnya itu Divisi Telkom Flexi
ini kan dimandirikan ya. Divisi Telkom Flexi ini awalnya
dimandirikan disiapkan untuk menjadi satu perusahaan
yang berdiri sendiri gitu, tetapi ternyata perkembangan
berikutnya dianggap bisnis ini kedepan tidak akan
berkembang sehingga Divisi Telkom Flexi ini tidak jadi
dimandirikan kemudian diberikan tugas lain untuk
mengelola WiFi ID gitu ya. WiFi ID dan Telkom Flexi itu
satu hal yang berbeda sekali. Jadi butuh skill yang beda,
butuh cara komunikasi dan promo yang berbeda yang
orang-orang kita waktu itu belum punya experience sama
sekali. Jadi itu sifatnya given aja dan direksi bilang bahwa
DTF (Divisi Telkom Flexi) diminta mengelola dua produk,
yang satu Indonesia WiFi gitu dan Indonesia WiFi itu
seperti apa, butuh kualifikasi orang seperti apa, butuh
knowledge seperti apa orang didalamnya itu kita ga tahu.
Jadi kita berjalan begitu saja, begitu. Kita belajar sambil
bekerja gitu, ga ada ini disiapin dulu orangnya, ini di
training dulu orangnya, engga. Diputusin suruh ngerunning bisnis gitu dan direksi kita ngomong bahwa orang
Telkom itu harus mampu nge-running bisnis apapun
bisnisnya. Kita diminta untuk belajar sendiri gitu.
15
Peneliti
Ada kesulitan ngga pak?
16
Narasumber Oh banyak, banyak kesulitan
17
Peneliti
18
Narasumber Ya, kesulitannya kalo di internal yang jelas ya pertama
Dari Internalnya sendiri ya
masalah kapabilitas, masalah kompetensi ya. Ini sesuatu
yang beda yang butuh kompetensi yang harus disiapkan
sebelumnya. Ini banyak lack of competens lah, ketauan
disitu. Yang kedua mungkin yang tingkat kesulitan yang
lain adalah mengkomunikasikan perubahan ini ke temanteman mitra AD (Authorized Dealer). Kita kan punya mitra
AD untuk dealer ya, dealer ini yang pihak pertama yang
bertransaksi, transaksi penjualan Telkom Flexi dari
Telkom
langsung
gitu.
Teman-teman
ini
yang
mendistribusikan kartu, mendistribusikan voucher. Pasti
kesulitannya adalah menjawab pertanyaan yang temanteman dari dealer gitu. Pertanyaannya sederhana, “Pak,
Telkom ini masih mau mengembangkan Flexi atau ngga?”.
Kan kalo kita ini jadi produsen kemudian ada distributor
kita, distributor kita kan butuh penjelasan, bisnis dia
kedepan akan seperti apa. Nah ini yang sulit gitu, karena
mereka denger bahwa Flexi tidak akan dikembangkan gitu.
Mereka kan juga secara.. apa ya.. secara normal gitu akan
berpikir tentang masa depannya berbisnis di bisnis ini. Itu
yang kesulitan meyakinkan teman-teman AD bahwa bisnis
ini masih cukup layak untuk mereka teruskan gitu.
19
Peneliti
Berarti ini kan istilahnya seperti Telkom memberikan Flexi
ini untuk langsung mengelola ini secara gamblang seperti
itu, terus nanti yang membentuk sumber daya manusianya
dan apa-apanya dari Telkom Flexi sendiri. Itu pernah ngga
terjadi misalnya tumpang tindih atau ketidakjelasan
informasi yang disampaikan Telkom kepada Flexi gitu?
20
Narasumber Pernah. Jadi gini, harusnya kan organisasi itu begitu
dibentuk itu kan harus ada listing job. Mestinya kan ada
listing job karena misalkan posisi tertentu Asman wireless
broadband itu tugas utamanya mengelola apa gitu kan
tugas tambahannya mengelola apa. Waktu organisasi ini
pertama didirikan itu ngga ada namanya listing job manual.
Ada organisasi tapi orang ga tau yang ada di organisasi itu
orang harus melakukan apa. Nah itu yang membuat awal
organiasai
ini
berdiri
itu
agak
sedikit
ngalamin
kebingunganlah. Nah kita harus ngatur disini supaya fungsi
itu jalan, akhirnya fungsi-fungsi itu dijalankan matriks
tidak sesuai dengan job title-nya. Kan ada ya job title-nya
ya misalkan harusnya si A itu nama posisinya itu adalah X
dan X itu mengerjakan Y gitu, itu akhirnya ga terjadi
seperti itu karena ada job title yang sebenarnya itu menurut
kita sih sudah tidak relevan. Harusnya yang dibutuhkan
adalah dia meng-handle pekerjaan ini tapi ada pekerjaan
yang tidak ada job title-nya tidak ada pengampunya seperti
itu.
21
Peneliti
Iya, jadi cara menanganinya seperti itu ya.
22
Narasumber Ya akhirnya kita ya operasional coba untuk beradaptasi ya.
23
Peneliti
Untuk menangani yang bukan jobdesk dan menangani
supaya perusahaan tetap berjalan.
Pak, ke awal tadi lagi tentang perkembagan teknologi itu,
Telkom Flexi dapat informasinya darimana ya? Dari
media-media atau dari perusahaan lain atau dari mana
gitu?
24
Narasumber Kalo untuk masalah teknologi, portofolio kedepan itu kita
dikantor pusat ada teman yang ngurusi hal seperti itu. Jadi
ada yang ngurusi masalah portofolio, strategic investment.
Mereka dapat infonya darimana? Ada dari benchmark
operator diluar gitu ya kayak British Telkom ngapain,
Sintel ngapain gitu ya. Trus juga mereka dapat dari
benchmark sih biasanya ya, benchmark yang dilakukan
operator, benchmark juga apa yang dilakukan oleh negaranegara lain gitu. Biasanya sih studi cukup banyak ya dari
buku sama dari internet gitu. Jadi ada bagian yang
mengolah data-data itu, kemudian coba dirumuskan
trennya
kira-kira
akan
bergerak
kemana
termasuk
sebenarnya mutusin kenapa kita mengeluarkan Indonesia
WiFi itu, karena di Cina udah bangun 3 juta, kemudian di
Inggris sudah bangun, Australi sudah bangun. Kalo kita ga
lakukan ini, kita pasti ketinggalan karena tren ini orang
lain sudah melakukan itu
25
Peneliti
Jadi semua ini disosialisasikan dari atasan ke telkom flexi?
26
Narasumber Iya seperti itu.
27
Peneliti
Untuk masalah seleksi informasi yang tadi dari benchmark
segala macam itu ada dari sini apa semuanya dari pusat?
28
Narasumber Dari pusat dan kita tinggal menjalani. Jadi yang di level
daerah itu kita hanya eksekusi saja. Kalo strategic
thinking, strategic inisiatif semua dari kantor pusat.
29
Peneliti
Untuk di Flexi ini kan semenjak pergantian nama ini harus
mengkoordinasikan ini kepada semua karyawan disini. Itu
caranya bagaimana?
30
Narasumber Kita kalo kordinasi ada rapat trus disini kan teknologi udah
berkembang ya. Teman-teman biasanya pakai whats app,
ga semua pake bb ya. Kalo whats app kan bisa multi
platform gitu ya. Kordinasi juga lebih banyak lewat
teknologilah. Lewat whats app terus lewat email. Kalo
rapat itu sebenarnya kita punya media setiap hari rabu itu
kan Telkom semua unit harus apa ya namanya kayak
silaturahmi lah kita semuanya itu. Setiap hari rabu itu
teman-teman di Telkom itu mereka kumpul untuk briefing
sekitar paling lambat satu jam gitu untuk sharing
informasi.
31
Peneliti
Semenjak pergantian ini apakah ada aturan yang berubah
yang mempengaruhi budaya organisasi?
32
Narasumber Kalo aturan sih ga ada yang berubah, cuma memang
budaya organisasi sekarang itu ada yang dinamakan Great
Spirit. Jadi ketika direksi itu berubah termasuk wakil
direksi berubah ini merubah nama Divisi Telkom Flexi
menjadi Divisi Wireless Broadband ini kan bawaan dari
perubahan manajemen puncaknya Telkom gitu ya. Mereka
mengenalkan culture baru yaitu Great Spirit 3S. 3S itu
Solid, Speed, Smart. Jadi kalo mungkin dibilang tidak ada
perubahan aturan tetapi culture-nya dibawa ke arah sana.
Jadi menghadapi situasi yang kayak gini dituntut temanteman solidlah. Jadi kekompakan itu diminta jadi hal yang
utamalah di kita, karena listing job manual tidak ada. Kalo
teman-teman diperparah lagi mereka saling berantem itu
kan mungkin berat, jadi diangkat masalah solid. Kalo kita
solid kita bisa speed. Kalo sekarang itu kita ga butuh orang
pinter dan perfeksionis, kita butuh orang yang cepat
mengeksekusi program. Jadi speed ini diangkat untuk bisa
solid, bisa speed kita butuh semangat. Tiga hal itu
mungkin ya perubahan budaya yang sekarang lagi
didengungkan. Tidak merubah budaya dasarnya Telkom
cuma itu ada Great Spirit 3S itu saja yang kita miliki.
33
Peneliti
Kalo pengaruhnya positif atau negatif dari perubahan ini
apa?
34
Narasumber Pengaruhnya pasti ada ya. Kalo pengaruh yang positifnya
itu mungkin yang paling keliatan adalah Telkom
mencarikan jalan keluarlah untuk mitra dealernya. Ketika
dia me-retrechment bisnis ini dia coba mencarikan
alternatif yang lain untuk mitra bisnisnya lewat Indonesia
WiFi. Karena sebenarnya Indonesia WiFi ini bisa diakses
lewat pelanggan Flexi, bisa diakses oleh pelanggan
Telkomsel, bisa juga diakses lewat kartu. Jadi sebenarnya
Indonesai WiFi ini adalah jalan keluar gitu bagi temanteman
mitra
AD
gitu
ketika
bisnis
Flexi
tidak
dikembangkan lebih lanjut tetapi dicarikan bisnis lain,
bisnis Indoensia WiFi ini sebagai jalan keluarlah agar
bisnisnya mitra AD tetap berkelanjutan. Terus sebenarnya
Indonesia WiFi ini memberikan penguatan ke anak
perusahaan kita yaitu Telkomsel, karena Telkomsel
sekarang
juga
mulai
merasakan
kesulitan
dalam
pengembangan datanya. Kekurangannya di transformasi
ini apa? Kekurangannya transformasi ini dilakukan dalam
waktu yang cukup cepat gitu ya yang tidak dibarengi
dengan memperkuat basis kompetensi karyawannya karena
disini tidak hanya masalah marketing ya yang harus
dikuasai teman-teman tetapi juga masalah teknis. Masalah
teknis itu pasti butuh waktu karena teman-teman pasti
butuh training, tanpa training kalo untuk urusan teknis
kayaknya lama. Kalo marketing itu biasanya orang udah
biasa ngurusi marketing ngurusi yang lain ketika beda
yang dijual itu ga lama sih adaptasinya. Tapi kalo teknis
teknologinya beda banget itu teman-teman perlu di
training, ga bisa hanya berdasarkan pengalaman
35
Peneliti
Untuk training sendiri sudah dijalankan?
36
Narasumber Untuk training teknis belum, rata-rata teman-teman belum
ya.
Wawancara ke
:2
Nama Narasumber : Yogo Santoso
Jabatan
: Manager Wireless Broadband Area Yogyakarta
Waktu
: Kamis, 30 Mei 2013. Pukul 08.20-08.40 WIB
Tempat
: Divisi Telkom Flexi Wilayah Yogyakarta
Baris
1
Pelaku
Peneliti
Uraian Wawancara
Sejak Divisi Wireless Broadband ini berjalan dengan
bisnis barunya Indonesia WiFi (WiFi), bagaimana sih pak
perkembangan Indonesia WiFi dari awal dikelola sampai
saat ini di Area Jogja?
2
Narasumber
Ya, awalnya kan kita masih bersifat divisi waktu itu.
Awalnya kita dari Divisi Telkom Flexi berubah menjadi
Divisi Wireless Broadband. Ada satu yang saya lupa, abis
itu di transformasi lagi. Teman-teman wireless broadband
area kayak saya itu di transformasi dari Divisi Wireless
Broadband ke Divisi Telkom Timur. Jadi ada transformasi
sekali lagi, teman-teman yang ada di wireless broadband
area itu tadinya menginduk ke Divisi Wireless Broadband
itu sekarang dilebur ke Divisi Telkom Timur. Divisi
Wireless Broadband ini masih ada tapi dia hanya divisi
fungsional.
Jadi
secara
struktural
kita
disini
bertanggungjawab ke GM Witel Jogja dibawah Divisi
Telkom Timur, organisasinya gitu. Jadi kita dulu dibawah
Divisi Wireless Broadband sekarang kita dilepas, kita
dimasukin ke Divisi Telkom Timur. Divisi Wireless
Broadband ini masih ada tetapi dia hanya fungsional. Dia
netapin strategi segala macam, eksekusinya kita dibawah
Divisi Telkom Timur. Ini cerita awalnya begitu dulu
masalah strukturnya. Nah terus awalnya Indonesia WiFi
itu dikelola oleh kita dibawah komando Divisi Wireless
Broadband. Nah pada saat awalnya dulu Indonesia WiFi
ngga seperti ini. Dulu kita masih menggunakan teknologi
yang berbeda. Yang membedakan teknologi yang dulu kita
pake sama sekarang itu hanya masalah sameless. Sameless
itu maksudnya gini, kalo pelanggan Telkomsel itu yang
kemarin saya cerita, jadi itu kalo masuk ke daerah yang
ada Indonesia WiFi dia langsung pindah. Nah teknologi
yang dulu tidak bisa seperti itu, makanya kita ubah
teknologinya,
sekarang
kita
pake
teknologi
yang
memungkinkan sameless. Nah awalnya itu waktu kita
sebagai Divisi Wireless Broadband gitu ya belum masuk
ke Divisi Telkom Timur, kita itu kan susah ya kordinasi
karena
kita
dengan
teman-teman
di
akses
yang
menyediakan jaringan itu kita beda divisi sama temanteman di bisnis servis yang bantu ngurusi izin lokasi kita,
beda divisi. Jadi kordinasinya dulu itu panjang. Kita untuk
minta tolong teman bantu ngurus izin lokasi aja beda
divisi, lama. Kita ga bisa ng-push target kita ke mereka,
begitu juga penyediaan jaringan karena kita beda divisi.
Yang dilayani divisi akses juga banyak ga cuma kita. Nah
waktu itu perjalanannya agak tersendat sebenarnya. Ketika
kita punya masalah kita mengeskalasi harus ke temanteman di Jakarta karena divisi kita di Jakarta. Nah karena
itu dianggap ga efektif maka semenjak 1 Januari itu berdiri
Divisi Telkom Timur. Telkom itu hanya dibagi dua divisi
ya, Divisi Telkom Barat itu mulai dari Bandung ke barat
sampai ke Aceh kemudian Divisi Telkom Timur mulai dari
Jawa Tengah sampai ke KTI. Nah kita sekarang dibawah
Divisi Telkom Timur. Kalo dulunya sebelum kita
bergabung ke Divisi Telkom Timur itu paling kita bangun
Indonesia WiFi itu baru di level sekitar angka 500 titik
access point (AP). Tapi semenjak ini kita sudah bisa
mengakselerasi sampai dua kali lipat, jadi sekarang itu kita
udah punya 1000 AP hanya dalam waktu kurang lebih dari
Februari sampe bulan Mei gitu.
3
Peneliti
Telkom timur itu pusatnya dimana?
4
Narasumber
Di Surabaya
5
Peneliti
Oh jadi kordinasinya sekarang kesana semua?
6
Narasumber
Ke Surabaya, iya kesana semua.
7
Peneliti
Pak, untuk masalah sumber informasi berkaitan dengan
titik-titik access point yang di Jogja ini biasanya Telkom
Flexi dapat informasi darimana? Apakah dari majalah atau
media atau bagian khusus yang menangani tentang
informasi access point atau potensi-potensinya?
8
Narasumber
Oh saat ini mbak, ini media komunikasinya ya, kita media
komunikasinya ada web, webnya www.indonesiawifi.com
itu ada. Terus media komunikasi yang lain sekarang kita
belum main media online, jadi kita belum main di tv segala
macam. Promonya masih lewat brosur atau lewat apa gitu.
9
Peneliti
Berarti disini ngga ada bagian khusus yang nangani untuk
mencari potensi-potensi lokasi WiFi ID di sekitar Jogja
sini?
10
Narasumber
Oh kalau mencari potensinya ada. Jadi gini, untuk
mengurusi masalah set acuitition, masalah izin lokasi,
masalah market itu yang mengelola adalah teman-teman
yang ada di Delivery Channel bahasa kita ya DC. Delivery
channel-nya Indonesia WiFi-nya kita siapa sih? 1. Temanteman di bisnis servis, bisnis servis itu mengelola segmen
small medium enterprise, UKM segala macem itu yang
ngelola bisnis servis, terus ada lagi delivery channel-nya
itu di divisi enterprise servis, DES namanya, kalo tadi DBS
(divisi bisnis servis) itu mengelola UKM. Jadi kalo
misalnya ada koperasi, sekolah segala macam itu lewatnya
bisnis servis, terus ada divisi enterprise servis itu ngelola
pelanggan-pelanggan korporasi. Jadi kalau misalnya Bank
Mandiri, banking segala macam itu minta itu larinya ke
teman-teman enterprise. Terus Indonesia WiFi itu juga
dipasang di public servis yang kayak restoran, kafe segala
macam itu yang ngelola delivery channel itu adalah temanteman divisi consumer servis (DCS). Nah ada pelanggan
yang sifatnya personal, pelanggan personal itu misalnya
dia pelanggan flexi dia punya komunitas, dia pengen
komunitasnya dipasang Indonesia WiFi, itu teman-teman
WiBro. Jadi delivery channel-nya itu banyak yang
Indonesia WiFi itu. Didalamnya ada DBS, DCS, DES, ada
WiBro. Jadi itu yang mengelola potensi pasar sesuai
segmennya. Jadi ngga ada satu unit khusus yang dia
ditugasi untuk ngelola delivery channel secara khusus itu
ngga, tapi tergantung segmennya gitu.
11
Peneliti
Ini berarti cara-cara khusus utnuk mendapatkan informasi
dari lingkungan eksternal dari channel-channel tadi ya.
Terus bagaimana sih pak proses informasi dari delivery
channel itu diterima sama diinterpretasikan oleh organisasi
ini?
12
Narasumber
Jadi masing-masing delivery channel itu mengusulkan
kebutuhannya
dan
usulan
kandidatnya.
Usulan
kandidatnya misal DBS itu ngusulin minta dipasang ini
ada 500 sekolah yang menurut kita potensial gitu ya. Kita
punya program namanya indi school. Jadi indi school itu
adalah suatu program yang kita bangun Indonesia WiFi di
seluruh sekolah di Indonesia. Jadi targetnya ada sekitar
100 ribu sekolah di Indonesia itu yang harus kita pasang
Indonesia WiFi. Nah di Jogja ini kita dapat target sekitar
3000an sekolah yang harus kita pasang sampai 17 Agustus
besok. Itu 3000 sekolah itu kalau dihitung sih sampai SD
pun harus dipasang. Tapi itukan sebenarnya program
mandatorilah yang pemerintah bikin ke BUMN yang harus
dijalain itu namanya MP3EI (Master Plan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia), Dahlan Iskan MeNeg
BUMN bikin gitu ya, dia punya program kalo mau
perekonomian tumbuh itu ya harus dibangun infrastruktur
jalan, termasuk internet karena ada studinya kalau
penetrasi
internet
itu
tumbuh
3
persen
aja
itu
perekonomian tumbuh 1,8 persen. Nah itu kayaknya di
pegang
sama
pemerintah
kita,
jadi
kalau
mau
perekonomian Indonesia tumbuh itu lengkapi infrastruktur
internet mulai dari sekolah, daerah terpencil segala macam.
Kita punya program itu maknaya ada sekolah merah putih,
kita punya program indi school merah putih itu kita harus
bangun Indoensia WiFi itu di pulau-pulau yang terluar
segala macam gitu. Jadi ini ga semua nuansa bisnis karena
memang
ada
program
mandatori
program
wajib
pemerintah yang dititipin ke kita gitu, harus dijalani.
13
Peneliti
Terus kalau tahap-tahap mengelola informasi dari dealerdealernya setelah diusulkan itu bagaimana?
14
Narasumber
Jadi kita menyusun yang namanya Join Planning Session
ya. Jadi begitu usulan masuk kita bikin sesi bersama
dengan
teman
yang
mengusulkan,
teman
yang
menyediakan infrastruktur itu kita kumpulin. Dari situ ntar
kita bikin skala prioritas, skala prioritas itu yang pertama
berdasarkan estimasi market-nya gitu. Kedua berdasarkan
urgensi-nya, ketiga berdasarkan ketersediaan jaringannya.
Jadi itu penting kita gelar tapi ngga ada jaringannya secara
bisnis kalo kita tarik jaringan tidak layak gitu ya. Itu juga
kita geser prioritasnya jadi semua usulan itu ada sesi
berikutnya itu namanya Join Planning Session. Join
Planning Session itu artinya kita usulkan ke teman-teman
di Divisi Wireless Broadband di Jakarta untuk penyediaan
access point-nya, seperti itu. Modemnya segala macam,
nanti setelah itu semua selesai baru kita tunjuk pihak
ketiga untuk melakukan pemasangan.
15
Peneliti
Lalu, bagaimana cara menyeleksi informasi yang berguna
dan tidak berguna bagi organisasi? Contohnya seperti apa?
16
Narasumber
Jadi sesuatu yang baru itu kan kadang belum tentu
dipahami baik gitu ya oleh pihak-pihak terkait. Jadi
misalkan program indi school-lah yang tadi saya ceritakan,
program indi school itu kita punya program untuk bangun
3000 sekolah, itu harus kita pasang. Nah informasi yang
menurut saya itu kadang tidak berguna adalah informasi
yang dipahami salah gitu. Ujungnya itu sebenarnya bukan
cuma masang.
Ujungnya itu kan sebenarnya ada
penggunaan karena hanya dengan itulah kita kembali
modal. Kadang itu teman-teman bias informasinya hanya
dipegang satu sisi aja “oh kita harus pasang 3000”
sehingga prioritasnya bergeser, misalkan kan harusnya kita
sasar dulu kita habisin dulu segmen SMA sederajat gitu ya
SMA, MA gitu ya SMK gitu, ini ngga gitu pokoknya
semua sekolah kita pasang dulu, SD pun even dipasang.
Jadi kalo menurut saya sih itu yang harus kita filter. Kita
sampaikan program ini, misalnya Indi School, filosofinya
apa tujuannya apa gitu, kemudian ya kita perlu ada filter
informasi gitu untuk menyaring informasi yang tidak
berguna.
17
Peneliti
Untuk menyeleksi itu apakah ada aturan secara tertulis?
18
Narasumber
Ngga ada sih. Jadi ini kelemahan organisasi kita ini kan
semua tidak ada yang tertulis gitu kan. Jadi kita gini aja,
dibalik semua ini jadi intinya adalah revenue. Berapa sih
yang bisa kita dapat karena target kita disini itukan kita
mengelola pendapatan dan beban. Jadi kita kembalikan aja
ke kontrak manajemen kita ke KPI kita. KPI kita endingnya adalah revenue, sesuatu aktivitas yang kita lakukan
pada akhirnya itu harus kembali ke revenue.
19
Peneliti
KPI itu apa ya?
20
Narasumber
Key Performance Indicator.
21
Peneliti
Oh gitu, berarti tahap-tahap itu secara langsung gitu ya
pak?
22
Narasumber
Iya. Jadi kita kerja setahun itu kita punya namanya kalo di
Telkom kita punya namanya SKI (Sasaran Kerja Individu)
itu bahasa umumnya kan itu di perusahaan ada KPI ya Key
Performance Indicator. Key performance indicator itu
biasanya indikator yang paling tinggi yang bobotnya
paling besar adalah indkator financial performance ya,
revenue, beban, laba itu jadi indikator yang paling besar
biasanya sih porsinya sekitar 50 persen. Dibawahnya itu
ada indikator market, sales kita segala macam, jumlah
pelanggan kita itu indikator kedua. Terus yang indikator
ketiga kita punya internal bisnis proses, jadi sales dan
revenue itu harus didapat dengan cara yang benar. Ada
namanya internal bisnis proses. Yang keempat itu ada
learning and growth di KPI. Di learning and growth itu
kita diwajibkan untuk bisa belajar dari aktivitas yang udah
kita lakukan. Jadi di Telkom itu kita, teman-teman itu
punya kewajiban untuk nulis kampium ya, menulis
kampium itu bikin seperti makalah gitu kemudian di
upload di sistem, ada expert nanti yang akan mengapprove yang akan menilai gitu. Kalau dia ga lakukan
penulisan karya tulis dan tidak di approve oleh expert gitu
teman-teman ga bisa dapat nilai tertentu unutk penilaian
KPI nya. Nah nilai tertenu itu mempengaruhi apakah tahun
depan dia bisa promo apa ngga, dia bisa promosi apa ngga,
dia bisa dapat penghargaan haji, ziarah atau apa gitu.
23
Peneliti
Oh jadi setiap tahun itu berubah KPI-nya?
24
Narasumber
KPI-nya berubah tapi biasanya ga berubah empat hal itu ga
pernah berubah, jadi revenue-nya, financial indicator, gitugitu ga berubah.
25
Peneliti
Lalu, bagaimana sih cara organisasi mengkomunikasikan
dan
mengkoordinasikan
informasi
ke
lingkungan
organisasi, ke internal ke eksternal juga?
26
Narasumber
Kalau kordinasi itu kita lakukan dua ya, satu itu kordinasi
yang sifatnya, kordinasi kita itu ada lewat rapat lewat
email segala macam. Tapi ada lagi satu kordinasi yang kita
lakukan itu kordinasi by sistem itu jadi kordinasi
berdasarkan order. Jadi kordinasi yang sifatnya email,
rapat segala macam itu kan apa ya. Memantaunya itu
manual gitu. Nah hasil kordinasinya itu kita masukin ke
book order. Ada sistemnya lah, kita punya sistem untuk
memasukkan orderlah. Order itu yang memantau, jadi
kordinasinya ga terus-terusan lewat rapat. Tapi ada emang
sistem gitu. Kita bikin order ke teman-teman, order-nya
itu udah kita kerjakan atau belum kita bisa mantau. Mereka
sudah ambil order-nya belum, sudah di close belum, ada
kendala apa. Ada seperti itu juga.
27
Peneliti
Berkaitan tentang ketidakjelasan informasi, bagaimana sih
proses
organisasi
dalam
menangani
ketidakjelasan
informasi dari lingkungan eksternal internal?
28
Narasumber
Kita biasanya gini, kordinasinya itu dengan peer dulu. Jadi
jarang gitu kita ada masalah langsung kita kasih ke atas
29
Peneliti
Peer itu apa ya?
30
Narasumber
Peer itu maksudnya teman yang sederajatlah. Peering gitu
horizontal dululah. Kita kan disini ada manajer ada
delapan. Ketika ada masalah itu ngga langsung kita
eskalasi ke GM kita. Kita kordinasi dulu antar peer gitu
kan.
Ini
ada
masalah
seperti
ini,
gimana
cara
mensolusikannya, ini ada miss komunikasi kayak gini kita
ngomong dulu. Jadi kalo di level peer masalah udah
selesai kan ga perlu juga kita eskalasi karena organisasi
kita kan sentralistik sekarang ya. Kita punya GM disini,
GM kita itu ngelola mulai dari pelanggan sampai dengan
ngelola network, pasti dia sendiri udah pusing. Waktu ini
dibawa ke Surabaya, di Surabaya sama juga ini dia ngelola
dari Jawa Tengah sampe ke KTI kan sampe ke Papua, pasti
dia lebih pusing. Jadi biasanya sih kita lebih coba
menyelesaikan masalah itu horizontal dulu. Kalo dengan
peer kita di Jogja ini ga selesai, kita coba compare best
practice apa, kita coba benchmark-lah apa yang coba
dilakukan Solo, apa yang dilakukan Semarang, apa yang
dilakukan Bali, apa yang dilakukan Makasar kan gitu ya.
Nanti kita sudah coba ga tersolusikan baru kita coba
eskalasi.
31
Peneliti
Contoh kejelasan informasi seperti apa ya?
32
Narasumber
Nah misalkan gini, di kita itu belum clear ni masalah
penanganan gangguannya, wifi, wifi ini sekarang sudah
banyak sudah 1000 titik gitu ya. Belum dibikin bisnis
proses penanganan gangguannya seperti apa. Nah ini kalo
kita eskalasi ke bos kita, kita tanya “Pak, gimana sih
sebenarnya bisnis proses penangan gangguan?” dia pasti
ga tau wong kita yang tiap hari nangani aja ga tau. Nah
kayak gitu itu kita coba rembug dengan misalkan temanteman di jaringan akses karena gangguan itu bisa juga
terjadi
jaringan
akses.
Kita
coba
kordinasi
sama
manajernya infratel karena mungkin gangguan ada di
infrastruktur seperti itu. Kalo misalkan di kita belum
pernah punya experience, kita coba nih nanya ke Semarang
gimana sih. Kalo Semarang juga sama “Wah sama mas,
Semarang juga ga punya experience”, ini Indonesia WiFi
pertama kali didirikan dimana sih, di Jakarta sama di Bali.
Kita tanya dulu kesana. Nah best practice mereka apa
pengalaman-pengalaman terbaik mereka itu kita coba
adopt gitu kita coba tulisin, kita coba rumusin, kita coba
sosialisasiin dengan teman-teman yang lain. Besok kalo
ada gangguan kita begini ya, kita begini ya gitu karena
memang belum disusun.
Wawancara ke
:3
Nama Narasumber : Nur Yamin, S.T
Jabatan
: Asman Wireless Broadband Area Yogyakarta
Waktu
: Senin, 17 Juni 2013. Pukul 10.20-11.00 WIB
Tempat
: Divisi Telkom Flexi Wilayah Yogyakarta
Baris
1
Pelaku
Peneliti
Uraian Wawancara
Begini pak, kan sejak Divisi Wireless Broadband ini
berjalan dari bulan desember dan dengan produk barunya
WiFi ID. Bagaimana sih perkembangan WiFi ID dari
mulai terbentuk hingga saat ini khususnya di wilayah
Yogyakarta?
2
Narasumber
Cepat, pesat. Jadi kita sudah sekitar seribu lima ratusan ya,
kurang lebih seribuan lima ratus AP (Access Point). Yang
terpasang prioritas adalah indi school, ada public area, ada
yang tempat umum ya public area. Macam-macamlah.
3
Peneliti
Kalau masalah teknologi tentang WiFi ID berkembang apa
ngga dari awal hingga saat ini? Misalnya kalau orang ke
tempat wifi harus pake password, ini untuk hal-hal tertentu
dia langsung connect gitu, gimana?
4
Narasumber
Oh iya, jadi macem-macem login-nya. Jadi tergantung
market-nya juga. Kalau di public area karena di tempat
umum itu WiFi ID, tapi yang di tempat sekolah itu indi
school. Ada [email protected]. Beda secara tarif juga
beda. Kalau indi school seribu rupiah perhari, tempat
umum lima ribu rupiah perhari. Itu bisa menggunakan
terutama Telkom Grup. Jadi bisa menggunakan sms bisa
pake pin card, bisa kalau punya login Speedy bisa pake
login Speedy. Ada juga yang pinnya gitu.
5
Peneliti
Nah inikan saya pake Telkomsel. Jadi sewaktu saya disini
dan di Telkom coba wifinya itu saya langsung connect, apa
itu karena saya pengguna Telkomsel?
6
Narasumber
Jadi kalo telkomsel ada dua, bisa menggunakan sms ke
8108. Jadi net 8000 kirim ke 8108 atau kalau pengguna
data telkomsel itu pake sameless. Jadi menggunakan login
password-nya yang dataya telkomsel itu. Jadi ngga usah
lagi masuk login. Jadi login-nya itu di set pake WAP.
Begitu ke setting langsung WAP dan bisa langsung masuk.
Itu namanya sameless.
7
Peneliti
Waktu saya masuk ke wifi itu ada WiFi ID sama
[email protected]. Itu berbeda ya?
8
Narasumber
Iya kalau free kan bebas ngga berbayar cuma ada
batasannya, misalnya ga bisa download, terus yang
kecepatannya maksimal 512 kbps, terus setiap 20 menit dia
akan log out.
9
Peneliti
Kalau yang [email protected] itu sudah ada dimana?
10
Narasumber
Di tempat-tempat umum. Pokoknya diluar indi school,
diluar area sekolah semua ada.
11
Peneliti
Untuk pemasangan WiFi ID, misalnya di indi school itu,
apa ada syarat-syarat atau ketentuan khusus?
12
Narasumber
Ya syaratnya ada jaringan atau siap ditarik jaringan karena
kalau jaringan tidak ada ya tidak bisa.
13
Peneliti
Ditarik jaringan itu maksudnya?
14
Narasumber
Maksudnya ditarik jaringan misalnya dari situ dekat, ada
jaringan kosong, dia belum punya nomor telepon. Prioritas
utama adalah dimana dia dekat dengan viber optic kita.
Karena standar WiFi ID pake viber supaya kecepatannya
tinggikan. Kalau dia tidak ada, dia harus deket dengan
jaringan kita dan kosong dan siap dipake. Kalo misalnya
ada DP untuk telepon itu penuh ga bisa atau dia punya
nonor telepon existing, kita numpang dinomor telepon
yang dia pake.
15
Peneliti
DP itu apa pak?
16
Narasumber
Distribution point. Jadi kotak pembagi untuk telepon itu.
Yang ada di tiang-tiang itukan ada kotak. Nah itu ditarik
kerumah-rumah. Kalo dia ada ga jauh dari situ bisa ditarik
maksimal 150 meter itu bisa dipasang, tapi kalau yang
jauhkan kita pasang sampai pelosok-pelosok gitukan,
misalnya Kulon Progo. Itu selama jaringan teleponnya ada
kita pake, tapi kalo jaringan telepon tidak ada jaringan FO
juga bisa dipake. Apalagi yang ga bisa kita pasang. Tidak
ada syaratnya, syaratnya kalo dia mau dipasang dan
jaringan kabelnya ada, jaringannya ada, jaringan FO atau
jaringan kabelnya ada.
17
Peneliti
Kalau bedanya Speedy sama WiFi ID apa?
18
Narasumber
Kalau Speedy berbayar bulanan flat, kalau ini tidak
berbayar flat sesuai kebutuhan. Tadikan kalau saya mau
pake bisa sms. Sms itu ke 8108 itu pake flexi atau
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dimulai dari perkembangan teknologi di dunia, PT Telkom melalui
divisinya yaitu Divisi Wireless Broadband, yang sebelumnya bernama Divisi
Telkom Flexi, memperkenalkan teknologi data baru yang bernama Indonesia WiFi
atau WiFi ID. WiFi ID telah berkembang dan sudah memiliki ribuan titik access
point, termasuk di Area Yoyakarta. Perkembangan Indonesia WiFi ini membawa
dampak yang baik bagi keberlangsungan hidup organisasi. Bisnis baru ini dapat
mempertahankan keberadaan organisasi ditengah masa krisis perusahaan
telekomunikasi, khususnya perusahaan yang bermain di jaringan CDMA. Usaha
yang dilakukan oleh organisasi dengan memberikan inovasi-inovasi baru sehingga
dapat beradaptasi dengan lingkungan organisasi yang juga ikut berubah tercermin
dalam salah satu teori yang mendasari teori yang dipakai peneliti yaitu Teori
Evolusi Sosiokultural Darwin.
Teori yang dicetuskan oleh Karl Weick, yakni Teori Informasi Organisasi,
membawa dua perspektif teori lain yaitu Teori Sistem Umum dan Teori Evolusi
Sosiokultural Darwin. Teori Sistem Umum mengemukakan cara organisasi dalam
mengelola informasi dan cara memahami keterhubungan unit yang ada di dalam
suatu organisasi. Keterhubungan unit dalam sistem terlihat di Divisi Wireless
94
Broadband dalam hal pengembangan Indonesia WiFi atau WiFi ID. Untuk
mengembangkan WiFi ID, organisasi biasanya melibatkan semua unit terkait
dalam sesi bersama. Sesi bersama ini membahas potensi-potensi lokasi yang
memungkinkan untuk dipasang WiFI ID. Sesi bersama ini dihadiri oleh unit yang
menangani masalah akses jaringan, ketersediaan jaringan, izin lokasi hingga
Delivery Channel yang bertugas untuk mengumpulkan informasi. Seluruh unit ini
bekerjasama dalam hal pengembangan WiFi ID di suatu lokasi.
Teori besar yang menjadi dasar penelitian ini dan digunakan untuk
menganalisis proses informasi organisasional di Divisi Wireless Broadband yaitu
Teori Informasi Organisasi. Teori ini memandang organisasi sebagai suatu sistem
yang mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi dari lingkungannya
lalu informasi ditafsir dan dikomunikasikan sehingga menjadi informasi yang
masuk akal. Proses informasi organisasi mengacu pada hal mengumpulkan,
mengelola dan menggunakan informasi. Ada tiga bagian dalam memproses suatu
informasi agar dapat dipahami yaitu enactment, seleksi dan retensi.
Ada sejumlah asumsi mendasar dalam teori ini yang menjadi acuan dalam
menganalisis proses informasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Sejumlah
asumsi tersebut antara lain
1. Organisasi manusia ada dalam sebuah lingkungan informasi. Organisasi berada
ditengah lingkungan masyarakat yang notabene mengawasi setiap perubahan
yang terjadi. Lingkungan organisasi ini memiliki banyak informasi, baik
positif maupun negatif, bagi perusahaan. Terkadang informasi tersebut berada
95
dalam hal ketidakjelasan atau samar-samar bagi perusahaan. Oleh karena itu,
organisasi harus dapat melakukan proses memahami informasi yang baik dan
berguna bagi organisasi. Di dalam Divisi Wireless Broadband, asumsi pertama
ini sesuai dengan tahap mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
perkembangan WiFi ID khususnya di Area Yogyakarta. Informasi tentang
potensi-potensi lokasi datang dari berbagai pihak, baik dari pihak internal
maupun eksternal. Divisi ini memiliki satu unit khusus untuk mengumpulkan
informasi tentang lokasi-lokasi yang berpotensi untuk pengembangan WiFi ID
yaitu Delivery Channel. Delivery Channel yang dimiliki oleh divisi ini terbagi
menjadi empat bagian sesuai segmen pasarnya di lingkungan internal maupun
eksternal organisasi.
2. Informasi yang diterima sebuah organisasi berbeda dalam hal ketidakjelasan.
Seperti yang telah dijelaskan dalam asumsi pertama, ketidakjelasan informasi
timbul karena organisasi menerima banyak informasi sehingga untuk
memahaminya perlu dilakukan pengelolaan informasi. Mengelola informasi ini
sesuai dengan tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan proses informasi
organisasi. Divisi ini mengelola informasi melalui forum Join Planning
Session. Dalam forum ini semua Delivery Channel berkumpul dan mengajukan
usulan potensi lokasi. Organisasi akan menyeleksi informasi-informasi dari
Delivery Channel ini kemudian akan dibuat skala prioritas terhadap informasiinformasi yang berguna sampai informasi yang hanya disimpan saja.
96
3. Organisasi manusia terlibat di dalam pemrosesan informasi untuk mengurangi
ketidakjelasan informasi. Dalam asumsi ini, organisasi harus dapat
menggunakan suatu cara atau metode yang tepat dalam menangani
ketidakjelasan informasi. Jika ketidakjelasan informasi terjadi di Divisi
Telkom Flexi, organisasi ini akan bertindak dengan mencari solusi melalui
koordinasi antar peer atau secara horizontal dan melakukan benchmark dengan
divisi dari daerah lain. Hal ini dilakukan Divisi Wireless Broadband Area
Yogyakarta untuk meminimalisasi keadaan atau situasi buruk yang akan terjadi
apabila ketidakjelasan informasi terjadi. Organisasi juga akan menganalisis
informasi yang diterima itu berguna atau tidak dengan cara mengaitkan
informasi dengan tujuan dan filosofi perusahaan. Jika permasalahan sudah
dapat diselesaikan oleh pihak-pihak tertentu maka tahap terakhir dalam
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi yang telah diputuskan ini
melalui media rapat dan mailing list saja serta melibatkan pihak ketiga dalam
proses tindak lanjut pengembangan WiFi ID.
Jadi dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
memahami sebuah informasi yang datang dari lingkungan organisasi, Divisi
Wireless Broadband Area Yogyakarta memiliki serangkaian proses yang
melibatkan semua unit terkait dan pada akhirnya sesuai dengan tujuan organisasi.
Walaupun divisi ini juga memiliki suatu unit khusus untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan Indonesia WiFi atau WiFi ID, khususnya di
Yogyakarta, tetapi informasi yang samar-samar juga masih ditemukan oleh
97
organisasi. Informasi yang samar-samar tersebut mayoritas berasal dari para
pelanggannya dan dapat ditemui jalan tengah untuk membuat informasi yang
samar-samar menjadi informasi yang masuk akal bagi organisasi sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai.
Jika dikaitkan dengan asumsi dari teori yang melandasi penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa organisasi yang ingin mempertahankan keberadaannya
ditengah-tengah lingkungan masyarakat harus siap dengan berbagai informasi
yang datang. Demikian karena organisasi tidak bisa lepas dari lingkungan
informasi yang bisa saja menimbulkan ketidakjelasan dalam proses menerimanya.
Organisasi dituntut harus dapat memahami informasi tersebut melalui pemrosesan
informasi sehingga dapat ditemukan informasi yang berguna bagi organisasi dan
dapat dilakukan umpan balik terhadap informasi tersebut.
Dalam pelaksanaan tugasnya, divisi ini merupakan jenis organisasi flat,
artinya setiap anggota dapat mengerjakan lebih dari satu pekerjaan atau tidak
sesuai dengan job titlle-nya. Hal ini menjadikan pengalaman-pengalaman mereka
menjadi sebuah acuan dalam proses mengelola informasi. Pengalaman ini
merupakan interpretasi individu dalam menanggapi suatu hal yang terjadi di dalam
organisasi. Ini sesuai dengan teori yang digunakan peneliti bahwa dalam
mengelola informasi tidak ada struktur atau aturan yang mempengaruhi dan
sifatnya interpretif.
98
B. Saran
Selama menjalankan penelitian dan melakukan wawancara terkait proses
informasi organisasi dengan isu perkembangan Indonesia WiFi di Area
Yogyakarta, ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan sesuai dengan
manfaat penelitian yang telah disampaikan sebelumnya. Saran yang dapat
diberikan oleh peneliti meliputi saran akademis dan praktis.
1. Saran Akademis
Penelitian ini menggunakan Teori Informasi Organisasi sebagai kerangka
teoritis dalam menjelaskan suatu organisasi yang mengumpulkan, mengelola,
hingga menggunakan informasi dari lingkungan. Model pengorganisasian dan
umpan balik merupakan sebuah siklus dalam memproses sebuah informasi.
Penelitian ini menggunakan model tersebut dan menemukan bahwa proses
yang dilalui organisasi dalam memahami informasi lebih kompleks dari model
pengorganisasian yang dikemukakan oleh Kreps. Jadi berdasarkan hal tersebut
maka model pengorganisasian informasi perlu dikembangkan lebih lanjut agar
siklus dalam memahami ketidakjelasan informasi dapat lebih tampak.
2. Saran Praktis
Untuk mengelola suatu informasi yang datang dari berbagai pihak dan
mampu untuk memahami informasi tersebut, Divisi Wireless Broadband perlu
melakukan pelatihan atau training karyawan untuk mengetahui maupun
meningkatkan skill para anggota. Hal ini dilakukan agar ketika terjadi suatu
ketidakjelasan informasi yang membuat keadaan perusahaan tidak stabil maka
99
para anggota yang telah mendapatkan pelatihan mampu untuk menanggulangi
masalah-masalah tersebut sehingga tercipta suatu solusi yang baik bagi
perusahaan. Training ini perlu untuk dilakukan mengingat dari sejak
berdirinya divisi ini belum ada pelatihan bagi anggota. Anggota organisasi
hanya mengandalkan pengalaman mereka saja dalam menghadapi suatu
situasi.
Divisi ini pun perlu untuk membuat suatu sesi bersama dengan berbagai
unit untuk menggabungkan pengalaman setiap individu sebagai bentuk
interpretasi dalam proses memahami suatu informasi. Kegiatan ini dapat
menghasilkan suatu kesepahaman bersama bagi para anggota dalam
mengelola hingga memahami informasi yang membingungkan melalui
sharing pengalaman setiap anggota sehingga informasi menjadi masuk akal
dan berguna dalam mencapai tujuan organisasi.
Itulah saran akademis dan saran praktis yang dapat peneliti sampaikan.
Semoga saran-saran tersebut mendapat tanggapan yang positif dari organisasi.
100
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Creswell, John W. 2010. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Cutlip, Center, Broom. 2007. Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Davis Gordon B. 1997. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT Pustaka Binaman
Pressindo
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial : Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif Edisi Kedua. Yogyakarta: UII Press
Littlejohn, Stephen W & Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika
Marhaeni, Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.
101
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Mulyana, Deddy.
2005. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy.
2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Pace, R Wayne and Faules, Don F. 1993. Komunikasi Organisasi: Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga
Salim, Agus. 2006. Teori & Paradigma Penelitian Sosial Edisi Kedua. Yogyakarta:
Penerbit Tiara Wacana
S. Sunarjo, Djoenaesih. 1991. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Penerbit
Liberty
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Penerbit Andi
102
Uchjana Effendy, Onong. 2011. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
West and Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi Edisi 3.
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
Wijaya, H. A.W. 1997. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara
Yin, Robert K. 1996. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Sumber Penelitian :
Wardhani, Irene Wisnu. 2012. Skripsi. Pelaksanaan Sosialisasi Konsep Baru
“Garuda Indonesia Experience” PT Garuda Indonesia Tahun 2009-2011.
Yogyakarta. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Yohana, Anastasia Fanny. 2013. Skripsi: Proses Konstruksi Kebijakan Hubungan
Komunitas PT. Badak NGL (Studi Deskripstif Kualitatif Berdasarkan Teori
Enactment Karl Weick). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Sumber Internet :
http://www.telkomflexi.com/profil/ (diakses pada tanggal 17 Februari 2013)
http://www.telkomflexi.com/promo/wifi-id-indonesia-wifi/ (diakses pada tanggal 17
Februari 2013)
103
http://www.indonesiawifi.com/id/about-indonesia-wifi (diakses pada tanggal 17
Februari 2013)
http://telkomspeedy.com/Indonesia-wifi (diakses pada tanggal 17 Februari 2013)
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/SUSAN
TI_KURNIAWATI/MAKALAH/iNOVASI_ORGANISASI.pdf (diakses pada
tanggal 3 Maret 2013)
http://bangka.tribunnews.com/2012/02/24/persaingan-operator-telekomunikasisudah-hiperkompetisi (diakses pada tanggal 3 Maret 2013)
http://marsnewsletter.wordpress.com/persaingan-flexi-dan-esia-di-pasar-cdma/
(diakses pada tanggal 6 Maret 2013)
http://perilakuorganisasi.com/karl-e-weick-teori-enactment.html (diakses pada
tanggal 7 April 2013)
104
Interview Guide
Daftar pertanyaan yang akan diajukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
A. Equivocality (Ketidakjelasan)
1. Bagaimana proses organisasi dalam menangani ketidakjelasan informasi
dari lingkungan internal dan eksternal?
2. Hal seperti apa yang biasanya membuat suatu informasi tidak jelas bagi
perusahaan?
B. Proses Informasi Organisasi (Probing)
I.
Mengumpulkan Informasi
1. Darimana sumber informasi organisasi diperoleh (lingkungan internal
dan eksternal)?
2. Apakah organisasi memiliki cara-cara khusus untuk mendapatkan
informasi dari lingkungan eksternal?
3. Bagaimana proses informasi itu diterima dan diinterpretasikan oleh
organisasi?
II. Mengelola Informasi
1. Bagaimana tahap-tahap dalam mengelola informasi tersebut?
2. Bagaimana proses seleksi informasi yang berguna dan tidak berguna
bagi organisasi?
3. Apakah ada aturan dalam melakukan seleksi informasi?
III. Menggunakan Informasi
1. Bagaimana cara atau strategi organisasi untuk mengkomunikasikan
dan mengkoordinasikan informasi yang sudah dikelola kepada
lingkungan organisasi?
2. Apakah cara atau strategi tersebut tercantum dalam peraturan
perusahaan?
C. Indonesia WiFi (WiFi ID)
1. Bagaimana proses terbentuknya bisnis Indonesia WiFi di perusahaan?
2. Bagaimana perkembangan Indonesia WiFi sejak berdirinya hingga saat ini
di Area Yogyakarta?
3. Perubahan apa saja yang terjadi di lingkungan organisasi dengan
dikelolanya bisnis baru ini?
4. Apa pengaruh positif dan negatif dari bisnis ini bagi lingkungan organisasi?
Transkrip Wawancara
Wawancara ke
:1
Nama Narasumber : Yogo Santoso
Jabatan
: Manager Wireless Broadband Area Yogyakarta
Waktu
: Jumat, 24 Mei 2013. Pukul 09.00-09.20 WIB
Tempat
: Divisi Telkom Flexi Wilayah Yogyakarta
Baris
1
Pelaku
Peneliti
Uraian Wawancara
Mengapa terjadi pergantian nama Divisi Telkom Flexi
menjadi Divisi Wireless Broadband?
2
Narasumber Jadi awalnya itu disebabkan karena bisnisnya Telkom
Flexi itu oleh direksi ya pimpinannya Telkom itu dianggap
sudah masuk ke masa retrechment, itu artinya upaya yang
dilakukan perusahaan dengan sengaja untuk mengurangi
sumber dayanya untuk mencegah kerugian lebih lanjut
perusahaan. Kenapa begitu? Karena bisnis CDMA ini
dibandingin bisnis GSM gitu ya itu perkembangannya
tidak secepat GSM karena pertama dukungan mitra
handset ya dukungan penyediaan terminal handphone-nya,
modemnya, begitu itu tidak sebanyak GSM. Karena
memang tidak banyak negara yang menggelar layanan
CDMA kan?! Nah, oleh karena itu direksi itu pengen fokus
untuk teknologi wireless-nya, itu yang dikembangkan
hanya GSM lewat Telkomsel. Jadi CDMA tidak akan
dikembangkan lebih lanjut. Tidak akan dikembangkan itu
bukan bisnisnya ditutup bukan, karena basis pelanggannya
kita masih juga banyakkan masih 16 juta gitu, tapi tidak
akan kedepannya dibangun lagi gitu. Tidak dibangun lagi
itu maksudnya kita nggak akan nambah BTS, kita ngga
akan memperluas jangkauan. Pelanggan yang sudah ada itu
kita
retensi
kita
pelihara
tetapi
kita
tidak
akan
membesarkan dan itu kayaknya semua pemain CDMA
seperti itu. Sekarangkan Esia ngga mengembangkan diri,
Flexi juga ngga mengembangkan diri, Starone juga ngga,
Smartfren juga ngga. Smartfren itu sekarang hanya
mengembangkan di sisi data aja tapi dia sebenarnya
sekarang juga tidak menambah BTS. Semua pemain
CDMA seperti itu. Nah kayaknya kedepan pemain CDMA
itu mereka akan marger gitu jadi satu pemain kedepannya,
itu diprediksikan akan seperti itu. Nah padahal yang
sedang berkembang sekarang itu kan data jadi voice sama
sms itu revenue-nya turun, tapi yang berkembang luar
biasa itu sekarang orang beralih dari teknologi sms dari
voice itu ke data. Orang sekarang lebih senang bbm-an,
texting ya, lebih senang pake whats app, pake line daripada
ngebell sama sms gitu. Dan teknologi data itu makin lama
makin keliatan trennya traffic-nya naik makanya kedepan
semua akan lari ke arah data. Nah cuman semua pemain
seluler itu punya keterbatasan kalo main di data karena
bandwitch data itu terbatas. Jadi misalkan ada kata-kata
gitu ya 3G itu sampai dengan 3 Mega, itu up to
sebenarnya. Kalo satu orang pake di satu BTS itu
sendirian, dia dapat 3 Mega tapi kalo 300 orang pake itu ya
3 Mega dibagi 300. Akhirnya kan sekarang banyak
keluhan apapun ya, GSM ataupun CDMA gitu akses
internet mobile itu lamban. Nah untuk mengatasi itu, itu
satu-satunya cara yang dianggap efektif saat ini adalah kita
membangun banyak titik WiFi. Banyak sekali titik WiFi
yang apabila pelanggan seluler masuk ke wilayah WiFi
tersebut bisa langsung pindah koneksi datanya dari BTS ke
WiFi. Jadi layanannya bersifat sameless, sameless itu
maksudnya pelanggan ga harus meregistrasi lagi tapi
secara otomatis, kalau misalkan mbaknya pake ini kan
pake GSM gitu kan pake Telkomsel misalkan speed-nya
rendah nih tapi trus tiba-tiba masuk mall, pas masuk mall
itu speed dapat kencang lagi kenapa? Karena koneksi
datanya di putus dari tadinya masuk lewat BTS masuk ke
lewat WiFi. Nah ini dianggap sebagai suatu solusi untuk
mengatasi keterbatasan bandwitch ya kecepatan internet
untuk
pelanggan
mobile.
Nah
caranya
itu
kita
memperbanyak titik WiFi, makanya direksi Telkom bikin
program satu juta WiFi. Untuk mengelola satu juta WiFi
itu perlu ada unit yang mengelola, nah unit yang mengelola
itu diserahkan ke Divisi Telkom Flexi. Nah karena Divisi
Telkom Flexi sekarang ngurusi satu bisnis baru, wireless
broadband WiFi tadi, makanya terus dirubah namanya
tidak lagi Divisi Telkom Flexi tetapi diubah namanya
menjadi Divisi Wireless Broadband. Nah itu dirubah per-1
November 2011.
3
Peneliti
Berarti sudah jalan hampir dua tahunan ya.
4
Narasumber Ehmm.. sori 1 November 2012
5
Peneliti
6
Narasumber Baru, baru tahun lalu. Nah 1 Desember 2012 itu
Oh jadi baru tahun lalu ya.
pengawakan Divisi Wireless Broadband itu komplit. Jadi
berjalan secara efektif itu per-1 Desember 2012. Nama
Divisi Wireless Broadbandnya itu sendiri diperkenalkan di
1 November, 1 Desember organisasinya sudah berjalan.
7
Peneliti
Berarti sekarang Telkom Flexi ini mengurusi fokusnya itu
ke wirelessnya ya, tapi tetap dengan produk-produk flexi
itu tetap ada dengan melayani pelanggan yang kemarin.
8
Narasumber Iya, jadi Divisi Wireless ini mengelola dua produk, satu
untuk Telkom Flexi yang satu Indonesia WiFi.
9
Peneliti
Itu kerjasamanya sama Indonesia WiFi bagaimana? Apa
itu punya Telkom?
10
Narasumber Iya, punya Telkom. Jadi Telkom kerjasama sama mitramitra WiFi yang ditunjuk yang kita kerjasama strategis itu
Sisco,
kita
membangun,
kerjasama
yang
dengan
melakukan
Sisco.
Tapi
yang
pemasangan
dan
pemeliharaan Indonesia WiFi ini yaitu Divisi Wireless
Broadband.
11
Peneliti
Untuk sekarang udah banyak belum pak spot-spotnya
untuk WiFi ID di Jogja ini?
12
Narasumber Di Jogja sekarang kurang lebih sekitar 1000 titik ya, untuk
wilayah Jogja saja.
13
Peneliti
Pak, ini kan dari penjelasan bapak tadi tentang berubahnya
nama Divisi Telkom Flexi ini kan pasti ada ketidakjelasan
informasi itu pak. Kan di penelitian saya, saya ini
mengandaikan Telkom Flexi sebagai organisasi yang
berdiri sendiri, dia itu internal dan eksternalnya itu
eksternal Telkom di wilayah Yogyakarta. Dari organisasi
Telkom Flexi ini menerima ngga seperti ketidakjelasan
informasi berkaitan tentang WiFi ID dari Telkom. Apakah
para
pihak
dari
direksi
Telkom
itu
secara
berkesinambungan memberi informasi atau bagaimana?
Mengadakan rapat misalnya sehingga tidak membuat
informasi itu kurang jelas bagi Telkom Flexi.
14
Narasumber Ya, awalnya itu, jadi gini awalnya itu Divisi Telkom Flexi
ini kan dimandirikan ya. Divisi Telkom Flexi ini awalnya
dimandirikan disiapkan untuk menjadi satu perusahaan
yang berdiri sendiri gitu, tetapi ternyata perkembangan
berikutnya dianggap bisnis ini kedepan tidak akan
berkembang sehingga Divisi Telkom Flexi ini tidak jadi
dimandirikan kemudian diberikan tugas lain untuk
mengelola WiFi ID gitu ya. WiFi ID dan Telkom Flexi itu
satu hal yang berbeda sekali. Jadi butuh skill yang beda,
butuh cara komunikasi dan promo yang berbeda yang
orang-orang kita waktu itu belum punya experience sama
sekali. Jadi itu sifatnya given aja dan direksi bilang bahwa
DTF (Divisi Telkom Flexi) diminta mengelola dua produk,
yang satu Indonesia WiFi gitu dan Indonesia WiFi itu
seperti apa, butuh kualifikasi orang seperti apa, butuh
knowledge seperti apa orang didalamnya itu kita ga tahu.
Jadi kita berjalan begitu saja, begitu. Kita belajar sambil
bekerja gitu, ga ada ini disiapin dulu orangnya, ini di
training dulu orangnya, engga. Diputusin suruh ngerunning bisnis gitu dan direksi kita ngomong bahwa orang
Telkom itu harus mampu nge-running bisnis apapun
bisnisnya. Kita diminta untuk belajar sendiri gitu.
15
Peneliti
Ada kesulitan ngga pak?
16
Narasumber Oh banyak, banyak kesulitan
17
Peneliti
18
Narasumber Ya, kesulitannya kalo di internal yang jelas ya pertama
Dari Internalnya sendiri ya
masalah kapabilitas, masalah kompetensi ya. Ini sesuatu
yang beda yang butuh kompetensi yang harus disiapkan
sebelumnya. Ini banyak lack of competens lah, ketauan
disitu. Yang kedua mungkin yang tingkat kesulitan yang
lain adalah mengkomunikasikan perubahan ini ke temanteman mitra AD (Authorized Dealer). Kita kan punya mitra
AD untuk dealer ya, dealer ini yang pihak pertama yang
bertransaksi, transaksi penjualan Telkom Flexi dari
Telkom
langsung
gitu.
Teman-teman
ini
yang
mendistribusikan kartu, mendistribusikan voucher. Pasti
kesulitannya adalah menjawab pertanyaan yang temanteman dari dealer gitu. Pertanyaannya sederhana, “Pak,
Telkom ini masih mau mengembangkan Flexi atau ngga?”.
Kan kalo kita ini jadi produsen kemudian ada distributor
kita, distributor kita kan butuh penjelasan, bisnis dia
kedepan akan seperti apa. Nah ini yang sulit gitu, karena
mereka denger bahwa Flexi tidak akan dikembangkan gitu.
Mereka kan juga secara.. apa ya.. secara normal gitu akan
berpikir tentang masa depannya berbisnis di bisnis ini. Itu
yang kesulitan meyakinkan teman-teman AD bahwa bisnis
ini masih cukup layak untuk mereka teruskan gitu.
19
Peneliti
Berarti ini kan istilahnya seperti Telkom memberikan Flexi
ini untuk langsung mengelola ini secara gamblang seperti
itu, terus nanti yang membentuk sumber daya manusianya
dan apa-apanya dari Telkom Flexi sendiri. Itu pernah ngga
terjadi misalnya tumpang tindih atau ketidakjelasan
informasi yang disampaikan Telkom kepada Flexi gitu?
20
Narasumber Pernah. Jadi gini, harusnya kan organisasi itu begitu
dibentuk itu kan harus ada listing job. Mestinya kan ada
listing job karena misalkan posisi tertentu Asman wireless
broadband itu tugas utamanya mengelola apa gitu kan
tugas tambahannya mengelola apa. Waktu organisasi ini
pertama didirikan itu ngga ada namanya listing job manual.
Ada organisasi tapi orang ga tau yang ada di organisasi itu
orang harus melakukan apa. Nah itu yang membuat awal
organiasai
ini
berdiri
itu
agak
sedikit
ngalamin
kebingunganlah. Nah kita harus ngatur disini supaya fungsi
itu jalan, akhirnya fungsi-fungsi itu dijalankan matriks
tidak sesuai dengan job title-nya. Kan ada ya job title-nya
ya misalkan harusnya si A itu nama posisinya itu adalah X
dan X itu mengerjakan Y gitu, itu akhirnya ga terjadi
seperti itu karena ada job title yang sebenarnya itu menurut
kita sih sudah tidak relevan. Harusnya yang dibutuhkan
adalah dia meng-handle pekerjaan ini tapi ada pekerjaan
yang tidak ada job title-nya tidak ada pengampunya seperti
itu.
21
Peneliti
Iya, jadi cara menanganinya seperti itu ya.
22
Narasumber Ya akhirnya kita ya operasional coba untuk beradaptasi ya.
23
Peneliti
Untuk menangani yang bukan jobdesk dan menangani
supaya perusahaan tetap berjalan.
Pak, ke awal tadi lagi tentang perkembagan teknologi itu,
Telkom Flexi dapat informasinya darimana ya? Dari
media-media atau dari perusahaan lain atau dari mana
gitu?
24
Narasumber Kalo untuk masalah teknologi, portofolio kedepan itu kita
dikantor pusat ada teman yang ngurusi hal seperti itu. Jadi
ada yang ngurusi masalah portofolio, strategic investment.
Mereka dapat infonya darimana? Ada dari benchmark
operator diluar gitu ya kayak British Telkom ngapain,
Sintel ngapain gitu ya. Trus juga mereka dapat dari
benchmark sih biasanya ya, benchmark yang dilakukan
operator, benchmark juga apa yang dilakukan oleh negaranegara lain gitu. Biasanya sih studi cukup banyak ya dari
buku sama dari internet gitu. Jadi ada bagian yang
mengolah data-data itu, kemudian coba dirumuskan
trennya
kira-kira
akan
bergerak
kemana
termasuk
sebenarnya mutusin kenapa kita mengeluarkan Indonesia
WiFi itu, karena di Cina udah bangun 3 juta, kemudian di
Inggris sudah bangun, Australi sudah bangun. Kalo kita ga
lakukan ini, kita pasti ketinggalan karena tren ini orang
lain sudah melakukan itu
25
Peneliti
Jadi semua ini disosialisasikan dari atasan ke telkom flexi?
26
Narasumber Iya seperti itu.
27
Peneliti
Untuk masalah seleksi informasi yang tadi dari benchmark
segala macam itu ada dari sini apa semuanya dari pusat?
28
Narasumber Dari pusat dan kita tinggal menjalani. Jadi yang di level
daerah itu kita hanya eksekusi saja. Kalo strategic
thinking, strategic inisiatif semua dari kantor pusat.
29
Peneliti
Untuk di Flexi ini kan semenjak pergantian nama ini harus
mengkoordinasikan ini kepada semua karyawan disini. Itu
caranya bagaimana?
30
Narasumber Kita kalo kordinasi ada rapat trus disini kan teknologi udah
berkembang ya. Teman-teman biasanya pakai whats app,
ga semua pake bb ya. Kalo whats app kan bisa multi
platform gitu ya. Kordinasi juga lebih banyak lewat
teknologilah. Lewat whats app terus lewat email. Kalo
rapat itu sebenarnya kita punya media setiap hari rabu itu
kan Telkom semua unit harus apa ya namanya kayak
silaturahmi lah kita semuanya itu. Setiap hari rabu itu
teman-teman di Telkom itu mereka kumpul untuk briefing
sekitar paling lambat satu jam gitu untuk sharing
informasi.
31
Peneliti
Semenjak pergantian ini apakah ada aturan yang berubah
yang mempengaruhi budaya organisasi?
32
Narasumber Kalo aturan sih ga ada yang berubah, cuma memang
budaya organisasi sekarang itu ada yang dinamakan Great
Spirit. Jadi ketika direksi itu berubah termasuk wakil
direksi berubah ini merubah nama Divisi Telkom Flexi
menjadi Divisi Wireless Broadband ini kan bawaan dari
perubahan manajemen puncaknya Telkom gitu ya. Mereka
mengenalkan culture baru yaitu Great Spirit 3S. 3S itu
Solid, Speed, Smart. Jadi kalo mungkin dibilang tidak ada
perubahan aturan tetapi culture-nya dibawa ke arah sana.
Jadi menghadapi situasi yang kayak gini dituntut temanteman solidlah. Jadi kekompakan itu diminta jadi hal yang
utamalah di kita, karena listing job manual tidak ada. Kalo
teman-teman diperparah lagi mereka saling berantem itu
kan mungkin berat, jadi diangkat masalah solid. Kalo kita
solid kita bisa speed. Kalo sekarang itu kita ga butuh orang
pinter dan perfeksionis, kita butuh orang yang cepat
mengeksekusi program. Jadi speed ini diangkat untuk bisa
solid, bisa speed kita butuh semangat. Tiga hal itu
mungkin ya perubahan budaya yang sekarang lagi
didengungkan. Tidak merubah budaya dasarnya Telkom
cuma itu ada Great Spirit 3S itu saja yang kita miliki.
33
Peneliti
Kalo pengaruhnya positif atau negatif dari perubahan ini
apa?
34
Narasumber Pengaruhnya pasti ada ya. Kalo pengaruh yang positifnya
itu mungkin yang paling keliatan adalah Telkom
mencarikan jalan keluarlah untuk mitra dealernya. Ketika
dia me-retrechment bisnis ini dia coba mencarikan
alternatif yang lain untuk mitra bisnisnya lewat Indonesia
WiFi. Karena sebenarnya Indonesia WiFi ini bisa diakses
lewat pelanggan Flexi, bisa diakses oleh pelanggan
Telkomsel, bisa juga diakses lewat kartu. Jadi sebenarnya
Indonesai WiFi ini adalah jalan keluar gitu bagi temanteman
mitra
AD
gitu
ketika
bisnis
Flexi
tidak
dikembangkan lebih lanjut tetapi dicarikan bisnis lain,
bisnis Indoensia WiFi ini sebagai jalan keluarlah agar
bisnisnya mitra AD tetap berkelanjutan. Terus sebenarnya
Indonesia WiFi ini memberikan penguatan ke anak
perusahaan kita yaitu Telkomsel, karena Telkomsel
sekarang
juga
mulai
merasakan
kesulitan
dalam
pengembangan datanya. Kekurangannya di transformasi
ini apa? Kekurangannya transformasi ini dilakukan dalam
waktu yang cukup cepat gitu ya yang tidak dibarengi
dengan memperkuat basis kompetensi karyawannya karena
disini tidak hanya masalah marketing ya yang harus
dikuasai teman-teman tetapi juga masalah teknis. Masalah
teknis itu pasti butuh waktu karena teman-teman pasti
butuh training, tanpa training kalo untuk urusan teknis
kayaknya lama. Kalo marketing itu biasanya orang udah
biasa ngurusi marketing ngurusi yang lain ketika beda
yang dijual itu ga lama sih adaptasinya. Tapi kalo teknis
teknologinya beda banget itu teman-teman perlu di
training, ga bisa hanya berdasarkan pengalaman
35
Peneliti
Untuk training sendiri sudah dijalankan?
36
Narasumber Untuk training teknis belum, rata-rata teman-teman belum
ya.
Wawancara ke
:2
Nama Narasumber : Yogo Santoso
Jabatan
: Manager Wireless Broadband Area Yogyakarta
Waktu
: Kamis, 30 Mei 2013. Pukul 08.20-08.40 WIB
Tempat
: Divisi Telkom Flexi Wilayah Yogyakarta
Baris
1
Pelaku
Peneliti
Uraian Wawancara
Sejak Divisi Wireless Broadband ini berjalan dengan
bisnis barunya Indonesia WiFi (WiFi), bagaimana sih pak
perkembangan Indonesia WiFi dari awal dikelola sampai
saat ini di Area Jogja?
2
Narasumber
Ya, awalnya kan kita masih bersifat divisi waktu itu.
Awalnya kita dari Divisi Telkom Flexi berubah menjadi
Divisi Wireless Broadband. Ada satu yang saya lupa, abis
itu di transformasi lagi. Teman-teman wireless broadband
area kayak saya itu di transformasi dari Divisi Wireless
Broadband ke Divisi Telkom Timur. Jadi ada transformasi
sekali lagi, teman-teman yang ada di wireless broadband
area itu tadinya menginduk ke Divisi Wireless Broadband
itu sekarang dilebur ke Divisi Telkom Timur. Divisi
Wireless Broadband ini masih ada tapi dia hanya divisi
fungsional.
Jadi
secara
struktural
kita
disini
bertanggungjawab ke GM Witel Jogja dibawah Divisi
Telkom Timur, organisasinya gitu. Jadi kita dulu dibawah
Divisi Wireless Broadband sekarang kita dilepas, kita
dimasukin ke Divisi Telkom Timur. Divisi Wireless
Broadband ini masih ada tetapi dia hanya fungsional. Dia
netapin strategi segala macam, eksekusinya kita dibawah
Divisi Telkom Timur. Ini cerita awalnya begitu dulu
masalah strukturnya. Nah terus awalnya Indonesia WiFi
itu dikelola oleh kita dibawah komando Divisi Wireless
Broadband. Nah pada saat awalnya dulu Indonesia WiFi
ngga seperti ini. Dulu kita masih menggunakan teknologi
yang berbeda. Yang membedakan teknologi yang dulu kita
pake sama sekarang itu hanya masalah sameless. Sameless
itu maksudnya gini, kalo pelanggan Telkomsel itu yang
kemarin saya cerita, jadi itu kalo masuk ke daerah yang
ada Indonesia WiFi dia langsung pindah. Nah teknologi
yang dulu tidak bisa seperti itu, makanya kita ubah
teknologinya,
sekarang
kita
pake
teknologi
yang
memungkinkan sameless. Nah awalnya itu waktu kita
sebagai Divisi Wireless Broadband gitu ya belum masuk
ke Divisi Telkom Timur, kita itu kan susah ya kordinasi
karena
kita
dengan
teman-teman
di
akses
yang
menyediakan jaringan itu kita beda divisi sama temanteman di bisnis servis yang bantu ngurusi izin lokasi kita,
beda divisi. Jadi kordinasinya dulu itu panjang. Kita untuk
minta tolong teman bantu ngurus izin lokasi aja beda
divisi, lama. Kita ga bisa ng-push target kita ke mereka,
begitu juga penyediaan jaringan karena kita beda divisi.
Yang dilayani divisi akses juga banyak ga cuma kita. Nah
waktu itu perjalanannya agak tersendat sebenarnya. Ketika
kita punya masalah kita mengeskalasi harus ke temanteman di Jakarta karena divisi kita di Jakarta. Nah karena
itu dianggap ga efektif maka semenjak 1 Januari itu berdiri
Divisi Telkom Timur. Telkom itu hanya dibagi dua divisi
ya, Divisi Telkom Barat itu mulai dari Bandung ke barat
sampai ke Aceh kemudian Divisi Telkom Timur mulai dari
Jawa Tengah sampai ke KTI. Nah kita sekarang dibawah
Divisi Telkom Timur. Kalo dulunya sebelum kita
bergabung ke Divisi Telkom Timur itu paling kita bangun
Indonesia WiFi itu baru di level sekitar angka 500 titik
access point (AP). Tapi semenjak ini kita sudah bisa
mengakselerasi sampai dua kali lipat, jadi sekarang itu kita
udah punya 1000 AP hanya dalam waktu kurang lebih dari
Februari sampe bulan Mei gitu.
3
Peneliti
Telkom timur itu pusatnya dimana?
4
Narasumber
Di Surabaya
5
Peneliti
Oh jadi kordinasinya sekarang kesana semua?
6
Narasumber
Ke Surabaya, iya kesana semua.
7
Peneliti
Pak, untuk masalah sumber informasi berkaitan dengan
titik-titik access point yang di Jogja ini biasanya Telkom
Flexi dapat informasi darimana? Apakah dari majalah atau
media atau bagian khusus yang menangani tentang
informasi access point atau potensi-potensinya?
8
Narasumber
Oh saat ini mbak, ini media komunikasinya ya, kita media
komunikasinya ada web, webnya www.indonesiawifi.com
itu ada. Terus media komunikasi yang lain sekarang kita
belum main media online, jadi kita belum main di tv segala
macam. Promonya masih lewat brosur atau lewat apa gitu.
9
Peneliti
Berarti disini ngga ada bagian khusus yang nangani untuk
mencari potensi-potensi lokasi WiFi ID di sekitar Jogja
sini?
10
Narasumber
Oh kalau mencari potensinya ada. Jadi gini, untuk
mengurusi masalah set acuitition, masalah izin lokasi,
masalah market itu yang mengelola adalah teman-teman
yang ada di Delivery Channel bahasa kita ya DC. Delivery
channel-nya Indonesia WiFi-nya kita siapa sih? 1. Temanteman di bisnis servis, bisnis servis itu mengelola segmen
small medium enterprise, UKM segala macem itu yang
ngelola bisnis servis, terus ada lagi delivery channel-nya
itu di divisi enterprise servis, DES namanya, kalo tadi DBS
(divisi bisnis servis) itu mengelola UKM. Jadi kalo
misalnya ada koperasi, sekolah segala macam itu lewatnya
bisnis servis, terus ada divisi enterprise servis itu ngelola
pelanggan-pelanggan korporasi. Jadi kalau misalnya Bank
Mandiri, banking segala macam itu minta itu larinya ke
teman-teman enterprise. Terus Indonesia WiFi itu juga
dipasang di public servis yang kayak restoran, kafe segala
macam itu yang ngelola delivery channel itu adalah temanteman divisi consumer servis (DCS). Nah ada pelanggan
yang sifatnya personal, pelanggan personal itu misalnya
dia pelanggan flexi dia punya komunitas, dia pengen
komunitasnya dipasang Indonesia WiFi, itu teman-teman
WiBro. Jadi delivery channel-nya itu banyak yang
Indonesia WiFi itu. Didalamnya ada DBS, DCS, DES, ada
WiBro. Jadi itu yang mengelola potensi pasar sesuai
segmennya. Jadi ngga ada satu unit khusus yang dia
ditugasi untuk ngelola delivery channel secara khusus itu
ngga, tapi tergantung segmennya gitu.
11
Peneliti
Ini berarti cara-cara khusus utnuk mendapatkan informasi
dari lingkungan eksternal dari channel-channel tadi ya.
Terus bagaimana sih pak proses informasi dari delivery
channel itu diterima sama diinterpretasikan oleh organisasi
ini?
12
Narasumber
Jadi masing-masing delivery channel itu mengusulkan
kebutuhannya
dan
usulan
kandidatnya.
Usulan
kandidatnya misal DBS itu ngusulin minta dipasang ini
ada 500 sekolah yang menurut kita potensial gitu ya. Kita
punya program namanya indi school. Jadi indi school itu
adalah suatu program yang kita bangun Indonesia WiFi di
seluruh sekolah di Indonesia. Jadi targetnya ada sekitar
100 ribu sekolah di Indonesia itu yang harus kita pasang
Indonesia WiFi. Nah di Jogja ini kita dapat target sekitar
3000an sekolah yang harus kita pasang sampai 17 Agustus
besok. Itu 3000 sekolah itu kalau dihitung sih sampai SD
pun harus dipasang. Tapi itukan sebenarnya program
mandatorilah yang pemerintah bikin ke BUMN yang harus
dijalain itu namanya MP3EI (Master Plan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia), Dahlan Iskan MeNeg
BUMN bikin gitu ya, dia punya program kalo mau
perekonomian tumbuh itu ya harus dibangun infrastruktur
jalan, termasuk internet karena ada studinya kalau
penetrasi
internet
itu
tumbuh
3
persen
aja
itu
perekonomian tumbuh 1,8 persen. Nah itu kayaknya di
pegang
sama
pemerintah
kita,
jadi
kalau
mau
perekonomian Indonesia tumbuh itu lengkapi infrastruktur
internet mulai dari sekolah, daerah terpencil segala macam.
Kita punya program itu maknaya ada sekolah merah putih,
kita punya program indi school merah putih itu kita harus
bangun Indoensia WiFi itu di pulau-pulau yang terluar
segala macam gitu. Jadi ini ga semua nuansa bisnis karena
memang
ada
program
mandatori
program
wajib
pemerintah yang dititipin ke kita gitu, harus dijalani.
13
Peneliti
Terus kalau tahap-tahap mengelola informasi dari dealerdealernya setelah diusulkan itu bagaimana?
14
Narasumber
Jadi kita menyusun yang namanya Join Planning Session
ya. Jadi begitu usulan masuk kita bikin sesi bersama
dengan
teman
yang
mengusulkan,
teman
yang
menyediakan infrastruktur itu kita kumpulin. Dari situ ntar
kita bikin skala prioritas, skala prioritas itu yang pertama
berdasarkan estimasi market-nya gitu. Kedua berdasarkan
urgensi-nya, ketiga berdasarkan ketersediaan jaringannya.
Jadi itu penting kita gelar tapi ngga ada jaringannya secara
bisnis kalo kita tarik jaringan tidak layak gitu ya. Itu juga
kita geser prioritasnya jadi semua usulan itu ada sesi
berikutnya itu namanya Join Planning Session. Join
Planning Session itu artinya kita usulkan ke teman-teman
di Divisi Wireless Broadband di Jakarta untuk penyediaan
access point-nya, seperti itu. Modemnya segala macam,
nanti setelah itu semua selesai baru kita tunjuk pihak
ketiga untuk melakukan pemasangan.
15
Peneliti
Lalu, bagaimana cara menyeleksi informasi yang berguna
dan tidak berguna bagi organisasi? Contohnya seperti apa?
16
Narasumber
Jadi sesuatu yang baru itu kan kadang belum tentu
dipahami baik gitu ya oleh pihak-pihak terkait. Jadi
misalkan program indi school-lah yang tadi saya ceritakan,
program indi school itu kita punya program untuk bangun
3000 sekolah, itu harus kita pasang. Nah informasi yang
menurut saya itu kadang tidak berguna adalah informasi
yang dipahami salah gitu. Ujungnya itu sebenarnya bukan
cuma masang.
Ujungnya itu kan sebenarnya ada
penggunaan karena hanya dengan itulah kita kembali
modal. Kadang itu teman-teman bias informasinya hanya
dipegang satu sisi aja “oh kita harus pasang 3000”
sehingga prioritasnya bergeser, misalkan kan harusnya kita
sasar dulu kita habisin dulu segmen SMA sederajat gitu ya
SMA, MA gitu ya SMK gitu, ini ngga gitu pokoknya
semua sekolah kita pasang dulu, SD pun even dipasang.
Jadi kalo menurut saya sih itu yang harus kita filter. Kita
sampaikan program ini, misalnya Indi School, filosofinya
apa tujuannya apa gitu, kemudian ya kita perlu ada filter
informasi gitu untuk menyaring informasi yang tidak
berguna.
17
Peneliti
Untuk menyeleksi itu apakah ada aturan secara tertulis?
18
Narasumber
Ngga ada sih. Jadi ini kelemahan organisasi kita ini kan
semua tidak ada yang tertulis gitu kan. Jadi kita gini aja,
dibalik semua ini jadi intinya adalah revenue. Berapa sih
yang bisa kita dapat karena target kita disini itukan kita
mengelola pendapatan dan beban. Jadi kita kembalikan aja
ke kontrak manajemen kita ke KPI kita. KPI kita endingnya adalah revenue, sesuatu aktivitas yang kita lakukan
pada akhirnya itu harus kembali ke revenue.
19
Peneliti
KPI itu apa ya?
20
Narasumber
Key Performance Indicator.
21
Peneliti
Oh gitu, berarti tahap-tahap itu secara langsung gitu ya
pak?
22
Narasumber
Iya. Jadi kita kerja setahun itu kita punya namanya kalo di
Telkom kita punya namanya SKI (Sasaran Kerja Individu)
itu bahasa umumnya kan itu di perusahaan ada KPI ya Key
Performance Indicator. Key performance indicator itu
biasanya indikator yang paling tinggi yang bobotnya
paling besar adalah indkator financial performance ya,
revenue, beban, laba itu jadi indikator yang paling besar
biasanya sih porsinya sekitar 50 persen. Dibawahnya itu
ada indikator market, sales kita segala macam, jumlah
pelanggan kita itu indikator kedua. Terus yang indikator
ketiga kita punya internal bisnis proses, jadi sales dan
revenue itu harus didapat dengan cara yang benar. Ada
namanya internal bisnis proses. Yang keempat itu ada
learning and growth di KPI. Di learning and growth itu
kita diwajibkan untuk bisa belajar dari aktivitas yang udah
kita lakukan. Jadi di Telkom itu kita, teman-teman itu
punya kewajiban untuk nulis kampium ya, menulis
kampium itu bikin seperti makalah gitu kemudian di
upload di sistem, ada expert nanti yang akan mengapprove yang akan menilai gitu. Kalau dia ga lakukan
penulisan karya tulis dan tidak di approve oleh expert gitu
teman-teman ga bisa dapat nilai tertentu unutk penilaian
KPI nya. Nah nilai tertenu itu mempengaruhi apakah tahun
depan dia bisa promo apa ngga, dia bisa promosi apa ngga,
dia bisa dapat penghargaan haji, ziarah atau apa gitu.
23
Peneliti
Oh jadi setiap tahun itu berubah KPI-nya?
24
Narasumber
KPI-nya berubah tapi biasanya ga berubah empat hal itu ga
pernah berubah, jadi revenue-nya, financial indicator, gitugitu ga berubah.
25
Peneliti
Lalu, bagaimana sih cara organisasi mengkomunikasikan
dan
mengkoordinasikan
informasi
ke
lingkungan
organisasi, ke internal ke eksternal juga?
26
Narasumber
Kalau kordinasi itu kita lakukan dua ya, satu itu kordinasi
yang sifatnya, kordinasi kita itu ada lewat rapat lewat
email segala macam. Tapi ada lagi satu kordinasi yang kita
lakukan itu kordinasi by sistem itu jadi kordinasi
berdasarkan order. Jadi kordinasi yang sifatnya email,
rapat segala macam itu kan apa ya. Memantaunya itu
manual gitu. Nah hasil kordinasinya itu kita masukin ke
book order. Ada sistemnya lah, kita punya sistem untuk
memasukkan orderlah. Order itu yang memantau, jadi
kordinasinya ga terus-terusan lewat rapat. Tapi ada emang
sistem gitu. Kita bikin order ke teman-teman, order-nya
itu udah kita kerjakan atau belum kita bisa mantau. Mereka
sudah ambil order-nya belum, sudah di close belum, ada
kendala apa. Ada seperti itu juga.
27
Peneliti
Berkaitan tentang ketidakjelasan informasi, bagaimana sih
proses
organisasi
dalam
menangani
ketidakjelasan
informasi dari lingkungan eksternal internal?
28
Narasumber
Kita biasanya gini, kordinasinya itu dengan peer dulu. Jadi
jarang gitu kita ada masalah langsung kita kasih ke atas
29
Peneliti
Peer itu apa ya?
30
Narasumber
Peer itu maksudnya teman yang sederajatlah. Peering gitu
horizontal dululah. Kita kan disini ada manajer ada
delapan. Ketika ada masalah itu ngga langsung kita
eskalasi ke GM kita. Kita kordinasi dulu antar peer gitu
kan.
Ini
ada
masalah
seperti
ini,
gimana
cara
mensolusikannya, ini ada miss komunikasi kayak gini kita
ngomong dulu. Jadi kalo di level peer masalah udah
selesai kan ga perlu juga kita eskalasi karena organisasi
kita kan sentralistik sekarang ya. Kita punya GM disini,
GM kita itu ngelola mulai dari pelanggan sampai dengan
ngelola network, pasti dia sendiri udah pusing. Waktu ini
dibawa ke Surabaya, di Surabaya sama juga ini dia ngelola
dari Jawa Tengah sampe ke KTI kan sampe ke Papua, pasti
dia lebih pusing. Jadi biasanya sih kita lebih coba
menyelesaikan masalah itu horizontal dulu. Kalo dengan
peer kita di Jogja ini ga selesai, kita coba compare best
practice apa, kita coba benchmark-lah apa yang coba
dilakukan Solo, apa yang dilakukan Semarang, apa yang
dilakukan Bali, apa yang dilakukan Makasar kan gitu ya.
Nanti kita sudah coba ga tersolusikan baru kita coba
eskalasi.
31
Peneliti
Contoh kejelasan informasi seperti apa ya?
32
Narasumber
Nah misalkan gini, di kita itu belum clear ni masalah
penanganan gangguannya, wifi, wifi ini sekarang sudah
banyak sudah 1000 titik gitu ya. Belum dibikin bisnis
proses penanganan gangguannya seperti apa. Nah ini kalo
kita eskalasi ke bos kita, kita tanya “Pak, gimana sih
sebenarnya bisnis proses penangan gangguan?” dia pasti
ga tau wong kita yang tiap hari nangani aja ga tau. Nah
kayak gitu itu kita coba rembug dengan misalkan temanteman di jaringan akses karena gangguan itu bisa juga
terjadi
jaringan
akses.
Kita
coba
kordinasi
sama
manajernya infratel karena mungkin gangguan ada di
infrastruktur seperti itu. Kalo misalkan di kita belum
pernah punya experience, kita coba nih nanya ke Semarang
gimana sih. Kalo Semarang juga sama “Wah sama mas,
Semarang juga ga punya experience”, ini Indonesia WiFi
pertama kali didirikan dimana sih, di Jakarta sama di Bali.
Kita tanya dulu kesana. Nah best practice mereka apa
pengalaman-pengalaman terbaik mereka itu kita coba
adopt gitu kita coba tulisin, kita coba rumusin, kita coba
sosialisasiin dengan teman-teman yang lain. Besok kalo
ada gangguan kita begini ya, kita begini ya gitu karena
memang belum disusun.
Wawancara ke
:3
Nama Narasumber : Nur Yamin, S.T
Jabatan
: Asman Wireless Broadband Area Yogyakarta
Waktu
: Senin, 17 Juni 2013. Pukul 10.20-11.00 WIB
Tempat
: Divisi Telkom Flexi Wilayah Yogyakarta
Baris
1
Pelaku
Peneliti
Uraian Wawancara
Begini pak, kan sejak Divisi Wireless Broadband ini
berjalan dari bulan desember dan dengan produk barunya
WiFi ID. Bagaimana sih perkembangan WiFi ID dari
mulai terbentuk hingga saat ini khususnya di wilayah
Yogyakarta?
2
Narasumber
Cepat, pesat. Jadi kita sudah sekitar seribu lima ratusan ya,
kurang lebih seribuan lima ratus AP (Access Point). Yang
terpasang prioritas adalah indi school, ada public area, ada
yang tempat umum ya public area. Macam-macamlah.
3
Peneliti
Kalau masalah teknologi tentang WiFi ID berkembang apa
ngga dari awal hingga saat ini? Misalnya kalau orang ke
tempat wifi harus pake password, ini untuk hal-hal tertentu
dia langsung connect gitu, gimana?
4
Narasumber
Oh iya, jadi macem-macem login-nya. Jadi tergantung
market-nya juga. Kalau di public area karena di tempat
umum itu WiFi ID, tapi yang di tempat sekolah itu indi
school. Ada [email protected]. Beda secara tarif juga
beda. Kalau indi school seribu rupiah perhari, tempat
umum lima ribu rupiah perhari. Itu bisa menggunakan
terutama Telkom Grup. Jadi bisa menggunakan sms bisa
pake pin card, bisa kalau punya login Speedy bisa pake
login Speedy. Ada juga yang pinnya gitu.
5
Peneliti
Nah inikan saya pake Telkomsel. Jadi sewaktu saya disini
dan di Telkom coba wifinya itu saya langsung connect, apa
itu karena saya pengguna Telkomsel?
6
Narasumber
Jadi kalo telkomsel ada dua, bisa menggunakan sms ke
8108. Jadi net 8000 kirim ke 8108 atau kalau pengguna
data telkomsel itu pake sameless. Jadi menggunakan login
password-nya yang dataya telkomsel itu. Jadi ngga usah
lagi masuk login. Jadi login-nya itu di set pake WAP.
Begitu ke setting langsung WAP dan bisa langsung masuk.
Itu namanya sameless.
7
Peneliti
Waktu saya masuk ke wifi itu ada WiFi ID sama
[email protected]. Itu berbeda ya?
8
Narasumber
Iya kalau free kan bebas ngga berbayar cuma ada
batasannya, misalnya ga bisa download, terus yang
kecepatannya maksimal 512 kbps, terus setiap 20 menit dia
akan log out.
9
Peneliti
Kalau yang [email protected] itu sudah ada dimana?
10
Narasumber
Di tempat-tempat umum. Pokoknya diluar indi school,
diluar area sekolah semua ada.
11
Peneliti
Untuk pemasangan WiFi ID, misalnya di indi school itu,
apa ada syarat-syarat atau ketentuan khusus?
12
Narasumber
Ya syaratnya ada jaringan atau siap ditarik jaringan karena
kalau jaringan tidak ada ya tidak bisa.
13
Peneliti
Ditarik jaringan itu maksudnya?
14
Narasumber
Maksudnya ditarik jaringan misalnya dari situ dekat, ada
jaringan kosong, dia belum punya nomor telepon. Prioritas
utama adalah dimana dia dekat dengan viber optic kita.
Karena standar WiFi ID pake viber supaya kecepatannya
tinggikan. Kalau dia tidak ada, dia harus deket dengan
jaringan kita dan kosong dan siap dipake. Kalo misalnya
ada DP untuk telepon itu penuh ga bisa atau dia punya
nonor telepon existing, kita numpang dinomor telepon
yang dia pake.
15
Peneliti
DP itu apa pak?
16
Narasumber
Distribution point. Jadi kotak pembagi untuk telepon itu.
Yang ada di tiang-tiang itukan ada kotak. Nah itu ditarik
kerumah-rumah. Kalo dia ada ga jauh dari situ bisa ditarik
maksimal 150 meter itu bisa dipasang, tapi kalau yang
jauhkan kita pasang sampai pelosok-pelosok gitukan,
misalnya Kulon Progo. Itu selama jaringan teleponnya ada
kita pake, tapi kalo jaringan telepon tidak ada jaringan FO
juga bisa dipake. Apalagi yang ga bisa kita pasang. Tidak
ada syaratnya, syaratnya kalo dia mau dipasang dan
jaringan kabelnya ada, jaringannya ada, jaringan FO atau
jaringan kabelnya ada.
17
Peneliti
Kalau bedanya Speedy sama WiFi ID apa?
18
Narasumber
Kalau Speedy berbayar bulanan flat, kalau ini tidak
berbayar flat sesuai kebutuhan. Tadikan kalau saya mau
pake bisa sms. Sms itu ke 8108 itu pake flexi atau