GAMBARAN PERILAKU SEHAT HOMOSEKSUAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Homoseksual bukanlah suatu permasalahan baru di Indonesia. Berdasarkan
sejarah sebelum masa penjajahan atau pada saat zaman kerajaan, Indonesia memiliki
budaya yang mengacu pada perilaku homoseksual di beberapa daerah. Sebagai
contoh, menurut Oetomo (2001) seperti dalam hubungan di antara para santri pada
pondok-pondok pesantren di Jawa yang disebut dengan mairilan. Selain itu juga
pada upaya pencarian kesaktian atau pemertahanan sakralitas di daerah Ponorogo,
Jawa Timur yang disebut dengan hubungan antara warok dan gemblak. Hal ini
dilakukan sebagai pengganti pasangan dari lawan jenis untuk hubungan seksual.
Bahkan orang yang berperilaku homoseksual bisa diberi jabatan yang sakral, seperti
perantara dengan dunia arwah pada suku Dayak Ngaju yang disebut basir, shaman
pada suku Toraja yang disebut tadu aburake, dan penjaga pusaka di istana kerajaan
Makassar yang disebut bissu. Perilaku homoseksual ini dilembagakan dan dianggap
biasa atau lumrah karena merupakan bagian dari budaya masyarakat di sekitarnya.
Seiring berjalannya waktu dan bergantinya zaman, terjadi pergeseran
budaya, moral, dan pemahaman dari masyarakat dunia, khususnya Indonesia tentang
perilaku homoseksual tersebut. Masuknya budaya Barat yang saat itu dibawa oleh
penjajah dan juga semakin berkembangnya agama-agama seperti Islam dan Kristen

telah mengubah pandangan masyarakat terhadap perilaku homoseksual. Bahkan
masyarakat dari daerah-daerah yang dulu diketahui memiliki budaya perilaku
homoseksual menyangkal atau tidak mengakui sejarah itu (Oetomo, 2001). Perilaku
homoseksual itu pun lambat laun memudar bahkan menghilang. Atau lebih tepatnya
disembunyikan dan dipraktekkan secara diam-diam.
Namun zaman tidak pernah berhenti berkembang. Perilaku homoseksual
yang sempat hilang atau ditiadakan ini ternyata turut berkembang juga secara
perlahan. Hanya saja, pengertian dan model perilaku homoseksual ini juga ikut
berubah. Bukan lagi dilembagakan atau terkesan wajar seperti pada zaman kerajaan,
perilaku homoseksual menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern yang
dikatakan menyimpang dan tidak wajar (Oetomo, 2001). Namun perilaku
1

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

2

homoseksual ini tetap ada dan ditemukan pelakunya semakin banyak serta terbuka
dan bahkan membuat komunitas bersama. Fenemona maraknya komunitas
homoseksual atau gay yang bermunculan dan menunjukkan eksistensinya di dunia

heteroseksual ini mengundang banyak pro dan kontra. Banyak pihak yang secara
diam-diam ataupun terbuka mendukung mereka, namun lebih banyak lagi yang
menentang kehadiran mereka.
Menurut

American

Psychological

Association

(2008),

pengertian

homoseksualitas secara umum pada zaman sekarang dapat mengacu kepada orientasi
seksual, ditandai dengan kesukaan seseorang dengan orang lain yang mempunyai
kelamin sejenis secara biologis atau identitas gender yang sama, perilaku seksual
dengan seseorang dari gender yang sama tidak peduli orientasi seksual atau identitas
gendernya, dan identitas seksual atau identifikasi diri yang mungkin dapat mengacu

kepada perilaku homoseksual atau orientasi homoseksual. Untuk di Barat sendiri,
pengertian gay dan homoseksual seringkali dipisah. Gay lebih mengarah kepada
identitas diri mereka, sedangkan homoseksual mengarah pada perilaku atau relasi
seksual antara laki-laki dengan laki-laki.
Perkiraan dari jumlah atau prevalensi homoseksualitas di masa modern ini
bervariasi secara signifikan. Data yang dikumpulkan diperumit oleh berbagai definisi
yang digunakan dalam homoseksualitas serta adanya fluktuasi dalam jangka waktu
dan tempat. Menurut Kartono (2009), jumlah pria yang homoseksual itu diperkirakan
tiga sampai empat kali lebih banyak daripada jumlah wanita homoseksual. Penelitian
besar pertama mengenai insidensi homoseksualitas dilakukan oleh Alfred C. Kinsley
di tahun 1948. Ia menemukan bahwa 10% laki-laki adalah homoseksual. Kinsley
juga menemukan bahwa 37% dari semua orang, melaporkan adanya suatu
pengalaman homoseksual pada suatu saat dalam kehidupannya, termasuk aktivitas
seksual remaja. Survei di tahun 1988 oleh U.S. Bureau of the Census menyimpulkan
bahwa angka prevalensi laki-laki untuk homoseksualitas adalah dua sampai tiga
persen. Penelitian University of Chicago di tahun 1989 menemukan bahwa kurang
dari satu persen kedua jenis kelamin adalah semata-mata homoseksual. Di tahun
1993 Alan Guttmacher Institute menemukan bahwa persentasi laki-laki yang
melaporkan aktivitas seksual yang semata-mata homoseksual dalam tahun
sebelumnya adalah satu persen dan dua persen melaporkan riwayat memiliki


Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

3

pengalaman homoseksual semasa hidupnya (Kaplan, et al., 1997). Selain itu,
berdasarkan hasil penelitian dari National Center for Health Research, di Amerika
pada tahun 2002, sekitar 4,4% masyarakat melakukan hubungan homoseksual,
dengan usia 15 sampai 44 tahun. Hasil statistik di Indonesia, menunjukkan bahwa
sekitar delapan sampai sepuluh juta pria pernah terlibat dalam hubungan
homoseksual (Fauzi, 2008).
Di Indonesia telah ditemukan komunitas-komunitas yang secara sembunyi
maupun terbuka menyatakan diri sebagai perkumpulan para homoseksual. Banyak
kegiatan yang biasanya diadakan oleh komunitas atau organisasi perkumpulan gay
ini, seperti penarikan anggota, penyuluhan tentang berbagai hal yang menyangkut
gaya hidup homoseksual, dan sebagainya. Bahkan organisasi gay yang resmi di
Indonesia seperti Gaya Nusantara memiliki banyak cabang di berbagai provinsi dan
kota, serta rutin mengadakan pertemuan setiap minggunya. Organisasi ini berada di
Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Bali, Malang, dan kota-kota lainnya. Seiring
dengan semakin maraknya kaum gay yang memunculkan dirinya di tengah

masyarakat, semakin meluas juga masalah-masalah yang dulunya tidak pernah ada
ataupun jarang terjadi. Seperti masalah kesehatan berupa penyakit-penyakit seksual
yang dulunya lebih rentan dihadapi para wanita pekerja seksual dan laki-laki sebagai
konsumennya. Sekarang masalah penyakit seksual telah banyak menyerang para
homoseksual. Hal ini semakin menambah kesan negatif masyarakat kepada perilaku
homoseksual yang sebelumnya telah dianggap menyimpang dan tidak wajar.
Perlu diketahui bahwa sebagian besar homoseksual lebih mengarah kepada
pilihan hidup dibandingkan suatu penyakit ataupun ketidaknormalan pada diri
mereka. Pilihan hidup seperti homoseksual ini pun memiliki banyak sekali tantangan
dan masalah yang harus dihadapi. Salah satu masalah besar yang mengancam adalah
kerentanan pelaku homoseksual terhadap berbagai penyakit berbahaya seperti PMS
(Penyakit Menular Seksual) dan HIV/AIDS. DiMatteo & Martin (2002) mengatakan
bahwa PMS adalah suatu yang umum dan ditularkan melalui individu yang intim
secara seksual baik melalui hubungan seksual atau aktivitas seksual lainnya. PMS
yang dapat terjadi pada homoseksual berdasarkan mikroorganisme virus, enteric
protozoa, bakteria, dan lain-lain adalah Hepatitis B virus, Hepatitis A virus, Herpes
simplex virus type I dan II, Cytomegalo virus, Condylomata acuminata, Entamoeba

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)


4

hystolitica, Giardia lamblia, Neisseria gonorrhoeae, Neisseria meningitidis,
Treponema pallidum, Chlamydia urealyticum, Shigella, Salminella, Champylobacter,
Scabies, dan Pediculosis (Hasan, 2008). Selain itu juga para homoseksual rentan
terkena Anal cancer, Cryptosporidium, Human Papilloma Virus (HPV) atau Genital
warts, Isospora belli, Microsporidia, Viral hepatitis tipe B dan C, serta Syphilis.
Namun ancaman penyakit yang paling besar diantaranya adalah AIDS, karena
mengakibatkan sepenuhnya kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati
dengan antibiotik. Aktivitas homoseksual merupakan salah satu sumber utama dari
transmisi virus HIV/AIDS, karena virus ini dapat ditemukan dalam cairan semen.
Sedangkan praktek seksual pada homoseksual tidak dengan cara yang wajar yaitu
seringkali melalui anus. Padahal di dalam anus hanya terdapat membran mukosa
rektum tipis yang mudah robek, sehingga transmisi infeksi HIV lebih mudah terjadi.
Stolberg dalam salah satu artikel di New York Times pada tahun 1997 (dalam
Brinkmann, 2004) melaporkan bahwa homoseksual muda memiliki kesempatan
untuk terkena HIV sebesar 50% pada usia pertengahan.
Berdasarkan laporan Klinik Griya Lentera Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) Yogyakarta pada bulan April sampai dengan Agustus
2009, terdapat 11 orang dari komunitas gay yang terdiagnosis PMS dan tergolong

pada kelompok umur 15 sampai 49 tahun (PKBI dalam Hartono, 2009). Bahkan
menurut sejarah awal mulanya ditemukan HIV/AIDS pada tahun 1981 adalah dari
pasangan pria homoseksual dan biseksual di California, Amerika Serikat, kemudian
menyebar ke berbagai negara terutama melalui heteroseksual. Studi yang dilakukan
pada pria homoseksual dan biseksual di California yang seropositif HIV sebelum
Januari 1981 tersebut, ternyata 52% diantaranya mengidap AIDS pada tahun 1989.
Diperkirakan 54% individu dengan seropositif HIV akan menjadi AIDS dalam
delapan sampai sepuluh tahun kemudian (Nasronudin, 2007).
Penyebab utama dari rentannya para homoseksual terkena HIV/AIDS
ataupun PMS adalah kecenderungan mereka untuk berganti-ganti pasangan dan
praktek seksual yang salah atau tidak wajar, dimana seringkali mereka melakukan
relasi seksual tersebut melalui anus. Homoseksual lebih sering melakukan hubungan
seks dan dengan orang yang lebih banyak pula dibandingkan dengan orang yang
bukan homoseksual, atau heteroseksual. Pada homoseksual ini pula adanya istilah

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

5

“hubungan tetap” dan “hubungan lepas’. Artinya, walaupun mereka bisa saja

memiliki satu pasangan yang tetap atau diakui sebagai “pacar”, homoseksual masih
memiliki pasangan-pasangan lainnya yang seringkali hanya sebagai pemenuhan
kebutuhan seks semata. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa mereka akan
melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya juga (Brinkmann, 2004).
Suatu penelitian mengenai homoseksual pria menunjukkan bahwa lebih dari
75% pria homoseksual mengaku telah melakukan hubungan seksual bersama lebih
dari 100 pria berbeda sepanjang hidup mereka. Sekitar 15% dari mereka pernah
mempunyai 100 sampai 249 pasangan seks, 17% mengklaim pernah mempunyai 250
sampai 499 pasangan seks, 15% pernah mempunyai 500 sampai 999 pasangan seks,
dan 28% mengatakan pernah berhubungan dengan lebih dari 1000 orang dalam
hidup mereka (Bell & Weinberg dalam Adesla, 2009). Banyaknya kemungkinan
bagi homoseksual untuk sering melakukan hubungan seksual, baik dengan sesama
jenisnya maupun dengan lawan jenisnya, menjadikan homoseksual jauh dari suatu
kategori sehat.
Daniel A Knight (dalam Heidelbaugh, 2008) mengatakan bahwa
homoseksualitas adalah suatu hal yang jarang atau tidak umum dibicarakan di hampir
semua pusat perawatan kesehatan, dan pada umumnya setiap praktisi kesehatan
tersebut hanya mengetahui sedikit tentang orientasi seksual dari pasien yang
memeriksakan diri pada mereka. Kaum homoseksual memiliki label tidak sehat di
mata para ahli medis sehingga seringkali dirasa kurang tepat apabila membicarakan

homoseksual dengan kesehatan. Perilaku tidak sehat pada homoseksual ini biasanya
terlihat dari gaya hidup mereka.
Gaya hidup tertentu pada kaum homoseksual dapat beresiko buruk terhadap
kesehatan fisik, seperti perilaku sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan
seksual ataupun berhubungan intim bahkan dengan orang yang tidak terlalu dikenal,
melakukan hubungan seksual yang tidak aman seperti tidak mengenakan kondom,
melakukan anal sex, tidak mengetahui diagnosa atau status kesehatan seksual dari
pasangan main, seperti apakah mereka mengidap virus HIV/AIDS atau memiliki
penyakit kelamin, serta minum-minuman keras dan menggunakan narkoba (Adesla,
2009). Gaya hidup homoseksual dapat mempengaruhi diri pelakunya untuk
menggunakan narkoba dan minum minuman keras. Penyalahgunaan zat-zat aditif ini

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

6

meliputi narkoba, seperti ectasy, putauw atau heroin, ganja, morfin, kokain atau
shabu-shabu, cannabis, dan minum-minuman keras. Penyalahgunaan zat demikian
dapat mempengaruhi kesehatan tubuh seperti gangguan otak, syaraf, hati, dan
sebagainya. Penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman keras membuat

seseorang berada dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar, dan dalam keadaan
demikian orang tersebut tidak dapat mengkontrol atau mengendalikan dirinya
sendiri. Hampir 10% dari pria gay dan biseksual yang ikut serta dalam survey yang
diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan Masyarakat kota Michigan melaporkan
bahwa mereka pernah melakukan hubungan seks tanpa pengaman selagi mereka
mabuk atau tidak sadar karena pengaruh narkoba ataupun minuman keras. Diantara
pria gay remaja, 68% minum-minuman keras, dan 44% menggunakan narkoba
(Adesla, 2009).
Homoseksual sudah terlanjur memiliki kesan yang negatif dalam kesehatan.
Padahal sehat atau pun kesehatan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Namun
kondisi sehat tidak dapat dicapai begitu saja. Seperti halnya suatu kondisi ataupun
keadaan pada diri manusia, sehat juga memerlukan suatu perilaku yang
mendasarinya. Untuk mencapai kondisi yang sehat, diperlukan adanya perilaku
kesehatan. Di dalam perilaku kesehatan terdapat perilaku sehat dan perilaku sakit.
Perilaku sehat inilah yang memegang peranan penting dalam menjalani kehidupan
sehari-hari agar tidak sampai terkena penyakit ataupun jatuh sakit. Menurut Skinner
(dalam Notoatmodjo, 2010) perilaku sehat yang merupakan klasifikasi dari perilaku
kesehatan adalah mencakup perilaku-perilaku yang tampak (overt behavior) dan
tidak tampak (covert behavior) dalam mencegah atau menghindari penyakit dan
penyebab penyakit atau masalah kesehatan sebagai perilaku preventif, dan perilaku

dalam mengupayakan meningkatkan kesehatan sebagai perilaku promotif. Dengan
kata lain, perilaku sehat adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang secara
sengaja dan sadar, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat
diamati (unobservable),

yang berkaitan dengan pemeliharaan, peningkatan

kesehatan, dan pencegahan dari berbagai macam penyakit yang mungkin menyerang.
Pada umumnya manusia memiliki perilaku sehat yang sama, seperti
menjaga pola makan, berolahraga dan istirahat secara teratur. Walaupun pada
kenyataannya yang menjadi perbedaan adalah alasan yang mendasari perilaku sehat

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

7

tersebut dan masalah kualitas serta kuantitas perilaku sehat tersebut. Namun ada satu
perbedaan yang mendasar pada homoseksual. Tidak seperti manusia pada umumnya,
homoseksual memiliki kecenderungan untuk memanifestasikan ketertarikan dan
gairah seksualnya kepada sesama jenisnya. Sehingga perilaku seksualnya pun akan
berbeda pula dengan manusia lainnya yang secara orientasi seksual normal. Perilaku
seksual ini akan mempengaruhi perilaku sehat pada homoseksual, sehingga upaya
pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
macam penyakit pada homoseksual pun memiliki pola yang berbeda dengan manusia
pada umumnya yang bukan homoseksual. Terutama bila dikaitkan dengan besarnya
ancaman penyakit-penyakit seksual yang rentan menyerang bahkan membunuh
mereka secara perlahan.
Berbagai data dan fakta mengatakan bahwa homoseksual tidak dapat
memberikan kontribusi kesehatan yang baik bagi pelakunya. Sebagai salah satu gaya
hidup yang menyimpang dan tidak wajar terutama secara seksual, homoseksual
menjadi rentan untuk terserang berbagai penyakit fisik termasuk penyakit seksual.
Ancaman tersebut berasal dari perilaku seksual yang tidak terkendali maupun gaya
hidup mereka yang cenderung banyak merokok, menggunakan narkoba ataupun
minum-minuman keras. Namun Oetomo (2001) mengatakan bahwa perlu digarisbawahi adanya perbedaan antara pelaku homoseksual dengan perilaku pada
homoseksual. Pada kenyataannya, tidak semua anggota dalam satu kelompok
memiliki perilaku yang sama. Sehingga yang menjadi rentan untuk tertular
HIV/AIDS atau PMS bukanlah kelompok homoseksual secara umumnya, melainkan
pelaku homoseksual yang memang tidak menjaga perilakunya atau tidak berperilaku
sehat secara baik dan benar. Jadi semua kelompok manusia memiliki kemungkinan
yang sama untuk tertular penyakit ataupun penyakit seksual, tergantung bagaimana
perilaku sehat anggotanya. Namun tetap saja, homoseksual yang merupakan suatu
perilaku menyimpang dan tidak wajar seringkali menyebabkan perilaku lain yang
mengikuti perilaku homoseksualnya pun menjadi tidak wajar pula, termasuk perilaku
dalam berhubungan seksual sehari-harinya dengan pasangan. Oleh karena itu,
wajarlah bila homoseksual menjadi identik dengan penyakit seksual atau HIV/AIDS
walaupun tidak semua homoseksual terkena atau terinfeksi penyakit-penyakit
tersebut. Perilaku yang memegang peranan penting dalam masalah kesehatan ini.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

8

Perilaku tertentu dapat memperbaiki hidup atau malah menghancurkan
hidup manusia. Perilaku yang dapat memperbaiki hidup inilah yang diperlukan dan
seharusnya ada pada diri setiap manusia. Fenomena adanya homoseksual yang
menyimpang dan tidak wajar sebagai salah satu gaya hidup masyarakat modern tidak
dapat semudah itu untuk dicegah ataupun dihilangkan. Para pelaku homoseksual
tetap ada dan terus berkembang secara perlahan di sekitar kita. Oleh karena itu,
sebagai usaha untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, bagi manusia pada
umumnya dan bagi homoseksual pada khususnya, perilaku sehat sangatlah penting
untuk selalu diusahakan. Homoseksual merupakan bagian kecil dari masyarakat.
Perilaku yang sehat pada pelakunya akan turut berperan serta dalam upaya
pencegahan berkembangnya berbagai macam penyakit seksual yang bisa saja
menyerang masyarakat secara luas di antara para homoseksual tersebut. Tentu saja
menjadi suatu hal yang berkaitan namun juga bertentangan ketika perilaku sehat
dapat berada pada suatu gaya hidup homoseksual yang seringkali dikatakan tidak
sehat. Perilaku sehat pada homoseksual ini pun memiliki kemungkinan yang besar
untuk menjadi berbeda dengan perilaku sehat pada umumnya, apabila dihubungkan
dengan perilaku seksual mereka. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, Peneliti
tertarik untuk meneliti dan mencari tahu tentang bagaimana sebenarnya gambaran
perilaku sehat pada homoseksual.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah bagaimana
gambaran perilaku sehat homoseksual?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
perilaku sehat homoseksual.

D. Manfaat Penelitian
1.

Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat pada pengembangan ilmu
Psikologi khususnya bidang Psikologi Klinis dan Psikologi Kesehatan.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

9

2.

Secara Praktis
a.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan dan sumber
pengetahuan bagi para homoseksual dalam upaya-upaya menjaga
kesehatan dan mencegah tertularnya berbagai penyakit seksual.

b.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit seksual bagi
masyarakat yang memiliki anggota keluarga, kerabat, atau teman dekat
yang merupakan seorang homoseksual.

c.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para pekerja medis atau
pihak yang menaruh perhatian besar terhadap masalah kesehatan pada
umumnya, dan masalah kesehatan homoseksual pada khususnya.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

GAMBARAN PERILAKU SEHAT
HOMOSEKSUAL

SKRIPSI

Oleh :
Gusti Andaniar Rizkina Putri
06810008

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

GAMBARAN PERILAKU SEHAT
HOMOSEKSUAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai
Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Gusti Andaniar Rizkina Putri
06810008

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
i

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

ii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Gambaran Perilaku Sehat Homoseksual”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah
Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Semua
doa, dukungan, semangat, dan perhatian juga telah banyak diberikan kepada penulis.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada nama-nama berikut.
1.

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang dan juga selaku Pembimbing I penulis.

2.

Zainul Anwar, M.Psi., selaku Pembimbing II penulis.

3.

Dr. Diah Karmiyati, M.Si. dan Linda Yani Pusfiyaningsih, S.Psi., M.Si., selaku
dosen penguji skripsi penulis.

4.

Yudi Suharsono, S.Psi., M.Si., selaku dosen wali penulis.

5.

Semua dosen dan staf Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

6.

Drs. H. Gusti Syahyar dan Dra. Hj. Siti Nuriyani selaku orangtua penulis.

7.

Gusti Randa Maulana (alm) (Aa Randa), Gusti Muhammad Rizky Wiraditya
(Dede Wira) dan Gusti Muhammad Syachreza Febrian (Dede Reza) selaku
kakak dan adik kandung penulis.

8.

Fadilla Halim (Dilla), Nurlaily (Lily), Dewi Setya Paramitha (Dewee), Kiki
Laraskartika (Kyu), Merry Norma Tama (Metty), Athiya Rahma Fauzia (Atya),
Emma Rianti (Ria), Yogi Ariadhi (Yogex), dan Syalwa (Mbak Awa) selaku
sahabat dan teman baik penulis.

9.

Semua teman-teman di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang,
khususnya angkatan 2006 dari kelas A sampai dengan kelas F.

10. Semua teman-teman sesama mahasiswa dari seluruh fakultas dan jurusan di
Universitas Muhammadiyah Malang.
iii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

11. Semua teman-teman yang bersedia penulis jadikan subjek dan informan di
dalam penelitian.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 24 Januari 2012

Penulis

Gusti Andaniar Rizkina Putri

iv

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vii
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................
B. Rumusan masalah .......................................................................................
C. Tujuan penelitian ........................................................................................
D. Manfaat penelitian ......................................................................................

1
8
8
8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Kesehatan .....................................................................................
B. Perilaku Sehat.............................................................................................
1. Pengertian Perilaku Sehat ....................................................................
2. Klasifikasi dan Bentuk Perilaku Sehat..................................................
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sehat ...............................
C. Homoseksual ..............................................................................................
1. Pengertian Homoseksual ......................................................................
2. Bentuk Hubungan Homoseksual ..........................................................
3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Homoseksual ................................

10
11
11
13
14
15
15
17
21

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .................................................................................
B. Batasan Istilah ............................................................................................
C. Subjek Penelitian ........................................................................................
D. Jenis Data, Instrumen Penelitian, Metode Pengumpulan Data .....................
E. Prosedur Penelitian .....................................................................................
F. Analisis Data ..............................................................................................
G. Keabsahan Data ..........................................................................................

23
23
24
24
27
29
30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Subjek ..........................................................................................
1. Subjek A ..............................................................................................
2. Subjek D ..............................................................................................
3. Subjek E ..............................................................................................
B. Deskripsi Data ............................................................................................
1. Subjek A ..............................................................................................
2. Subjek D ..............................................................................................
3. Subjek E ..............................................................................................

33
33
33
34
34
34
36
38

v

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

C. Analisis Data per Subjek.............................................................................
1. Subjek A ..............................................................................................
2. Subjek D ..............................................................................................
3. Subjek E ..............................................................................................
D. Analisis Data Keseluruhan Subjek ..............................................................
E. Pembahasan................................................................................................

40
41
42
43
45
46

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 52
B. Saran-saran ................................................................................................. 52
LAMPIRAN..................................................................................................... 54

vi

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5

: Deskripsi subjek penelitian .....................................................
: Rangkuman deskripsi data ......................................................
: Analisis data pada subjek A ....................................................
: Analisis data pada subjek D ....................................................
: Analisis data pada subjek E ....................................................

vii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

33
39
41
42
43

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Lampiran B

Lampiran C
Lampiran D

: Instrumen penelitian ...............................................................
1. Panduan wawancara ..........................................................
2. Panduan observasi .............................................................
: Data penelitian .......................................................................
1. Data wawancara per subjek (verbatim) ..............................
2. Data observasi per subjek ..................................................
: Agenda penelitian...................................................................
: Informed concent....................................................................

viii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

57
58
59
60
61
76
79
82

DAFTAR PUSTAKA

Adesla, V. (2009). Resiko yang rentan dihadapi oleh homoseksual. Diakses Oktober
2011 dari http://www.e-psikologi.com/epsi/klinis_detail.asp?id=566.
American Psychological Association. (2008). Sexual orientation, homosexuality, and
bisexuality. Diakses Agustus 2011 dari http://www.apa.org/helpcenter/sexualorientation.aspx.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik (Ed. revisi).
Jakarta: Rineka Cipta.
Barret, B. & Logan, C. (2002). Counseling gay men and lesbians: A practice primer.
USA: Brooks/Cole.
Bogdan, R.C., & Taylor, S.J. (1993). Kualitatif: Dasar-dasar penelitian. Surabaya:
Usaha Nasional.
Brannon, L. & Feist, J. (2000). Health psychology: An introduction to behavior and
health (Ed. Keempat). USA: Wadsworth.
Brinkmann, S. (2004). Health risks of the homosexual lifestyle. Diakses September
2011 dari http://catholiceducation.org/articles/homosexuality/ho0088.html.
Davidson, G.C., Neale, J.M., & Kring, A.M. (2006). Psikologi abnormal (Ed.
kesembilan). Jakarta: Rajawali Press.
DiMatteo, M.R. & Martin, L.R. (2002). Health psychology. Boston: Allyn & Bacon.
Fakultas Psikologi UMM. (2010). Pedoman penulisan skripsi. Malang: Penulis.
Fauzi, L.S. (2008). Homoseksual pada remaja. Diakses September 2011 dari
http://luthfis.wordpress.com/2008/03/11/homoseksual-pada-remaja/.
Gurung, R.A.R. (2006). Health psychology: A cultural approach. USA: Thomson
Wadsworth.
Hartono, A. (2009). Faktor risiko kejadian penyakit menular seksual (pms) pada
komunitas gay mitra strategis perkumpulan keluarga berencana indonesia
(pkbi) Yogyakarta (Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah).
Hasan, A.B.P. (2008). Pengantar psikologi kesehatan islami. Jakarta: Rajawali Press.
Heidelbaugh, J.J. (2008). Clinical men’s health evidence in practice. Philadelphia:
Saunders Elsevier.

ix

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Irmayanti (2008). Perilaku sehat pada suku kamoro di Timika Papua. (Skripsi,
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., & Grebb, J.A. (1997). Sinopsis psikiatri ilmu
pengetahuan perilaku psikiatri klinis jilid dua edisi ketujuh (terjemahan).
Jakarta: Binarupa Aksara
Kartono, K. (2009). Psikologi abnormal dan abnormalitas seksual (Cetakan
Ketujuh). Bandung: CV. Mandar Maju.
Lukluk A., Z. & Bandiyah, S. (2010). Psikologi kesehatan (Cetakan Kedua).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Moleong, L.J. (2002). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
____________. (2006). Metodologi penelitian kualitatif (Ed. revisi). Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nawawi, H.H. & Martini, H.M. (1994). Penelitian terapan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Nasronudin. (2007). HIV & AIDS: Pendekatan biologi molekuler, klinis, dan sosial.
Surabaya: Airlangga University Press.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
___________ . (2010). Promosi kesehatan: Teori & aplikasi (Ed. revisi 2010).
Jakarta: Rineka Cipta
Oetomo, D. (2001). Memberi suara pada yang bisu. Yogyakarta: Galang Press.
_________. (1991, 7 Juli). Homoseksualitas di Indonesia. Prisma, No. 20, 86-96.
Paramitha, G.D. (2008). Konflik pada homoseksual yang menikah dengan wanita.
(Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa
Timur).
Poerwanti, E. (1998). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: UMM Press.
__________., dkk. (1994). Dasar-dasar metode penelitian. Malang: UMM Press.
Sadarjoen, S.S. (2005). Bunga rampai kasus gangguan psikoseksual. Bandung:
Refika Aditama.

x

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Sarwono, S. (1993). Sosiologi kesehatan beberapa konsep beserta aplikasinya (Ed.
pertama). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, A. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius.

xi

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)