xlv
b. Mesin penggetar. c. Neraca.
d. Pasir kering oven sebanyak 2000 gram. 3. Cara kerja :
a. Menyiapkan pasir yang telah dioven sebanyak 2000 gram. b. Memasang ayakan dengan susunan sesuai dengan urutan besar diameter lubang dan yang
terbawah adalah pan. c. Memasukkan pasir kedalam ayakan teratas kemudian ditutup rapat.
d. Memasang susunan ayakan tersebut pada mesin penggetar dan digetarkan selama 5 menit, kemudian mengambil susunan ayakan tersebut.
e. Memindahkan pasir yang tertinggal dalam masing-masing ayakan ke dalam cawan lalu ditimbang.
f. Menghitung prosentase berat pasir tertinggal pada masing-masing ayakan. g. Menghitung modulus kehalusan dengan menggunakan rumus :
Modulus kehalusan pasir =
e d
3.6 Dengan :
d = Σ prosentase komulatif berat pasir yang tertinggal selain dalam pan e = Σ prosentase berat pasir yang tertinggal
3.5.2 Pengujian Agregat Kasar
3.5.2.1 Pengujian Specific Gravity
Mengetahui sifat-sifat bahan bangunan yang akan dicapai dalam suatu konstruksi adalah sangat penting karena dengan sifat-sifat tersebut dapat ditentukan langkah-langkah yang tepat untuk
mengerjakan bangunan tersebut. Berat jenis merupakan salah satu variabel yang sangat penting dalam merencanakan campuran adukan beton, karena dengan mengetahui variabel tersebut dapat
dihitung volume kerikil yang diperlukan. 1. Tujuan :
Pengujian specific gravity agregat kasar yang dalam penelitian ini menggunakan kerikil dengan ukuran diameter maksimum 20 mm, bertujuan :
a. Untuk mengetahui bulk specific gravity, yaitu perbandingan antara berat kerikil dalam kondisi kering dengan volume kerikil total.
b. Untuk mengetahui bulk specific gravity SSD, yaitu perbandingan antara berat kerikil jenuh dalam kondisi kering permukaan dengan volume kerikil total.
c. Untuk mengetahui apparent specific gravity, yaitu perbandingan antara berat kerikil kondisi kering dengan selisih antara berat butiran pada kondisi kering dengan berat dalam
air . d. Untuk mengetahui daya serap air absorbtion, yaitu perbandingan antara berat air yang
diserap oleh kerikil jenuh dalam kondisi kering permukaan dengan berat kerikil kering.
xlvi
2. Alat dan bahan : a. Oven
b. Bejana dan kontainer. c. Neraca.
d. Kerikil. e. Air.
3. Cara kerja : a. Mencuci kerikil lalu dimasukkan dalam oven dengan suhu 110 °C selama 24 jam.
b. Mengambil kerikil kering lalu ditimbang sebanyak 3000 gram dan didiamkan hingga mencapai suhu ruang a
c. Merendam kerikil dalam air selama 24 jam, lalu dikeringkan dengan kain lap agar permukaan kerikil kering, lalu menimbang kerikil tersebut b.
d. Memasang kontainer pada neraca, lalu menuangkan air dalam bejana hingga kontainer terendam seluruhnya dan mengatur posisi agar neraca seimbang.
e. Memasukkan kerikil dalam kontainer hingga seluruhnya terendam air. f. Menimbang kerikil tersebut c.
g. Menganalisa hasil pengujian dengan rumus-rumus sebagai berikut :
Bulk Specific gravity :
c -
b a
3.7 Bulk Specific gravity SSD
:
c -
b b
3.8 Apparent Specific gravity
:
c -
a a
3.9 Absorbtion
:
100 x
a a
- b
3.10
3.5.2.2 Pengujian Abrasi