Faktor Reduksi Maksimum R Wilayah Gempa dan Spektrum Respons

23 Struktur gedung yang tidak memenuhi ketentuan tersebut diatas ditetapkan sebagai struktur gedung tidak beraturan. Untuk struktur gedung tidak beraturan, pengaruh gempa rencana harus ditinjau sebagai pengaruh pembebanan gempa dinamik, sehingga analisisnya harus dilakukan berdasarkan analisis respons dinamik.

2.5.3. Faktor Reduksi Maksimum R

m Faktor reduksi R m digunakan untuk menentukan sistem struktur untuk mengakomodasi beban gempa. Penentuan sistem struktur didasarkan pada hasil- hasil pengujian kualifikasi yang menunjukkan rotasi inelastis. Hasil-hasil pengujian kualifikasi didapat terhadap sekurang-kurangya dari dua pengujian siklik dan diijnkan berdasarkan salah satu dari dua berikut ini : a. Laporan penelitian atau laporan pengujian yang serupa dengan yang sedang direncanakan untuk suatu proyek. b. Pengujian yang dilakukan khusus untuk suatu proyek dan cukup mewakili ukuran-ukuran komponen struktur, kekuatan bahan, konfigurasi sambungan, dan urutan-urutan pelaksanaan pada proyek yang sedang direncanakan. Faktor reduksi maksimum diatur pada Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002 dan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Klasifikasi sistem struktur, sistem pemikul beban gempa, faktor modifikasi respons, R m , dan faktor kuat cadang struktur, W Sistem Struktur Deskripsi Sistem Pemikul Beban Gempa R m W 1. Sistem rangka pemikul momen khusus SRPMK 8,5 2,8 2. Sistem rangka pemikul momen terbatas SRPMT 6,0 2,8 3. Sistem rangka pemikul momen biasa SRPMB 4,5 2,8 Sistem Rangka Pemikul Momen [Sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul rangka pemikul momen terutama melalui mekanisme lentur.] 4. Sistem rangka batang pemikul momen khusus SRBPMK 6,5 2,8 24 Sumber: Tabel 15.2-1SNI 03-1729-2002

2.5.4. Wilayah Gempa dan Spektrum Respons

Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 Wilayah Gempa, dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh Gempa Rencana dengan periode ulang 500 tahun. Getaran permukaan tanah saat terlanda gempa berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain disebabkan dipengaruhi oleh : besar gempa, jarak dari sumber gempa, jenis tanah, keadaan topografi dan lain-lain. Perbedaan getaran permukaan tanah mengakibatkan respons spektrumnya berbeda-beda. Nilai respons gempa rencana dihitung dengan menggunakan Gambar 2.2. 25 0.20 0.13 0.10 0.08 0.05 0.04 0.5 1.0 2.0 3.0 0.6 0.2 lunak Tanah T 0.20 C = sedang Tanah T 0.08 C = keras Tanah T 0.05 C = 0.38 0.30 0.20 0.15 0.12 0.5 1.0 2.0 3.0 0.6 0.2 lunak Tanah T 0.50 C = sedang Tanah T 0.23 C = keras Tanah T 0.15 C = 0.50 0.75 0.55 0.45 0.30 0.23 0.18 0.5 1.0 2.0 3.0 0.6 0.2 lunak Tanah T 0.75 C = sedang Tanah T 0.33 C = keras Tanah T 0.23 C = 0.60 0.34 0.28 0.24 0.5 1.0 2.0 3.0 0.6 0.2 lunak Tanah T 0.85 C = sedang Tanah T 0.42 C = keras Tanah T 0.30 C = 0.85 0.70 0.90 0.83 0.70 0.36 0.32 0.28 0.5 1.0 2.0 3.0 0.6 0.2 Tanah lun ak T 0.90 C = Tanah sedang T 0.50 C = Tanah keras T 0.35 C = 0.95 0.90 0.83 0.38 0.36 0.33 0.5 1.0 2.0 3.0 0.6 0.2 Tanah lun ak T 0.95 C = Tanah sedang T 0.54 C = Tanah keras T 0.42 C = T Wilayah Gempa 1 C T Wilayah Gempa 2 C T Wilayah Gempa 3 C T Wilayah Gempa 5 C T Wilayah Gempa 4 C T Wilayah Gempa 6 C Gambar 2.2. Respons spektrum gempa rencana. 26

2.5.5. Waktu Getar Alami Fundamental