Dimensi Fungsi Sosial
Dimensi Fungsi Sosial
Dimensi fungsi sosial di sini adalah identik dengan dimensi Hubungan Sosial Kemasyarakatan. Terkait hal ini, telah dijelaskan oleh Informan bahwa individu, keluarga dan kumpulan-kumpulan kecil merupakan anggota sebuah masyarakat. Dari jaringan erat wujud dalam kalangan anggota masyarakat tersebut, terbina pola hubungan sosial yang berulang sifatnya; seperti kegiatan gotong royong, bersama- sama merayakan sesuatu perayaan melalui rumah terbuka, berkumpul menyambut pembesar yang datang berkunjung, menghadiri majelis perkawinan, membantu mereka yang ditimpa malapetaka atau yang meninggal dunia. Kekerapan pergaulan ini membina satu keterpaduan dalam masyarakat sebagai satu unit sosial.
Hasil observasi menunjukkan, warga masyarakat di Jakarta menginginkan adanya suatu ketertiban agar tata hubungan antarwarga masyarakat dapat berjalan secara tertib dan lancar. Untuk kepentingan
ISSN 2355-4721
Implementasi Kebijakan Sistem Transportasi Darat dan Dampaknya terhadap Kesejahteraan Sosial di Jakarta
ini, masyarakat membuat norma sebagai kebutuhan dasar setiap warga ibukota pedoman; misalnya tata tertib di Jakarta, dilakukan lewat rehabilitasi lingkungan RW/RT di daerah masing- sosial, jaminan sosial, pemberdayaan masing di Jakarta yang pelaksanaannya sosial, dan perlindungan sosial. Dalam memerlukan suatu bentuk pengawasan penyelenggaraannya dilakukan atas dasar dan pengendalian. Sehingga, terciptalah kesetiakawanan, keadilan, kemanfaatan, suatu proses sosial yang merupakan proses keterpaduan, kemitraan, keterbukaan, interaksi dan komunikasi antarkomponen akuntabilitas, partisipasi, profesionalisme masyarakat Jakarta dari waktu ke waktu, dan keberlanjutan. hingga mewujudkan suatu perubahan.
Pasal 33 UUD’45 tentang Sistem Dalam proses sosial masyarakat di Jakarta
Perekonomian dan Pasal 34 tentang ,terdapat komponen-komponen yang saling
Kepedulian Negara Pada Kelompok terkait satu sama lain, yaitu: a) Struktur Lemah, menempatkan negara sebagai
sosial, yaitu susunan masyarakat yang pihak yang paling bertanggung jawab
secara komprehensif menyangkut individu, dalam mewujudkan kesejahteraan sosial.
tata nilai, dan struktur budayanya. b) Diharapkan, melalui implementasi
Interaksi Sosial, yaitu keseluruhan jalinan kebijakan sistem transportasi darat di
antarwarga masyarakat. c) Struktur alam wilayah Jakarta, maka, tujuan kebijakan lingkungan yang meliputi letak, bentang
alam, iklim, lora dan fauna. Seterusnya, tersebut yang antara lain adalah; mampu atau berdampak positif pada peningkatan
komponen isi adalah salah satu komponen kesejahteraan sosial masyarakatnya.
yang turut mempengaruhi bagaimana jalannya proses sosial masyarakat Jakarta.
Selaras dengan itu, terjadinya Simpulan
perubahan sosial budaya yang merupakan Implementasi kebijakan sistem perubahan struktur sosial dan budaya di transportasi darat di Jakarta telah mampu
Jakarta akibat adanya ketidaksesuaian di meningkatkan kesejahteraan sosial antara unsur-unsurnya, akan memunculkan sebagian warga masyarakat, artinya; suatu corak sosial baru yang dianggap masyarakat telah merasakan dan menikmati ideal. Dalam konteks perubahan social, hasil pembangunan transportasi darat di masyarakat di Jakarta dalam sekat Jakarta. Selanjutnya, sebagian yang lain pluralismenya terakomodasi secara dari masyarakat Jakarta belum secara otomatis dalam civics responsibility, maksimal merasakan dampak positif social economics responsibilities, dan atas kebijakan sistem transportasi darat personal responsibility. Secara spesiik, tersebut. Bahkan yang dirasakan oleh keadaan sosial masyarakat di Jakarta sebagian masyarakat Jakarta tersebut, sangat kompleks, mengingat penduduknya adalah dampak negatifnya; misalnya mencapai kurang lebih dua belas juta jiwa, kemacetan yang hampir merata di seluruh yang terdiri dari berbagai suku, agama, wilayah Jakarta sehingga menimbulkan tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan pencemaran udara yang cukup tinggi, lain-lainnya.
aktivitas ekonomi masyarakat terhambat Dengan demikian, Pemerintah Jakarta dan menimbulkan ekonomi biaya tinggi
dengan dukungan seluruh komponen sehingga kesejahteraan sosial pun turut masyarakat wajib menyelenggarakan melemah. kesejahteraan sosial. Upaya yang terarah,
Hal ini diperkuat dengan angka terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan kemiskinan yang terus meningkat di
Pemerintah Jakarta dan masyarakat dalam tahun 2014 mencapai 393,98 dibanding bentuk pelayanan sosial untuk memenuhi tahun-tahun sebelumnya, dan masih
Muh. Kadarisman, Aang Gunawan, Ismiyati
ISSN 2355-4721
adanya sekelompok masyarakat yang tentang Perubahan Penghitungan tinggal di wilayah Jakarta dengan tingkat
Kehidupan Hidup Layak. Jakarta: kesejahteraan yang masih di bawah standar
Kemenaker RI.
kehidupan yang layak. Untuk itu, maka, [Kemenaker RI] Keputusan Menteri
masih diperlukan upaya yang sungguh- Tenaga Kerja No. 17 tahun 2005
sungguh dari Pemerintah DKI Jakarta tentang Komponen dan Pentahapan
untuk lebih menyempurnakan berbagai Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.
kebijakan di bidang sistem transportasi Jakarta: Kemenaker RI. darat, sehingga hasil pembangunan benar-
benar mampu dirasakan dan dinikmati oleh [Kemenaker RI] Kementerian Tenaga seluruh warganya, bahkan oleh masyarakat
Kerja Republik Indonesia. pada umumnya. Tidak cukup sampai
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan di situ, juga perlu terus dikembangkan
Transmigrasi No. PER-17/MEN/ pembangunan sistem transportasi darat
VIII/2005 tentang Komponen dan secara terpadu dengan moda transportasi
Pelaksanaan Tahapan Pencapaian lainnya, misalnya transportasi udara, dan
Kebutuhan Hidup Layak (KHL). transportasi laut, serta terpadu dengan
Jakarta: Kemenaker RI. pembangunan sistem transportasi di [Kemenhub RI] Keputusan Menteri
wilayah sekitarnya; misalnya di Bogor, Perhubungan No. 49 Tahun 2005 Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur
tentang Sistem Transportasi Nasional. (Bodetabekjur).
Jakarta: Kemenhub RI. Di samping itu, perlu pencegahan [Kemenhub RI] Keputusan Menteri Tenaga
secara dini dan maksimal dampak negatif Kerja No. 13 tahun 2012 tentang atas pembangunan sistem transportasi darat
Perubahan Penghitungan Kebutuhan di Jakarta, misalnya tingkat kemacetan,
Hidup Layak. Jakarta: Kemenhub RI. pencemaran lingkungan, ekonomi
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi biaya tinggi, keamanan dan ketertiban,
Penelitian Kualitatif, Bandung, keselamatan, kenyamanan, kelancaran,
Penerbit PT Remaja Rosdakarya. ketepatan waktu, pemerataan, keadilan,
dan penegakan hukum berlalu lintas. Miles, Matthew B dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit UI Press.