2008 - Menkes Bedah Buku di Jambi, Masyarakat Harus Berpikir Ilmiah (Kliping)

Kliping
Berita
Kesehatan
#
PUSATKOMUNIKASI
PUBLIKSETJENDEPKESRI

JL. H.R.RASUNASAIDX-5KAV,4.9JAKARTA12950
TELP.(021)5223002,
5 2907416,
52907417,
52907418,
52907419
FAX.lO21)5223002,
t
5296066

ffi,,,O
tffitt

KHUSUSUNTUKIBUMENTERI

KESEHATAN
Hari/Tanggal: RABU,2 JUNI 2008

KODE:

Halaman '

SCAN:

P.p[t

b

MenkesBedahBukudi Jambi

MasyarakatHarusBerfikir Ilmiah
Jambi, Pelita
Menteri Kesehatan [Menkes) Siti Fadilah Supari
mengajak masyarakat berfikir iLniah dalam menegakkan keadilan dan kemanusiaan, sebagai landasan
yang penting dalam mewujudkan kesetaraan antar

bangsa di dunia.
''SebagaiMenkes, insan
akademis, peneliti serta nasionalis yang mencintai
bangsa lndonesia, saya
merasakan pentingnya arti
keadilan, ketransparanan
dan kesetaraan antar bangsa,' kata Menkes Siti Fadi
lah pada Bedah Buku karangannya berjudul'Saatnya
Dunia Berubai, Tangan Tuhan Dibalik Virus Flu Burung" di Jambi, Selasa, (l/
7/2008) sebagaimanadilansir Antcre
Apa yang telah dipeduangkan di fomm sidang World
Health Assembly (WHA),
oleh Menteri Kesehatdn selrrrrh dunia di Ji:ne1va.berhasil mereformasi wHo
(World Healtl Orf,anization)
dalam mekanisme virus
sharing yang neokolonalistik dan kapitalistik menjadi
mekanismeyang adil, transparan dan setara.
Hal tersebut patut menjadi catatan sejarah, sehingga
saya terdoronguntuk menuliskannya dalam bentuk buku agar menjadi pelajaran
penting bagi kita dan generasi mendatalg, katanya.

Gubcrlur JaEbi: Salut
Sementara itu Gubernur
Jambi, Zulkifli Nurdin di
sela-sela acara tersebut
mengatakan, selaku pribadi
ia salut atas terbitnya buku
tersebut, karena walaupun

Siti Fadilah Supari
sibuk namun Menkes masih
bisa untuk berkarya dan
menulis buku.
Buku tersebut menjelaskan secara lengkap mekanisme penangananvirus flu
burung, dan juga mengajarkan taktik dan strategi
penanganan dilakukan
Bangsa Indonesia untuk
menegakkan keadilan dibidang kesehatan.
Secara gb.mblang dalam
buku tersebut juga digambarkan bagaimana sebuah
sistem manipulasi dan ilegal

yang bernama GISN (Global
Influenza Surveilence Network) yang berada dalam
yuridiksi Amerika Serikat
dan atas nama WHO merampas semu virus influenza kemudian medualnya
kepada industri vaksin lalu
dijual lagi dengan harga
yang sangat mahal.
Diharapkan dengam membaca buku tersebut dapat
membangkitkan semangat
nasionalisme, sekaligus
memberi tantangan terutama bagi kaum muda berbuat dan berkarya dalam mengisi pembangunan dimasa
mendatang. r

EDISI
PAGI