Uniied Theory of Acceptance and Use of Technology UTAUT

Anita Rahmawaty PALASTREN, Vol. 9, No. 1, Juni 2016 26

3. Uniied Theory of Acceptance and Use of Technology UTAUT

Uniied Theory of Acceptance and Use of Technology UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk 2003: 425. UTAUT model mensintesis elemen pada 8 delapan model penerimaan teknologi informasi terkemuka untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai penerimaan pengguna. Kedelapan teori tersebut disatukan di dalam UTAUT adalah theory of reasoned action TRA, technology acceptance model TAM, motivational model MM, theory of planned behavior TPB, combined TAM dan TPB, model of PC utilization MPTU, innovation diffusion theory IDT dan social cognitive theory SCT. Model UTAUT memiliki 4 empat konstruk yang memainkan peran penting sebagai determinan langsung dari behavioral intention dan use behavior, yaitu performance expectancy, effort expectancy, social inluence dan facilitating conditions. Di samping itu, terdapat 4 empat moderator, yaitu gender, age, experiences dan voluntariness yang diposisikan untuk memoderasi dampak dari konstruk-konstruk pada behavioral intention dan use behavior Venkatesh, 2003: 446- 447 Secara jelas, model UTAUT dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Model UTAUT Sumber: Venkatesh, dkk 2003: 447 Performance Expectancy Effort Expectancy Social Influence Facilitating Conditions Behavioral Intention Use Behavior Gender Age Voluntariness Of Use Experience PALASTREN, Vol. 9, No. 1, Juni 2016 27 Perempuan dan Pemanfaatan Teknologi Internet dengan Pendekatan UTAUT Performance expectancy dideinisikan sebagai “the degree to which an individual believes that using the system will help him or her to attain gains in job performance.” Deinisi ini menggambarkan bahwa ekspektasi kinerja adalah tingkat kepercayaan seorang individu bahwa penggunaan sistem akan membantunya untuk mencapai kinerja pekerjaannya. Variabel performance expectancy dalam model UTAUT ini disusun berdasarkan 5 lima konstruk pada model atau teori sebelumnya, yaitu perceived usefulness TAMTAM2 and C-TAM-TPB, extrinsic motivation MM, job-it MPCU, relative advantage IDT dan outcome expectations SCT Venkatesh, 2003: 447. Sedangkan effort expectancy dideinisikan sebagai “the degree of ease associated with the use of the system”. Defnisi ini menggambarkan bahwa ekspektasi usaha merupakan tingkat kemudahan yang berhubungan dengan penggunaan sistem. Variabel effort expectancy diformulasikan berdasarkan 3 konstruk pada model sebelumnya, yaitu perceived ease of use TAMTAM2, complexity MPCU dan ease of use IDT Venkatesh, 2003: 450. Social inluence dideinisikan sebagai “the degree to which an individual perceives that important others believe he or she should use the new system”. Deinisi ini menggambarkan bahwa pengaruh sosial adalah tingkat persepsi seseorang bahwa pihak lain percaya bahwa sebaiknya dia menggunakan sistem baru. Pengaruh sosial merupakan faktor penentu secara langsung terhadap niat menggunakan teknologi informasi yang direpresentasikan sebagai subjective norm dalam TRA, TAM2, TPBDTPB dan C-TAM-TPB, social factors dalam MPCU, dan image dalam IDT. Sementara itu, Thompson, dkk sebagaimana dikemukakan oleh Venkatesh, dkk 2003: 451 menggunakan istilah lain, yaitu “social norms” yang memiliki kemiripan dengan subjective norm dalam TRA. Sementara itu, facilitating conditions dideinisikan sebagai “the degree to which an individual believes that an organizational and technical infrastructure exists to support use of the system”. Anita Rahmawaty PALASTREN, Vol. 9, No. 1, Juni 2016 28 Deinisi ini menggambarkan bahwa kondisi pendukung adalah tingkat kepercayaan seorang individu bahwa infrastruktur organisasi dan teknik tersedia untuk mendukung penggunaan sistem. Variabel facilitating conditions ini didasarkan pada 3 tiga konstruk pada model atau teori sebelumnya, yaitu perceived behavioral control TPB DTPB, C-TAM-TPB, facilitating conditions MPCU dan compatibility IDT Venkatesh, 2003: 453. Kondisi pendukung dalam penggunaan komputer tersebut dapat mempengaruhi pemanfaatan sistem informasi. Sedangkan Oswari Teddy, dkk 2008: 3 menjelaskan empat kondisi pendukung, yaitu: 1 ketersediaan sumber daya, 2 pengetahuan yang memadai untuk menggunakan teknologi, 3 kesesuaian dengan sistem lain yang telah digunakan, dan 4 ketersediaan orang atau sekelompok orang yang bisa membantu pada saat menghadapi kesulitan penggunaan sistem. Variabel prediktor terakhir adalah self-eficacy. Eikasi diri self-eficacy dideinisikan oleh Bandura dalam Hwang dan Yi 2002: 1077 sebagai people’s judgments of their capabilities to perform certain activities, yaitu kepercayaan seseorang tentang kapabilitas kemampuannya untuk melakukan aktivitas tertentu. Senada dengan deinisi di atas, Hwang dan Yi 2002: 1077 mendeinisikan CSE computer self-eficacy sebagai perception of one’s capability to use a computer. Dalam konteks penelitian ini, self-eficacy diartikan sebagai persepsi mengenai kemampuan diri seseorang untuk menggunakan teknologi internet. Compeau dan Higgins sebagaimana dikemukakan oleh Wijaya dan Mikhriani 2008: 162 menjelaskan bahwa terdapat 3 tiga dimensi self-eficacy, yaitu 1 magnitude, 2 strength dan 3 generalibility. Pertama, dimensi magnitude besaran mengacu pada tingkat kapabilitas yang diharapkan dalam penggunaan internet. Individu yang memiliki magnitude self-eficacy yang tinggi diharapkan mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan individu yang memiliki level PALASTREN, Vol. 9, No. 1, Juni 2016 29 Perempuan dan Pemanfaatan Teknologi Internet dengan Pendekatan UTAUT magnitude self-eficacy yang rendah karena kurangnya dukungan maupun bantuan. Kedua, dimensi strength kekuatan mengacu pada level keyakinan tentang judgment atau kepercayaan individu untuk mampu menyelesaikan tugas-tugas komputasinya dengan baik. Ketiga, dimensi generalibility mengacu pada tingkat judgment user yang terbatas pada suatu aktivitas domain komputasi tertentu. Individu dengan generalisasibilitas yang tinggi diharapkan mampu dengan baik menggunakan paket software yang berbeda-beda pada sistem komputer yang berbeda pula, sedangkan individu dengan generalisasibilitas yang rendah akan mempersepsikan dirinya sendiri hanya terbatas menggunakan paket software dan sistem komputer tertentu saja. Kerangka berpikir performance expectancy ekspektasi kinerja dalam penelitian ini yang diprediksi berpengaruh terhadap intensi pemanfaatan teknologi internet pada kaum perempuan adalah kemanfaatan dari penggunaan teknologi internet dapat meningkatkan kinerja orang yang menggunakannya. Karenanya, ekspektasi kinerja teknologi internet mempengaruhi intensi dalam menggunakan atau tidak menggunakan teknologi internet tersebut. Logika berpikir yang melandasi pengujian effort expectancy ekspektasi usaha adalah suatu teknologi yang sering digunakan menunjukkan bahwa teknologi tersebut lebih dikenal, mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan. Sedangkan kerangka berpikir social inluence pengaruh sosial dalam penelitian ini adalah persepsi seseorang bahwa pihak lain percaya bahwa sebaiknya menggunakan teknologi internet merupakan faktor penentu secara langsung terhadap intensi memanfaatkan dan menggunakan teknologi internet. Logika berpikir yang melandasi pengujian lokus facilitating conditions kondisi pendukung adalah sarana dan prasarana organisasi dan teknik sangat berperan dalam penggunaan suatu teknologi tertentu. Kondisi pendukung dalam penggunaan internet tersebut dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi internet. Anita Rahmawaty PALASTREN, Vol. 9, No. 1, Juni 2016 30 Sedangkan variabel terakhir adalah self-eficacy eikasi diri Pemikiran yang melandasi pengujian area ini adalah bahwa setiap orang yang merasa yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan diri dalam menggunakan teknologi internet, maka akan mempengaruhi intensi perilaku dalam memanfaatkan teknologi internet tersebut. Bertitik tolak dari kerangka pemikiran teoritis di atas, maka model penelitian yang diketengahkan adalah: Gambar 2. Model Penelitian Atas dasar kerangka pemikiran teoritis dan model penelitian tersebut, maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: H 1: Ekspektasi kinerja berpengaruh secara positif dan signiikan terhadap intensi pemanfaatan internet. H 2 : Ekspektasi usaha berpengaruh secara positif dan signiikan terhadap intensi pemanfaatan internet. H 3 : Pengaruh sosial berpengaruh secara positif dan signiikan terhadap intensi pemanfaatan internet. H 4 : Kondisi pendukung berpengaruh secara positif dan signiikan terhadap intensi pemanfaatan internet. H 5 : Eikasi diri berpengaruh secara positif dan signiikan terhadap Pengaruh Sosial Ekspektasi Kinerja Intensi Pemanfaatan Internet Ekspektasi Usaha Kondisi Pendukung Efikasi Diri PALASTREN, Vol. 9, No. 1, Juni 2016 31 Perempuan dan Pemanfaatan Teknologi Internet dengan Pendekatan UTAUT intensi pemanfaatan internet. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi, sehingga ditemukan hubungan-hubungan antar variabel Sugiyono, 2004: 7. Instrumen penelitian menggunakan 6 variabel dari model UTAUT Uniied Theory of Acceptance and Use of Technology, yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, kondisi pendukung, eikasi diri dan intensi pemanfaatan internet . Sementara itu, kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut: Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No Variabel Item Reference 1 Ekspektasi Kinerja 4 Venkatesh, dkk 2003 2 Ekspektasi Usaha 4 Venkatesh, dkk 2003 3 Pengaruh Sosial 4 Venkatesh, dkk 2003 4 Kondisi pendukung 4 Venkatesh, dkk 2003 5 Eikasi Diri 4 Hwang and Yi 2002 6 Intensi Pemanfaatan Internet 3 Reid and Levy 2008 Responden penelitian adalah kaum perempuan, baik yang bekerja atau ibu rumah tangga di Kabupaten Kudus. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 110 responden. Kabupaten Kudus terdiri dari 9 kecamatan, yaitu kecamatan Bae, Mejobo, Undaan, Kaliwungu, Kota, Gebog, Jati, Dawe dan Jekulo. Pengambilan sampel di 9 kecamatan di Kabupaten Kudus agar responden memiliki kesempatan yang sama sebagai responden yang mewakili setiap kecamatan serta dapat mengeliminasi subyektiitas dalam penentuan sampel.

4. Perilaku Pemanfaatan Internet pada kaum Perempuan