Arsitektur Makna Simbolik Arsitektur Gereja Santo Cornelius Kelurahan Pangongangan Kecamatan Manguharjo Kota Madiun Jawa Timur | Tri Rahmawati | AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA 1492 3170 1 SM

106 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017 metafisik. Simbol-simbol dan gambar- gambar merupakan jalan masuk ke dunia. Meskipun pemikiran simbolik menjadikan kenyataan yang langsung terbuka, namun pemikiran itu tidak merusak atau menggosongkan nilai kenyataan itu Daeng, 2000:82. Makna simbolik adalah setiap obyek atau peristiwa yang secara sosial melatar belakangi sesuatu yang lain. Simbol dapat berwujud dalam berbagai bentuk, kata-kata tertulis dan kata-kata lisan merupakan contoh paling umum dari keberadaan sebuah simbol. Selain itu, terdapat bentuk- bentuk komunikasi simbol dalam bentuk objek, seperti gaya rambut, cara berbusana, aksesoris, atau instrumen-instrumen lain yang berfungsi untuk mengkomunikasikan status sosial pemakainya Fattah Hanurawan,2012:48. Simbol merupakan alat komunikasi yang secara sosial diakui oleh manusia. Simbol sangat penting bagi kehidupan manusia karena mewakili makna yang ingin disampaikan oleh pemberi pesan kepada penerima pesan. Simbol membantu menyatukan diri manusia tindakan bersama dan memberikan arahan bagi perilaku sosial yang diterima sebagai sesuatu kesepakatan sosial atau kontrak sosial dalam suatu masyarakat tertentu Fattah Hanurawan, 2012: 48. Dapat ditarik kesimpulan bahwa makna simbolik adalah suatu tanda atau lambang suatu benda, keadaan atau hal yang mempunyai arti luas dan memerlukan pemahaman dalam suatu pengertian terhadap makna simbolik terhadap arsitektur bangunan.

B. Arsitektur

Istilah arsitektur dalam artian sempit,yaitu arche yang artinya utama, awal,dasar dan tekton yang artinya kestabilan, atau statistika bangunan. Dalam pengertian aslinya, Wastu dalam Bahasa Sanskrit: Vasthu, tidak hanya berarti bangunan, tetapi segala yang terbentuk oleh tangan mausia secara menyeluruh Romo YB Mangunwidjaya dalam Eko Budiharjo, 1991:9. Arsitektur merupakan kristalisasi dari pandangan hidup sehingga arsitektur bukan semata-mata teknik dan estetika bangunan, atau terpecah-pecah menjadi kelompok seperti ranah keteknikan, ranah seni, atau ranah sosial. Arsitektur tidak seperti bidang seni lain, arsitektur itu sendiri hadir dalam realitas kehidupan sehari-hari. Arsitektur adalah ruang fisik atau aktivitas manusia dari satu ruang ke ruang lainnya, yang menciptakan tekanan antara ruang dalam bangunan dan ruang luar. Namun, bentuk arsitektur juga ada karena persepsi dan imajinasi manusia Joice Marcella Laurent, 2005:26. Alexander dalam Joice Marcella Laurens 2005: 29 mengatakan bahwa karya arsitektur modern adalah karya yang tidak nyata, sebab dipertanyakanya apakah memang orang ingin menikmati tinggal di MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR GEREJA SANTO CORNELIUS ………| 107 sebuah rumah kaca dan baja, atau semua itu lebih sebagai usaha untuk membuktikan bahwa ia mengerti arsitektur modern. Dengan munculnya arsitektur post modern, meningkatlah kepedulian akan nuansa simbolis dari lingkungan binaan. Tetapi hanya ada sedikit kepedulian terhadap hal-hal kemanusiaan atau bagaimana orang mengalami makna-makna simbolis dari lingkungan sekitarnya,atau apa pentingnya makna tersebut bagi masyarakat pengguna Alexander dalam Joice Marcella Laurens, 2005:29-30. Arsitektur adalah pengejawantahan yang jujur dari tata cara kehidupan masyarakat dan cerminan sejarah dari suatu tempat. Kalau suatu warisan arsitektur dibongkar, lenyaplah satu babakan dalam sejarah dan putus pulalah mata rantai yang menyambungkan masa kini dan masa datang dengan masa lampau Eko Budiharjo 1991:5. Menurut Maclaine Pont dalam Parmono Atmadi 1993:9 arsitektur adalah bagian dari kegiatan manusia dalam menciptakan sesuatu untuk dirinya agar keluar menundukkan alam. Penekanan selain kepada kesatuan antara bentuk dan fungsi juuga pada kesatuan dengan kontruksi, sebagai perwujudan dari tradisi dalam hubungannya dengan arsitektur. Dari beberapa pengertian tentang arsitektur, maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur adalah hasil dari proses perancangan dan pembangunan manusia yang berdasarkan situasi, kondisi, teknologi dan seni. Arsitektur dapat dijadikan visualisasi ide-ide dari para perancangnya. Memperjelas dari beberapa pengertian arsitektur, James C. Snyder dan Anthony J. Catanese Terjemahan Hendro Sangkoyo, 1985:39-53 mengemukakan teori tentang apakah sebenarnya arsitektur itu meliputi identifikasi variabel-variabel penting seperti ruang, struktur atau proses- proses kemasyarakatan yang dengan pengertian demikian bangunan seharusnya dinilai atau dilihat. Dalam menganjurkan cara-cara khusus untuk memandang arsitektur, ahli teori sering mendasarkan diri pada analogi-analogi sebagai berikut: a Analogi Matematis Ilmu hitung dan geometri merupakan dasar penting bagi pengambilan keputusan dalam arsitektur. Arsitektur adalah permainan masa yang luar biasa, tepat dan dahsyat dalam cahaya. Mata kita diciptakan untuk melihat bentuk- bentuk dalam cahaya dan bayangan mengungkapkan bentuk ini seperti kubus, kerucut, bulatan,silinder atau piramida adalah bentuk primer utama yang diungkapkan cahaya hingga terlihat dengan baik dan citra benda ini jelas dan nyatadalam diri kita dan tanpa keraguan. b Analogi Biologis Membangun adalah proses biologis, membangun bukanlah proses estetis. Teori-teori yang didasarkan atas analogi biologis mengambil dua bentuk. Yang 108 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017 satu sangat umum dan memusatkan perhatian pada hubungan antara bagian bangunan atau antara bangunan dan ronanya. Menurut Frank Lioyd Wright, hal ini disebut sebagai organik . Bentuk lain dari analogi ini lebih khusus disebut biomorfik , yaitu bentuk yang memusatkan perhatian pada proses pertumbuhan dan kemampuan pergerakan berkaitan dengan organisme. c Analogi Romantik Ciri pokok dari arsitektur romantik adalah mengemban. Ia mendatangkan atau melancarkan tanggapan emosional dalam diri si pengamat. Hal ini dilakukan dengan dua cara dengan menimbulkan asosiasi atau melalui pernyataan yang dilebihkan. Bila menggunakan asosiasi, rancangan romantik akan melakukan rujukan pada alam baik dalam bentuk rona alam maupun proses alami, seperti pembusukan, masa lalu, tempat-tempat eksotis, benda primitif, atau asosiasi masa anak-anak. d Analogi Linguistik Analogi linguistik menganut pandangan bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat dengan salah satu dari tiga cara berikut ini: 1 Model Tatabahasa Arsitektur dianggap terdiri dari unsur- unsur kata-kata yang ditata menurut aturan tata bahasa dan sintaksis yang memungkinkan masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu, cepat memahami dan menafsirkan apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. Arsitektur yang baik ialah hasil dari ketaatan pada aturan-aturan, tapi itu tak berarti bahwa arsitektur yang baik dihasilkan oleh aturan yang praktis. Hal ini berarti bahwa imajinasi arsitek dan rasa artistiknya diungkapkan dalam batas- batas yang ditentukan oleh bahasa arsitektur yang universal. 2 Model Ekspresionis Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yang digunakan arsitek untuk mengungkapkan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut. Bangunan dapat memberikan ulasan tentang keadaan, lokasi, masalah bagaimana menjaga agar yang luar berada di luar dan yang dalam berada di dalam, tentang masalah mendirikannya, tentang orang yang menggunakannya dan tentang orang yang membuatnyasegala hal yang dapat menjadi lucu, sedih, dungu, diam, atau bisu. 3 Model Semiotik Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik tentang arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan penyampaian informasi mengenai sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Tanda-tanda saja sudah cukup untuk menyampaikan MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR GEREJA SANTO CORNELIUS ………| 109 makna, tidak perlu untuk mencetak bangunan itu ke dalam bentuk khusus. 4 Analogi Pemecahan Masalah Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran daripada ilham, dan lebih banyak pengetahuan faktual daripada semangat. Walaupun disebut sebagai pendekatan rasionalis, logis, sistematik, atau parametrik terhadap perancangan arsitektur. Metode pemecahan masalah beranggapan bahwa kebutuhan lingkungan merupakan masalah yang dapat diselesaikan melalui analisis seksama dan prosedur khusus. 5 Analogi Adhoci pandangan seorang tradisionalis mengenai arsitektur akan menyatakan bahwa tugas perancang adalah memilih unsur yang layak dan membentuknya untuk memperkirakan cita-cita, pendekatan. Andhocis adalah untuk menanggapi kebutuhan langsung dengan menggunakan bahan yang mudah diperoleh dan tanpa membuat rujukan pada cita-cita. Tidak ada pedoman baku dari luar untuk mengukur rancangan tersebut. Dalam beberapa hal semua rancangan arsitektur adalah adhocis, karena kebanyakan palet si arsitek terbatas pada komponen yang ada. Rancangan adhocis sejati lebih membatasi diri, dengan menggunakan apa yang paling mudah atau yang dapat diperoleh dengan murah. 6 Analogi Bahasa Pola Manusia secara biologis adalah serupa, dan suatu kebudayaan tertentu terdapat kesepakatan untuk perilaku dan untuk bangunan, logis untuk menyimpulkan bahwa perancangan arsitektur mungkin semata-mata merupakan tugas mengidentifikasi pola- pola baku kebutuhan dan pola jenis baku dari tempat untuk memuaskan kebutuhan itu. Pendekatan tipologis atau pola menganggap bahwa hubungan dan perilaku dapat dipandang dalam pengertian satuan yang digabungkan oleh perancang untuk membuat suatu bangunan atau suatu rona kota. 7 Analogi Dramaturgi Kegiatan manusia dinyatakan sebagai teater seluruh dunia adalah panggung dan lingkungan buatan dapat dianggap sebagai pentas panggung. Analogi dramaturgi digunakan dengan dua cara: dari titik pandang aktor, dan dari titik pandang dramawan, dalam hal pertama arsitek menyediakan alat perlengkapan dan rona yang diperlukan untuk memainkan peranan tertentu. Penggunaan analogi dramaturgi lain ialah dari titik pandang dramawan. Perhatian arsitek tidak banyak pada kebutuhan tokoh untuk muncul secara khusus dapat dihilangkan dari peranan seperti pengarahan gerak. Para arsitek dapat menyebabkan orang bergerak pada suatu arah atau arah yang lain 110 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017 dengan memberikan petunjuk visual. Pemanfaatan analogi dramaturgi membuat arsitek bertindak seperti dalang dan mengatur aksi seraya menunjangnya.

C. Makna Gereja