Latar Belakang Masalah SUCCESSION PLAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT. RIA PUTRA METALINDO | Yuwono | Agora 1110 2010 1 SM

Abstrak —Penelitian ini merupakan penelitian tentang penerapan Succession Plan yang dilihat dari pra suksesi, proses suksesi sampai paska suksesi.Kemudian peneliti mengumpulkan data dengan metode wawancara dan observasi. Setelah mendapatkan data, peneliti memastikan keabsahan data dengan metode trianggulasi sumber, yaitu dengan membandingkan hasil wawancara dengan data-data tertulis PT. Ria Putra Metalindo dan juga hasil pengamatan. Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, ditemukan bahwa PT. Ria Putra Metalindo telah melaksanakan suksesi dengan baik dan sebagaimana mestinya. Saran penulis kepada perusahaan adalah agar perusahaan mengetahui pentingnya suksesi demi keberlangsungan perusahaan jangka panjang dengan mengetahui proses suksesi dari awal sampai akhir. Kata Kunci —Kata kunci: Succession Plan, perusahaan keluarga I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kesuksesan perusahaan keluarga menjadi sebuah topik utama dalam perekonomian dunia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Beckhard Dyer di Amerika Serikat menunjukan bahwa perusahaan keluarga mendominasi sekitar 95 persen dari total seluruh perusahaan dalam Suryadi, 2012. De Visscher Bruel, 1994 juga menambahkan bahwa perusahaan keluarga tersebut juga mencapai 40 – 60 persen dari pendapatan domestic bruto PDB dan menyerap sampai 50 persen tenaga kerja yang ada dalam Suryadi, 2012. Penelitian yang dilakukan Poza 1995 di Amerika Selatan mengatakan bahwa 80 – 98 persen dari perusahaan swasta merupakan perusahaan keluarga dalam Morris, 2011. Di Indonesia 96 persen dari 165.000 perusahaan yang ada di merupakan perusahaan keluarga Pikiran Rakyat, 16 November 2006.Terbukti bahwa perusahaan keluarga memiliki posisi dan peran vital dalam perekonomian di Indonesia. Perusahaan keluarga di Indonesia merupakan perusahaan swasta yang punya kontribusi besar terhadap PDB, yaitu mencapai 82,44 persen Biro Pusat Statistik. Apabila mengacu pada data Forbes Asia di tahun 2010, yang dilansir per tanggal 3 Desember 2009, mengenai 40 orang terkaya di Indonesia, ternyata memunculkan fakta yang sangat menakjubkan, yaitu dari 40 orang terkaya di Indonesia, sekitar 95 berasal dari perusahaan keluarga dengan total kekayaan sebesar US 41,675 milyar, atau yang setara dengan Rp. 383,410 triliun dengan menggunakan asumsi nilai tukar US1 = Rp. 9.200. Total kekayaan tersebut setara dengan 34,85 dari total APBN pada tahun 2010, yang mencapai angka sebesar Rp. 1.100 triliun dalam Suryadi, 2012. Dari perusahaan keluarga yang dimiliki oleh 40 orang terkaya Indonesia tersebut, kebanyakan sudah melalui suatu proses suksesi yang berhasil mengantarkan kepemilikan perusahaan dari generasi pertama ke generasi berikutnya. Kepemilikan perusahaan keluarga dari generasi ke generasi semakin mengalami kemerosotan esksistensinya. Hal ini dikuatkan dengan hasil survey yang dilakukan oleh Susanto 2007 yang menyatakan bahwa perusahaan keluarga di Indonesia yang bisa bertahan sampai generasi ketiga saat ini hanya 24 persen dan yang bertahan sampai generasi keempat hanya lima persen. Hasil survey juga menunjukan perusahaan yang didirikan tahun 1932 – 1943 yang bertahan sampai sekarang tiga persen, periode 1944 – 1955 hanya dua persen, 1956 – 1967 sebesar 10 persen, 1968 – 1979 sebesar 24 persen dan 1980 – 1991 sebesar 24 persen. Oleh karenanya ,peranan suksesi sangat berpengaruh besar dalam meneruskan perusahaan keluarga. Suksesi merupakan sebuah upaya yang dilakukan pendiri perusahaan untuk memberikan kuasanya kepada anggota keluarga yang dianggap mampu untuk menjadi seorang penerus Susanto, 2007. Penelitian yang dilakukan oleh Family Firm Institute untuk jurnal Family Business Review 2008, mengungkap bahwa hanya 30 persen dari perusahaan keluarga yang bisa bertahan hingga generasi kedua, hanya 12 persen yang mampu bertahan pada generasi ketiga, dan cuma 3 persen saja yang mampu berkembang sampai generasi keempat, dan seterusnya. Sehingga, muncul mitos bahwa generasi pertama yang mendirikan, generasi kedua yang membangun, dan generasi ketiga yang merusak dalam Susanto, 2007. Kur Bunning 2002 mengatakan bahwa manajemen suksesi fokus pada pergeresan dari pembatasan tujuan untuk mengembangkan pemimpin yang individual untuk mengembangkan fungsi kepemimpinan dan pemimpin tim yang akan memimpin organisasi dalam perubahan yang signifikan dalam Ip Jacob, 2006. Oleh karena itu, suksesi sangat penting dalam kelangsungan perusahaan keluarga karena suksesi menjadi bagian dari rencana strategi organisasi. Perencanaan strategis perusahaan salah satunya menganalisis bagaimana pelaksanaan suksesi di perusahaan keluarga. Perencanaan suksesi terdiri dari tiga pola yaitu: a. Planned Succession yang merupakan perencanaan suksesi yang sifatnya terfokus b. Informal Planned Succession yaitu perencanaan suksesi yang lebih mengarah pada pemberian pengalaman c. Unplanned Succession dimana pemberian kekuasaan pada generasi selanjutnya berdasarkan pada keputusan dari pemilik yang bersifat sepihak Susanto, 2007 p.300. Selain itu Yong Wang 2002 juga menyatakan bahwa adanya hubungan dari proses pelatihan dan kesiapan suksesor. Penelitian yang dilakukannya membahas tentang SUCCESSION PLAN PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT. RIA PUTRA METALINDO Mikhail Yuwono Sutiknodan Ronny H. Mustamu Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail : mikhail_09206yahoo.com ; mustamupeter.petra.ac.id minat, kesiapan dan fasilitas yang disediakan untuk mempersiapkan suksesor dengan matang. Selain itu diperlukan pemahaman awal bahwa perusahaan keluarga memiliki sisi positif dan negatif.Sisi positifnya adalah komitmen yang tinggi terhadap perusahaan.Komitmen yang tinggi tersebut merupakan kelebihan anggota keluarga yang sulit tertandingi oleh para professional.Rasa memiliki anggota keluarga sangat tinggi, karena secara nyatanya mereka memang pemilik perusahaan.Namun hal ini dapat menjadi boomerang ketika rasa memiliki ini berubah menjadi subyekfitas yang dapat mengurangi akurasi dalam pengambilan keputusan.Kekhawatiran yang dialami oleh pemimpin perusahaan diperkuat oleh adanya contoh dari menurunnya eksistensi perusahaan keluarga di Indonesia. Namun ketakutan ini dijadikan sebagai alasan kuat bagaimana cara mengelola perusahaan supaya tidak seperti perusahaan keluarga yang kinerjanya semakin menurun. Berbalik dari ketidaksuksesan perusahaan keluarga, adapun kesuksesan yang hebat yang dirasakan oleh pabrik cat Emco, pabrik jamu Nyonya Mener dan pabrik rokok Djarum. Ketiga contoh perusahaan besar yang sudah mulai mendunia itu adalah perusahaan keluarga yang banyak mengkontribusikan devisa bagi negara. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membahas seberapa pentingnya perencanaan suksesi pada PT. Ria Putra Metalindo menurut pemilik dan apa upaya yang dilakukan untuk bisa menjadi perusahaan keluarga yang sukses dan tetap berjaya secara bisnis dalam peningkatan profit dan hubungan internal keluarga yang harmonis dan jauh dari konflik. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana persiapan suksesi pada perusahaan keluarga PT. Ria Putra metalindo? 2. Bagaimana evaluasi suksesi pada perusahaan keluarga PT. Ria Putra metalindo? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana persiapan suksesi pada perusahaan keluarga PT.Ria Putra Metalindo. 2. Memberi masukan tentang suksesi pada perusahaan keluarga PT.Ria Putra Metalindo. II. METODE PENELITIAN 1.1. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu “penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” Sugiyono, 2008. Penulis memilih metode kualitatif karena ingin meneliti pentingnya suksesi pada perusahaan keluarga. Metode kualitatif dapat melihat masalah yang tidak tampak seperti perasaan dan interaksi sosial. Sugiyono, 2012.Pendekatan deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan, situasi, sehingga data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar-gambar. Penelitian ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat tentang tata cara yang berlaku dimasyarakat dalam situasi tertentu, diantaranya tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang berlangsung dari suatu fenomena.

1.2. Jenis dan Sumber Data