Masalah yang dihadapi oleh lansia

e. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir kematian daripada yang nonreligius. 5. Perubahan Sosial Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. J.W.Santrock, 2002, h.239. 6. Perubahan Kehidupan Keluarga Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia tersebut berusia 50 sampai 55 tahun. Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya. Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua dapat menerima permintaan atau tanggung jawab yang harus mereka penuhi. 7. Hubungan Sosio-Emosional Lansia Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam penyambutan. Ada individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua, namun ada juga individu yang merasa terbebani atau merasa cemas ketika mereka beranjak tua. Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang akan datang. Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia.

F. Masalah yang dihadapi oleh lansia

Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu : 1. Masalah fisik Permasalahan yang hadapi oleh lansia adalah keadaan fisik yang melemah akibat dari Perubahan Fisik yang meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastroinstestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen. a. Sistem pernafasan pada lansia. 1 Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan yang cepat dan dangkal. 2 Penurunan aktivitas sila menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensi terjadi penumpukan sekret 3 Penurunan aktivitas paru mengembang dan mengempisnya sehingga udara pernafasan yang masuk ke paru mengalami penurunan, kalau ada pernafasan yang tenang kira-kira 500 ml. 4 Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang luas permukaan normal 50 m² yang akhirnya menyebabkan terganggunya proses difusi. 5 Penurunan oksigen O2 arteri menjadi 75 mmHg mengganggu proses oksigenasi hemoglobin, sehingga O2 tingkat terangkut ke semua jaringan. 6 CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun sehingga lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri. 7 Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret dan corpus alium dari slauran nafas berkurang sehinnga potensial terjadinya obstruksi. b. Sistem persyarafan 1 Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan. 2 Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir 3 Mengecilnya saraf panca indera 4 Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia 1 Penglihatan a Kornea lebih berbentuk skeris b Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. c Lensa lebih suram kekeruhan pada lensa d Meningkatnya ambang penglihatan pada sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap e Hilangnya daya akomodasi f Menurunnya lapang pandang berkurangnya luas pandang g Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala. 2 Pendengaran a Presbiakusis gangguan pada pendengaran : hilangnya kemampuan daya pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 terjadi pada usia diatas umur 65 tahun. b Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis. c Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin. 3 Pengecap dan penghidu a Menurunnya kemampuan pengecap b Menurunnya kemampuan penghidu sehingga selera makan berkurang. 4 Peraba a Kemunduran dalam merasakan sakit b Kemunduran dalam merasakanntekanan, panas dingin c. Perubahan kardiovaskuler 1 Katup jantung menebal dan menjadi kaku. 2 Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 3 Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Kurangnya efektifiatas pembuluh darah perifer untuk untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg mengakibatkan pusing mendadak. 4 Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer normal ±17095 mmHg. d. Sistem genetio urinaria. 1 Ginjal mengecil dari nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal ,emurum sampai 50 penyaringan diglomeluro menurun sampai 50 , fungsi tubulus berkurang akibatnya berkurang kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis menurun proteinuria biasanya +1 : BUN meningkat. 2 Vesika urinaria kandung kemih, otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml. Atau menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin. 3 Pembesaran prostat ±75 dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun. 4 Atropi vulva. 5 Vagina, selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang,reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna. 6 Daya sexual, frekuensi sexual intercourse cenderung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus. e. Sistem endokrinmetaabolik pada lansia 1 Produksi hampir semua hormon menurun. 2 Fungsi paratoid dan sekresinya tidak berubah 3 Pituitary, pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH,TSH,FSH dan LH. 4 Menurunnya aktivitas tiroid BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat. 5 Menurunnya sekresi hormon gonads : progesteron, estrogen dan testosteron. 6 Defisiensi hormonal dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurangmmamou dalam mengatasi tekanan jiwa stress. f. Perubahan sistem pencernaan usia lanjut 1 Kehilangan gigi, penyeab utamanya adanya periodontalm disease yang biasa terjadi stelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. 2 Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari slaput lendir, antropi indera pengecap ±80 , hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asam dan pahit. 3 Esofagus melebar. 4 Lambung, ras alapar menurun sensitivitas lapar menurun, asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun. 5 Peristaltik lemah biasanya timbul konstipasi 6 Fungsi absorbsi melemah daya absorbsi terganggu. 7 Liver hati, amkin mengecil menurunnya tempat penyimpangan, berkurangnya aliran darah. g. Sistem muskuloskeletal 1 Tulang kehilangan densikusnya untuk rapuh. 2 Resiko terjadinya fraktur 3 Kyphosis 4 Persendian besar menjadi kaku. 5 Pada wanita lansia resiko fraktur 6 Pinggang, lutut jari pergelangan tangan terbatas. 7 Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek tinggi badan berkurang 8 Gerakan volunter adalah gerakan berlawanan 9 Gerakan reflektonik adalah gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan pada lobus. 10 Gerakan involunter adalah gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus. 11 Gerakan sekutu adalah gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin inefektivitas dan ketangkasan otot volunter. h. Perubahan sistem kulit jaringan ikat 1 Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak 2 Kulit kering kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa 3 Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temoeratur yang tinggi. 4 Kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen. 5 Menurunnya aliran darah pada kulit juga menyebabkan penyembuhan luka kurang baik. 6 Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh 7 Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu. 8 Pada wanitan 60 tahun rambut wajah meningkat kadang-kadang menurun. 9 Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun. 10 Keterbatasan reflek menggigil dan tidak daapat memproduksi panas yang banyak rendahnya aktivitas otot. i. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan seksual 1 Perubahan sistem reproduksi a Selaput lendir vagina menurunkering b Menciutnya ovarium dan uterus c Atropi payudara d Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur-berangsur. e Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik. 2 Kegiatan seksual Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi. a Fisik, secar jasmani sikap sexual akan berfungsi sebagai biologis melalui organ kelamin 7yang berhubungan dengan proses reproduksi. b Rohani, secara rohani kebutuhan tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan seksualitas melalui pola-pola yang baku seperti binatang. c Sosial, secara sosial kebutuhan kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang paling diharapkan dalam menjalani sexualitas. Sexualitas pada lansia sebenarnya tergantung dengan caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebaagai pihak yang lebih tua tanpa harus berhubungan badan, masih banyak cara lain untuk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan-peryataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex. 2. Masalah kognitif Intelektual Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal pikun dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar. 3. Masalah emosional Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi. 4. Perkembangan Spiritual Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius. Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual keagamaan sangat berperan memberikan ketenangan batin, khususnya bagi para lansia. Rasulullah bersabda “ semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditujukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari 1997, bahwa : a. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar dari pada orang yang religius. b. Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non religius. c. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang mengahadapi operasi atau masalah hidup lainnya. d. Lanjut usia yang religus lebih lebih kuat dan tabah dan tenang menghadapi stres daripada yang non religius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil. e. Lanjut usia yang religius yang tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir kematian dari pada yang non religius. 5. Perubahan-perubahan mentalpsikologis Faktor-faktor yang memoengaruhi perubahan mental adalah : a. Perubahan fisik, khususnya perasa b. Kesehatan umum c. Tingkat pendidikan d. Keturunan herediter e. Lingkungan f. Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan h. Rangkaian dari kehilangan berhubungan dengan teman dan keluarga i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran dan perubahan konsep diri. 6. Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktorlain seperti penyakit-penyakit. 7. Perubahan aspek Psikososial pada umunya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penuruna fungsi kogitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman,pengertian, perhatian dal lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotor konatif meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordiansi yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan. Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial 1 Perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan berkurangnya percaya diri pada fungsi mereka. 2 Mundurnya daya ingat , penuruna degenerasi sel-sel otak 3 Gangguan halusinasi 4 Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi. 5 Fungsi psikososial, seperti kemampuan berpikir dan gambaran diri.

G. Solusi Permasalahan